Oleh : M Rizza Irshad P Wendy permana Akhmad zulfikri Eka fitria Pendahuluan Kejang atau bangkitan didefinisikan sebagai kejadian mendadak yang berupa kesadaran terganggu, binggung, gerakan otot abnormal yang sifatmya involunter Kejang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yaitu, epilepsi, kejang demam, hipoglikemia, hipoksia, hipotensi, tumor otak, meningitis, ketidakseimbangan elektrolit, dan ensefalitis Cont.d Dalam keadaan normal Susunan Saraf Pusat (SSP) terlindung dengan baik terhadap serangan dari organism yang dapat menyebabkan radang, dan kebanyakan peradangan pada SSP merupakan komplikasi yang tidak lazim dari infeksi yang didapat sehari-hari. Salah satu keradangan dari SSP adalah ensefalitis yang merupakan keradangan atau inflamasi pada otak (Encephalon). Ensefalitis virus adalah keradangan pada ensefalon yang penyebabnya berasal dari virus. Ensefalitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan kerusakan parenkim bervariasi dari ringan sampai dengan sangat berat Etiologi 1. Infeksi virus yang bersifat epidermik: Golongan enterovirus = poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO. Golongan virus ARBO = western equire encephalitis, St. louis encephalitis, Eastern equireencephalitis, Japanese B. encephalitis, Murray valley encephalitis 2. Infeksi virus yang bersifat sporadic: rabies, herpes zoster, limfogranuloma, mumps, limphotic, choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas. 3. Ensefalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca vaksinia, pascamononucleosis, infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik. Etiologi Kategori ensefalitis patofisiologi Manifestasi klinis ensefalitis virus Pada ensefalitis herpes simpleks gejala berlangsung akut selama beberapa hari. Dua keadaan klinis ensefalitis HSV yaitu : Sindrom meningitis aseptik; disebut aseptik karena hasil kultur negatif, sebagian besar disebabkan virus, Sindrom ini menandakan keterlibatan meninges pada ensefalitis HSV, umumnya disebut meningoensefalitis Sindrom Ensefalitis Akut yang umum terlihat pada ensefalitis HSV Sindrom Aseptic Meningitis, antara lain: Demam 38-40 C, biasanya akut. Nyeri kepala - biasanya lebih berat dibandingkan nyeri kepala saat demam sebelumnya. Fotofobia dan nyeri pada gerakan bola mata. Kaku kuduk sebagai pertanda rangsang meningeal, biasanya tidak terdeteksi pada fase awal. Pemeriksaan Kernig dan Brudzinski sering negatif pada meningitis viral. Gejala sistemik infeksi virus, seperti radang tenggorokan, mual dan muntah, kelemahan tubuh, rasa pegal punggung dan pinggang, konjungtivitis, batuk, diare, bercak kemerahan (eksantema). Jika disertai penurunan kesadaran serta perubahan kualitas kesadaran, mungkin ke arah diagnosis ensefalitis. Pemeriksaan LCS (Liquor Cerebrospinalis): nilai glukosa normal, dan pleositosis limfositik. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan cairan serebrospinal. Hendaknya dilakukan secara hati-hati, karena infeksi yang terjadi di SSP dapat menyebabkan edema otak yang menyebabkan kenaikan tekanan intrkranial sehingga pengambilan dapat menyebabkan herniasi otak. Hasil pemeriksaan berupa: Warna jernih, terdapat pleocytosis berkisar antara 50-200 sel dengan dominasi sel mononuklear. Protein agak meningkat sedangkan glukosa dalam batas normal Cont, d Pemeriksaan EEG. Biasanya dijumpai kelainan non spesifik. Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse bilateral dengan aktivitas rendah. Brain Imaging. Adanya kelainan fokal didaerah temporal mungkin dapat dijumpai akibat adanya HSE, tetapi sayangnya tidak dijumpai pada awal penyakit. Gambaran kalsifikasi intrakranial mungkin dapat disebabkan oleh karena cytomegalovirus atau toxoplasmosis, tapi mungkin juga gambaran dari tuberculosis atau sistiserkosis. Pemeriksaan virus. Ditemukan virus pada CNS didapatkan kenaikan titer antibodi yang spesifik terhadap virus penyebab.3 Diagnosis banding ensefalitis Diagnosis banding dari ensefalitis antara lain: Other CNS infection: meningitis, cerebritis, abcess Tumor : carcinoma, lymphoma Subdurah hematoma Vascular disease (stroke, vasculitis) Collagen Vascular disease penatalaksanaan Tirah baring total. Bila diperkirakan infeksi akibat enterovirus hendaknya hygiene perorangan diperhatikan. Nyeri kepala dan panas yang tinggi perlu penanganan dengan pemberian antipiretik untuk dapat diberikan acetaminophen/parasetamol Jika terdapat kenaikan intracranial dapat dilakukan: Kepala penderita dielevasi 300 Batasi pemberian cairan Lakukan hiperventilasi sampai PCO2 mencapai 25 mmHg Berikan: Manitol diberikan intravena dengan dosis 1,5-2,0 g/kgBB selama 30-60 menit, diulang setiap 8-12 jam.Gliser ol, melalui pipa nasogastrik, 0,5-1,0 ml/kgbb diencerkan dengan dua bagian sari jeruk, dapat diulangi setiap 6 jam untuk waktu lama Deksametason 0,15-1,0 mg/kgBB/hari i.v dibagi dalam 3 dosis. Jika terdapat kejang Pengobatan khusus. Pengobatan kausatif. Sebelum berhasil menyingkirkan etiologi bakteri diberikan antibiotik parenteral. Pengobatan untuk ensefalitis karena infeksi virus herpes simplek adalah Acyclovir intravena, 10 mg/kgbb sampai 30 mg/kgbb per hari selama 10 hari. Interferon Zat ini menghambat replikasi virus. Dapat diberikan secara intravena, intratekhal atau intraventrikuler pada rabies. Non farmakologis Fisioterapi dan upaya rehabilitatif Makanan tinggi kalori protein Lain-lain: perawatan yang baik, konsultan dini dengan ahli anestesi untuk pernapasan buatan. pencegahan Imunisasi, seperti MMR atau HiB Status gizi juga harus baik Melindungi diri dari organisme vektor. Vektor utama nyamuk Culex dengan memusnahkan nyamuk dewasa dan tempat pembiakannya. Vektor komponen fisik/alam (udara dan air) memastikan tidak terpapar langsung Operasi Seksio sesaria pada ibu dengan infeksi HSV komplikasi Susunan saraf pusat: kecerdasan, motoris, psikiatris, epileptik, penglihatan dan pendengaran Sistem kardiovaskuler, intraokuler, paru, hati dan sistem lain dapat terlibat secara menetap Gejala sisa berupa defisit neurologik (paresis/paralisis, pergerakan koreoatetoid), hidrosefalus maupun gangguan mental sering terjadi. Komplikasi pada bayi biasanya berupa hidrosefalus, epilepsi, retardasi mental karena kerusakan SSP berat prognosis Perjalanan penyakit pada ensefalitis tergantung dari macam virus, umur penderita dan keadaan umum penderita. Infeksi in utero sering mempengaruhi pertumbuhan otak dan menyebabkan gejala sisa atau sekuel yang permanen seperti gangguan motorik dan mental, kebutaan, tuli dan epilepsi. Warren dan Mettews menyebutkan gejala sisa neurologi berkisar antara 5-75% pada penderita yang terserang Japanese encephalitis dan HSE terutama pada anak-anak. Mortalitas akibat infeksi virus cukup tinggi. Rabies dapat mencapai 100%, HSE 40-75%, Japanese encephalitis 10-40%, measles 10-20%, varisela 10-30%, Mumps < 1%.4 Prognosis sukar diramalkan tergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan dan penyulit yang muncul. Sembuh tanpa gejala sisa Sembuh dengan gangguan tingkah laku/gangguan mental Kematian bergantung pada etiologi penyakit dan usia penderita Kesimpulan Ensefalitis virus adalah keradangan pada ensefalon yang penyebabnya berasal dari virus. Ensefalitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan kerusakan parenkim bervariasi dari ringan sampai dengan sangat berat Ensefalitis virus dapat disebabkan oleh berbagai macam virus antara lain: Herpes simplex virus (HSV-1, HSV-2), Selain virus herpes: varicella zoster virus (VZV), cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr (EBV), virus herpes manusia 6 (HHV6), Adenovirus, Influenza A, Enterovirus c, virus polio, Campak, gondongan dan virus rubella, Rabies, dan lain-lain Infeksi virus pada sistem saraf pusat dapat melalui beberapa cara invasi langsung melalui barier anatomi, transport axonal oleh neuron dari perifer, jalan masuk dari traktus respiratorius melewati epitel olfaktorius, dan infeksi melalui pembuluh darah melewati endothelium kapiler atau epitel pleksus choroideus Gejala trias ensefalitis adalah demam, kejang dan kesadaran menurun. Gejala-gejala ensefalitis viral beraneka ragam, bergantung pada masing-masing kasus, epidemi, jenis virus dan lain-lain Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain: pemeriksaan cairan serebrospinal, pemeriksaan EEG, brain imaging, dan pemeriksaan virus Pengobatan ensafilitis viral terdiri dari pengobatan umum bertujuan untuk merawat keadaan umum penderita seoptimal mungkin dikatakan memperbaiki dan mengurangi mortalitas pada penderita dengan ensefalitis akut, pengobatan khusus bertujuan untuk mengeliminasi agen penyebab, dan rehabilitasi Prognosis sukar diramalkan tergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan dan penyulit yang muncul. Faktor yang mempengaruhi antara lain: Sembuh tanpa gejala sisa, sembuh dengan gangguan tingkah laku/gangguan mental dan kematian bergantung pada etiologi penyakit dan usia penderita