Katarak: keburaman di lensa mata yang normalnya transparan
sehingga, karena menjadi lebih padat, mengganggu pembersihan lensa mata itu sendiri berasal dari kata Latin "Cataracta", yang berarti air terjun, karena lensa buram menyebabkan munculnyapenampakan seperti air terjun berwarna putih yang mengalir dengan cepat Katarak merupakan penyebab kebutaan utama yang dapat diobati di dunia pada saat ini Sebagian besar timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya (merokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar gula darah), biasa disebut katarak senilis Sejumlah kecil katarak berhubungan dengan penyakit mata (glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa, trauma, uveitis, miopia tinggi, pengobatan tetes mata steroid, tumor intraokular) Sejumlah kecil katarak juga berhubungan dengan penyakit sistemik spesifik (diabetes, galaktosemia, hipokalsemia, steroid atau klorpromazin sistemik, rubela kongenital, distrofi miotonik, dermatitis atopik, sindrom Down, katarak turunan, radiasi sinar X) EPIDEMIOLOGI Katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak Indonesia maupun di dunia Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun atau setiap tahun di antara 1.000 orang terdapat seorang penderita baru katarak (Kemenkes RI, 2014) Penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropis, sekitar 16-22% penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun (Kemenkes RI, 2014) Prevalensi katarak per provinsi tahun 2013 hasil pemeriksaan petugas enumerator dalam Riskesdas 2013 Prevalensi katarak hasil pemeriksaan petugas enumerator dalam Riskesdas 2013 adalah sebesar 1,8%, tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara dan terendah di DKI Jakarta. Masih banyak penderita katarak yang tidak mengetahui jika menderita katarak. Hal ini terlihat dari tiga terbanyak alasan penderita katarak belum operasi hasil Riskesdas 2013 yaitu 51,6% karena tidak mengetahui menderita katarak, 11,6% karena tidak mampu membiayai dan 8,1% karena takut operasi ANATOMI LENSA Lensa berbentuk bikonveks dan transparan menyumbang kekuatan refraksi sebanyak 15-20 dioptri dalam penglihatan Kutub anterior dan posterior lensa dihubungkan oleh garis khayal yang disebut axis equator merupakan garis khayal yang mengelilingi lensa Lensa merupakan struktur yang tidak memiliki pembuluh darah dan tidak memiliki pembuluh limfe lensa terfiksir pada serat zonula yang berasal dari badan silier Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks dan epitel lensa Kapsul lensa: membran dasar yang elastis dan transparan tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi Bagian paling tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona pre-equator bagian paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior Lensa terfiksir oleh serat zonula yang berasal dari lamina basal pars plana dan pars plikata badan silier Serat-serat zonula ini menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior kapsul lensa Di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas sintesis DNA, RNA, protein dan lipid, serta dapat membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa Serat-serat paling tua yang terbentuk merupakan lensa fetus yang diproduksi pada fase embrionik dan masih menetap hingga sekarang Serat-serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa FISIOLOGI LENSA Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous humor sebagai penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya Namun hanya sisi anterior lensa saja yang terkena aqueous humor Sel-sel yang berada di tengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan membangun low-resistance gap junction antar sel Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruangan ekstrasel Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah sekitar 20M dan potasium sekitar 120M. Konsentrasi sodium di luar lensa lebih tinggi yaitu sekitar 150M dan potasium sekitar 5M Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa Na+ dan K+-ATPase Inhibisi Na+ dan K+-ATPase dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air di dalam lensa Konsentrasi kalsium di dalam sel yang normal adalah 30M, sedangkan di luar lensa adalah sekitar 2M Perbedaan konsentrasi kalsium ini diatur sepenuhnya oleh pompa Ca2+-ATPase Hilangnya keseimbangan kalsium ini dapat menyebabkan depresi metabolisme glukosa, pembentukan protein high-molecular-weight dan aktivasi protease destruktif Transport membrane dan permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi lensa Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada di sel epitel Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transport aktif AKOMODASI LENSA Untuk merubah focus penglihatan dari benda jauh ke benda dekat terjadi akibat perubahan lensa oleh aksi badan silier terhadap serat serat zonula Ketika otot silier berkontraksi, ketebalan axial lensa meningkat, kekuatan dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi Saat otot silier relaksasi, serat zonular menegang, lensa lebih pipih dan kekuatan dioptri menurun Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang nervus III (okulomotorius) Obat-obat parasimpatomimetik (pilokarpin) memicu akomodasi sedangkan obat-obat parasimpatolitik (atropine) memblok akomodasi Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot silier disebut cycloplegik ETIOLOGI Usia lanjut dan proses penuaan Congenital atau bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti: Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat cedera pada mata. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: gangguan metabolisme, peradangan pada mata, atau diabetes melitus. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik