You are on page 1of 28

OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT

dr. Marina Anggun Sari

TIM FARMAKOLOGI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


PENDAHULUAN
 Obat-obat susunan SSP terdiri dari:
 Obat pada penyakit parkinson
 Hipnotik-sedatif
 Obat stimulan SSP (analeptik)
 Antiepilepsi dan anti-konvulsan
 Psikotropik
 Anestetik
 Analgesik
OBAT PADA PENYAKIT PARKINSON
 Parkinson  sindrom/penyakit terjadi akibat gangguan
keseimbangan neuro-humoral di ganglia basalis
khususnya traktus nigrostriatum.

 Traktus nigrostriatum  mengatur fungsi gerakan halus


melalui keseimbangan antara komponen dopaminergik
dan kolinergik.

 Gejala  gangguan neuromuskular berupa tremor,


rigiditas, akinesia/hipokinesia, disertai kelainan postural
tubuh dan gaya berjalan.
 Pada Parkinson :
 Aktivitas Dopaminergik <
 Aktivitas kolinergik >

 Prinsip obat yang digunakan pada terapi :


 Dopaminergik sentral
 Agonis dopamin
 Antikolinergik
DOPAMINERGIK (levodopa)
 Me-replesi kekurangan DA (dopamin) pada korpus
striatum  kadar dopamin 
 Farmakokinetik :
 Mencapai sirkulasi relatif sedikit  dibutuhkan dosis lebih
besar
 Lebih banyak yang mengalami biotransformasi 
meningkatkan pembentukan dopamin di perifer
 Efek samping (akibat dopamin di perifer)
 Mual, muntah
 Efek pada sistem kardiovaskular, metabolik endokrin, gerakan
spontan
 Penggunaan klinis :
 Terapi dimulai dengan dosis kecil, dinaikkan bertahap
 Digunakan terutama dikombinasikan dengan penghambat
karboksilase untuk mengurangi efek peningkatan dopamin di
perifer.

 Contoh penghambat karboksilase :


 Karbidopa
 Benserazid
AGONIS DOPAMIN (bromokriptin)
 Bekerja dengan merangsang reseptor dopaminergik

 Pada penggunaan klinis :


 Sebagai terapi kombinasi bersama levodopa
 Pengganti levodopa bila levodopa dikontra indikasikan.

 Perhatian :
 Efek samping mual dan muntah dapat dikurangi dengan
pemberian antasid dan dosis secara bertahap.
 Perhatian khusus pada pasien dengan hipertensi.
ANTIKOLINERGIK (triheksifenidil)

 Mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di


ganglia basal

 Dibandingkan dengan atropin, memperlihatkan efek


antispasmodik, midriatik, dan rangsang vagus lebih
rendah.

 Antihistamin yang mempunyai efek antikolinergik 


dapat digunakan dalam terapi
ex : difenhidramin back
HIPNOTIK DAN SEDATIF
 Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pen-
depresi SSP.

 Pada dosis terapi, obat ini menekan aktivitas mental,


menurunkan respon rangsangan emosi (penenang),
menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur.

 Golongan yang secara luas dipakai:


 Benzodiazepin
 Barbiturat
BENZODIAZEPIN
 Efek :
 Hipnotik sedatif
 Pelemas otot
 Antiepilepsi
 Antiansietas

 Efek depresi saraf umumnya tidak sekuat barbiturat dan


anestesi umum.

 Mekanisme kerja : interaksi dengan GABA (gamma


amino butirat).
 Penggunaan jangka waktu lama  menyebabkan
ketergantungan dan penyalahgunaan (terutama
bersama alkohol dan obat2an lain)

 Perhatian khusus terutama pada:


 Pasien dengan penyakit saluran pernafasan
 Kelainan fungsi hati
 Anak-anak
Benzodiazepin
Alprazolam Tab 0,5 mg , 1 mg
Klobazam Tab 10 mg
Flurazepam Tab 15 mg
Diazepam Tab 2 mg, 5 mg
Lorazepam Tab 0,5 mg, 2 mg
Midazolam Amp 5 mg/5 ml
BARBITURAT
 Secara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif

 Pemakaian mulai digantikan dengan benzodiazepin

 Efek :
 Depresi SSP
 Meningkatkan total lama tidur
 Depresi nafas
 Menurunkan tekanan darah dan nadi
 Terapi darurat kejang
 Kontra indikasi :
 Alergi barbiturat
 Penyakit hati/ginjal
 Hipoksia

Barbiturat
Fenobarbital (luminal) Oral, IM, IV
Mefobarbital (mebaral) Oral
Metoheksital (brevital) IV
Sekobarbital (seconal) Oral, IM, IV, rektal

back
ANALEPTIK
 Obat-obat yang efek utamanya menyebabkan
perangsangan pad SSP

 Bekerja merangsang SSP dengan :


 Mengadakan blokade sistem penghambatan
 Meninggikan perangsangan sinaps

 Obat yang termasuk analeptik :


 Xantin
 Amfetamin
XANTIN
 Derivat xantin  kafein, teofilin, dan teobromin

 Terdapat pada ekstrak tumbuh-tumbuhan yang


digunakan sebagai minuman, seperti :
 Kopi  kafein
 Teh  kafein dan teofilin
 Cocoa  kafein dan teobromin

 Efek :
 Relaksasi otot polos t.u bronkos
 Stimulan SSP, otot jantung
 Meningkatkan diuresis
M D M A (METILENDIOKSIMETAMFETAMIN)
 Bekerja dengan meningkatkan penglepasan total
neurotransmitter monoamin (noradrenalin, serotonin,
dlm jumlah kecil dopamin) dari ujung akson.

 Efek :
 Perasaan bertenaga
 Perasaan menyenangkan
 Meningkatkan persepsi
 Efek negatif :
 takikardia
 Mulut kering
 Nyeri otot
 Agitasi, serangan panik

 Pemakaian jangka panjang :


 Degenerasi sel saraf serotonergik
 Gangguan ingatan baik verbal maupunn visual, impulsif,
serangan panik, halusinasi  akibat toksisitas serotonin

back
ANTI-EPILEPSI DAN ANTI-KONVULSAN
 Epilepsi  keadaan yang ditandai bangkitan berulang
akibat fenomena klinik letupan listrik/depolarisasi
abnormal yang eksesif, terjadi di suatu fokus secara
paroksismal.

 Pemilihan obat  bentuk epilepsi, bangkitan, dan jenis


EEG-nya.

 Secara umum dibedakan menjadi :


 Bangkitan umum
 Bangkitan parsial
 Mekanisme kerja obat anti epilepsi :
 Inhibisi kanal Na+ pada membran akson
 Ex : fenitoin, carbamazepin, fenobarbital, asam valproat
 Inhibisi kanal Ca2+
 Ex : asam valproat
 Peningkatan inhibisi GABA
 Ex : barbiturat, asam valproat, gabapentin
 Penurunan eksitasi glutamat
 Ex : fenobarbital
5 GOLONGAN OBAT ANTI EPILEPSI
1. Hidantoin
 Yaitu fenitoin, mefenitoin, dan etotoin
 Memiliki efek antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi
umum SSP
 Bekerja menghambat perjalanan rangsang dari fokus ke
bagian lain, stabilisasi membran, mempengaruhi konduktan
ion dan potensial membran.
 Perhatian khusus :
 Gejala hepatotoksisitas
 Anemia megaloblastik

 Ibu hamil  bersifat teratogenik t.u pada pemakaian di TM 1


2. Barbiturat
 Yaitu fenobarbital (secara luas di pakai), primidon
 Fenobarbital  bekerja membatasi penjalaran aktivitas dan
bangkitan dan menaikkan ambang rangsang.
 Fenobarbital  pilihan terapi kejang dan kejang demam
pada anak
 Dosis dewasa : 120-250 mg
 Dosis anak : 30 – 100 mg
 Untuk kejang demam berulang :
 Loading dose 6-8 mg/kgbb
 Maintenance 3 -4 mg/kgbb
3. Oksazolidindion
 Yaitu trimetadion
 Dulu dipakai untuk terapi epilesi tipe absence, kini
pemakaiannya sudah jarang.

4. Suksinimid
 Yaitu etosuksinimid, metsuksinimid, dan fensuksinimid
 Etosuksinimid  selektif terhadap bangkitan lena
 Efek samping  ruam kulit, mual, gejala berat berupa
agranulositosis dan pansitopenia

5. Karbamazepin
 Pada awalnya digunakan untuk pengobatan neuralgia
trigeminal  memiliki efek analgetik selektif
 Efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan tonik-klonik
6. Benzodiazepin
 Sebagai antikonvulsan, disamping sebagai antiansietas
 Diazepam  obat terpilih untuk status epileptikus
 Dosis dewasa : 0,2 mg/kgbb bolus lambat dengan kecepatan

5mg/menit secara IV. Dosis maksimal 20-30 mg


 Dosis anak : 0,15 – 0,3 mg/kgbb. Maksimal 5-10mg.

 Pemberian per rektal : 0,5 mg – 1 mg/kgbb.

7. Asam Valproat
 Terutama untuk epilepsi tonik klonik umum
 Prinsip terapi pada epilepsi :
 Monoterapi
 Dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan bertahap
 Dimulai dengan obat lini I, jika sudah maksimal, tambahkan
lini II dengan lini I di tappering

 Penghentian Obat Anti Epilepsi :


 Bebas bangkitan minimal 2 tahun
 EEG normal
 Dihentikan bertahap

back
PSIKOTROPIKA
 Merupakan obat yang mempengaruhi fungsi perilaku,
emosi, dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang
psikiatri.
 Dibedakan menjadi 4 golongan :
 Antipsikosis
 Antiansietas
 Antidepresi
 Antimania
 Psikotogenik
ANTIPSIKOSIS
 Dibagi menjadi 2 golongan :
 Antipsikosis tipikal
 Memiliki afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamin 
reaksi ektrapiramidal
 Antipsikosis atipikal
 Afinitas lemah terhadap reseptor dopamin

 Contoh obat :
 Antipsikosis tipikal : klorpromazine, haloperidol
 Antipsikosis atipikal : klozapin, risperidon, olanzapin
TERIMA KASIH

You might also like