You are on page 1of 16

Kelompok 1 :

1. Salman Farisi NIM 15-042


2. Aprilia Kusumaningtyas NIM 15-043
3. Martina Fitria NIM 15-174
4. Qurrotul Ridho Khayun NIM 15-194
5. Elok Maulidatul NIM 15-244
6. Wafda Niswatun Nadhir NIM 15-245
7. Tessa Bagus Ariyanto NIM 15-257
8. Dwi Umil Hasanah NIM 15-271
9. Ghifari Alta Choironi NIM 15-281

Kelompok 1

Infeksi Saluran Kemih


Program Studi Ilmu Keperawatan

LOGO
LOGO
Anatomi & Definisi ISK
Menurut Sukandar (2004) , Anatomi ginjal

a. Jaringan ikat pembungkus ginjal


Setiap ginjal diselubungi oleh tiga lapisan jaringan ikat, yaitu:
1. Fasia renalis adalah pembungkus ginjal terluar. Pembungkus
ini melabuhkan ginjal pada struktur disekitarnya dan
mempertahankan posisi organ.
2. Lemak perirenal adalah jaringan adipose yang terbungkus
fasia renalis. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu
ginjal agar tetap pada posisinya.
3. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membrane halus transparan
yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah
dilepas.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Anatomi & Definisi ISK

b. Struktur internal ginjal

Menurut Sukandar (2004) ,


1) Hilus tingkat kecekungan tepi pada ginjal
2) Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada
hilus
3) Pelvis renalis adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini
berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga
yang mencapai glandular, bagian penghasil urin pada ginjal.
Setiap kaliks mayor bercabang menjadi 8-18 kaliks minor.
4) Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi
struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi dua yaitu :
a) Medulla terdiri dari massa-massa triangular (berbentuk segitiga) yang disebut piramida renalis.
b) Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit structural dan
fungsional ginjal. Korteks terletak didalam diantara piramida-piramida medulla yang bersebelahan
untuk membentuk kolunma renalis yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir kedalah
duktus pengumpul.
5) Lobus ginjal, ginjal terbagi-bagi lagi menjadi beberapa lobus. Setiap lobus terdiri dari satu piramida
ginjal, kolumna yang saling berdekatan dan jaringan korteks yang melapisinya.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Anatomi & Definisi ISK
Menurut Sukandar (2004) ,
2. Fisiologi ginjal

a. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan
produk penguraian hemoglobin dan hormone.
b. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan
dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal dan kulit.
c. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion
hydrogen (H+), bicarbonate (HCO3) dan ammonium (NH4+) serta memproduksi urine
asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
d. Pengaturan peoduksi sel darah merah. Ginjal melepasn eritropoetin, yang mengatur
produksi sel-sel darah merah dalam sumsum tulang.
e. Pengaturan tekanan daran. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pengaturan tekanan darah dan juga memproduksi enzim rennin. Rennin adalah
komponen penting dalam mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron, yang
meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
f. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.
Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrient dalam darah.
g. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, atau
zat kimia asing lain dari tubuh.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
LOGO
Anatomi & Definisi ISK
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter,
buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E.,
2004).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat


terbentuknya koloni kuman di saluran kemih. Beberapa istilah
yang sering digunakan dalam klinis mengenai ISK :
1. ISK uncomplicated (sederhana),
2. ISK complicated (rumit),
3. First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection,
4. Infeksi berulang
5. Asymtomatic significant bacteriuria (ASB)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Epidemiologi ISK
Uretritis banyak ditemukan pada orang dengan keadaan sosial ekonomi lebih
tinggi, usia lebih tua dan aktivitas seksual yang lebih tinggi. Juga ternyata pria lebih
banyak daripada wanita dan golongan heteroseksual lebih banyak daripada golongan
homoseksual. Chlamydia trachomatis merupakan penyebab Uretriti terbanyak dibanding
dengan organisme lain. Dari berbagai studi dilaporkan bahwa 30 – 60 % dari penderita
Urettritis dapat diisolasi C. trachomatis, selanjutnya 4 – 43 % dari pria penderita gonore
dan 0 – 7 % dari pria dengan uretritis asimtomatik. WHO memperkirakan bahwa tidak
kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap tahun di seluruh dunia. Di Amerika
Serikat diperkirakan dijumpai 600.000 kasus baru setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
banyak faktor penunjang yang dapat mempermudah dalam hal penyebarannya
menyangku: kemajuan sarana transportasi, pengaruh geografi, pengaruh lingkungan,
kurangnya fasilitas pengobatan, kesalahan diagnosa, perubahan pola hidup dan
penyalahguanaan obat. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai
infeksi uretritis.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Etiologi ISK

Kuman-kuman penyebab uretritis adalah N. Gonorrhoeae, C.


trachomatis (22.3%), Mycoplasma genitalium (12,5%), Trichomonas vaginalis
(2,5%), dan Ureaplasma urealyticum (24,0%), kombinasi patogen yang
terdeteksi 9,5%, dan sisanya tidak ditemukan etiologinya. Umumnya masa
inkubasi kuman berkisar antara 3 – 14 hari. C. trachomatis merupakan
penyebab paling sering epididimitis pada pria. Sebanyak 75% dari wanita tidak
mengalami gejala dan 40% yang tidak diobati akan mengalami penyakit
radang panggul. Jaringan parut pada tuba fallopi akibat dari infeksi Chlamydia
merupakan resiko dari kehamilan ektopik, nyeri panggul, dan infertilitas (Penta,
2015).

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Klasifikasi ISK
4. Klasifikasi
Uretritis dibedakan menjaddi dua, yaitu uretritis gonoreal dan uretritis
nongonoreal.
a. Uretritis Gonoreal
Uretritis gonoreal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan
melalui kontak seksual. Pada pria, inflamasi orifisium meatal terjadi disertai rasa
terbakar ketika urinisasi. Meskipun demikian, penyakit ini dapat asimtomatik.
Pada wanita, rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit juga asimtomatik.
Oleh karena itu, gonorea pada wanita, sering tidak didiagnosa. Pada pria, infeksi
melibatkan jaringan di sekitar uretra, menyebabkan periuretritis, prostatitis,
epididimitis, dan striktur uretra.
b. Uretritis Nongonoreal
Uretritis yang tidak berhubungan dengan Neisseria gonorrhoeae
biasanya disebabkan oleh Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Jika
pasisen pria adalah simtomatik, maka akan ada keluhan disuria dan rabas uretral.
Uretritis ini memerlukan penanganan antimikribial yang tepat

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Patofisiologi & Pathway ISK
Patofisiologi
Uretritis lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Uretritis
dapat disebabkan oleh mikroorganisme gonokokus maupun nongonokokus.
Pada wanita, uretritis mungkin tidak hanya bersamaan dengan sistitis tetapi
dapat menjadi infeksi sekunder vagina. Sabun, pembalut, atau tisu yang
beraroma dapat menyebabkan uretritis. Pada pria, penyebab terjadinya
uretritis adalah infeksi dari Chlamydia trachomatis atau Urea plasma
urealyticum, yang menyebabkan STI. Bagian distal dari uretra pria tidak
benar-benar steril. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya
ISK, asending dan hematogen (Fitria, 2014)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO

Program Studi Ilmu Keperawatan


LOGO
Manifestasi Klinis ISK
Menurut Ernawati (2010), setiap pasien dengan ISK pada laki dan ISK
rekuren pada perempuan harus dilakukan investigasi faktor predisposisi atau
pencetus.
1. Pielonefritis Akut (PNA)
Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39,5-40,5°C), disertai
menggigil dan sakit pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala
ISK bawah (sistitis).
2. ISK bawah (sistitis)
Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia,
disuria, stranguria.
3. Sindrom Uretra Akut (SUA)
a. Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. Sumber infeksi berasal
dari kelenjar periuretral atau uretra sendiri. Kelompok pasien ini memberikan
respon baik terhadap antibiotik standar seperti ampicillin.
b. Pasien lekosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur urin steril. Kultur
khusus ditemukan Chlamydia Trachomatis atau bakteri anaerobik.
c. Pasien tanpa piuri dan biakan urin steril (Anggraini 2013)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Manifestasi Klinis ISK
Uretritis Gonorhae
Setelah masa tunas yang berlangsung antara 2-10 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas
pada waktu kencing yang kemudian diikuti keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan. Pada
keadaan ini umumnya penderita tetap merasa sehat, hanya kadang-kadang dapat diikuti gejala konstitusi
ringan. Sebanyak 10% pada laki-laki dapat memberikan gejala yang sangat ringan atau tanpa gejala
klinis sama sekali pada saat diagnosis, tetapi hal ini sebenarnya merupakan stadium presimtomatik, oleh
karena waktu inkubasi pada laki-laki bisa lebih panjang (1-47 hari dengan rata-rata 8,3 hari) dari laporan
sebelumnya. Bila keadaan ini tidak segera diobati, maka dalam beberapa hari sampai beberapa minggu
maka sering menimbulkan komplikasi lokal berupa epididymitis, seminal vesiculitis dan prostatitis,
yang didahului oleh gejala klinis yang lebih berat yaitu sakit waktu kencing, frekuensi kencing
meningkat, dan keluarnya tetes darah pada akhir kencing (Ernawati. 2010).

Pada wanita
Pada wanita gejala uretritis ringan atau bahkan tidak ada, karena uretra pada wanita selain pendek, juga
kontak pertama pada cervix sehingga gejala yang menonjol berupa cervicitis dengan keluhan berupa keputihan.
Karena gejala keputihan biasanya ringan, seringkali disamarkan dengan penyebab keputihan fisiologis lain, sehingga
tidak merangsang penderita untuk berobat. (Ernawati. 2010)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Pemeriksaan Penunjang ISK
Menurut Murtiastutik (2002), Pemeriksaan Penunjang ISK yaitu :
A. Pemeriksaan laboratorium secara langsung
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendiagnosis uretritis adalah sebagai
berikut:
1. Pewarnaan Gram adalah salah satu pemeriksaan yang lebih cepat untuk mengevaluasi uretritis
dan mengetahui ada tidaknya infeksi gonokokus. Dianggap positif uretritis bila terdapat
lebih dari 4 leukosit dengan pembesaran 1000 kali.
2. Sedimen urin: kriteria diagnosis uretritis bila terdapat sekret uretra dan terdapat 20 leukosit
PMN atau lebih dua lapangan pandang dengan pembesaran 400x dari pemeriksaan
sedimen 10-15 ml urine tampung pertama yang dikeluarkan sebelum 4 jam atau lebih.
3. Pada pemeriksaan mikroskopik sekret serviks dengan pewarnaan gram didapatkan >30 lekosit
per lapangan pandang dengan pembesaran 1000 kali.
4. Pemeriksaan spesimen dari endouretral dengan dijumpainya sel lebih dari 4/LP (400x)
dilakukan dengan pewarnaan gram.
5. Pemeriksaan sediaan basah untuk menentukan Trichomonas vaginalis.
B. Kultur
Sebagai patogen intraseluler, Chlamydia trachomatis membutuhkan sistem kultur sel untuk
diperbanyak di laboratorium,
c. Metode serologi
Pemeriksaan serologi tidak banyak digunakan untuk diagnosis infeksi
Chlamydia pada saluran reproduksi selain limfogranuloma venereum

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Penatalaksaan ISK
Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya. Jika penyebabnya
adalah bakteri, maka diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks,
maka diberikan obat anti-virus (misalnya asiklovir).
Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi gonorrheae
sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu ditambahkan antibiotika
anti-chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


LOGO
Daftar Pustaka
• Fitria.2014. Pathway Uretritis https://www.scribd.com/document/363945868/Pathway-
Uretritis
• Ernawati. 2010. Urtritis Gonorhae.
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%20Desember%202
010/URETRITIS%20GONORE.pdf
• Hutapea NO. Uretritis Non Gonore. Cermin Dunia Kedokteran 1982; 28: 87-9
• Murtiastutik D. 2002. Infeksi Genital Pada Pria. Dalam: Barakbah J, ed. Buku Ajar Infeksi
Menular Seksual. Surabaya: FK Unair
• Seputra Kurnia Penta. 2015. Guideline Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan
Genetalia Pria 2015. Serial online
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=14&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwj6jPCvgcPXAhUFkZQKHevPAHA4ChAWCDgwAw&url=https%3A%2F%2
Fwww.medbox.org%2Fguideline-penatalaksanaan-infeksi-saluran-kemih-dan-genitalia-
pria-2015%2Fdownload.pdf&usg=AOvVaw3xbQZ9HSAkJKsFE52F1rVV (Sitasi 16
November 2017, 18.58)
• Sukandar. 2004. Dalam artikel “Infeksi Salura Kemih”. Di akses melalui website
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25633/Chapter?sequence=4.
[Diakses pada 16 November 2017]

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


Engineering Nursing

LOGO

You might also like