2. Peningkatan Komunikasi yg Efektif 3. Peningkatan Keamanan Obat yg perlu di waspadai 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien op. 5. Pengurangan Resiko Infeksi terkait pelayanan kesehatan cuci tangan 6. Pengurangan resiko Pasien jatuh Identifikasi pasien menggunakan 2 tanda identitas, tidak boleh nmr ruangan/ bed. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat dan pemeriksaan penunjang, dan saat akan transfusi. Ada kebijakan dan prosedur untuk mendukung praktek identifikasi pasien agar konsisten di setiap situasi dan lokasi Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar pemberi pelayanan. Komunikasi efektif bersifat tepat waktu, akurat,lengkap, jelas, dan di pahami oleh pihak terkait. Bentuk komunikasi : lisan, elektronik, dan tertulis Instruksi lengkap secara lisan,telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap dan di bacakan ulang oleh penerima instruksi, kemudian di konfirmasi oleh pemberi instruksi. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau tlp secara konsisten. Metode SBAR. Kebijakan Pelayanan RS Grha Permata Ibu Panduan komunikasi efektif SPO komunikasi lewat tlp SPO ttg penyampaian hasil kritis. Daftar singkatan di RS ....Indikator : monitoring dan evaluasi Masalah komunikasi lisan Salah terapi perawat salah mengidentifikasi nama obat yang didiktekan oleh dokter sec lisan Kesalahan dalam mengkomunikasikan komplikasi tindakan kpd pasien Kesalahan komunikasi lisan saat konsul dokter via telp, atau info dari lab atau radiologi via telp Masalah komunikasi tertulis Salah membaca terapi dokter krn tulisan dokter yang tidak terbaca. Dokter yang terburu2 dlm melayani pasien RS mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat yg perlu di waspadai ( high Alert ) Ada kebijakan dan prosedur Elektrolit konsentrat tdk boleh di simpan di unit pelayanan kecuali jika di butuhkan secara klinis , dan penyimpanan harus di beri label yg jelas dan area terbatas. Look a like (obat-obat dengan rupa atau kemasan mirip) atau Look a like Sound a like - LASA (obat-obat dengan rupa dan nama mirip), misalnya : Mefinter dengan Metifer Leschol dengan Lesichol Proza dengan Prozac Elektrolit konsentrat : KCl , Kalium Fosfat, Nacl di atas 0.9%, MgSulfat 50% Tingkatkan proses pengelolaan obat yang perlu di waspadai, mulai dari peresepan, penyiapan dan penyimpanan, pemberian sampai monitoring . Kendalikan penggunaan yang termasuk kategori ini, dan pasien mesti mendapatkan penjelasan bila obat ini di berikan di luar ketentuan yang berlaku. Kebijakan RS tentang Pengelolaan obat Pedoman Pelayanan Farmasi SPO penyimpanan elektrolit konsentrate SPO pemberian label SPO pemberian obat yang benar Daftar obat yang perlu di waspadai Penyimpanan obat terpisah. Label yang di pergunakan. Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi Disamping itu pula asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator / orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang). Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk : Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar; Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang; Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/atau implant-implant yang dibutuhkan. Tahap Sebelum insisi (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist Kebijakan RS tentang prosedur operasi SPO penandaan lokasi operasi SPO surgical safety check list SPO pengecekan instrumen dan kasa Form surgical safety checklist Form pengecekan instrumen dan kasa Indikator : monitoring dan evaluasi Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety). Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan sehatan Kebijakan RS tentang pencegahan infeksi Pedoman PPI dan panduan cuci tangan SPO cuci tangan Ketersediaan fasilitas cuci tangan Alat bantu untuk sosialisasi spt brosur, flyer,standing banner Indikator : monitoring dan evaluasi RS menetapkan adanya asesmen awal untuk resiko pasien jatuh, di lakukan re asesmen bila di indikasikan adanya perubahan kondisi atau pengobatan. Implementasi dan evaluasi terhadap hasil asesmen . Pada saat evaluasi jelaskan riwayat jatuh, obat dan telaah thd konsumsi alkohol,gaya jalan, keseimbangan, dan alat bantu yang di gunakan oleh pasien . Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh. Langkah-langkah dimonitor hasilnya. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit. Kebijakan RS tentang resiko jatuh Panduan resiko jatuh SPO resiko jatuh Monitoring dan evaluasi