PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit dominan di daerah tropis dan subtropis yang sangat mematikan dan membunuh lebih dari 1 juta manusia di dunia tiap tahun. Di Indonesia, malaria memepengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi, anak balita, ibu melahirkan, dan produktivitas SDM. ANAMNESIS Identitas Pasien Nama : A.M Jenis Kelamin : Laki laki Umur : 31 tahun Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia Agama : Kr. Protestan Pekerjaan : Swasta Status : Menikah Alamat : Girian Bawah KELUHAN UTAMA Demam sejak 3 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan demam dirasakan oleh penderita sejak 3 hari yang lalu. Sebelum demam timbul awalnya penderita merasakan dingin dan menggigil. Setelah itu, pasien merasakan demam dan timbul keringat yang banyak. Demam juga disertai dengan sakit kepala. Di lingkungan tempat tinggal pasien ada yang menderita penyakit malaria. BAB dan BAK seperti biasa. Riwayat Penyakit Dahulu Jantung, ginjal, paru, DM, dan penyakit lainnya disangkal penderita Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesan sakit : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Kezan gisi : Gizi cukup Sianosis : tidak ada Edema : tidak ada Dispnea : tidak ada Tanda vital Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit Suhu : 37,8oC Pernafasan : 20x/menit Kulit : t.a.k Kepala : t.a.k Mata : t.a.k Hidung : t.a.k Telinga : t.a.k Leher : t.a.k Thorax : t.a.k Px Fisik Paru
Inspeksi : gerak nafas dada kanan dan
kiri simetris. Palpasi : pergerakan nafas kedua hemithorax simetris Perkusi :sonor kiri dan kanan dinding dada Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/- Px Fisik Jantung Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis pada dinding dada Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, linea midklavikula sinistra Perkusi : Batas kanan : redup ICS 3-5 linea sternalis kanan Batas atas : redup ICS 3 linea parasternalis kiri Batas kiri : redup ICS 5, medial linea midklavikularis kiri
Auskultasi : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-), bunyi
jantung tambahan (-) Px Fisik Abdomen Inspeksi : simetris, dilatasi vena (-) Auskultasi : BU (+) Normal Perkusi : timpani seluruh abdomen, shifting dullness (-) Palpasi : rigiditas (-),defens muscular(-), nyeri tekan (-), massa (-) Extremitas : d.b.n Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : DDR +++ Malaria Falciparum Diagnosis Kerja Malaria Falciparum Diagnosis Banding Demam Berdarah Dengue Demam Tifoid Penatalaksanaan Medikamentosa : - OAM ( DHP 1x 3 tab selama 3 hari) - Primakuin 1x3 tab selama 1 hari - Paracetamol 3x1 Edukasi : - Minum obat teratur - Istirahat dirumah - Kembali kontrol Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad functionam : ad bonam Ad sanationam : ad bonam PEMBAHASAN Definisi Malaria suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpa EPIDEMIOLOGI Ras atau Suku Bangsa Pada penduduk benua Afrika prevalensi Hemoglobin S (HbS) cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap infeksi P.falciparum karena HbS dapat menghambat perkembangbiakan P. falciparum. Kekurangan Enzim tertentu Kekurangan terhadap enzim Glukosa Phospat Dehidrogenase (G6PD) memberikan perlindungan terhadap infeksi P.falciparum yang berat. Defisiensi G6PD merupakan penyakit genetik dengan manifestasi utama pada wanita. Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan Plasmodium yang masuk atau mampu menghalami perkembangannya. ETIOLOGI Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu P.vivax, P. falciparum, P. malariae, dan P.ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau dari jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. SIKLUS HIDUP PLASMODIUM Siklus pada manusia Siklus pada Nyamuk anopheles betina Siklus pada manusia Plasmodium falciparum Anopheles infektif sporzoit masuk ke pembuluh darah masuk ke hati tropozoit hati skizon hati (10.000-300.000 merozoit hati) Plasmodium vivax dan ovale Anopheles inefktif sporzoit masuk ke pembuluh darah masuk ke hati tropozoit hati skizon hati sebagian menjadi bentuk dorman hipnozoit disebut dengan siklus eksoeritrositer Merozoit pecah menginfeksi eritrosit berrkembang dari std. tropozoit sampai skizon skizogoni (std.aseksual) skizon pecah merozoit keluar menginfeksi eritrosit lainnya. disebut dengan siklus eritrositer. stlh 2 -3 siklus skizogoni darah merozoit membentuk sadium seksual gametosit jantan dan betina Siklus pada Nyamuk Anopheles Betina gametosit pembuahan zigot ookinet, dalam lambung nyamuk ookista sporozoit infektif dan siap ditularkan PATOGENESIS Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan biomolekuler sel untuk mempertahankan kehidupan parasit . Perubahan terebut meliput mekanisme, diantaranya transport membrane sel, sitoadherensi, sekuasteresi, dan resetting.6 MANIFESTASI KLINIS Masa inkubasi : 8 37 hari. Keluhan prodormal : demam, lesu, sakit kepala, dll Gejala umum : - periode dingin - periode panas - periode berkeringat MALARIA BERAT 1. Malaria serebral, GCS < 11. 2. Anemia berat ( Hb < 5gr% atau hematokrit< 15%) parasit > 10.000 3. Gagal ginjal akut ( urin < 400ml/24 jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB pada anak anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai kelainan kreatinin > 3mg%). 4. Edema paru. 5. Hipgolikemia (gula darah <40mg%). 6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik < 70 mmHg disertai keringat dingin atau perbedaaan temperature kulit mukosa >1oC. 7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik dengan adanya gangguan koagulasi intravaskuler. 8. Kejang berulang >2x/24 jam 9. Asidemia (ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L) 10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut, bukan karena obat antimalaria pada kekurangan G6PD. 11. Diagnosa post-morterm dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan otak. DIAGNOSIS Anamnesa - Keluhan utama; yaitu demam, menggigil, berkeringat, dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal pegal. - Riwayat berkunjung dan bermalam kurang lebih 1 4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. - Riwayat tinggal di daerah endemik malaria. - Riwayat sakit malaria. - Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir. - Riwayat mendapat transfusi darah. Pemeriksaan Fisik
- Demam ( > 37.5OC).
- Konjungtiva atau telapak tangan pucat. - Pembesaran limpa - Pembesaran hati. Pemeriksaan Penunjang - Px darah tebal dan tipis - Px Rapid Diagnostik Test - Px Serologi PENGOBATAN M. falciparum : Dihydroartemisinin + Piperaquin + Primakuin Dosis Dihydroartemisin 2-4 mg/kgBB, dosis Piperaquin 16 32 mg/kgBB, dosis Primakuin 0,75 mg/kgBB
DHP 1x3 tab (diberikan selama 3 hari)
Primakuin 1x3 tab ( diberikan selama 1 hari) M. vivax dan ovale : Pengobatan malaria vivax dan ovale saat ini menggunakan ACT (Artemisin Combination Therapy) atau DHP (Dihydroartemisinin Piperaquin). Dosis obat untuk malaria vivax sama dengan malaria falciparum, dimana perbedaannya adalah pemberian obat primakuin selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kgBB. M. malariae : Pengobatan malaria malariae cukup diberikan ACT/DHP 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya. Malaria mix (p. falciparum dan p. vivax) Pengobatan malaria mix diberikan pengobatan ACT/DHP selama 3 hari serta pemberian primakuin pada hari I dengan dosis 0,75 mg/kgBB dilanjutkan pada hari 2 14 primakuin dengan dosis 0,25mg/kgBB. PROGNOSIS Prognosis malaria berat bergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak anak 15%, dewasa 20%, dan pada kehamilan meningkat sampai 50%. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih baik daripada gangguan 2 atau lebih fungsi organ.5 Mortalitas dengan gangguan 3 fungsi organ adalah 50%. Mortalitas dengan gangguan 4 atau lebih fungsi organ adalah 75%. TERIMA KASIH