Professional Documents
Culture Documents
Penghasilan
Ps.4(1) UU PPh
Contoh-Contoh Penghasilan
c. laba usaha
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn
nama dan dalam bentuk apa pun
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yg diberikan kpd keluarga sedarah dlm
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yg menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK (PMK No.
245/PMK.03/ 2008 tgl 31-12-2008), sepanjang tidak ada hubungan dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak ybs.
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dlm pembiayaan,
atau permodalan dlm perusahaan pertambangan
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yg telah dibebankan sbg biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
g. dividen, dgn nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
Ps. 4(1) UU PPh : Penghasilan
Pasal 1
Dalam PP ini, yg dimaksud dengan Utang Debitur Kecil adalah utang usaha yg jumlahnya tidak lebih dari Rp
350.000.000,00, termasuk :
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk usaha ekonomi produktif ygdiberikan
kepada Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (alasan ekonomi hasil pendataan KS) yang telah menjadi
peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan kelompok Prokesra-OPPKS;
b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yg diberikan oleh bank kepada koperasi primer baik sebagai
pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling) atau kepada LSM sebagai pelaksana pemberian kredit,
untuk keperluan petani yg tergabung dalam kelompok tani guna membiayai usaha taninya dalam rangka
intensifikasi padi, palawija dan hortikultura;
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yg diberikan oleh bank kepada masyarakat
untuk pemilikan RSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yg diberikan kepada nasabah usaha kecil; dan
e. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan
koperasi.
7
Ps. 4(1) UU PPh: Penghasilan
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
lain-lain
Penjelasan Ps.4(1) UU PPh
BUKAN OBJEK PAJAK
Pasal 4 (3) UU PPh
Dikenakan Pajak dengan Tarif Umum
P Objek Pajak
E Dikenakan Pajak dengan Tarif Khusus
N dan Bersifat Final
G
H
A
S
I Tidak digabungkan dengan
L Penghasilan yang
A Bukan Objek dikenakan Pajak dengan
N Pajak Tarif Umum
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
a1. BANTUAN ATAU SUMBANGAN, termasuk zakat atau sumbangan wajib keagamaan
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah (Per-33/2011 jo Per-15/2012) dan yang diterima
oleh penerima sumbangan yang berhak
a2. HARTA HIBAHAN yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihakpihak yang
bersangkutan
b. WARISAN
13
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
C. Harta, termasuk setoran tunai yg diterima oleh badan sbg PENGGANTI SAHAM /
PENYERTAAN MODAL
D. Penggantian/imbalan dlm BENTUK NATURA dan / atau KENIKMATAN dari WP
atau pemerintah
14
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
15
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
16
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
i. bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yg modalnya
tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
j. Dihapus;
k penghasilan yg diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan
pasangan usaha yg didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dgn syarat badan
pasangan usaha tersebut:
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-
sektor usaha yg diatur dgn atau berdasarkan PMK (KMK No. 250/KMK.04/1995 tgl 2 Juni
1995); dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Ind.;
17
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
KMK 250/KMK.04/1995
Perusahaan kecil dan menengah pasangan usaha perusahaan modal ventura adalah perusahaan yang
penjualan bersihnya setahun tidak melebihi Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan selama
perusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak
melebihi 10 (sepuluh) tahun.
Apabila perusahaan pasangan usaha menjual sahamnya di bursa efek, perusahaan modal ventura harus
menjual sahamnya pada perusahaan pasangan usaha selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
perusahaan pasangan usaha tersebut diizinkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal menjual sahamnya di
bursa efek.
18
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
l. beasiswa yg memenuhi persyaratan ttt yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan
PMK
(PMK no.246/ PMK.03/2008 tgl 31-12-2008 stdd PMK no.154/PMK.03/2009 tgl 30-09-2009);
Atas Ph berupa beasiswa yg diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti
pendidikan formal dan/atau pendididikan nonformal yg dilaksanakan di DN dan/atau di LN dikecualikan
dari objek PPh.
Ketentuan di atas tidak berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai hubungan istimewa dengan Pemilik,
Komisaris, Direksi atau Pengurus dari Wajib Pajak pemberi beasiswa.
19
Penghasilan yg Dikecualikan dari Objek Pajak
m. sisa lebih yg diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yg bergerak dlm bidang
pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yg telah terdaftar pada instansi yg
membidanginya,
yg ditanamkan kembali dlm bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan,
dlm jk wkt paling lama 4 th sejak diperolehnya sisa lebih tsb.,
yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK no. 80/PMK.03/2009 tgl
22-04-2009);
n. bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kpd WP ttt, yg
ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK No. 247/PMK.03/2008 tgl
31-12-2008).
PMK No. 247/PMK.03/2008
Pasal 1
Bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu
dikecualikan dari Objek PPh.
Pasal 2
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sdd Pasal 1 meliputi :
a. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
b. Perusahaan Perseroan (Persero) Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);
c. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI);
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES); dan/atau
e. badan hukum lainnya yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial.
PMK No. 247/PMK.03/2008
Pasal 3
Wajib Pajak tertentu sdd Pasal 1 adalah :
a. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tidak mampu;
b. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang sedang mengalami bencana alam; dan/atau
c. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tertimpa musibah.
SOAL KASUS
1. PT Laris Sukses pada tahun 2012 membagikan dividen sebesar Rp 2 milyar. Pemegang saham pada tahun
2012 adalah :
- H. Samsudin (20%)
- Koperasi Arta Prima (10%)
- PT Sukses Abadi (10%)
- PT Sukses Subur (30%)
- CV Boga Arta (30%)
2. PT Laris Sukses menerima pembayaran dividen dari sebuah perusahaan di Australia (kepemilikan 35%).
Dividen tsb sudah dipotong pajak di Australia
4. Yanti menerima pembayaran dari PT Lippo Life atas asuransi jiwa suaminya yang baru meninggal.
5. Bagong bekerja pada PT Metro TV menerima imbalan berupa gaji per bulan Rp 3 juta, tunjangan transpor
Rp 1 juta, beras 20 kg, mobil dinas APV, iuran pensiun dibayar pemberi kerja Rp 150 ribu. 23
P Pertimbangan antara lain:
P Mendorong investasi dan tabungan masyarakat;
kesederhanaan dalam pemungutan pajak;
H berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak;
pemerataan dalam pengenaan pajaknya; dan
memerhatikan perkembangan ekonomi dan moneter
F
I
N
A
L
P KARAKTERISTIK PENGHASILAN OBJEK PPH FINAL
Penghasilan objek PPh final tidak digabungkan dengan penghasilan yang dikenakan tarif
P
umum;
H
Tarif pajak bersifat khusus
Pajaknya terutang setiap terjadi transaksi
Mekanisme pelunasannya biasanya dipotong atau dipungut oleh pihak lain
F Pajak Penghasilan Final tidak dapat dikreditkan
I Biaya/pengeluaran tidak dapat dikurangkan
N Tetap dikenakan pajak bersifat final, walaupun mengalami rugi usaha
A
L
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPH FINAL
1) bunga deposito/tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia
2) hadiah undian
3) bunga simpanan anggota koperasi
4) bunga obligasi yang diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
5) penjualan saham di bursa efek di Indonesia
6) penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas dari produsen atau importir kepada penyalur
7) penghasilan dari pengalihan hak ats tanah dan/atau bangunan
8) sewa tanah dan/atau bangunan
9) penghasilan usaha jasa konstruksi
10) uang pesangon yang dibayarkan sekaligus
11) uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus
12) penghasilan wajib pajak bidang usaha pelayaran dalam negeri
13) penghasilan wajib pajak bidang usaha pelayaran dan penerbangan luar negeri
14) peredaran bruto kantor perwakilan dagang asing (KPDA)
15) honorarium dan imbalan lain atas beban APBN/APBD yang diterima PNS, anggota TNI, Polri, dan pensiunan
16) selisih lebih revaluasi aset tetap
17) diskonto Surat Utang Negara (Obligasi Republik Indonesia)
18) dividen/Sisa Hasil Usaha koperasi yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
19) penghasilan istri semata-mata dari satu pemberi kerja
1. Penghasilan Tertentu sdd Pasal 4 ayat (2) UU PPh
O
B
2. Penghasilan bagi WP Tertentu yg Penghasilan Netonya dihitung dg Norma
J
Penghitungan Khusus (NPK) sdd Pasal 15 UU PPh`
E
K
3. Dividen yg diterima oleh WP OP DN yg pengenaan Pajaknya Bersifat Final
P diatur dlm Pasal 17 ayat (2c) UU PPh
P
h
4. Penghasilan Berupa Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Tetap yg pengenaan
Pajaknya Bersifat Final diatur dlm Pasal 19 UU PPh
F
I 5. Penghasilan yg Pengenaan Pajaknya Bersifat Final yg diatur dlm Pasal 21 UU
N PPh
A
L 6. Penghasilan yg Pengenaan Pajaknya Bersifat Final yg diatur dlm Pasal 22 UU
PPh
PENGHASILAN (Ph) BRUTO
Ph-OP Ph-OP
Ph-BOP
Non Final Final
PENGELUARAN/BIAYA
Tidak boleh dikurangkan
berdasarkan
Ps. 9(1) UU PPh dan ketentuan
lainnya
Dana Pensiun A yg pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan
memperoleh penghasilan bruto yg terdiri dari:
a. penghasilan yg bukan merupakan objek pajak Rp100.000.000
sesuai dgn Pasal 4 ayat (3) huruf h UU PPh
b. penghasilan bruto objek pajak tidak final Rp300.000.000 (+)
Jumlah penghasilan bruto Rp400.000.000
Apabila seluruh biaya adalah sebesar Rp 200.000.000, berapa biaya yg boleh dikurangkan untuk
3M penghasilan ?
Pengeluaran yg
Pembebanannya
mempunyai masa
melalui penyusutan/
manfaat lebih dari 1
amortisasi
tahun
a. Terkait dg kegiatan usaha baik secara B b. Penyusutan dan amortisasi sdd Ps. 11 &
langsung/tidak langsung I 11A UU PPh
A
c. Iuran kepada Dana Pensiun yg Y d. Kerugian krn penjualan/ pengalihan harta
pendiriaannya disahkan MenKeu A yg dimiliki dan digunakan/dimiliki untuk 3M
Ph
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing 3M
No. Urut
Data Penerima:
Nama
NPWP
Alamat
Tanggal
Bentuk dan Jenis Biaya
Jumlah (Rp)
Keterangan
Pemotongan PPh
Jumlah PPh
Nomor Bukti Potong
Tempat, Tanggal, Tanda Tangan dan Nama Wajib Pajak yang menandatangani
PAJAK YANG DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO
(1) Pajak Masukan yg tidak dapat dikreditkan sdd Ps. 9 ayat (8) UU PPN
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang dapat dibuktikan
Pajak Masukan tsb:
a. benar-benar telah dibayar; dan
b. berkenaan dgn pengeluaran yg berhubungan dgn kegiatan untuk
3M penghasilan.
(2) Pajak Masukan yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sdp ayat
(1) sehubungan dgn pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
dan/atau harta tidak berwujud serta biaya lainnya yg mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun sdd Ps. 11 dan Ps. 11A UU PPh,
harus dikapitalisasi dgn pengeluaran atau biaya tsb dan dibebankan
melalui penyusutan atau amortisasi.
Ps. 10 PP 94/2010
Iuran Pensiun/JHT, JPK, JKK, JKM
Iuran pensiun yg dibayarkan kepada dana pensiun yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan JHT yg dibayarkan kepada BPJS
Ketenagakerjaan oleh WP Orang Pribadi boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto WP Orang Pribadi tsb.
JPK, JKK, JKM yg dibayarkan kepada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan,
premi asuransi kecelakaan, premi asuransi jiwa, premi asuransi beasiswa dan
premi asuransi dwiguna yg dibayarkan oleh WP Orang Pribadi tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto WP Orang Pribasi tsb. kecuali dibayarkan
oleh pemberi kerja dan premi tsb. merupakan penghasilan bagi karyawan/orang
pribadi tsb.
SE-02/PJ.31/1996, 5-Jun-96
JAMSOSTEK
= =
KARYAWAN KARYAWAN
PEMBERI KERJA
Penghasilan Pengenaan
Objek Boleh Dikurangkan PPh-nya
Pph Pasal 21 ditangguhkan
40
Kerugian karena Penjualan/ Pengalihan
Harta
Boleh dikurangkan:
Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan/3M penghasilan.
Apabila Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibayar seluruhnya atau
dibayar sebagian oleh debitur, jumlah piutang yang dibayar seluruhnya atau
dibayar sebagian tersebut merupakan penghasilan bagi kreditur pada tahun
pajak diterimanya pembayaran.
Sumbangan
Ps. 6(1) huruf i,j,k,l,m UU PPh jo PP 93/2010
Ps. 1 PP 93/2010
Pengeluaran-pengeluaran yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto harus
dilakukan dalam batas-batas yg wajar sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yg
baik.
UMUM
58
NATURA/KENIKMATAN
KHUSUS
(83/PMK.03/2009
c. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan
di daerah tersebut:
sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk :
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan keluarganya;
b. pelayanan kesehatan;
c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d. peribadatan;
e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda, dan terbang
layang,
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja harus menyediakannya sendiri.
Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas tsb di atas yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun disusutkan.
Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat Penghasilan Bunga Deposito
(1) Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-
rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atu tabungan lainnya,maka bunga
yang dibayar ataut erutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan
sebagai biaya.
(2) Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan
dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya,maka bunga atas pinjaman yang boleh
dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman
yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
tabungan lainnya.
SE-46/PJ.4/1995
Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat Penghasilan Bunga Deposito
Contoh
PT AA mendapatkan pinjaman bank dengan batas maksimal Rp 200 juta dengan tingkat bunga
20%. Pada tahun 2010 pinjaman yang didapatkan adalah sebagai berikut:
2 Februari diterima Rp 125 juta
1 Juni diterima Rp 25 juta
1 Agustus diterima Rp 50 juta
Rata-rata pinjaman
Pinjaman Jangka waktu
Bulan Januari = Rp 0 1 bulan = 0
Februari Mei = Rp 125 juta 4 bulan = 500 juta
Juni Juli = Rp 150 juta 2 bulan = 300 juta
Agustus Desember = Rp 200 juta 5 bulan =1.000 juta
Rata-rata per bulan 1.800 juta : 12 = Rp 150 juta
Rata-rata deposito
Deposito Jangka waktu
Bulan Januari = Rp 0 1 bulan = 0
Februari Maret = Rp 25 juta 2 bulan = 50 juta
April Agustus = Rp 46 juta 5 bulan = 230 juta
September Desember = Rp 50 juta 4 bulan = 200 juta
Rata-rata per bulan 480 juta : 12 = Rp 40 juta
a. BPHTB adalah pajak yg dibayar merupakan bagian dari biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah
dan/atau bangunan;
b. BPHTB atas hak atas tanah yg dimiliki untuk 3m penghasilan dapat dibebankan melalui amortisasi hak atas
tanah sepanjang hak atas tanah tsb dapat diamortisasi, misalnya tanah yang diperoleh untuk usaha genteng
bisa diamortisasi;
c. BPHTB atas bangunan yang digunakan untuk 3M Penghasilan pembebanannya melalui penyusutan
bangunan
e. Butir a, b, c, dan d diatas jika berkaitan dg 3M Penghasilan objek tidak final, dan juga bukan WP yang
menggunakan norma penghitungan
SE- 01/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan
Perusahaan
a. Atas biaya perolehan telepon seluler yang dimiliki perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau
pekerjaannya dibebankan 50% melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I.
b. Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler di atas dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50%
c. Atas biaya perolehan atau perbaikan bus,minibus, atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk antar jemput para pegawai dibebankan seluruhnya melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II .
d. Atas biaya perolehan atau perbaikan kendaraan sedan ,atau yang sejenis yang dimiliki perusahaan untuk pegawai
tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dibebankan 50% melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II.
e. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan ,atau yang sejenis yang dimiliki perusahaan untuk
pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dibebankan 50%
KEP-220/PJ/2002 SE-09/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Perolehan Perangkat Lunak (Software) Komputer
a. Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum (misal windows, MS Office)
dibebankan periode pengeluaran, kecuali merupakan bagian dari pembelian komputer
pembebanannya melalui penyusutan komputer kelompok aktiva I
b. Atas pengeluaran program aplikasi khusus (misal aplikasi perbankan, SI DJP) dibebankan
melalui amortisasi kelompok I.
c. Atas pengeluaran untuk upgrade program aplikasi khusus ditambahkan dengan nilai buku
program yang di-upgrade, dan diamortisasi kelompok I secara penuh (masa manfaat 4 tahun)
Penjualan Netto
b. Potongan Penjualan
- Metode Realisasi X - X
- Metode Penyisihan X X -
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
c. Retur Penjualan
- Metode Realisasi X - X
- Metode Penyisihan X X -
a. Penilaian Persediaan
- Cost X - X
- Retail Method X X -
b. Metode : FIFO X - X
Average X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
c. Sistem : Physical X - X
Perpetual X - X
Bunga :
- Keuntungan X - X
- Kerugian (X) - (X)
- tanah/bangunan X (X) -
- selain tanah dan bangunan X - X
- Bank di LN langsung X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
7. Penghasilan Royalti X - X
8. Penghasilan Sewa : X - X
- tanah/bangunan X (X) -
- selain tanah dan bangunan X - X
3 BEBAN USAHA
- prinsip realisasi X - X
No Keterangan Akuntansi Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
- konservtism/ penyisihan X X -
2. PPh 21 :
- Tunjangan PPh 21 X - X
- Jaminan Kematian X - X
10. Pengobatan :
- Cuma-Cuma X X -
- Penggantian X - X
- Tunjangan Pengobatan X - X
11. Uang Pesangon X - X
Biaya Pemeliharaan X - X
Biaya Penyusutan X - X
Penerimaan sewa (X) - (X)
Tunjangan sewa X - X
Biaya Penyusutan X - X
Biaya Pemeliharaan X - X
Penerimaan sewa (X) - (X)
Akuntansi
No Keterangan Koreksi Fiskal Menurut Fiskal
Komersial
Penerimaan sewa (X) - (X)
Tunjangan sewa X - X
Biaya Penyusutan X - X
Biaya Pemeliharaan X - X
- Biaya Penyusutan X - X
- Biaya eksploitasi X - X
39 Beban royalty X - X
40 Jasa Manajemen X - X
41 Jasa Teknik X - X
Akuntansi Koreksi
No Keterangan Menurut Fiskal
Komersial Fiskal
42 Pembayaran pajak :
- PPh X X -
- PBB X - X
- Sanksi perpajakan X X -