Professional Documents
Culture Documents
BLOK ELEKTIF
PENGGUNAAN KAPTOPRIL DAN AMLODIPIN
UNTUK PENANGANAN HIPERTENSI PADA LANSIA
Disusun oleh:
Fuzarisma
1102014111
Kelompok 4 Bidang Kepeminatan Geriatri
Tutor: dr. Edward Syam, M.Kes
LATAR BELAKANG
Ny. S (64thn)
Riwayat Penyakit:
Anamnesis: Hipertensi
Pusing Gastritis
Nyeri Perut dan Mual Batuk Kering
Mulut dan Mata Kering
Batuk Kering
Riwayat Pemberian Obat:
Amlodipin, Kaptopril,
Antacid, PCT
DISKUSI KASUS
LANSIA HIPERTENSI
TERAPI
FARMAKOLOGI
DISKUSI KASUS
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas
dan morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana
penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas
kesehatan. Secara umum, terapi farmakologi pada
hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1
yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah
> 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien
dengan hipertensi derajat 2.
DISKUSI KASUS
ACE Inhibitor
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya usia.
Penggunaan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dan Calcium Channel
Blocker, mempunyai efektivitas yang sama, kedua golongan tersebut mampu
mencapai target tekanan darah, dan terdapat beberapa efek samping dalam
pemakaian dalam jangka waktu lama. Efek samping paling sering ditemukan
pada pemakaian Kaptopril sebagai antihipertensi yaitu batuk kering. Dari
kesimpulan tersebut penulis berharap, pengurus panti memperhatikan asupan
makan dan minum untuk pasien hipertensi dengan menjaga pola makan, seperti
mengurangi asupan garam untuk mencegah kejadian hipertensi dan disarankan
melakukan cek kesehatan berkala dengan difasilitasi oleh pengurus panti.
ACKNOWLEDGEMENT