You are on page 1of 33

REFERAT

MOLA HIDATIDOSA

AZMI YUNITA
H2A012006
PEMBIMBING : DR. M. IRSAM, SP.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Abortus/Prematuritas

Kehamilan
mengalami Kehamilan ektopik

kegagalan

Kematian janin dalam rahim atau


bayi lahir dengan cacat bawaan

.
Kehamilan mengalami
kegagalan

Mola Hidatidosa

Tidak disertai janin namun hanya berupa gelembung-


gelembung seperti buah anggur berasal dari vili korialis
dengan sel-sel trofoblasnya
Penyakit Trofoblas

Penyakit Trofoblas Gestasional

Penyakit Trofoblas non-Gestasional

Mola hidatidosa komplit, mola hidatidosa


parsial, mola invasif, koriokarsinoma
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Mola hidatidosa adalah suatu
kehamilan yang berkembang tidak
wajar dimana terjadi keabnormalan
dalam konsepsi plasenta yang disertai
dengan perkembangan parsial atau
tidak ditemukan adanya pertumbuhan
janin.
2. Epidemiologi
Frekuensi mola hidatidosa
wanita Asia (1:120) > wanita di
negara Barat (1:2000)
Indonesia (1:40)
Mola hidatidosa biasanya
menyerang wanita pada usia
reproduksi ekstrim
3. Etiologi

Etiologi penyakit trofoblas


sampai saat ini belum juga
diketahui dengan pasti. Namun
ada beberapa teori yang mencoba
menerangkan terjadinya penyakit
trofoblas yaitu teori desidua, teori
telur, teori infeksi dan teori
hipofungsi ovarium
1. Teori Desidua

Perubahan degeneratif sel trofoblas


dan stroma vili korealis
Dapat terjadi molahidatidosa bila
pembuluh darah uterus dirusak
sehingga terjadi gangguan
sirkulasi pada desidua.
2. Teori Telur

molahidatidosa dapat terjadi


bila terdapat kelainan pada
telur, baik sebelum diovulasikan
maupun setelah dibuahi.
3. Teori Infeksi

Selain itu molahidatidosa diduga


disebabkan oleh toksoplasmosis.
4. Teori Disfungsi Ovarium

Dilaporkan bahwa dari hasil


penelitiannya ditemukan angka
kejadian molahidatidosa yang
tinggi pada perempuan muda. Dan
perempuan usia tua.
Faktor Risiko

1. Usia (remaja dan wanita berusia


lebih dari 45 tahun)
2. Kehamilan mola sebelumnya (15-
20%)
3. Sos-Ek (defisiensi zat makanan)
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi

1. Teori Missed Abortion


Embrio mati pada kehamilan 3-5minggu terjadi
gangguan peredaran darah penimbunan cairan
masenkim dari vili terbentuk gelembung
2. Teori Neoplasma dari Park
Sel-sel trofoblas yang abnormal dan memiliki fungsi
yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang
berlebihan dalam vili sehingga timbul gelembung.
6. Gambaran Klinik

Perdarahan
Ukuran uterus bisa lebih besar atau
lebih kecil (tidak sesuai usia
kehamilan)
Tidak adanya aktifitas janin
Eklamsi preEklamsi
Hiperemesis
Tirotoksikosis
Mola hidatidosa komplet

Perdarahan pervaginam
Jaringan mola terpisah dari desidua,
menyebabkan perdarahan. Uterus mungkin
membesar karena sejumlah besar darah dan
cairan gelap masuk ke dalam vagina.
Hiperemesis : karena peningkatan secara
ekstrem kadar hCG
Hipertiroidisme : kira-kira 7% pasien
mengalami takikardi, tremor dan kulit yang
hangat.
Mola hidatidosa parsial

Pasien dengan mola hidatidosa parsial


tidak memiliki gejala yang sama
dengan mola komplet. Pasien ini
biasanya mempunyai gejala dan tanda
seperti abortus inkomplet atau missed
abortion.
Perdarahan pervaginam
Adanya denyut jantung janin
7. Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi :
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan, teraba lembek
Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement
dan gerakan janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin
Pemeriksaan dalam :
Memastikan besarnya uterus
Uterus terasa lembek
Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar B-hCG
BetaHCG urin > 100.000 mlU/ml

Beta HCG serum > 40.000 IU/ml

Pemeriksaan kadar T3 /T4


B-hCG > 300.000 mIU/ml mempengaruhi
reseptor thyrotropin, mengakibatkan
aktifitas hormon-hormon tiroid (T3/T4)
meningkat.
Pemeriksaan Imaging
Amniografi
USG
Plain foto abdomen-pelvis:
tidak ditemukan tulang janin
8. penatalaksanaan

Penatalaksanaan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap,


yaitu:
1. Perbaikan keadaan umum
anemia berat transfusi darah
menghilangkan penyulit preEklamsi,
tirotoksikosis
2. Pengeluaran jaringan mola
Kuret Hisap
Histerektomi
3. Terapi profilaksis ( Methotrexate / Actinomycin D)
dengan sitostatika
Lanjutan...

4. Pemeriksaan tindak lanjut (follow up)


Mencegah kehamilan min. 1 tahun
Pengukuran kadar serum B-hCG setiap 2
minggu
Kadar serum turun dipertahankan
evaluasi
Kadar normal evaluasi tiap bulan
selama 6bulan tiap 2 bulan selama 1th
Lanjutan .....

Perlu diperhatikan :
1. Gejala klinik : KU, perdarahan
2. Pemeriksaan dalam : keadaan serviks, uterus
bertambah kecil/tidak.
3. Reaksi biologis
1xseminggu sampai negatif
1x2minggu selama 3bulan
1xsebulan selama6bulan
1x3bulan selama tahun berikutnya
titer tetap (+) dicurigai keganasan
9. Diagnosis Banding

Kehamilan normal
Kehamilan dengan mioma uteri
Abortus
Kehamilan ektopik terganggu
Prognosis
Kesimpulan

Perdarahan kehamilan muda (walaupun tanpa


pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan umur
kehamilan) curiga mola
Diagnosa ditegakkan melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosa pasti ditegakkan bila adanya gelembung-
gelembung mola atau jaringan mola yang keluar.
Ragu USG
Pengukuran kadar B-hCG mendeteksi penyakit
trofoblas ganas yang terjadi setelah evakuasi
jaringan mola.
2 cara pengeluaran jaringan mola, yaitu kuretase
hisap ataupun histerektomi.
Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan pada 1x
seminggu sampai hasil negatif, 1x 2 minggu selama
triwulan selanjutnya, 1x sebulan dalam 6 bulan
selanjutnya, 1x 3 bulan selama tahun berikutnya
Daftar Pustaka

Cunninngham. F.G. dkk. Mola Hidatidosa Penyakit


Trofoblastik Gestasional Obstetri Williams. Edisi 21.
Vol 2. EGC: Jakarta.2006
Winkjosastro H. Mola Hidatidosa. Dalam: Ilmu
Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999.
Martaadisoebrata. D, & Sumapraja, S. Penyakit Serta
Kelainan Plasenta & Selaput Janin. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. 2002. Hal 341-8.

You might also like