Professional Documents
Culture Documents
4 Gejala Utama :
o Batuk tanpa darah
o Batuk darah
o Sesak napas ( dengan suara tambahan / tidak )
o Nyeri dada
Anamnesa .................
Batuk Darah
Bedakan Batuk darah / muntah darah
Volume Haemoptisis
Profuse : 600 cc / hari atau 300 cc / kali
Minimal : < 100 cc / hari
Frekwensi terjadinya
- Single haemoptisis ( jarak > 7 hari )
- Repeated haemoptisis ( jarak < 7 hari )
Anamnesa .................
Sesak Napas
o Onset sesak mendadak berat , bertahap memberat
o Progresifitas sesak progresif menahun, paroksismal berulang
o Intensitas sesak memberat, stabil sesak
o Dipengaruhi posisi tidur / aktifitas
o Dipengaruhi adanya alergen cuaca / makanan / stress
o Riwayat keluarga Alergi asma,rhinitis,exim
o Suara yang menyertai saat terjadi Sesak
Anamnesa .................
Nyeri Dada
Waktu nyeri Saat Inspirasi / Ekspirasi
Sifat nyeri Terlokalisir
Menyebar
Tembus ke punggung
Intensitas nyeri Tetap / makin memberat
Rasa tambahan Nyeri disertai rasa berat di dada
Nyeri disertai rasa ditekan
PEMERIKSAAN FISIK
PARU
PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
SARAT OPTIMAL PEMERIKSAAN FISIK PARU :
• Posisi penderita duduk tegak, kecuali bila tak
memungkinkan karena penyakit / keadaan penderita.
• Pemeriksa membayangkan pembagian permukaan dada
dan punggung penderita menjadi beberapa area.
• Bandingkan paru kiri kanan pd sisi muka, belakang , dan
samping saat Inspeksi, Palpasi, Perkusi atau Auskultasi .
• Memeriksa dengan teliti sisi paru yang di temukan
mengalami gangguan / kelainan.
PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
i a b j
Membayangkan pembagian
permukaan dada penderita
k c d l menjadi beberapa area
m e f n
o g h p
PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
Membayangkan pembagian
i a b j permukaan pungggung
Penderita menjadi
k c d l beberapa area
m e f n
o g h p
PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
N A. Osteo Costalis
B. Cartilagines Costalis
C. Curvature Costalis
D. Costae Palsu
E. Costae Palsu
F. Costae Melayang
G. Costae Melayang
H. Corpus Vertebrae Thoracalis
I. Prox. Xiphoideus / cauda sternum
J. Corpus sterni
K. Caput / manubrium Sterni
L. Caput Sternal Junction
N. Angulus Sterni ( Ludovicii )
M. Fossa jugularis
Cavum Thoraks Posisi Anterior – Lateral - Posterior
OTOT INSPIRASI
Sternocleidomastoideus
Trapezius
Scalenus
Intercostalis Eksternus
Diafragma
OTOT EKSPIRASI
Intercostalis Internus
Obliqua Eksterna
Obliqua Interna
Tranversus Abdominis
Rectus Abdominis
INSPEKSI................
Trakhea
x
Membayangkan trakhea
Bronkus kanan Bronkus kiri dan percabangan bronkhus
( dari depan )
Fosa
jugularis
INSPEKSI...............
Membayangkan trakhea
x dan percabangan bronkhus
T4 ( dari belakang )
Fis. Mayor
Lob.
Inf
Costae 6
INSPEKSI................
Proc.sp.th 3
Membayangkan Lobus
Lob. Lob. dan Fisura Paru dari
sup sup Belakang / Punggung
Fis. Mayor
INSPEKSI................
Fisura obliqua
Costae 5 Lob.
Med Costae 6
Lob.
Inf Membayangkan Lobus
dan Fisura Paru Kanan
( dari sisi samping )
INSPEKSI................
x Proc.sp.Th.3
Lob.
sup Membayangkan Lobus
dan Fisura Paru Kiri
Fisura obliqua
( dari sisi samping )
Lob.
ostae 6 x Inf
INSPEKSI................
Bentuk Thorak
Pectus Excavatum ( sternum cekung )
Barrel chest ( PA = Lat / tong anggur )
Pigeon Chest ( sternum cembung )
Scoliosis ( pd posisi lat. spt huruf S )
Kifosis ( punggung bengkok ke depan )
Gibus ( penonjolan tulang pada cervico thorak)
Lordosis ( dada terlalu membusung )
Rachitis Rosary ( tulang iga seperti tasbih )
Pectus Excavatum
B N
Barrel Chest
Pigeon Chest
GIBUS
Scoliosis
Scoliosis
Kifosis
Kifosis - Lordosis
INSPEKSI................
aa
a.Perkusi Tidak Langsung – Ujung Jari Tengah tangan kanan sebagai Pleksor
& Jari Tengah Tangan Kiri sebagai Pleksimeter
b.Perkusi Langsung - Dengan Ibu Jari tangan kiri pada Punggung
c. Perkusi dada depan atas / lob. Superior ( Posisi terlentang )
Perkusi...................
Suara Napas ( 1 )
450 450
Inspirasi Ekspirasi
Penghantaran Getaran
Nada Frekwensi
Panjang tabung & diameter tabung
Intensitas Energi & Frekwensi
Pergantian medium
Timbre / Kwalitas Nada dasar
Overtone
AUSKULTASI ..........
VESIKULER
Adalah Suara napas normal
Bernada rendah ( inspirasi bernada rendah )
Terdengar sepanjang fase Inspirasi
Suara ekspirasi terdengar lebih lemah, lebih pendek, dan
nada lebih rendah
Tidak ada “silent gap”
Ekspirasi
Inspirasi
AUSKULTASI ..........
BRONKIAL
Kualitas tubuler
Inspirasi bernada tinggi dan terde-ngar sepanjang fase
Inspirasi
Fase Ekspirasi Lebih lama daripada fase Inspirasi
Ada “silent gap”
Inspirasi
Ekspirasi
AUSKULTASI ..........
BRONKO-VESIKULER
Inspirasi dan ekspirasi Jelas seluruhnya dengan nada
tinggi
Tidak ada “silent gap”
Inspirasi Ekpirasi
Inspirasi Ekspirasi
d d
AUSKULTASI DARI BELAKANG
a
a. Suara Napas trakheal
b b. Suara Napas Bronkhial
c. Suara Napas Bronkhovesikuler
b d. Suara Napas Vesikuler
c c
d
d
d d
Keterangan Vesikuler Bronkho Bronkhial Trakheal
vesikuler
Intensitas
Suara
= Tebal Garis
Durasi Suara
Insp Eks Insp Eks
= Panjang Garis Insp Eks Insp Eks
Nada Suara=
Besar Sudut
Lokasi Diseluruh Depan Depan Depan
Auskultasi lapangan paru, ICS 1 dan 2 Dibawah trakhe s/d fosa
depan & belng, Belakang manubrium jugularis
kecuali di lokasi Dibalik scapula sterni Belakang
suara ves, Belakang Cervical1-7
bronco ves & Antara Ins dan Interscapular
trakheal Eks tidak di Antara Ins dan
jumpai GAP Antara Ins dan Eks di jumpai
Antara Ins dan Eks di jumpai GAP
Eks tidak di GAP
jumpai GAP
Perbedaan suara - Inspirasi & Ekspirasi
Suara napas intensitas Durasi Nada
Vesikuler Insp lebih keras Insp lebih lama Insp lebih tinggi dp
dp. Eksp dp. Eksp Eksp ( tanpa GAP )
Bronkhial Eksp. Lebih keras Eksp lebih lama Eksp lebih tinggi
dp. Insp dp Insp Dp Insp ( ada GAP)
Trakheal Insp = Eksp Insp = Eksp Insp = Eksp
( lebih keras dp ( sama lamanya) Nada tinggi
suara bronkhial ) ( ada GAP)
AUSKULTASI .......... Suara Tambahan (2)
Ronkhi
( Parenkhim Paru )
Basah Kering
Stridor Sibilan
Kasar Sedang Halus ( Sonourus ) ( Wheezing )
SUARA TAMBAHAN
• Berasal dari paru
• Berasal dari pleura
• Berasal dari mediastinum
AUSKULTASI ..........
SUARA TAMBAHAN DARI PARU
• Selalu patologis
• Timbul karena : sekret, penyempitan lumen, terbukanya
Asinus (alveoli) yang sebelumnya kolaps
• Istilah : adventitious sound
• Sering di sebut sbg : rales , rhonchi atau ronki
AUSKULTASI ..........
RONKI BASAH
* Ronki basah kasar : suara gelembung udara besar yang
pecah
* Banyak sekret di sal. Napas besar
* Pada pend. Tak kuat batuk karena ( kesadaran menurun atau
keadaan umum lemah )
AUSKULTASI ..........
RONKI KERING
* Bernada rendah (sonorous) terdengar seperti
mengerang ,karena obstruksi partial sal. napas besar
* Bernada tinggi (sibilan) terdengarnya mencicit , karena
obstruksi sal. Napas kecil (wheeze).
AUSKULTASI ..........
SUARA PERCAKAPAN
- Mengucapkan kata “ 1, 2, 3, 9 “ atau kata-kata lain
- Bila terdengar jelas Bronkofoni positip
- Paru keadaan normal tak terdengar jelas
- Contoh kelainan pada: Konsolidasi, Atelektasis
kompresi ( bronkus terbuka )
- Bronkofoni terdengar dengan suara nasal / sengau
Egofoni (terdengar pd tepi atas efusi/Konsolidasi)
AUSKULTASI ..........
SUARA BISIK
- Nada tinggi, jelas terdengar pd laring, makin kebawah
makin lemah dan kabur ( disebut bronchial whispered
pectoriloque )
- Berbisik dengan kata desis “ susu sapi “
- Normal: terdengar jelas pada laring / trakhea
- Contoh Kelainan pada: Konsolidasi, Atelektasis
Kompresi ( bronkus terbuka )
AUSKULTASI ..........
SN ST S S
Bnt Gr Med Gr Fre
C B
k k m
Lumen N N Te N N Son Exp Whz - - Asma
sempit ngah HS PPOK
Sekret N N Te N N Sonor N Ron - - Asma
lumen ngah Basah PPOK
kasar TB
Pnemo-
nia
Atlekta < Gese Redup - - - - Ca
sis r bronco
C2. Tanda Fisik Kelainan Pleura
Dasar Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Mis
Bnt Grk Med Grk Frem SN ST SC SB
Pleural Geser HS Pneumo
Air > Ke /Hiperso - - - Thoraks
Sisi nor
Sehat
Pleural Geser Redup EgoFoni Efusi
Water > Ke - diatas - pleura
Sisi batas
sehat cairan