You are on page 1of 24

ANATOMI DAN FISIOLOGI

HIDUNG DAN SPN DANISWARA


SETIARTA
Hidung

Hidung Dalam/
Hidung Luar Cavum nasi
HIDUNG LUAR
HIDUNG DALAM
Cavum
nasi

Lateral Medial Inferior Superior


Meatus inferior: muara duktus nasolakrimalis
Meatus medius: muara sinus frontal, maksila dan
ethmoid anterior
Meatus superior: muara sinus ethmoid posterior dan
sinus sfenoid
DINDING MEDIAL = SEPTUM NASI

7
DINDING INFERIOR DINDING SUPERIOR
Dibentuk : Dibentuk :
Os Maksila Lamina kribiformis
Os Palatum
VASKULARISASI

9
INERVASI
Saraf Sensoris: cab. N. Trigeminus
N. olfaktorius N. Opthalmicus  N. Ethmoidalis Anterior
N. Maxillaris melalui Ganglion Sphenopalatina

Saraf Otonom
• Parasimpatis : nukleus salivatori
superior – n vidianus – n petrosus sup
mayor – ganglion sphenopalatina .
Vasodilatasi PD  ++ secret hidung
• Simpatis : T1-2 – ganglion servik
superior – n. vidianus – cavum nasi
FISIOLOGI HIDUNG

Respirasi Penghidu Mukosiliar

Fonasi Reflek
nasal
FUNGSI RESPIRASI
konka nasi dapat membesar dan mengecil  melebarkan dan menyempitkan rongga
hidung  disesuaikan dengan kebutuhan udara yang akan masuk.
FUNGSI PENGHIDU
FUNGSI MUKOSILIAR
Transport mukosilier  2 rute besar

1. Gabungan sekresi sinus frontal, maksila


dan etmoid anterior  dinding medial
konka inferior  nasofaring 
transsport aktif  Jatuh ke bawah dg
gaya gravitasi & proses menelan

2. Gabungan sekresi sinus ethmoid posterior


dan sfenoid bertemu di ressesus
sfenoethmoid –> nasofaring
FUNGSI FONASI
• Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonansi
pada rongga sinus  suara nyaring.
• Bila terdapat sumbatan  resonansi berkurang atau
hilang  suara sengau (Rinolalia)

• Hidung membantu pembentukan kata-kata


• Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole
• Pada pembentukan konsonan nasal (M, N, NG) rongga mulut tertutup
dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara
REFLEK NASAL
 Mukosa hidung  reseptor refleks yg berhubungan dg saluran cerna,
kardiovaskuler, & pernapasan.

 Iritasi mukosa hidung  refleks bersin & berhentinya napas

 Rangsang bau  sekresi kelenjar ludah, lambung, & pankreas


SINUS PARANASALIS
SPN

Maksila Frontal

Etmoid Sfenoid
SINUS MAKSILA
• SPN terbesar
• Dinding anterior: permukaan fasial os
maksila (fosa kanina)
• Dinding posterior: permukaan infra
temporal maksila
• Dinding medial: dinding lateral rongga
hidung
• Dinding superior: dasar orbita
komplikasi ke orbita
• Dinding inferior: prosesus alveolaris dan
palatum  infeksi gigi (P1 P2 M1-3)
mudah menyebabkan sinusitis
SINUS FRONTAL
•Bentuk dan ukuran bervariasi
•Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak
simetris
•Berhubungan dengan meatus medius melalui
duktus nasofrontal
•Dinding posterior: bagian anterior dari
bula ethmoid dan sel ager nasi membetuk
dinding anterior
•Dasar: atap supraorbital
•Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya
yang terletak resesus frontal
SINUS ETMOID
Letak: Kiri kanan kavum nasi pada lateral
atau 1/3 atas hidung dan medial orbita
Etmoid anterior :
•Dipisahkan dengan ethmoid posterior
pada tempat perlekatan konka media
pada dinding lateral hidung
•Sering meluas sampai ager nasi dan
prosesus unsinatus
Etmoid posterior : Ukuran sinus ethmoid
posterior lebih besar dan jumlahnya lebih
sedikit dibanding sinus ethmoid anterior
SINUS SFENOID
Sinus sfenoid merupakan sinus paranasal yang terletak paling posterior.
Batas-batas :
Superior : n.optikus dan kelenjar hipofisa
Inferior : atap nasofaring
Lateral : sinus kavernosus, a.karotis interna dan fisura orbitalis superior
Posterior : Fosa serebri posterior didaerah pons
FISIOLOGI SPN
1. Sebagai pengatur kondisi udara
2. Sebagai penahan suhu
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Memabntu resonansi suara
5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara (berjalan saat ada perubahan tekanan
yang besar dan mendadak seperti bersin)
6. Membantu produksi mukus (ikut serta dalam membersihkan partikel)
TERIMAKASIH

You might also like