Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 1
LOGO
LOGO
Anatomi & Definisi ISK
Menurut Sukandar (2004) , Anatomi ginjal
a. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan
produk penguraian hemoglobin dan hormone.
b. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan
dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal dan kulit.
c. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion
hydrogen (H+), bicarbonate (HCO3) dan ammonium (NH4+) serta memproduksi urine
asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
d. Pengaturan peoduksi sel darah merah. Ginjal melepasn eritropoetin, yang mengatur
produksi sel-sel darah merah dalam sumsum tulang.
e. Pengaturan tekanan daran. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pengaturan tekanan darah dan juga memproduksi enzim rennin. Rennin adalah
komponen penting dalam mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron, yang
meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
f. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.
Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrient dalam darah.
g. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, atau
zat kimia asing lain dari tubuh.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
LOGO
Anatomi & Definisi ISK
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter,
buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E.,
2004).
Pada wanita
Pada wanita gejala uretritis ringan atau bahkan tidak ada, karena uretra pada wanita selain pendek, juga
kontak pertama pada cervix sehingga gejala yang menonjol berupa cervicitis dengan keluhan berupa keputihan.
Karena gejala keputihan biasanya ringan, seringkali disamarkan dengan penyebab keputihan fisiologis lain, sehingga
tidak merangsang penderita untuk berobat. (Ernawati. 2010)
LOGO