You are on page 1of 26

OBAT-OBAT

OTONOM
OLEH :
DR. MARINA ANGGUN SARI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


2012
PENDAHULUAN
 Obat otonom adalah obat-obat yang bekerja
pada berbagai tahap transmisi dalam sistem saraf
otonom.
 Transmisi terjadi :
 Elektrik : - serabut saraf
 Neurotransmitor: - sinaps/ganglion

- terminal saraf
SISTEM SARAF OTONOM

SARAF SIMPATIS SARAF PARASIMPATIS

Disalurkan melalui saraf Disalurkan melalui saraf otak


TORAKOLUMBAL dari Th1 – L3 III, VII, IX, X, N.pelvikus.
Ujung saraf nya mengeluarkan Ujung saraf nya mengeluarkan
zat adrenergik zat kolinergik
TRANSMISI NEUROHUMORAL
Kolinergik Adrenergik
1. Sintesis NT Cholin+Acetyl CoA  Ach Tyrosin  DOPA 
Dopamin  NE/E
2. Penyimpanan Dalam vesikel saraf Dalam vesikel saraf
3. Release Oleh potensial aksi saraf Oleh potensial aksi saraf
4. Ikatan NT Muskarinik: - otot polos a-1, a-2
dg reseptor - kelenjer eksokrin b-1, b-2
Nikotinik: - ganglion
- otot rangka
5. Terminasi Metabolisme oleh Asetilkolin 1. Reuptake (terutama)
efek esterase (AChE) 2. Metab. Oleh MAO
dan COMT
3. Difusi ke luar celah
sinaps
Respon terhadap Perangsangan Saraf Otonom

 Perangsangan Saraf Kolinergik


 Terkait reseptor muskarinik dan nikotinik
 Muskarinik terdiri dari M1 dan M3 di berbagai otot
polos dan kelenjar, dan M2 yang terutama terdapat di
jantung.
 Perangsangan Saraf Adrenergik
 Terkait reseptor a1, a2, b1, b2
 Respon organ terhadap perangsangan adrenergik,
bergantung jenis reseptor adrenergik yang dimiliki organ
tersebut.
Cara Kerja Obat Otonom
 Hambatan pada sintesis/pelepasan transmitter
 Mempengaruhi pelepasan transmitter
 Mempengaruhi ikatan dengan reseptor
 Hambatan destruksi/ambilan transmitter
Obat Otonom
 Menurut efek utamanya, dibagi menjadi 5
golongan :
 Parasimpatomimetik (kolinergik)
 Simpatomimetik (adrenergik)

 Parasimpatolitik (penghambat kolinergik)

 Simpatolitik (penghambat adrenergik)

 Obat ganglion
Parasimpatomimetik (kolinergik)

 Efek obat menyerupai efek yang ditimbulkan oleh


aktifitas susunan saraf parasimpatis.
 Antara lain :
 Agonis muskarinik (asetilkolin,esterkolin sintetis, alkaloid
kolinergik)
 Antikolinesterase
Efek agonis muskarinik

 Jantung : bradikardi
 Pbl darah : vasodilatasi
 Bronkus : konstriksi
 Saluran cerna : peristalsis 
 Kandung kemih : kontraksi
 Kel. Eksokrin : sekresi 
 Pupil : miosis
Efek Antikolinesterase

 Mata : miosis, penurunan TIO


 Saluran cerna : peristaltik 
 Sambungan saraf dan otot : efek perangsangan langsung
pada otot rangka

Contoh obat :
 Fisostigmin (t.u topikal mata) sbg miotikum sesudah
pemberian atropin pada funduskopi.
 Prostigmin/piridostigmin pada miastenia gravis

 Edrofonium
Simpatomimetik (adrenergik)

 Efek obat menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktifitas


susunan saraf simpatis
 2 golongan obat adrenergik :
KATEKOLAMIN NON KATEKOLAMIN
 Epinefrin  Efedrin
 Norepinefrin  Fenilpropanolamin
 Dopamin  Fenilefrin
 Dobutamin  Amfetamin
 Isoproterenol
 Isoetarin
Reseptor Adrenergik

 a-1
 Otot polos pbl darah  vasokonstriksi

 Otot polos saluran cerna dan kandung kemih


relaksasi
 Hati  glikogenolisis, glukoneogenesis

 Pupil  midriasis

 a -2:
 Sel b pankreas  sekresi insulin 

 Reseptor prasinaps  sekresi NE 


 b-1:
 Jantung  inotropik positif, kronotropik positif, dromotropik
positif
 Sel jukstaglomeruler  sekresi Renin 
 b -2:
 Bronkus  bronkodilatasi
 Otot polos uterus  relaksasi
 Pbl darah otot rangka & koroner  vasodilatasi
 Sel b pankreas  Sekresi insulin 
 Hati: Glikogenolisis, glukoneogenesis  gula darah 
 NOREPINEFRIN
 terutama bekerja pada reseptor a dan b1.
 menimbulkan peningkatan tekanan diastol, sistolik, dan
tahanan perifer.
 ISOPROTERENOL
 Bekerja paling kuat pada semua reseptor b, dan hampir
tidak bekerja pada reseptor a.
 Pada asma, menimbulkan bronkodilatasi dan
menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi.
 DOPAMIN
 Pada dosis yang sedikit lebih tinggi, menyebabkan
peningktan kontraktilitas miokard melalui aktivasi
adrenoseptor b1.
 Terutama berguna untuk keadaan curah jantung rendah
disertai gangguan fungsi ginjal.
 EFEDRIN
 Bekerja pada reseptor a , b1, b2.
 Memiliki efek bronkorelaksasi.
 Yang menyerupai efedrin antara lain fenilpropanolamin
dan pseudoefedrin.
Penggunaan Klinis

 Syok kardiogenik  dopamin, dobutamin


 Syok neurogenik  norepinefrin
 Henti Jantung  epinefrin 0,5 mg – 1 mg.
 Syok anafilaktik/hipersensitifitas  epinefrin
 Sebagai dekongestan nasal  efedrin,
pseudoefedrin, fenilpropanolamin.
 Asma bronkial  b2-agonis (untuk mengatasi
serangan akut)
Parasimpatolitik (penghambat kolinergik)

 Efek obat menghambat timbulnya efek akibat


aktifitas susunan saraf parasimpatis
 Penghambat kolinergik (penghambat reseptor
muskarinik) antara lain Alkaloid antimuskarinik,
atropin, skopolamin.
Efek Anti Kolinergik (antagonis muskarinik)

 SSP : bersifat merangsang SSP


 Sistem kardiovaskular : bersifat bifasik terkait dosis
(pada atropin)
 Mata : midriasis dan sikloplegia
 Saluran nafas : menurunkan sekresi kelenjar
submukosa, bronkodilatasi
 Saluran cerna : antispasmodik
 Kelenjar eksokrin : menekan sekresi liur dan bronkus
Penggunaan secara klinis

 Alkaloid Belladona : mengurangi spasme sal.cerna


 Ipratropium Bromida : bronkodilator
 Atropin : sebagai midriatikum pada pemeriksaan
funduskopi
 Skopolamin : motion sickness
 Atropin : antidotum intoksikasi
antikolinesterase/organofosfat
Nama generik Sediaan

Ekstrak belladona 10 mg/tablet

Butropium bromida 5 mg/tablet

Skopolamin metil bromida 1 mg/tablet

Atropin sulfat 0,25 dan 0,5 mg

Sumber : Farmakologi dan Terapi FKUI


Simpatolitik (penghambat adrenergik)

 Efek obat menghambat timbulnya efek akibat


aktifitas susunan saraf simpatis
 Antara lain
 Penyekat reseptor alfa (a-blocker)
 Contoh : Prazosin, trimazosin, bunazosin, Terazosin, Doksazosin
 Penyekat reseptor beta (b-blocker)
 Contoh : propanolol, atenolol, bisoprolol
 Penghambat saraf adrenergik
 Contoh : Reserpin, guanetidin
Kesimpulan
 Obat-obat otonom bekerja dalam berbagai tahap
transmisi
 Cara kerja  secara adrenergik atau kolinergik.
 Penting diketahui proses transmisi neurohumoral,
meliputi sintesis, penyimpanan, pelepasan, ikatan
dengan reseptor, dan terminasi efek.
 Efek obat otonom terkait erat dengan ikatan kuat
nya dengan masing-masing reseptor yang berbeda
terhadap effector organ.

You might also like