You are on page 1of 93

AKP

Penghasilan & Biaya


PKN STAN 2017
OBJEK PAJAK

Penghasilan

setiap tambahan kemampuan ekonomis


yg diterima atau diperoleh WP
baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP
yg bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Konsep Penghasilan dalam arti luas

Ps.4(1) UU PPh
Contoh-Contoh Penghasilan

a. Penggantian atau imbalan termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,


berkenaan dengan pekerjaan atau komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau
jasa yang diterima atau diperoleh imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam UU PPh

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan

c. laba usaha

Ps. 4(1) UU PPh


Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
d. keuntungan karena penjualan atau karena
termasuk: pengalihan harta
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal

2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya

3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn
nama dan dalam bentuk apa pun

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yg diberikan kpd keluarga sedarah dlm
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yg menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK (PMK No.
245/PMK.03/ 2008 tgl 31-12-2008), sepanjang tidak ada hubungan dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak ybs.

5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dlm pembiayaan,
atau permodalan dlm perusahaan pertambangan
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yg telah dibebankan sbg biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang

g. dividen, dgn nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu yg


ditetapkan dengan PP (PP 130 Tahun 2000 tgl 15-12-2000)
PP 130 Tahun 2000

Pasal 1
Dalam PP ini, yg dimaksud dengan Utang Debitur Kecil adalah utang usaha yg jumlahnya tidak lebih dari Rp
350.000.000,00, termasuk :
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk usaha ekonomi produktif ygdiberikan
kepada Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (alasan ekonomi hasil pendataan KS) yang telah menjadi
peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan kelompok Prokesra-OPPKS;
b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yg diberikan oleh bank kepada koperasi primer baik sebagai
pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling) atau kepada LSM sebagai pelaksana pemberian kredit,
untuk keperluan petani yg tergabung dalam kelompok tani guna membiayai usaha taninya dalam rangka
intensifikasi padi, palawija dan hortikultura;
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yg diberikan oleh bank kepada masyarakat
untuk pemilikan RSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yg diberikan kepada nasabah usaha kecil; dan
e. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan
koperasi.
7
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing

Ps. 6(1) UU PPh: Boleh dikurangkan

e. Kerugian selisih kurs mata uang asing


Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva


n. premi asuransi

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah


r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP
s. surplus Bank Indonesia
Aliran Tambahan Kemampuan Penggunaan
Ekonomis

dari pekerjaan dlm hub kerja


dan pekerjaan bebas P
E
N konsumsi
G
dari usaha dan kegiatan
H
A
S
dari modal, yang berupa harta I
gerak ataupun harta tak gerak L
A
N menambah kekayaan Wajib Pajak

lain-lain
Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
BUKAN OBJEK PAJAK
Pasal 4 (3) UU PPh
Dikenakan Pajak dengan Tarif Umum
P Objek Pajak
E Dikenakan Pajak dengan Tarif Khusus
N dan Bersifat Final
G
H
A
S
I Tidak digabungkan dengan
L Penghasilan yang
A Bukan Objek dikenakan Pajak dengan
N Pajak Tarif Umum
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

a1. BANTUAN ATAU SUMBANGAN, termasuk zakat atau sumbangan wajib keagamaan
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah (Per-33/2011 jo Per-15/2012) dan yang diterima
oleh penerima sumbangan yang berhak
a2. HARTA HIBAHAN yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihakpihak yang
bersangkutan

b. WARISAN

13
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

C. Harta, termasuk setoran tunai yg diterima oleh badan sbg PENGGANTI SAHAM /
PENYERTAAN MODAL
D. Penggantian/imbalan dlm BENTUK NATURA dan / atau KENIKMATAN dari WP
atau pemerintah

14
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

E. PEMBAYARAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI kepada orang pribadi sehub dg


asuransi kesehatan / kecelakaan / jiwa / dwiguna dan bea siswa
F. DIVIDEN / BAGIAN LABA yg diterima/diperoleh P.T. SBG WP D.N., KOPERASI,
BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pd badan usaha yg didirikan/bertempat
kedudukan di Indo, dg syarat
- dividen dari cadangan laba ditahan
- bagi PT, BUMN/D kepemilikan minimal 25%

15
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

G. IURAN yg diperoleh/diterima DANA PENSIUN yg sudah disahkan Menkeu


H. Ph dr modal yg ditanamkan oleh dana pensiun sbgmana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-
bidang tertentu yg ditetapkan dgn KMK
(PMK No. 234/PMK.03/2009 tgl 29 Des 2009)
Ph yg diterima atau diperoleh dana pensiun yg pendiriannya telah disahkanMenteri Keuangan dari penanaman modal berupa:
a. bunga, diskonto, dan imbalan dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan, pada bank di Indonesia yg melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, serta SBI;
b. bunga, diskonto, dan imbalan dari obligasi, obligasi syariah (sukuk), Surat Berharga Syariah Negara, dan Surat
Perbendaharaan Negara, yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya pada bursa efek di Indonesia; atau
c. dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia,
dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan.

16
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

i. bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yg modalnya
tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;

j. Dihapus;

k penghasilan yg diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan
pasangan usaha yg didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dgn syarat badan
pasangan usaha tersebut:
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-
sektor usaha yg diatur dgn atau berdasarkan PMK (KMK No. 250/KMK.04/1995 tgl 2 Juni
1995); dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Ind.;

17
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

KMK 250/KMK.04/1995

Perusahaan kecil dan menengah pasangan usaha perusahaan modal ventura adalah perusahaan yang
penjualan bersihnya setahun tidak melebihi Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan selama
perusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak
melebihi 10 (sepuluh) tahun.

Apabila perusahaan pasangan usaha menjual sahamnya di bursa efek, perusahaan modal ventura harus
menjual sahamnya pada perusahaan pasangan usaha selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
perusahaan pasangan usaha tersebut diizinkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal menjual sahamnya di
bursa efek.

18
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

l. beasiswa yg memenuhi persyaratan ttt yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan
PMK

(PMK no.246/ PMK.03/2008 tgl 31-12-2008 stdd PMK no.154/PMK.03/2009 tgl 30-09-2009);

Atas Ph berupa beasiswa yg diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti
pendidikan formal dan/atau pendididikan nonformal yg dilaksanakan di DN dan/atau di LN dikecualikan
dari objek PPh.

Ketentuan di atas tidak berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai hubungan istimewa dengan Pemilik,
Komisaris, Direksi atau Pengurus dari Wajib Pajak pemberi beasiswa.

19
Penghasilan yg Dikecualikan dari Objek Pajak
m. sisa lebih yg diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yg bergerak dlm bidang
pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yg telah terdaftar pada instansi yg
membidanginya,
yg ditanamkan kembali dlm bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan,
dlm jk wkt paling lama 4 th sejak diperolehnya sisa lebih tsb.,
yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK no. 80/PMK.03/2009 tgl
22-04-2009);
n. bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kpd WP ttt, yg
ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK No. 247/PMK.03/2008 tgl
31-12-2008).
PMK No. 247/PMK.03/2008
Pasal 1
Bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu
dikecualikan dari Objek PPh.
Pasal 2
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sdd Pasal 1 meliputi :
a. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
b. Perusahaan Perseroan (Persero) Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);
c. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI);
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES); dan/atau
e. badan hukum lainnya yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial.
PMK No. 247/PMK.03/2008
Pasal 3
Wajib Pajak tertentu sdd Pasal 1 adalah :
a. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tidak mampu;
b. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang sedang mengalami bencana alam; dan/atau
c. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tertimpa musibah.
SOAL KASUS

1. PT Laris Sukses pada tahun 2012 membagikan dividen sebesar Rp 2 milyar. Pemegang saham pada tahun
2012 adalah :
- H. Samsudin (20%)
- Koperasi Arta Prima (10%)
- PT Sukses Abadi (10%)
- PT Sukses Subur (30%)
- CV Boga Arta (30%)

2. PT Laris Sukses menerima pembayaran dividen dari sebuah perusahaan di Australia (kepemilikan 35%).
Dividen tsb sudah dipotong pajak di Australia

3. Yanto menerima hibah sebuah mobil Mercedes Benz dari kakeknya

4. Yanti menerima pembayaran dari PT Lippo Life atas asuransi jiwa suaminya yang baru meninggal.

5. Bagong bekerja pada PT Metro TV menerima imbalan berupa gaji per bulan Rp 3 juta, tunjangan transpor
Rp 1 juta, beras 20 kg, mobil dinas APV, iuran pensiun dibayar pemberi kerja Rp 150 ribu. 23
P Pertimbangan antara lain:
P Mendorong investasi dan tabungan masyarakat;
kesederhanaan dalam pemungutan pajak;
H berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak;
pemerataan dalam pengenaan pajaknya; dan
memerhatikan perkembangan ekonomi dan moneter
F
I
N
A
L
P KARAKTERISTIK PENGHASILAN OBJEK PPH FINAL
Penghasilan objek PPh final tidak digabungkan dengan penghasilan yang dikenakan tarif
P
umum;
H
Tarif pajak bersifat khusus
Pajaknya terutang setiap terjadi transaksi
Mekanisme pelunasannya biasanya dipotong atau dipungut oleh pihak lain
F Pajak Penghasilan Final tidak dapat dikreditkan
I Biaya/pengeluaran tidak dapat dikurangkan
N Tetap dikenakan pajak bersifat final, walaupun mengalami rugi usaha
A
L
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPH FINAL
1) bunga deposito/tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia
2) hadiah undian
3) bunga simpanan anggota koperasi
4) bunga obligasi yang diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
5) penjualan saham di bursa efek di Indonesia
6) penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas dari produsen atau importir kepada penyalur
7) penghasilan dari pengalihan hak ats tanah dan/atau bangunan
8) sewa tanah dan/atau bangunan
9) penghasilan usaha jasa konstruksi
10) uang pesangon yang dibayarkan sekaligus
11) uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus
12) penghasilan wajib pajak bidang usaha pelayaran dalam negeri
13) penghasilan wajib pajak bidang usaha pelayaran dan penerbangan luar negeri
14) peredaran bruto kantor perwakilan dagang asing (KPDA)
15) honorarium dan imbalan lain atas beban APBN/APBD yang diterima PNS, anggota TNI, Polri, dan pensiunan
16) selisih lebih revaluasi aset tetap
17) diskonto Surat Utang Negara (Obligasi Republik Indonesia)
18) dividen/Sisa Hasil Usaha koperasi yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
19) penghasilan istri semata-mata dari satu pemberi kerja
1. Penghasilan Tertentu sdd Pasal 4 ayat (2) UU PPh
O
B
2. Penghasilan bagi WP Tertentu yg Penghasilan Netonya dihitung dg Norma
J
Penghitungan Khusus (NPK) sdd Pasal 15 UU PPh`
E
K
3. Dividen yg diterima oleh WP OP DN yg pengenaan Pajaknya Bersifat Final
P diatur dlm Pasal 17 ayat (2c) UU PPh
P
h
4. Penghasilan Berupa Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Tetap yg pengenaan
Pajaknya Bersifat Final diatur dlm Pasal 19 UU PPh
F
I 5. Penghasilan yg Pengenaan Pajaknya Bersifat Final yg diatur dlm Pasal 21 UU
N PPh
A
L 6. Penghasilan yg Pengenaan Pajaknya Bersifat Final yg diatur dlm Pasal 22 UU
PPh
PENGHASILAN (Ph) BRUTO
Ph-OP Ph-OP
Ph-BOP
Non Final Final

terkait terkait terkait

Boleh Dikurangkan Tidak Boleh Dikurangkan


(Ps.6(1) UU PPh) (PP 94/2010)

PENGELUARAN/BIAYA
Tidak boleh dikurangkan
berdasarkan
Ps. 9(1) UU PPh dan ketentuan
lainnya
Dana Pensiun A yg pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan
memperoleh penghasilan bruto yg terdiri dari:
a. penghasilan yg bukan merupakan objek pajak Rp100.000.000
sesuai dgn Pasal 4 ayat (3) huruf h UU PPh
b. penghasilan bruto objek pajak tidak final Rp300.000.000 (+)
Jumlah penghasilan bruto Rp400.000.000

Apabila seluruh biaya adalah sebesar Rp 200.000.000, berapa biaya yg boleh dikurangkan untuk
3M penghasilan ?

Biaya yang boleh dikurangkan untuk 3M penghasilan adalah sebesar 3/4 x


Rp200.000.000 = Rp150.000.000.
Pengeluaran yg
mempunyai masa
Biaya tahun ybs.
manfaat tidak lebih
dari 1 tahun

Pengeluaran yg
Pembebanannya
mempunyai masa
melalui penyusutan/
manfaat lebih dari 1
amortisasi
tahun

Penjelasan Ps. 6 (1) UU PPh


BIAYA BOLEH DIKURANGKAN BAGI WP DN & BUT
(Ps. 6 Ayat (1) UU PPh

a. Terkait dg kegiatan usaha baik secara B b. Penyusutan dan amortisasi sdd Ps. 11 &
langsung/tidak langsung I 11A UU PPh
A
c. Iuran kepada Dana Pensiun yg Y d. Kerugian krn penjualan/ pengalihan harta
pendiriaannya disahkan MenKeu A yg dimiliki dan digunakan/dimiliki untuk 3M
Ph
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing 3M

Ph f. Biaya litbang perusahaan yg dilakukan di Ind


g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
N h. Piutang yg nyata-nyata tidak dapat ditagih
i. Sumbangan dlm rangka penanggulangan O dgn syarat ttt
bencana nasional N
j. Sumbangan dlm rangka penelitian dan
F
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial pengembangan yang dilakukan di Ind
I
N
m. Sumbangan dlm rangka pembinaan olah A l. Sumbangan fasilitas pendidikan
raga L
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dgn kegiatan usaha
antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dgn pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yg diatur dgn atau berdasarkan PMK
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan.
Mengenai pengeluaran untuk promosi perlu dibedakan antara biaya yg benar-benar
dikeluarkan untuk promosi dan biaya yg pada hakikatnya merupakan sumbangan.

Pajak-pajak yg menjadi beban perusahaan dalam rangka usahanya selain PPh,


misalnya PBB, BM, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan sebagai
biaya.
BIAYA PROMOSI
Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya
Promosi yg dikeluarkan kepada pihak lain.
Daftar nominatif paling sedikit harus memuat data penerima berupa
nama, NPWP, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya
biaya, nomor bukti pemotongan dan besarnya PPh yg dipotong.
Daftar nominatif dibuat sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran PMK ini.
Daftar nominatif dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak
menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
Dalam hal persyaratan tsb. di atas tidak dipenuhi, Biaya Promosi
tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

PMK No. 02/PMK.03/2010


DAFTAR NOMINATIF BIAYA PROMOSI

No. Urut
Data Penerima:
Nama
NPWP
Alamat
Tanggal
Bentuk dan Jenis Biaya
Jumlah (Rp)
Keterangan
Pemotongan PPh
Jumlah PPh
Nomor Bukti Potong

Tempat, Tanggal, Tanda Tangan dan Nama Wajib Pajak yang menandatangani
PAJAK YANG DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO

Pajak-pajak selain PPh, dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto, sepanjang


digunakan untuk 3M Penghasilan objek pajak tidak final.
Misalnya PBB, BM, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan
sebagai biaya.
PAJAK MASUKAN YG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

(1) Pajak Masukan yg tidak dapat dikreditkan sdd Ps. 9 ayat (8) UU PPN
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang dapat dibuktikan
Pajak Masukan tsb:
a. benar-benar telah dibayar; dan
b. berkenaan dgn pengeluaran yg berhubungan dgn kegiatan untuk
3M penghasilan.
(2) Pajak Masukan yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sdp ayat
(1) sehubungan dgn pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
dan/atau harta tidak berwujud serta biaya lainnya yg mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun sdd Ps. 11 dan Ps. 11A UU PPh,
harus dikapitalisasi dgn pengeluaran atau biaya tsb dan dibebankan
melalui penyusutan atau amortisasi.

Ps. 10 PP 94/2010
Iuran Pensiun/JHT, JPK, JKK, JKM
Iuran pensiun yg dibayarkan kepada dana pensiun yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan JHT yg dibayarkan kepada BPJS
Ketenagakerjaan oleh WP Orang Pribadi boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto WP Orang Pribadi tsb.

JPK, JKK, JKM yg dibayarkan kepada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan,
premi asuransi kecelakaan, premi asuransi jiwa, premi asuransi beasiswa dan
premi asuransi dwiguna yg dibayarkan oleh WP Orang Pribadi tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto WP Orang Pribasi tsb. kecuali dibayarkan
oleh pemberi kerja dan premi tsb. merupakan penghasilan bagi karyawan/orang
pribadi tsb.
SE-02/PJ.31/1996, 5-Jun-96
JAMSOSTEK

JKK JKM JPK JHT

= =

PREMI ASURANSI IPEN-DP (MK)

Dibayar pemberi kerja Dibayar pemberi kerja

KARYAWAN KARYAWAN
PEMBERI KERJA

Penghasilan Pengenaan
Objek Boleh Dikurangkan PPh-nya
Pph Pasal 21 ditangguhkan
40
Kerugian karena Penjualan/ Pengalihan
Harta
Boleh dikurangkan:
Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan/3M penghasilan.

Tidak boleh dikurangkan:


Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki tetapi
tidak digunakan dalam perusahaan/3M penghasilan.
Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing

Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui


berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan
dilakukan secara taat asas
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia.
Biaya Penelitian dan Pengembangan
yang Dilakukan di Indonesia

Yang dimaksud dgn biaya penelitian dan pengembangan adalah


biaya yg nyata-nyata dikeluarkan untuk pengembangan produksi
(product development), serta biaya untuk meningkatkan efisiensi
perusahaan termasuk teknologi untuk pengembangan proses
(process technology).

KMK No. 769/KMK.04/1990


Biaya Penelitian dan Pengembangan
yang Dilakukan di Indonesia
Pembebanan biaya penelitian dan pengembangan dibedakan dalam 3 (tiga) kategori :
1. Biaya yg dikeluarkan dlm rangka penelitian dan pengembangan yg menurut ket.
peraturan per-UU-an perpajakan harus disusutkan/diamortisasi.
2. Biaya yg dikeluarkan dalam rangka penelitian dan pengembangan yg menurut ketentuan
peraturan per-UU-an perpajakan merupakan biaya usaha sehari-hari, dibebankan sebagai
biaya dalam tahun pajak ybs.
3. Biaya di luar biaya sdd butir 1 dan butir 2 antara lain biaya konsultan, perlakuan
perpajakannya disesuaikan dgn prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku.

KMK No. 769/KMK.04/1990


Biaya Beasiswa, Magang, dan Pelatihan

Biaya yg dikeluarkan u/ keperluan beasiswa, magang, dan


pelatihan dlm rangka peningkatan kualitas SDM dapat
dibebankan sebagai biaya perusahaan
dgn memperhatikan kewajaran,
termasuk beasiswa yg dapat dibebankan sebagai biaya
adalah beasiswa yg diberikan kepada pelajar, mahasiswa,
dan pihak lain.
Piutang yang Nyata-nyata Tidak Dapat
Ditagih
Syarat:
1. telah dibebankan sbg biaya dlm laporan laba rugi komersial;
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yg tidak dapat ditagih kepada DJP;
dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yg menangani piutang
negara; atau
adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan
utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau
Piutang yang Nyata-nyata
Tidak Dapat Ditagih
telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk
jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh;
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK
No. 105/PMK.03/2009 stdd PMK No. 57/PMK.03/2010)
PMK No.105/PMK.03/2009 stdd PMK
No.57/PMK.03/2010
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil adalah piutang debitur kecil
yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00, yang merupakan gunggungan jumlah piutang
dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam
negeri sebagai akibat adanya pemberian:
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra);
b. Kredit Usaha Tani (KUT);
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK);
e. Kredit Usaha Rakyat (KUR; dan/atau
f. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam
mengembangkan usaha kecil dan koperasi.
Piutang yang nyata-nyata tidak ditagih kepada debitur kecil lainnya adalah piutang debitur kecil
lainnya yang jumlahnya tidak melebihi Rp5.000.000,00.
PMK No.105/PMK.03/2009 stdd
PMK No.57/PMK.03/2010

Apabila Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibayar seluruhnya atau
dibayar sebagian oleh debitur, jumlah piutang yang dibayar seluruhnya atau
dibayar sebagian tersebut merupakan penghasilan bagi kreditur pada tahun
pajak diterimanya pembayaran.
Sumbangan
Ps. 6(1) huruf i,j,k,l,m UU PPh jo PP 93/2010

Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional


Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia
Biaya pembangunan infrastruktur sosial
Sumbangan fasilitas pendidikan
Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga
Sumbangan dan/atau Biaya Yang Dapat Dikurangkan Sampai
Jumlah Tertentu

1 Mempunyai penghasilan neto fiskal pada Tahun Pajak sebelumnya;


2 pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada Tahun
Pajak sumbangan diberikan;
3 didukung oleh bukti yang sah; dan
4 lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP, kecuali
badan yang dikecualikan sebagai subjek pajak
5 nilai tidak melebihi 5% dari penghasilan neto fiskal Tahun Pajak sebelumnya
5 Tidak ada hubungan istimewa.

Ps. 1 PP 93/2010
Pengeluaran-pengeluaran yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto harus
dilakukan dalam batas-batas yg wajar sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yg
baik.

Apabila pengeluaran yg melampaui batas kewajaran dipengaruhi oleh hubungan


istimewa, jumlah yg melampaui batas kewajaran tsb. tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Pengeluaran Berupa
Pembayaran di Muka
misalnya sewa untuk beberapa tahun yang dibayar sekaligus,
pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.
Tidak Boleh Dikurangkan
Ps. 9(1) UU PPh T
I
D
a. pembagian Laba dgn nama & dlm bentuk A b. untuk kepentingan pribadi pemegang
apapun seperti dividen, termasuk dividen K saham, sekutu, atau anggota
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi
kepada pemegang polis, dan pembagian sisa B
hasil usaha koperasi O
L d. premi asuransi kesehatan, premi asuransi
E kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
H dan asuransi bea siswa, yg dibayar oleh WP
c. pembentukan atau pemupukan dana
OP, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja
cadangan kecuali cadangan untuk
D dan premi tersebut dihitung sebagai
usaha/lembaga tertentuyang ketentuan dan
I penghasilan bagi Wajib Pajak yang
syarat-syaratnya diatur dengan atau
K bersangkutan
berdasarkan PMK
U
R
A
e. penggantian atau imbalan sehub. dgn N f. jumlah yg melebihi kewajaran sehub
pekerjaan atau jasa yg diberikan dalam bentuk G pekerjaan yg dibayarkan kpd pemegang
natura dan kenikmatan, kecuali natura dan K saham/pihak yg punya hub. istimewasebagai
kenikmatan tertentuyang diatur dengan atau A imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
berdasarkan PMK N dilakukan
Ps. 9(1) UU PPh T
I
D h. Pajak Penghasilan
A
K
g. harta yg dihibahkan, i. biaya yg dibebankan/ dikeluarkan u/
B
bantuan/sumbangan, dan warisan sebgmn kepentingan pribadi WP/tanggungannya
O
dimaksud dlm Pasal 4 (3) a, b UU PPh,
L
kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud
E
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai
H
dengan huruf m serta zakat yang diterima j. gaji yg dibayarkan kpd anggota persekutuan,
oleh badan amil zakat atau lembaga amil firma, atau CV yg modalnya tdk terbagi atas
D
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh saham
I
pemerintah atau sumbangan keagamaan
K
yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama
U
yang diakui di Indonesia, yang diterima
R
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
A
atau disahkan oleh pemerintah, yang k. sanksi administrasi berupa bunga, denda,
N
ketentuannya diatur dengan atau dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
G
berdasarkan Peraturan Pemerintah denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
K
A perundang-undangan di bidang perpajakan
N
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang
tidak boleh dikurangkan
kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yg menyalurkan kredit,
sewa guna usaha dgn hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak
piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yg dibentuk oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha
pengolahan limbah industri,
yg ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan PMK (PMK No.
NATURA/KENIKMATAN

UMUM

BAGI KARYAWAN BAGI PEMBERI KERJA


PENGHASILAN YANG BUKAN PENGELUARAN /BIAYA YG
MERUPAKAN OBJEK PAJAK TIDAK BOLEH DIKURANGKAN

58
NATURA/KENIKMATAN
KHUSUS
(83/PMK.03/2009

BUKAN DIDAERAH TERPENCIL

DIDAERAH TERPENCIL PENYEDIAAN MAKAN BAGI


ATAU SELURUH PEGAWAI
DAERAH TERTENTU KEHARUSAN DLM
(KEPUTUSAN DARI DJP) PELAKSANAN KERJA
DEMI KEAMANAN/
KESELAMATAN

BAGI KARYAWAN BAGI PEMBERI KERJA


PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK PENGELUARAN / BIAYA BOLEH
DIKURANGKAN 59
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

a. Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau minuman bagi


Pegawai yang meliputi:
pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh
pemberi kerja di tempat kerja, atau
pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai yang
karena sifat pekerjaannya tidak dapat memanfaatkan pemberian
sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi Pegawai bagian
pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

b. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam


pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena
sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya:
meliputi pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian
seragam petugas keamanan (satpam), sarana antar jemput
Pegawai, serta penginapan untuk awak kapal, dan yang sejenisnya.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan di Daerah Tertentu
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

c. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan
di daerah tersebut:
sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk :
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan keluarganya;
b. pelayanan kesehatan;
c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d. peribadatan;
e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda, dan terbang
layang,
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja harus menyediakannya sendiri.
Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas tsb di atas yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun disusutkan.
Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat Penghasilan Bunga Deposito

(1) Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-
rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atu tabungan lainnya,maka bunga
yang dibayar ataut erutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan
sebagai biaya.
(2) Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan
dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya,maka bunga atas pinjaman yang boleh
dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman
yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
tabungan lainnya.

SE-46/PJ.4/1995
Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat Penghasilan Bunga Deposito

Contoh
PT AA mendapatkan pinjaman bank dengan batas maksimal Rp 200 juta dengan tingkat bunga
20%. Pada tahun 2010 pinjaman yang didapatkan adalah sebagai berikut:
2 Februari diterima Rp 125 juta
1 Juni diterima Rp 25 juta
1 Agustus diterima Rp 50 juta

Disamping itu PT AA memiliki deposito dengan saldo sebagai berikut:


1 Februari = Rp 25 juta
1 April = Rp 46 juta
1 September = Rp 50 juta

Berapa beban bunga yang boleh dikurangkan secara fiskal


Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat Penghasilan Bunga Deposito

Rata-rata pinjaman
Pinjaman Jangka waktu
Bulan Januari = Rp 0 1 bulan = 0
Februari Mei = Rp 125 juta 4 bulan = 500 juta
Juni Juli = Rp 150 juta 2 bulan = 300 juta
Agustus Desember = Rp 200 juta 5 bulan =1.000 juta
Rata-rata per bulan 1.800 juta : 12 = Rp 150 juta

Rata-rata deposito
Deposito Jangka waktu
Bulan Januari = Rp 0 1 bulan = 0
Februari Maret = Rp 25 juta 2 bulan = 50 juta
April Agustus = Rp 46 juta 5 bulan = 230 juta
September Desember = Rp 50 juta 4 bulan = 200 juta
Rata-rata per bulan 480 juta : 12 = Rp 40 juta

Beban bunga yg boleh dikurangkan = (150 juta 40 juta) x 20% = Rp 22 juta


Perlakuan PPh atas Pengeluaran BPHTB dan PBB

a. BPHTB adalah pajak yg dibayar merupakan bagian dari biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah
dan/atau bangunan;

b. BPHTB atas hak atas tanah yg dimiliki untuk 3m penghasilan dapat dibebankan melalui amortisasi hak atas
tanah sepanjang hak atas tanah tsb dapat diamortisasi, misalnya tanah yang diperoleh untuk usaha genteng
bisa diamortisasi;

c. BPHTB atas bangunan yang digunakan untuk 3M Penghasilan pembebanannya melalui penyusutan
bangunan

d. PBB dibebankan setiap tahun

e. Butir a, b, c, dan d diatas jika berkaitan dg 3M Penghasilan objek tidak final, dan juga bukan WP yang
menggunakan norma penghitungan

SE- 01/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan
Perusahaan

a. Atas biaya perolehan telepon seluler yang dimiliki perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau
pekerjaannya dibebankan 50% melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I.

b. Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler di atas dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50%

c. Atas biaya perolehan atau perbaikan bus,minibus, atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk antar jemput para pegawai dibebankan seluruhnya melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II .

d. Atas biaya perolehan atau perbaikan kendaraan sedan ,atau yang sejenis yang dimiliki perusahaan untuk pegawai
tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dibebankan 50% melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II.

e. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan ,atau yang sejenis yang dimiliki perusahaan untuk
pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dibebankan 50%

KEP-220/PJ/2002 SE-09/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Perolehan Perangkat Lunak (Software) Komputer

a. Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum (misal windows, MS Office)
dibebankan periode pengeluaran, kecuali merupakan bagian dari pembelian komputer
pembebanannya melalui penyusutan komputer kelompok aktiva I

b. Atas pengeluaran program aplikasi khusus (misal aplikasi perbankan, SI DJP) dibebankan
melalui amortisasi kelompok I.

c. Atas pengeluaran untuk upgrade program aplikasi khusus ditambahkan dengan nilai buku
program yang di-upgrade, dan diamortisasi kelompok I secara penuh (masa manfaat 4 tahun)

KEP- 316/PJ./ 2002


Latihan

1. Perusahaan membayar pajak kendaraan bermotor atas truk


2. Pembelian persediaan
3. Pemupukan penyisihan piutang ragu-ragu pada PT Abadi, sebuah perusahaan dagang
4. Biaya perawatan mobil pemegang saham
5. Premi asuransi kesehatan yang dibayar oleh Tuan Amir
6. Beban gaji yang dibayarkan oleh Firma ABC kepada Tuan Adi, partner Firma ABC
7. Penyusutan kendaraan dinas Direktur Keuangan
8. Gaji dan beras yang diberikan kepada pegawai
9. Makan dan minum pegawai
10. Pakaian seragam SATPAM perusahaan
11. Sanksi bunga atas keterlambatan pembayaran pajak reklame
12. Pakaian seragam pegawai bagian administrasi
CV ABC memiliki usaha perdagangan. Tahun 2013 memiliki transaksi sbb :
1. Penjualan Rp 60 milyar
2. Harga pokok penjualan Rp 40 milyar
3. Pajak kendaraan bermotor truk Rp 200 juta, kendaraan dinas direktur Rp 50 juta
4. Beban piutang ragu-ragu Rp 500 juta
5. Beban perawatan mobil pemegang saham Rp 100 juta
6. Beban gaji Rp 3 milyar, dimana Rp 500 juta untuk gaji partner firma, beras yang diberikan kepada pegawai Rp 800
juta
7. Beban Penyusutan truk Rp 500 juta, kendaraan dinas Direktur Rp 400 juta
8. Biaya pemeliharaan truk Rp 800 juta, kendaraan dinas direktur Rp 500 juta
9. Beban administrasi Rp 4 milyar
10. Beban penyediaan makan dan minum pegawai Rp 200 juta
11. Penyediaan pakaian seragam SATPAM perusahaan Rp 50 juta
12. Sanksi bunga atas keterlambatan pembayaran pajak kendaraan bermotor Rp 5 juta
13. Beban promosi Rp 500 juta, dimana senilai Rp 100 juta tidak terdapat daftar nominatif
14. Menerima deviden Rp 200 juta dari PT Angkasa (kepemilikan 35%), dipotong PPh Ps 23 Rp 30 juta
15. Membayar iuran pensiun pegawai Rp 200 juta
16. Menerima pendapatan bunga deposito Rp 100 juta, dipotong PPh final Rp 20 juta

Hitunglah penghasilan neto CV ABC tahun 2013 !


Penjualan 60.000.000.000
HPP 40.000.000.000
PKB truk, kendaraan dinas 225.000.000
Beban gaji 1.700.000.000
Beban penyusutan truk, kendaraan 700.000.000
Beban pemeliharaan truk, kendaraan 1.050.000.000
Beban administrasi 4.000.000.000
Penyediaan makan minum 200.000.000
Seragam Satpam 50.000.000
Beban promosi 400.000.000
Iuran pensiun pegawai 200.000.000 (48.525.000.000)
11.475.000.000
Dividen 200.000.000
Penghasilan neto 11.675.000.000

PPh terutang (25%) 2.918.750.000


Kredit pajak
PPh pasal 23 30.000.000
PPh pasal 25 2.400.000.000 (2.430.000.000)
Kurang Bayar (PPh Ps.29) 488.750.000
Ringkasan Rekonsiliasi Fiskal
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
LABA BRUTO USAHA

Penjualan Netto -/- HPP

Penjualan Netto

a. Metode Pengakuan Pendapatan Akrual - Akrual

b. Potongan Penjualan
- Metode Realisasi X - X
- Metode Penyisihan X X -
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
c. Retur Penjualan

- Metode Realisasi X - X

- Metode Penyisihan X X -

Harga Pokok Penjualan :

a. Penilaian Persediaan

- Cost X - X

- Cost fo Market Which is Lower X X -

- Gross profit Method X X -

- Retail Method X X -

b. Metode : FIFO X - X

Average X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

c. Sistem : Physical X - X

Perpetual X - X

PENGHASILAN DI LUAR USAHA

Dividen dari penyertaan di DN yang memenuhi syarat


(1) diambil Laba Ditahan (2) minimal 25% kepemilikan X (X) -
dan (3) harus ada usaha lain

Dividen dari penyertaan di DN yang tidak memenuhi


X - X
syarat di atas

Bunga :

- pada Bank di Indonesia X (X) -

- pada Bank di LN melalui Bank di Indonesia X (X) -


No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
- Bank di LN langsung X - X
- pihak selain Bank X - X

4. Transaksi saham di luar bursa efek L:

- Keuntungan X - X
- Kerugian (X) - (X)

Keuntungan atas penjualan saham perusahaan lain di


5.
bursa efek
- bukan saham pendiri X (X) -
- saham pendiri X (X) -

6. Keuntungan penjualan harta :

- tanah/bangunan X (X) -
- selain tanah dan bangunan X - X
- Bank di LN langsung X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

7. Penghasilan Royalti X - X

8. Penghasilan Sewa : X - X
- tanah/bangunan X (X) -
- selain tanah dan bangunan X - X

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang


9. telah dibebankan sebagai biaya, mis.: PBB, X - X
PPnBM

10 Keuntungan Pembebasan Hutang X - X

11. Keuntungan selisih kurs X - X


12. Hadiah :
- Penghargaan X - X
- Undian X (X) -

Penerimaan dari piutang yang telah dihapuskan


13. X - X
(metode langsung)

Hibah dari pihak yang memiliki hubungan usaha,


14. - X X
pekerjaan

3 BEBAN USAHA

Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan,


menagih dan memelihara penghasilan yang X - X
merupakan obyek PPh

- prinsip realisasi X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

- konservtism/ penyisihan X X -

Pengeluaran-pengeluaran yang dapat


dikurangkan (deductible) harus dilakukan
dalm batas-batas wajar sesuai dengan
kebiasaaan pedagang yang baik.
Pengeluaran yang melampaui kewajaran
yang dipengaruhi hubungan istimewa tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Biaya yang dikeluarkan untuk


mendapatkan, menagih dan memelihara
X X -
penghasilan yang merupakan obyek PPh/
Penghasilan yang dikenakan PPh Final
1. Gaji/ upah

2. PPh 21 :
- Tunjangan PPh 21 X - X

- PPh 21 ditanggung perusahaan X X -

3. Tunjangan dalam bentuk uang X - X

Premi asuransi jiwa pegawai yang dibayar


4. X - X
perusahaan

5. Premi asuransi jiwa pemegang saham X X -

6. Iuran Jamsostek dibayar perusahaan


- Jaminan Kecelakaan Kerja X - X

- Jaminan Pelayanan Kesehatan X - X

- Jaminan Kematian X - X

- Jaminan Hari Tua X - X

Iuran pensiun ke Dana Pensiun yang disahkan Menteri


7. X - X
Keuangan yang dibayar perusahaan

Iuran pensiun ke Dana Pensiun yang belum disahkan


8. X X -
Menteri Keuangan yang dibayar perusahaan

9. Tunjangan Hari Raya X - X

10. Pengobatan :
- Cuma-Cuma X X -
- Penggantian X - X
- Tunjangan Pengobatan X - X
11. Uang Pesangon X - X

12. Pemberian imbalan dalam bentuk natura X X -

Pemberian makanan/minuman untuk


13. X - X
seluruh pegawai di tempat kerja

Pemberian dalam bentuk natura dalam


rangka & berkaitan dengan pelaksanaan
14. X - X
pekerjaan, misal: pakaian keselamatan,
seragam, beban antar jemput karyawan
Imbalan pekerjaan /jasa dalam bentuk
natura di daerah yang terpencil, yang
meliputi (1) Tempat tinggal sepanjang tidak
ada tempat tinggal yang dapat disewa (2)
Makanan-minuman sepanjang ada tempat
penjaualan makanan (3) Pelayanan
kesehatan sepanjang tidak ada saran
15 X - X
kesehatan, misal Poliknik, RS (4)
Pendidikan sepanjang tidak ada sarana
pendidikan yang setara (5) transportasi
keluarga terbatas pada kedatangan pertama
dan terhentinya hubungan kerja (6)
olahraga sepanjang tidak ada sarana
olahraga
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
16 Cuti pegawai :
- Diberikan uang cuti X - X
- Tunjangan cuti X - X
- Dibayar perusahaan X X -
17. Perjalanan Dinas Pegawai :
- Didukung bukti-bukti sah, misal: tiket,
X - X
hotel, dll

- Lumpsum (tidak didukung bukti yang sah) X X -

- Honor/ uang saku X - X


- Biaya rekreasi X X -
- FLN dibayar perusahaan - - -

Bonus atas prestasi kerja yang dibebankan


18. X - X
pada tahun berjalan
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

Pembagian laba ke Pegawai berupa bonus,


19. gratifikasi, jasa produksi, dsb yang X X -
dibebankan ke Retained Earning

Honor/uang saku pegawai yang mengikuti


20. X - X
seminar
21. Bea Siswa :

- Ada ikatan kerja X - X

- tidak ada ikatan kerja X X -


Sumbangan ke karyawan dalam bentuk
22. X - X
uang
Kendaraan yang dibawa pulang dan
23.
dikuasai pegawai :

- Biaya Pemeliharaan X 50% 50%


- Biaya Bahan Bakar X 50% 50%
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
24. Perumahan/ Mess Perusahaan

- Cuma- cuma, perlakuan biaya, penyusutan dan


X X -
biaya pemeliharaan termasuk listrik, telpon, dll

- Pegawai sewa ke Perusahaan dengan harga


wajar

Biaya Pemeliharaan X - X

Biaya Penyusutan X - X
Penerimaan sewa (X) - (X)

- Pegawai sewa ke perusahaan dengan harga


wajar diberikan tunjangan sewa

Tunjangan sewa X - X
Biaya Penyusutan X - X
Biaya Pemeliharaan X - X
Penerimaan sewa (X) - (X)
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
Penerimaan sewa (X) - (X)

- Pegawai sewa ke perusahaan dengan harga


wajar diberikan tunjangan sewa

Tunjangan sewa X - X

Biaya Penyusutan X - X

Biaya Pemeliharaan X - X

Penerimaan sewa (X) - (X)

25. Mess untuk transit, pendidikan (sementara)

- Biaya Penyusutan X - X

- Biaya eksploitasi X - X

Perusahaan menyewa rumah untuk


26. X X -
digunakan tempat tinggal pegawai
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

27. PPh-Final sewa dibayar perusahaan X X -

28. Diberikan uang sewa X - X

29. Honor penjaja barang (bukan pegawai) X - X

Honor Petugas Dinas Luar Asuransi (bukan


30. X - X
pegawai)

Honor tenaga ahli yang melakukan


pekerjaan bebas : Pengacara, Akuntan ,
31. X - X
arsitek, Konsultan, Notaris, Penilai,
Aktuaris
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

Honorarium, uang saku, hadiah, penghargaan, komisi dan


pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara. Penghasilan yang dilakukan WPDN orang
pribadi, yaitu: (a)Pemain musik, pembawa acara, penyani
pelawak, bintang film, sutradara, crew fil, foto model,
pergawan/ti, pemaian drama, penari, pemahat, pelukis dan
32. X - X
seniman lain. (b) Olahragawan (c) Penasehat, pengajar,
pelatih, penceramah, moderator. (d) Pengarang, peneliti,
penterjemah (e) Pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer
dan sistem aplikasinya, telekomunikasi elektronik, fotografi
dan pemasaran (f) Korpotir iklan (g) Pengawas, pengelola
proyek, peserta sidang/ rapat, tenaga lepas lainnya (h)
Pembawa pesanan atau yang menemukan pelanggan
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial

33. Upah borongan pekerjaan ke orang pribadi X - X

34 Pegawai yang merupakan pemegang saham:

- Gaji yang wajar X - X

- imbalan di atas kewajaran X X -

- dividen terselubung, mis : Asuransi jiwa,


X X -
biaya telepon rumah, PBB rumah pribadi

Gaji yang dibayarkan kepada anggota


35 X X -
persekutuan, Firma, CV
Akuntansi Koreksi
No Keterangan Menurut Fiskal
Komersial Fiskal
36 Beban bunga

- Beban bunga atas pinjaman yang digunakan untuk


X - X
memperoleh penghasilan PPh

- Bunga atas pinjaman yang digunkaan untuk membeli


saham yang beredar atau untuk akuisisi ---- harus X X -
dikapitalisasi pada harag perolehan investasi saham

- Biaya bunga selama konstruksi ---- dikapitalisasi pada


X X -
aktiva tetap

- Jika ada penghasilan bunga deposito/ tabungan yang


telah dipotong PPh final, maka biaya bunga tidak X - X
seluruhnya dapat dikurangkan

- Bunga untuk kepentingan pemegang saham - - -


Akuntansi Koreksi
No Keterangan Menurut Fiskal
Komersial Fiskal
37 Pembayaran bunga :

- Ke pemegang saham/ hubungan istimewa X X -

- Bukan ke pemegang saham/ hubungan istimewa X - X

38. Beban sewa :


- tanah/ bangunan X - X
- Selain tanah/bangunan X - X

39 Beban royalty X - X
40 Jasa Manajemen X - X

41 Jasa Teknik X - X
Akuntansi Koreksi
No Keterangan Menurut Fiskal
Komersial Fiskal
42 Pembayaran pajak :
- PPh X X -
- PBB X - X

- Sanksi perpajakan X X -

43 PM yang tidak dapat dikreditkan :


- yang berkaitan dengan perolehan BKP/JKP
X - X
sesuai pasal 6

- yang masa manfaaatnya lebih dari satu tahun


X - X
dengan metode penyusutan

- yang berkaitan dengan perolehan BKP/JKP


X X -
sesuai pasal 9

- faktur standar tidak lengkap, tidak benar, cacat X X -


Terima kasih
&
Tetap Semangat

You might also like