You are on page 1of 17

ANATESI LOKAL

Kelompok V :
1. AchfasMufti Fernandowati
2. BQ. Claudianingrum P.M
3. Dessy Kartika Sari
4. Krisna Adi Sukma
5. Nindya Fristalia Suhartadi
6. Sherlyta Oktavian Alexandra
7. Shinto Resmi
Definisi
Anastesi Lokal :

Suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya sensasi rasa nyeri


pada sebagian tubuh secara sementara yang disebabkan adanya
depresi eksitasi di ujung saraf atau penghambatan proses
konduksi pada saraf perifer
Mekanisme Kerja
Bekerja langsung pada sel saraf & menghambat
kemampuan sel saraf mentransmisikan impuls
melalui aksonnya.
Target anestetika lokal adalah saluran Na+ yang ada
pada semua neuron. Saluran Na+ bertanggung jawab
menimbulkan potensial aksi sepanjang akson dan
membawa pesan dari badan sel ke terminal saraf .
Anestetika lokal berikatan secara selektif pada sal.
Na+, sehingga mencegah terbukanya sal.
Klasifikasi
Contoh golongan amida dan ester
Golongan Amida Golongan Ester
1. Lidokain 1. Prokain
2. Mepivakain
2. Tetrakain
3. Bupivacaine
3. Kokain
4. Prilokain
4. Benzokain
5. Artikain
6. Dibukain 5. Kloroprokain
7. Ropivakain
8. Etidokain
9. Levobupivakain

Perbedaan golongan obat ini berguna karena ada perbedaan ditandai dalam
alergenitas dan metabolisme antara dua kategori bahan anestetikum lokal
Perbandingan :
1. Golongan ester mempunyai ikatan kimiawi
yang mudah rusak dibanding golongan amida
sehingga tidak stabil dalam larutan dan tidak
dapat disimpan dalam waktu yang lama
2. Metabolisme golongan ester dapat memicu
produksi paraaminobenzoate (PABA) yaitu zat
yang dapat memicu reaksi alergi
Klasifikasi
Klasifikasi mula kerja : Klasifikasi potensi dan masa kerja :
kelompok I yang memiliki potensi
Mula kerja yang cepat lemah dengan masa kerja singkat
(30menit) seperti prokain dan
kloroprokain, lidokain, kloroprokain.
mepivakain, prilokain Kelompok II adalah kelompok yang
dan etidokain memiliki potensi dan masa kerja
menengah (60menit) seperti
Mula kerja menengah lidokain, mepivakain dan prilokain.
Kelompok III merupakan kelompok
bupivakain
yang memiliki potensi kuat dengan
Mula kerja lambat masa kerja panjang (>90menit).
Contohnya tetrakain, bupivakain,
prokain dan tetrakain etidokain dan ropivakain
Indikasi :
Anestetik lokal menghilangkan rasa sakit pada tempat
di mana obat diberikan, dan kesadaran tetap
dipertahankan. Pemakaian anestetik lokal
mencakup prosedur gigi, menjahit laserasi kulit,
pembedahan (minor) jangka pendek pada daerah
tertentu, anestesi spinal dengan menghambat
impuls saraf (nerve block) yang terletak di bawah
tempat dimasukkannya anestetik dan untuk
prosedur diagnostic, seperti fungsi lumbal dan
torasentesis.
Indikasi (2)
Anestetik lokal bekerja dengan cara menyebabkan blokade
yang reversibel atas konduksi sepanjang serat saraf. Obat-
obat yang dipakai berbeda dalam hal potensi, toksisitas,
lama kerja, stabilitas, kelarutan dalam air, dan
kemampuannya menembus membran mukosa.
Keragaman sifat ini menentukan kesesuaian obat dalam
berbagai cara pemberian, misalnya topikal (permukaan),
infiltrasi, pleksus, epidural (ekstradural) atau blokade
spinal. Anestetik lokal juga digunakan untuk penghilang
nyeri pasca bedah, sehingga mengurangi kebutuhan
analgesik seperti opioid.
Indikasi (3)
1. Jika nyawa penderita dalam bahaya karena kehilangan kesadarannya, sebagai
contoh sumbatan pernafasan atau infeksi paru.
2. Kedaruratan karena tidak ada waktu untuk mengurangi bahaya anestesi umum.
Hal ini dapat terjadi pada kasus seperti partus obstetik operatif, diabetes, penyakit sel
bulan sabit, usia yang sangat lanjut, dan pembedahan yang lama.
3. Menghindari bahaya pemberian obat anestesi umum, seperti pada anestesi
halotan berulang, miotonia, gagal ginjal atau hepar dan porfiria intermiten akut.
4. Prosedur yang membutuhkan kerjasama dengan penderita, seperti pada
perbaikan tendo, pembedahan mata, serta pemeriksaan gerakan faring.
5. Lesi superfisial minor dan permukaan tubuh, seperti ekstraksi gigi tanpa penyulit,
lesi kulit, laserasi minor, dan revisi jaringan parut.
6. Pemberian analgesi pascabedah, contohnya sirkumsisi, torakotomi, herniorafi,
tempat donor cangkok kulit, serta pembedahan abdomen.
7. Untuk menimbulkan hambatan simpatik, seperti pada free flap atau pembedahan
reimplantasi, atau iskemia ekstremita.
Efek Samping
Efek sistem saraf pusat : depresi, stimulasi, atau
keduanya, tergantung jalur saraf yang
dipengaruhi anestetika lokal. Overdosis
anestetika lokal dapat menyebabkan : -
penurunan transmisi impuls pada
neuromuscular junction dan sinaps ganglion -
mengakibatkan kelemahan dan paralisis otot.
Kontra Indikasi
Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui.
Kejadian ini mungkin disebabkan oleh kelebihan dosis atau suntikan intravaskular.
Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik
tertentu.
Kurangnya prasarana resusitasi.
Tidak tersedianya alat injeksi yang steril.
Infeksi lokal atau iskemik pada tempat suntikan.
Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal.
Distorsi anotomik atau pembentukan sikatriks.
Risiko hematoma pada tempat-tempat tertentu.
Pasien yang sedang menjalani terapi sistemik dengan antikoagulan.
Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi anestesi lokal untuk
bekerja dengan sempurna.
Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita
Interaksi Obat
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel.
Seperti juga alkohol dan barbital, anestetika lokal
menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan
permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang
perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan
adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada
berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran
sel saraf. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju
depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan
listrik lambat Iaun meningkat, sehingga akhirnya terjadi
kehilangan rasa setempat secara reversible
1. Prokain dan anestetik local lain dalam badan
dihidrolisis menjadi PABA(para amino benzoic acid),
yang dapat menghambat daya kerja sulfonamide.
Oleh karena itu sebaiknya prokian dan asnestetik
local lain tidak diberikan bersamaan dengan terapi
sulfonamide
2. interaksi obat anestesi lokal antara lain pemberian
bersamaan dapat meningkatkan potensi masing-
masing obat. penurunan metabolisme dari anestesi
lokal serta meningkatkan potensi intoksikasi
Daftar Pustaka
Biworo, Agung. 2009. Anastesi Lokal. Diambil dari
https://farmakologi.files.wordpress.com/2009/09/anestesi-lokal.pdf
Woro, Sujati. 2016. Farmakologi Komprehensif. Diambil dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/201
7/08/Farmakologi-Komprehensif.pdf
Prismasari, Septika, Warsiti Eka Saputri dkk. 2012. Farmakologi :
Anastesi lokal dan umum.
Badan POM RI. 2015.Anastetik Lokal. Diambil dari
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/152-anestetik-lokal
Lia, Martina. 2013. Anastesi Lokal. Diambil dari
http://fairytoot.blogspot.co.id/2013/09/anastesi-lokal-definisi-indik
asi-dan.html
http://muldianto-farmakologi.blogspot.co.id/2010/12/anestesi-lokal
-prokain.html
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6454
Tambahan :
Anestetikum Lokal Yang Ideal
Anestetikum lokal sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak
merusak jaringan saraf secara permanen, harus efektif
dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan
setempat pada membran mukosa dan memiliki toksisitas
sistemik yang rendah. Mula kerja bahan anestetikum lokal
harus sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus
cukup lama sehingga operator memiliki waktu yang cukup
untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak demikian
lama sampai memperpanjang masa pemulihan. Zat anestesi
lokal juga harus larut dalam air dan menghasilkan larutan
yang stabil, serta tahan pemanasan bila disterilkan tanpa
mengalami perubahan

You might also like