Professional Documents
Culture Documents
dan
kelainan telinga
BAB . II
B UKU A JAR ILM U K ESE HATAN T E LIN GA , H ID UN G DAN
T E N GGOROK AN
Gangguan pendengaran
Gangguan Pendengaran (Tuli)
Telinga: luar, tengah, dalam
Bila tidak dapat dipakai ketiganya, maka dipakai 512 Hz (tidak terlalu
dipengaruhi suara bising sekitar)
Tes Bing
Tes Weber: getarkan penala, tangkai di garis vertex, dahi, pangkal hidung, tengah
gigi seri, atau dagu. Terdengar lebih keras di salah satu telinga: Weber lateralisasi ke
telinga tersebut, tidak dapat dibedakan: Weber lateralisasi (-)
Tes Stenger: prinsip masking: pura-pura tuli telinga kiri. 2 buah penala
identik getarkan dan letakkan di depan telinga kiri dan kanan (tidak
terlihat oleh pasien). Getarkan penala pertama dan taruh di depan
telinga kanan (N) jelas terdengar. Penala kedua getarkan lebih keras dan
taruh di depan telinga kiri (pura-pura). Efek masking: hanya telinga kiri
yang mendengar bunyi, telinga kanan tidak. Bukan efek masking
(organik): telinga kiri tuli, telinga kanan tetap mendengar
Telinga manusia sensitif bunyi dengan frek 1000 Hz yang besar nilai nol
audiometrik kurang lebih 0,0002 dyne/cm2.
telinga luar: atresia liang telinga, sumbatan serumen, otitis externa sirkumskripta,
osteoma liang telinga
2 cara: TTD (threshold tone decay) & STAT (supra threshold adaptation
test)
Penambahan 0-5 dB: normal, 10-15 dB: ringan, 20-25 dB: sedang, >30
db: berat (khas untuk decay)
ulangi kata-kata yang didengar melalui tape recorder. Tuli perspeptif koklea: sulit
membdakan bunyi S,R,N,C,H,CH. tuli retrokoklea: lebih sulit (koklea: kadar jadi kasar)
90-100%: normal, 75-90%: tuli ringan, 60-75%: tuli sedang, 50-60%: sukar mengikuti
pembicaraan sehari-hari, <50%: tuli berat
Fungsi: menilai kemampuan pasien dalam bicara sehari-hari dan untuk menilai
pemberian ABD
Audiometri objektif
(Audiometri impedans, elektrokokleografi, evoked
response audiometry, emisi otoakustik)
Audiometri impedans:kelenturan membran timpani dengan tekanan
tertentu pada meatus akustik externa
beda masa laten absolut telinga kanan dan kiri (interaural latency)
Rasio amplitudo gel V/I, rasio antara nilai puncak gel.V ke puncak
gel.I semakin meningkat dengan menurunnya intensitas
OAE
respon koklea yang dihasilkan sel rambut luar yg
dipancarkan dalam bentuk energi akustik
sel rambut luar dipersarafi saraf eferen dan sifat
elektromotilitas jadi pergerakan sel rambut akan
menginduksi depolarisasi sel
Pergerakan mekanik kecil diinduksi menjadi lebih besar
sehingga suara kecil jadi besar
Cara: masukkan probe ke dalam liang telinga luar. di dalam probe
ada mikrofon (menangkap suara yg dihasilkan koklea setelah
pemberian stimulus) dan loudspeaker (memberikan stimulus
suara)
Probe dihubungkan dengan komputer untuk mencatat respon yg
timbul dari koklea
dilakukan di ruangan sunyi/kedap suara, untuk mengurangi bising
lingkungan
2 kel OA: SOAE (OAE Spontan) & EOAE (Evoked OAE)
SOAE: emisi otoakustik dihasilkan koklea tanpa stimulus dari luar,
didapatkan pada 60% relinga sehat, nada rendah, dan nilai klinis
rendah
EOAE: respon koklea yg timbul dengan adanya stimulus suara
3 jenis EOAE: SFOAE, TEOAE, DPOAE
SFOEA (stimulus-frequency OAE): respon dibangkitkan oleh nada
murni yg terus-menerus, tidak ada arti klinis dan jarang digunakan
TEOAE( transiently-evoked OAE): respon stimulus klik waktu cepat
yg timbul 2-2.5 ms setelah pemberian stimulus, tidak dapat
dideteksi pada telinga dengan ambang dengar > 40 dB
DPOAE (distortion-product OAE): karena stimulus 2 nada murni
(F1,F2) dengan frek tertentu. nada murni yg diberikan akan
merangsang daerah koklea secara terus-menerus
Pemeriksaan Tuli Anorganik
untuk yg pura-pura tuli
dengan impedans
dengan BERA
Audiologi Anak
Free field test: menilai kemampuan anak memberikan respon
terhadap rangsangan bunyi. Anak diberi rangsangan bunyi sambil
bermain kemudian dievaluasi reaksi pendengaran. Alat digunaka
berupa neometer atau Vienna tone
Timpanometry
Play audiometry
OAE
BERA
BOA
respon aktif pasien terhadap stimulus bunyi (voluntary
response)
Timpanometri: dewasa atau bayi usia di atas 7 bln pakai probe f 226 Hz. bayi <
6 bln, probe tone f tinggi (668,678, 1000 Hz). Timpanometri abn: OAE tunda
Audiometri nada murni:untuk usia > 4th koperatif. menilai hantaran suara
melalui udara pada f 125,250,5000,1000,2000,4000,8000 Hz. BC dengan bone
vibrator pada pros.mastoid pada f 500,1000,2000,4000
OAE
Neuropati auditorik: OAE N, BERA abn. fungsi sel rambut luar koklea N, sinyal
auditorik keluar dari koklea disorganisasi
Deteksi Dini
Bayi 0-28 hari:
Anomali kraniofasialis
Infeksi intrauterina
Bayi 29 hari-2 th:
Infeksi intrauterina
Trauma kapitis
1 dari di atas: 10.2x lebih besar, 3 dari di atas: 63x lebih besar, Rawat NICU: 10x lipat
Gold standard: OAE & AABR
2 program NHS: UNHS (usia 2 hari, sebelum keluar RS) & Targeted
NHS (selektif, bila ada faktor risiko baru dikerjakan)
Gangguan Pendengaran
pada Geriatri
- Tuli SN
- Proses Degenerasi
Elastisitas jaringan Membran timpani Degenerasi saraf,
Telinga Tengah
Telinga Luar
Telinga Dalam
daun telinga menipis & kaku pembuluh darah,
berkurang Artritis sendi tulang jaringan penunjang
Produksi kelenjar pendengaran saraf
sebasea & Atrofi serabut otot
seruminosa pendengaran
berkurang
Pengapuran tulang
Penyusutan rawan sekitar Tuba
jaringan lemak Eustachius
sekitar liang telinga
TULI KONDUKTIF GERIATRI
KELAINAN:
Berkurangnya elastisitas, bertambah besarnya ukuran pinna daun
telinga
Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga
Penumpukan serumen
Membran timpani bertambah tebal & kaku
Kekakuan sendi tulang pendengaran
TULI KONDUKTIF GERIATRI
Produksi kelenjar Membran timpani Kaku sendi tulang
serumen
berkurang
tebal & kaku pendengaran
Serumen lebih
kering Gg. Konduksi
Serumen prop
Tuli konduktif
TULI SARAF GERIATRI
(PRESBIKUSIS)
DEFINISI
Tuli SN frekuensi tinggi (>1000 Hz)
ETIOLOGI
Multifaktor (herediter, pola makan, metabolisme, arteriosklerosis,
infeksi, bising)
> 60 tahun
Pria > wanita
TULI SARAF GERIATRI (PRESBIKUSIS)
KLASIFIKASI PATOLOGI Audiogram
Sensorik (11.9%) Lesi pada koklea, atrofi organ Corti Mendatar, penurunan secara
berangsur
TULI SARAF GERIATRI (PRESBIKUSIS)
GEJALA
Pendengaran berkurang (perlahan, progresif, simetris)
Telinga berdenging (latar belakang bising)
Nyeri telinga (intensitas suara ditinggikan)
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Alat bantu dengar
Speech therapist: latihan membaca & mendengar
Tuli Mendadak
SN
1 telinga
Permanen
Kerusakan terutama di koklea
DEFINISI
Penurunan pendengaran SN 30 dB atau lebih, minimal 3 frekuensi
berturut-turut, < 3 hari
ETIOLOGI
Iskemia koklea (A. auditiva interna=end-artery)
Infeksi virus (Parotis, campak, influensa B)
Trauma kepala
Trauma bising
Obat ototoksik
Autoimun
Penyakit Meniere
Neuroma akustik
GEJALA
Mendadak / menahun
Menetap / sementara berulang
Unilateral / bilateral
Dapat disertai Tinitus & Vertigo
Tanda infeksi
DIAGNOSIS
Tes penala, Audiometri nada murni / tutur / impedans, BERA kesan: Tuli SN
CT-scan, MRI menyingkirkan diagnosis
TATALAKSANA
Tirah baring sempurna 2 minggu Inhalasi O2
Vasodilator Antivirus
Prednison Hiperbarik O2 terapi
Vitamin C & E ABD
Neurobion Psikoterapi
Diit rendah garam & rendah kolesterol
EVALUASI
Setiap minggu selama 1 bulan
Sangat baik : perbaikan > 30 dB pada 5 frekuensi
Sembuh : perbaikan < 30 dB pada frekuensi 250,500,2000 Hz
dan < 25dB pada frekuensi 4000 Hz
Baik : rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi
Perbaikan (-) : perbaikan < 10 dB pada 5 frekuensi
PROGNOSIS
Tergantung:
Kecepatan memberi obat
Respon 2 minggu pertama
Derajat tuli saraf
Faktor predisposisi
Usia
Gangguan Pendengaran akibat
bising
(Noice induced hearing loss)
DEFINISI:
Gangguan pendengaran akibat terpajan bising yang cukup keras
dalam jangka waktu yang cukup lama.
SN
Bilateral
GEJALA
Kurang pendengaran
+ tinitus
Reaksi Adaptasi
Peningkatan ambang dengar sementara
Peningkatan ambang dengar menetap
DIAGNOSIS
Anamnesis
(pernah) bekerja di lingkungan bising
Otoskopik
Normal
Tes Penala
Rinne (+), Weber lateralisasi ke telinga sehat, Schawabach memendek
Audiometri nada murni
tuli SN pada frekuensi 3000-6000 Hz, notch pada frekuensi 4000 Hz
Audiologi khusus
fenomena rekrutmen (+) = telinga tuli jadi lebih sensitif terhadap
kenaikan intensitas bunyi yang kecil
TATALAKSANA
Pindah tempat kerja
Alat pelindung telinga (ear plug, ear muff, helmet)
ABD
Psikoterapi
PROGNOSIS:
Dubia ad malam menetap & tidak dapat diobati
PENCEGAHAN:
Redam sumber bunyi
Alat pelindung bising
Gangguan Pendengaran Akibat
Obat Ototoksik
MEKANISME:
Gangguan fungsional telinga dalam: degenerasi:
D. stria vaskularis
D. sel epitel sensori
D. sel ganglion
GEJALA (secara umum):
Tinitus
Gg. Pendengaran
Vertigo
Gg. Keseimbangan
Sulit memfiksasikan pandangan
OBAT MACAM GEJALA
Aminoglikosida Streptomisin = Gentamisin > Uni/bilateral, nada tinggi, bisa +
Netilmisin > Sisomisin gg. vestibular
PENCEGAHAN
Pertimbangkan semua detail tentang penggunaan obat2
PROGNOSIS
Dubia ad malam
Kelainan Telinga Luar
Kongenital
Fistula preaurikula
Depan tragus
Bentuk bulat / lonjong
Seukuran ujung pensil
Keluar cairan dr kel. sebasea
Microtia dan atresia liang telinga
1:7000
<
kiri < kanan
uni:bilateral = 3:1
sindroma kranio facial
Microtia dan atresia liang telinga
Serumen
Hasil produksi kel. sebasea, kel. Seruminosa, epitel kulit & debu
Normalnya @1/3 luar telinga luar
Untuk proteksi (ikat kotoran, aroma agar serangga tidak masuk)
Konsistensi lunak kering
Membersihkan serumen:
Lembek kapas
Keras pengait / kuret
dapat keluar dilunakan dengan karbolgliserin 10% / irigasi dulu dg air
hangat
Corpus alienum
sering pada anak
Tx: hati2 mengeluarkan
Bila hidup masukan tampon basah dulu lalu
teteskan cairan ambil dengan pinset / irigasi
Bila korosif, jangan dibasahi
Besar pengait serumen
Kecil cuman / pengait
Otitis eksterna
OME sirkumskripta
Infeksi pada pilosebaseus (1/3 luar liang)
plg sering Staph. aureus / Staph. albus
Gejala: Nyeri hebat, terutama saat membuka mulut, gg pendengaran
Fungsi:
Drainasi sekret
Ventilasi
Mencegah perpindahan sekret
Tuba Terbuka Abnormal
Tuba terbuka terus udara masuk ke telinga tengah saat inspirasi
Etiologi :
Ruptur PD
Keluhan
- Pendengaran
- Nyeri dlm telinga
- Autofoni
- Rasa ada air dlm telinga Prevensi
- Tinnitus & vertigo - Mengunyah
- Valsava
Pengobatan maneuver
- Dekongestan lokal
- Valsava maneuver
- Cairan menetap beberapa minggu
Myringotomy / Grommet
Otitis Media
ISPA
OMA
Bayi
Stadium Perforasi
H2O2 3% 3-5 hari
Antibiotik
- Abses sub-periosteal
- Meningitis
- Abses otak
Faktor:
- Terapi OMA terlambat
- Terapi adekuat
- Virulensi tinggi
- Imun rendah
- Hygiene buruk
OMSK AMAN
- Hanya pada mukosa, tidak mengenai tulang
- Perforasi pada sentral
- Tidak terdapat kolesteatoma (kista epiterial berisi keratin)
OMSK BAHAYA
- Disertai kolesteatoma
- Perforasi marginal / atik / subtotal
- Tipe lanjut fistel / jar. Granulasi retroaurikuler
- Sekret bentuk nanah, bau khas
Diagnosis
- Gejala klinik
- Pemeriksaan THT (otoskop, penala, pure tone audiometry,
speech audiometri, BERA)
- Rontgen mastoid
- Kultur sekret
Terapi
OMSK Aman
H2O2 3% 3-5 hari
Obat tetes dg antibiotik ampisilin / eritromisin /
ampisilin a. clavulanat (max. 10 hari, tdk pada OMSK
yg sdh tenang)
Sekret kering, perforasi (+) obs. 2 bln
Pertimbangkan miringotomi / timpanoplasti
Terapi
OMSK Bahaya
Mastoidektomi dg / tanpa timpanoplasti
Medikamentosa hanya u/ sebelum bedah
Abses retroaurikular = insisi abses sblm
mastoidektomi
Otitis Media Non Supuratif
Sekret non purulen di telinga tengah
tanpa infeksi MT utuh
(efusi)
Gejala
- Telinga tersumbat
- Diplaacusis binauralis
- Terasa cairan bergerak dlm telinga
- Tidak nyeri pada virus / alergi
- Tinitus, vertigo
- Sering pada dewasa
Pemeriksaan Fisik
- MT retraksi
- Gelembung udara / permukaan cairan dlm kavum timpani
Terapi
- Tetes hidung
- Antihistamin
- Valsava maneuver
- Dlm 2 minggu gejala menetap miringotomi
- Ttp tidak sembuh miringotomi + grommet
OM mukoid/serosa kronik (glue ear)
Gejala
- Sering pada anak
- Jika unilateral pada dewasa, hati2 KNF
- Perasaan tuli lebih menonjol
Pemeriksaan Fisik
- Sekret kental spt lem
- Otoskop MT retraksi, suram, kuning kemerahan/
keabuan
Terapi
- Miringotomi & Grommet
- Kasus baru anti histamin dekongestan per
oral
- ABD
Komplikasi Otitis Media
Supuratif
PENYEBARAN PENYAKIT
Komplikasi terjadi jika sawar pertahanan telinga tengah dilewati
Pertahanan 1 : Mukosa kavum timpani
Pertahanan 2 : Dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid
Pertahanan 3 : Jaringan granulasi terbentuk
Pada awal suatu infeksi Terjadi beberapa minggu Terjadi pada awal penyakit
atau eksaserbasi akut (hari atau lebih setelah awal
1. Komplikasi 1/2-10) penyakit
Tidak jelas (seperti gejala Gejala prodromal infeksi Ada serangan meningitis
meningitis lokal) lokal biasanya mendahului atau labirinitis berulang,
gejala infeksi yg lebih luas dapat ditemukan fraktur
tengkorak, riwayat operasi
tulang atau riwayat OM yg
sudah sembuh.
2. Gejala prodromal
Souza :
Komplikasi Intratemporal
Komplikasi Ekstratemporal
Shambough :
Komplikasi Intratemporal
Komplikasi Ekstratemporal
KOMPLIKASI DI TELINGA
TENGAH
Tuli konduktif
Pada MT utuh, rangkaian tulang pendengaran terputus tuli konduktif
berat
Paresis nervus fasialis :
OMA Infeksi langsung dekompresi (?)
OMK kerusakan terjadi oleh erosi tulang oleh kolesteatom atau oleh
jaringan granulasi, disusul oleh infeksi harus segera dekompresi
KOMPLIKASI DI TELINGA
DALAM
Produk infeksi tekanan telinga tengah ke telinga dalam via
fenestra rotundum
Jika kerusakan hingga koklea = MASALAH
Indikasi miringotomi pada OMA tidak membaik dgn medikamentosa 48
jam
Penyebaran oleh proses destruksi seperti oleh kolesteatoma atau infeksi
langsung ke labirin gangguan keseimbangan dan pendengaran
Fistula Labirin
OMSK (+ Kolesteatoma) kerusakan pada vestibuler labirin fistula
infeksi dapat masuk labirinitis komplikasi tuli total atau
meningitis
Tes Fistula : otoskop Siegel
CT Scan terkadang dapat membantu
WAJIB OPERASI!!! (Hilangkan infeksi, tutup fistula)
Labirinitis
Umum Vertigo berat &
(general) tuli saraf berat
Labirinitis
Vertigo
Terbatas
(Sirkumskripta)
Tuli saraf
Labirinitis
Difus
Serosa
Sirkumskripta
Labirinitis
Akut Difus
Supuratif
Kronik Difus
Terjadi karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa
Serosa : toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang
Supuratif : sel radang menginvasi labirin kerusakan
ireversibel (fibrosis, osifikasi)
OPERASI HARUS SEGERA DILAKUKAN
KOMPLIKASI KE EKSTRADURAL
Petrositis :
1/3 populasi manusia, tulang temporalnya mempunyai sel2 udara
sampai ke apeks os petrosum
Cara penyebaran tersering : penyebaran langsung
Tanda2 : diplopia (N.VI), rasa nyeri di daerah parietal, temporal, atau
oksipital (N.V) + otore persisten Sindrom Gradenigo
Operasi + antibiotik protokol komplikasi intrakranial
KOMPLIKASI KE EKSTRADURAL
Tromboflebitis Sinus Lateralis :
Jarang terjadi
Tanda2 : demam yg tidak jelas penyebabnya sepsis, rasa nyeri yg tidak
jelas, kultur darah (+)
Operasi
Jika sudah terbentuk trombus drenase sinus, keluarkan trombus
KOMPLIKASI KE EKSTRADURAL
Abses Ekstradural :
Terkumpulnya nanah di antara duramater dan tulang
Gejala : nyeri telinga hebat, nyeri kepala
Rontgen mastoid Schuller kerusakan di lempeng tegmen (tegmen
plate) yang menandakan tertembusnya tegmen
KOMPLIKASI KE EKSTRADURAL
Abses Subdural :
Gejala : demam, nyeri kepala, penurunan kesadaran koma
Gejala kelainan SSP : kejang, hemiplegia, kernig (+)
Lumbal pungsi (bedakan dgn meningitis) :
Abses subdural kadar protein (N), bakteri
Abses ekstradural nanah keluar saat mastoidektomi
Abses subdural nanah harus dikeluarkan neurosurgical sebelum
mastoidektomi
KOMPLIKASI KE SSP
Meningitis :
Paling sering
Sesuai gejala klinis meningitis
LP : kadar gula menurun, kadar protein meninggi
Obati meningitisnya dulu dgn antibiotik mastoidektomi
KOMPLIKASI KE SSP
Abses Otak :
Lokasi : serebelum (fosa kranial posterior) atau temporal (fosa kranial media)
Umumnya didahului oleh suatu abses ekstradural
Abses serebelum ataksia, disdiadokokinetis, dll
Abses temporal afasia
Tanda nyata : nadi lambat, serangan kejang
LP : kadar protein dan tekanan likuor naik
Tentukan lokasi : angiografi, ventrikulografi, CT Scan
Antibiotik parenteral dosis tinggi OP
Mastoidektomi jika KU sudah membaik
KOMPLIKASI KE SSP
Hidrosefalus Otitis :
Ditandai : Peningkatan tekanan LSP yg hebat tanpa adanya kelainan
kimiawi, edema papil, gejala TTIK
Diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus lateralis kegagalan
absorbsi LSP oleh lapisan araknoid
TATALAKSANA KOMPLIKASI
INTRAKRANIAL
Prinsipnya :
Antibiotika dosis tinggi secepatnya
Operasi infeksi primer di mastoid pada saat yg optimum
Bedah syaraf bila diperlukan
Habilitasi dan rehabilitasi
pendengaran
Sedini mungkin
American Joint Committee on Infant Hearing (2000) : upaya habilitasi sudah harus
dimulai sebelum usia 6 bulan
Pemasangan ABD merupakan upaya pertama dalam habilitasi pendengaran yg
akan dikombinasikan dengan terapi wicara atau terapi audio verbal
Beberapa strategi habilitasi pendengaran :
1. Alat Bantu Dengar (ABD)
2. Assistive Listening Device (ALD)
3. Implantasi koklea
ABD
Suatu perangkat elektronik yg berguna untuk memperkeras (amplifikasi)
suara yg masuk ke dalam telinga
Komponen utama ABD : mikrofon, amplifier, receiver, dan batere
Fasilitas tambahan : telecoil, audio input, dan tone control
ABD sangat kecil pakai remote control
Sistem ABD : analog (2 frekuensi) & digital (8 frekuensi)
Jenis ABD
1. Jenis saku (pocket type, body worn type)
2. Jenis belakang telinga (BTE = Behind the Ear)
3. Jenis ITE (In the Ear)
4. Jenis ITC (In the Canal)
5. Jenis CIC (Completely in the Canal)
6. Jenis khusus : jenis kaca mata (Spectacle Aid), hantaran tulang (Bone
conduction aid), Bone Anchored Hearing Aid (BAHA), CROS, BICROS
Jenis Saku
Keuntungan : Kemampuan mikrofon kurang
Untuk tuli berat/ sangat berat Tidak praktis
Pakai batere silinder biasa (AAA) = Kabel dapat putus
murah dan mudah
Timbul bunyi gesekan antara ABD
Tombol pengatur mudah dengan saku
disesuaikan
Kerugian :
Kosmetik kurang
Jenis Belakang Telinga (BTE)
Posisi mikrofon mengarah ke depan = mengikuti gerakan kepala,
menghadap lawan bicara
Kemampuan amplifikasi cukup besar
Mencegah bunyi feedback masih sedikit di bawah jenis saku
Sumber tenaga : batere pipih dan tipis (disc)
Penyetelan tombol pengatur relatif lebih mudah
Jenis ITE
Dipasang pada bagian concha daun telinga
Komponen ABD menyatu dengan ear mould
Kemampuan amplifikasi terbatas = cocok dengan tuli derajat sedang
Jenis ITC
Pemasangan sampai setengah bagian luar liang telinga
Amplifikasi baik untuk frekuensi tinggi, karena dipasang cukup dalam
pada liang telinga
Hanya bermanfaat untuk tuli derajat sedang
Jenis CIC
Dapat dikelompokkan sebagai ITC
ABD terkecil
Dipasang pada sisi dalam liang telinga
Pengaturan manual lebih sulit
Terbaru : dilengkapi dengan remote control
Jenis Spectacle Aid
Ditempatkan pada kaca mata bagian belakang
Umumnya jenis BTE, dapat pula jenis bone conduction
Kosmetis baik
Untuk ABD jenis hantaran tulang kurang efektif karena bone vibrator
tidak stabil
Jenis Hantaran Tulang
(Bone Conduction Aid)
Gangguan pendengaran/ tuli konduktif
Biasanya pada kasus atresia liang telinga
Dibedakan menjadi :
1. ABD hantaran tulang konvensional kerugian : tidak praktis, kosmetik
kurang, butuh amplifikasi besar dan timbul lecet pada kulit yg
menempel dengan bone vibrator
2. ABD jenis BAHA (Bone Anchored Hearing Aid) Hantaran tulang lebih
efektif
Jenis CROS dan BICROS
CROS : Contralateral Routing of Signals
BICROS : Bilateral CROS
ABD CROS tuli berat unilateral (mikrofon ditempatkan pada telinga yg
terganggu, amplifier dan receiver pada telinga normal
ABD BICROS kedua telinga mengalami gangguan pendengaran
asimetris (amplifier dan receiver hanya dipasang di telinga yg lebih baik)
Assistive Listening Device (ALD)
Perangkat elektronik untuk meningkatkan kenyamanan mendengar
pada kondisi lingkungan pendengaran tertentu
Dapat digunakan sendiri atau bersama ABD
Jenis ALD :
1. Sistem kabel
2. Sistem FM (Frequency Modulation)
3. Sistem Infra Red
4. Induction Loops
Implan Koklea
Perangkat elektronik yg mempunyai kemampuan menggantikan fungsi
koklea untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi
pada pasien tuli saraf berat dan total bilateral
Indikasi : tuli saraf berat bilateral atau tuli total bilateral yg tidak/sedikit
mendapat manfaat dengan alat bantu konvensional, usia 12 bulan 17
tahun, tidak ada kontraindikasi medis dan mempunyai perkembangan
kognitif yg baik
Kontra indikasi : tuli sentral, proses penulangan koklea dan
koklea tidak berkembang
Perangkat implan koklea terdiri dari :
Komponen luar : mikrofon, speech processor, kabel penghubung
mikrofon dengan speech processor, transmitter
Komponen dalam : receiver, multi chanel electrode
Persiapan implantasi koklea
Program rehabilitasi pasca bedah
Keberhasilan implantasi koklea ditentukan dengan menilai
kemampuan mendengar, pertambahan kosakata dan
pemahaman bahasa
Soal
1. Bayi berusia 6 bulan dibawa oleh orang tuanya
dengan keluhan belum bisa berbicara. Riwayat
kehamilan baik. Ada riwayat campak ketika
berusia 3 bulan. Apa pemeriksaan Gold
Standard untuk pasien tersebut?