You are on page 1of 19

Laporan Kasus

BLOK ELEKTIF
PENGGUNAAN KAPTOPRIL DAN AMLODIPIN
UNTUK PENANGANAN HIPERTENSI PADA LANSIA

Disusun oleh:
Fuzarisma
1102014111
Kelompok 4 Bidang Kepeminatan Geriatri
Tutor: dr. Edward Syam, M.Kes
LATAR BELAKANG

Gambar 1. Epidemiologi Hipertensi


LATAR BELAKANG

Gambar 2. Gambaran Hipertensi pada Geriatri (Rikesda, 2013)


LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan


darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya usia.
Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi 55 tahun yang
sebelumnya mempunyai tekanan darah normal adalah 90%.
Sesuai dengan penelitian tentang karasteristik pasien hipertensi di bangsal
rawat inap SMF penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013
yang menunjukkan bahwa pasien hipertensi pada umur 41tahun lebih
banyak terkena hipertensi dibandingkan dengan pasien pada umur
41tahun dengan perbandingan 91% berumur 41tahun dan 9%
berumur 41 tahun (Sedayu, 2015; Wahyuningsih, 2013; Tandililing, 2017).
LATAR BELAKANG

Masih tingginya angka kejadian hipertensi esensial menuntut


adanya berbagai upaya untuk meningkatkan mutu layanan
kesehatan karena terapi yang tepat akan berdampak pada
terkontrolnya tekanan darah pada pasien. Untuk golongan obat
yang digunakan pada pasien hipertensi, Tandiling dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa dari 253 item obat
antihipertensi yang digunakan. 115 item obat (45,45%) merupakan
golongan Calsium Channel Blocker, dan 41 item obat (16,21%)
adalah golongan ACE Inhibitor (Tandililing, 2017).
DESKRIPSI KASUS

Ny. S (64thn)
Riwayat Penyakit:
Anamnesis: Hipertensi
Pusing Gastritis
Nyeri Perut dan Mual Batuk Kering
Mulut dan Mata Kering
Batuk Kering
Riwayat Pemberian Obat:
Amlodipin, Kaptopril,
Antacid, PCT
DISKUSI KASUS

LANSIA HIPERTENSI

TERAPI
FARMAKOLOGI
DISKUSI KASUS
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas
dan morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana
penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas
kesehatan. Secara umum, terapi farmakologi pada
hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1
yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah
> 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien
dengan hipertensi derajat 2.
DISKUSI KASUS

ACE Inhibitor

Gambar 3. Mekanisme kerja kaptopril (Available at :


http://earnbyonline.tk/gaje/captopril-side-effects-kidney-
xiwe.php )
DISKUSI KASUS

Pada terapi dengan menggunakan ACEi batuk


kering yang merupakan efek samping yang
dijumpai pada 15% pasien yang mendapat terapi
ACEi, dalam wawancara dengan Ny. S diketahui
juga bahwa Ny. S sering mengeluh mulut kering
serta mengalami batuk kering (Inaheart, 2015; Ejim,
2011).
DISKUSI KASUS

Calsium Channel Blocker

Gambar 4. Mekanisme kerja CCB


DISKUSI KASUS

Efek samping, nyeri abdomen dan mual sering


terjadi. Saluran cerna juga sering terpengaruh oleh
influks ion kalsium, oleh karena itu CCB sering
mengakibatkan gangguan gastrointestinal. Efek
samping tersebut juga dialami oleh Ny. S, dari hasil
wawancara dan melihat status Ny. S didapatkan
bahwa Ny. S sering mengeluh mual dan nyeri
lambung (Mansjoer, 2001).
DISKUSI KASUS

Available at: https://www.slideshare.net/suhartimt/holistik-papdi-by-


prof-drjose-rosma
ASPEK AGAMA

Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat


sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh
dengan seizin Allah Subhanahu wa Taala. (HR. Muslim).
KESIMPULAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya usia.
Penggunaan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dan Calcium Channel
Blocker, mempunyai efektivitas yang sama, kedua golongan tersebut mampu
mencapai target tekanan darah, dan terdapat beberapa efek samping dalam
pemakaian dalam jangka waktu lama. Efek samping paling sering ditemukan
pada pemakaian Kaptopril sebagai antihipertensi yaitu batuk kering. Dari
kesimpulan tersebut penulis berharap, pengurus panti memperhatikan asupan
makan dan minum untuk pasien hipertensi dengan menjaga pola makan, seperti
mengurangi asupan garam untuk mencegah kejadian hipertensi dan disarankan
melakukan cek kesehatan berkala dengan difasilitasi oleh pengurus panti.
ACKNOWLEDGEMENT

Ucapan terimakasih kepada Kepala dan Perawat


Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan observasi. Ucapan terima kasih
juga saya berikan kepada dosen yang telah
membimbing saya, dr. Edward Syam, M.Kes, juga
untuk pasien Ny. S, yang berada di panti werdha
Ciracas. Selain itu, juga kepada teman-teman yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan
kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran tajwid dan Terjemahannya. 2006. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta :
Maghfirah Pustaka.
Ali Murtadha as-Sayyid. 2005. Bagaimana Menolak Sihir &Kesurupan Jin. Jakarta: Gema Insani.
Hal. 94.
DEPKES RI. 2015. Pedoman Teknik Penemuan Dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta. Ditjen PP dan PL.
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jilid
1. Jakarta : Salemba Medika.
Ejim, E. C., & Okafor C.I,. 2011. Prevalence of Cardiovascular Risk Factors in theMiddle-Aged and
Elderly Population of a Nigerian Rural Community. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm c/articles/PMC3090607/ [Accessed 17 Nov 2017].
Gomer, B. 2007. Farmacology Of Hypertension. Hal 1 8.
Inaheart. 2015. Guidelines Hipertensi. Available from: www.inaheart.org/ [Accessed 16 Nov 2017].
Ismayadi. 2004. Proses Menua (Aging Proses). Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.
Kristanti, P. 2015. Efektivitas Dan Efek Samping Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Kalurungkut Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya 4 (2) : 1 13.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A., et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : Nefrologi dan Hipertensi. Jakarta : Media
Aescolapius FKUI. Hal 519 520.
Sedayu, B., Azmi, S., dan Rahmatini. 2015. Karakteristik Pasien Hipertensi Di Bangsal Rawat Inap SMF
Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013. Artikel Penelitian 4(1): 65 69.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran Vol. 5. Jakarta: Lentera
Hati.
Stockslager, Jaime L dan Liz Schaeffer. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik, Edisi 2. Jakarta:EGC.
Sulaeman, S. Nabi Sang Tabib. Solo: Pt Aqwam Media Profetika. Hal 21.
Supraptia, B., et al. 2014. Permasalahan Terkait Obat Antihipertensi pada Pasien Usia Lanjut di Poli Geriatri
RSUD Dr.Soetomo, Surabaya. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia 1(2) : 36 41.
Syabir, M. U. Pengobatan Alternatif Dalam Islam. Jakarta: Grafindo. Hal. 20.
Tandiling, S., et al. 2017. Profil Penggunaan Obat Pasien Hipertensi Esensialdi Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah I Lagaligo Kabupaten Luwu Timur Periode Januari-Desember Tahun 2014.
Journal of Pharmacy 3 (1) : 49 56.
Wahyuningsih dan Astuti, E. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi pada Usia Lanjut. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia 1(3) : 71 75.

You might also like