Professional Documents
Culture Documents
Financing
Pro-Growth
Pro-
APBN
Environm Pro-Job
Fiscal
ent Budget
Sustainability
Constrains
Pro- Poor
Alocation
Distribution Fiscal Sustainable
Stabilization
Policy Development
Social Welfare
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
Karena itu APBN harus dikelola secara efisien, ekonomis, efektif, transfaran dan bertanggungjawab. Pilihan atas cara
pengalokasian Anggaran Belanja Negara (APBN) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (social welafare) umumnya
dipengaruhi 2 tantangan: tekanan fiskal dan tuntutan transparansi. Cara yang paling efektif untuk menjawab 2
tantangan tsb adalah Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).
Mengapa
PBK
*) Performance-Based Budgeting: Concepts and Examples, Research Report No. 302 prepared by: Greg Hager Ph.D, Alice Hobson, Ginny Wilson, Ph.D, 2001
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
Grafik di atas menunjukkan bahwa porsi Belanja KL cenderung meningkat dan oleh karena itu menjadi tantangan para
pengelola anggaran Belanja KL untuk semakin meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola belanja tersebut.
5
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
400 86.00%
200 82.00%
100 80.00%
0 78.00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
PAGU REALISASI PERSENTASE
Jumlah BA K/L 73 76 79 86 86
160 02.PERTAHANAN
120 04.EKONOMI
05.LINGKUNGAN HIDUP
100
06.PERUMAHAN DAN FASILITAS
80 UMUM
07.KESEHATAN
60
08.PARIWISATA DAN BUDAYA
40
09.AGAMA
20
10.PENDIDIKAN
- 11.PERLINDUNGAN SOSIAL
2009 2010 2011 2012 2013
*) Sumber: Business intelligence DJA (diolah).
Grafik di atas menunjukkan bahwa proporsi belanja K/L terbesar masih didominasi fungsi Pelayanan Umum diikuti oleh fungsi Pendidikan
dan Ekonomi. Selama kurun waktu Tahun 2009 s.d. 2013 fungsi Pertahanan mengalami peningkatan cukup signifikan dari Rp.12 T
menjadi Rp.92T.
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
Obyek evaluasi:
424
PROGRAM DI SELURUH K/L
Data hasil evaluasi dapat dilihat di monev.anggaran.depkeu.go.id
1. Jumlah output terlalu banyak (±11.702 output) dan banyak output
yang bersifat administratif bukan subtantif a.l berupa laporan ,unit ,
dokumen (teridentifikasi ±3.879 output) , berkarekteristik input al.
kendaraan, gedung bangunan (teridentifikasi ±360 output) ;
2. Tidak tersajinya rangkaian hubungan (relevansi) yang jelas antara
subkomponen- komponen-suboutput-output-outcome, kegiatan dengan
tujuan program,maupun antar kegiatan dalam program yang sama;
3. Indikator kinerja masih mencerminkan informasi yang bersifat normatif
al. Terwujudnya pengelolaan anggaran yang tepat waktu,transfaran dan
akuntabel; Tingkat kemantapan jalan, Panjang jalan baru yang dibangun.
Temuan di atas mengindikasikan bahwa ternyata penyerapan anggaran
641 belum sepenuhnya mencerminkan kualitas belanja KL, bahkan Kondisi
555
474 output di atas juga berpotensi disalahtafsirkan oleh masyarakat bahwa
Belanja KL banyak untuk keperluan birokrasi sehingga seolah menjadi
justifikasi pemborosan anggaran.
Permasalahan Fundamental adalah “LEMAHNYA ARSITERKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA-K/L”
*) PMK 249/2011 untuk melihat bagaimana rencana strategis berjalan sekaligus untuk mengukur capaian atas pelaksanaan program-program berkenaan setiap tahun.
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
Mindset terhadap Sitem Monitoring dan Capaian Kinerja Program sulit diukur sehingga pelaksanaan monev :
Evaluasi baru dipandang sebagai rutinitas • hanya dapat menghasilkan data/informasi output transaksional
biasa yang tidak penting (business as • Sebagian besar digunakan sebagai laporan yg bersifat administrative saja
usual) • belum dapat dilakukan secara optimal karena rumusan komponen (Outcome-
Output) sebagai target kinerja belum memenuhi kaidah SMART
MINIM INFORMASI STRATEGIS : Akhirnya Sesuatu yang semakin tidak jelas maka akan semakin sulit bagi Pemerintah
Informasi kredibel yang tersedia …….. untuk menunjukan performance yang jelas;
hanyalah PENYERAPAN Apabila masyarakat tidak bisa menangkap dengan jelas program-program
ANGGARAN Pemerintah maka dukungan dan kepercayaan pada birokrasi semakin menurun
Efektif dan efisien dalam pengelolaan APBN semakin menjadi sekedar slogan
Solusi: Arsitektur dan Informasi Kinerja Dalam RKA-K/L Harus Dilakukan Upaya Penguatan
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
• Arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L saat ini masih lemah.
Objek • Rumusan input, kegiatan, output, dan outcome baru berfungsi sebagai “pin” untuk mendapatkan
anggaran.
Penguatan arsitektur & informasi program tersebut harus diikuti perbaikan metode dan proses
Metode &
bisnis penyusunan dan evaluasinya, sehingga proses penyusunan dan evaluasi anggaran tidak
Proses Bisnis
sekedar menjalankan rutinitas tahunan.
Kendala utama pada sisi subjek adalah mindset, dimana penyusunan anggaran dan evaluasi masih
Subjek
dilakukan berdasarkan business as usual.
10
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
Nasional ORGANISASI
Input Aktivitas Output Outcome
Indikator Indikator
K/L Target Target
Output
Eselon II
Langkah-3
Validasi atas informasi kinerja program yang telah disusun
Konsepsi Kondisi Umum Upaya Penguatan
8. Susun asumsi/factor eksternal yang berpotensi mempengaruhi target kinerja yang telah ditentukan.
14
Pokok Pikiran Kondisi Belanja K/L Upaya Penguatan
TERIMA KASIH
Logical Framework
Logical framework adalah gambaran visual logis dari suatu rencana strategis yang menunjukkan rangkaian/ hubungan antara
input, proses, output sampai dengan outcome yang dihasilkan yaitu sebagai respon terhadap suatu situasi yang dihadapi
organisasi.
Template logical framework : RENCANA STRATEGIS:
(Need/problem)
“what we invest” “what we do”
Indikator Kinerja Target Kinerja Indikator Kinerja Target Kinerja
SITUASI
CUSTOMER Short Medium Long
Change in Change in Change in
Pengguna produk atau layanan
learning action condition
Sikap Perilaku Kondisi
MONEV KINERJA:
adalah keadaan yang ingin dicapai atau dipertahankan pada 1. Jelas siapa customer
penerima manfaat dalam periode waktu tertentu (jangka 2. Dalam perspektif eksternal (customer oriented dan bukan internal oriented)
panjang, menengah, dan pendek)
3. Spesifik (urusan dan/atau customr berbedadari ihak lain)
4. Jelas bentuk perubahan yang diharapkan (kondisi yang dituju)
5. Relevan dengan dengan kebutuhan dan/atau permasalahan
6. Sebaiknya diibuat dalam kalimat positif, misl “meningkatnya …”
17
2. MENENTUKAN RUMUSAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA OUTPUT
PENGERTIAN OUTPUT: KRITERIA RUMUSAN OUTPUT:
adalah suatu produk akhir yang dihasilkan dari serangkaian 1. Merupakan produk akhir dari suatu rangkaian proses
proses yang diperuntukan bagi customer atau target group 2. Digunakan untuk eksternal program (customer/target group)
3. Mencerminkan kepentingan dan prioritas customer atau target group
4. Harus terukur dan keterukurannya ditunjukan oleh indikatornya
“Output apa yang dihasilkan; Outcome mengapa output perlu dihasilkan”
3. MENENTUKAN AKTIVITAS :
Adalah berbagai proses yang diperlukan untuk Merupakan penyusunan proses bisnis mulai dari awal sampai dengan
menghasilkan output atau mekanismen mengkonversi dihasilkannya suatu output atau sampai output tersebut tersampaikan
input menjadi output. pada customer
4. MENENTUKAN INPUT :
Adalah sumberdaya atau prasyarat yang dibutuhkan Umumnya input antara lain meliputi:
selama aktivitas berlangsung guna menhasilkan atau • sumberdaya manusia;
men-deliver output • peralatan dan mesin;
• tanah dan bangunan;
• data dan infromasi; dan
• norma/sistem/prosedur/ketentuan.
19
4. VALIDASI ATAS INFORMASI KINERJA PROGRAM
STRATEGI PROGRAM:
KONDISI:
INPUT AKTIVITAS OUTCOME NEED/
4 3 2 IndikatorOUTPUT
target 1 PROBLEM
Indikator target
CUSTOMER
Validasi atas informasi kinerja program, dimaksudkan untuk memastikan bahwa informasi kinerja yang telah disusun
sudah baik dan kredibel,serta dapat dipertangungjawabkan secara akademis dan professional (prosesnya sudah
dilakukan secara best practise).
Pada tahap ini maka libatkan para pemangku kepentingan yang terkait dengan program berkenaan untuk melihat
bersama-sama informasi kinerja yang teah disusun (check and balance).
20
Opini Publik Atas Pengelolaan Anggaran K/L
http://www.investor.co.id/home/daya-dorong-belanja-pemerintah-belum-optimal/26606.
Tanggal 19-12-2011
http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/14587/belanja-
birokrasi-sudah-sampai-pada-tingkat-mengkhawatirkan. 3 Mei
2012
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/22/07504230/bbm.naik http://www.entitashukum.com/rp-66-triliun-anggaran-apbn-mengalir-boros/.
..anggaran.negara.tetap.boros. Tanggal 22-5-2013 Tanggal 23-4-2013
Wapres Boediono
ECONOMY » Fiskal & Moneter
Indonesia belum memiliki evaluasi dan monitoring yang "Saya tidak ke detilnya, tetapi intinya jika ingin outcome
JAKARTA - Pemerintah belum memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang terpadu terkait
terpadu orinted, tentunya harus ada definsi dari outcome yang
dengan anggaran dan outcome-nya. Aktifitas anggaran yang dimaksud bukan semata-mata
berupa anggaran saja, akan tetapi merupakan kesatuan antara budget dan policy action.
“…karena kita masuk dalam input oriented. Apa yang kita jelas, terukur dan harus jelas itu apa. Ini merupakan setiap
keluarkan, selesai anggarannya bersih secara administratif perencanaan. Oleh karena itu saya anjurkan sekali”
tetapi outcome-nya, maksud saya output atau outcome-
nya, atau dampak setelah itu belum kita ukur”
Disclaimer:
Contoh berikut adalah gambaran arsitektur informasi kinerja lingkup Kementerian Keuangan yang
mempunyai fungsi dibidang fiskal. Informasi yang terdapat dalam contoh dimaksud belum menggambarkan
keseluruhan informasi kinerja dibidang fiskal. Maksud contoh ini lebih kepada menunjukkan bagaimana
struktur informasi kinerja sesuai fungsi diturunkan (cascading) ke organisasi dibawahnya.
Asumsi yang digunakan dalam menurunkan informasi ke level dibawahnya adalah menggunakan struktur
organisasi yang existing, meskipun dalam perkembangannya dapat disusun struktur organisasi baru dengan
tetap mempertahankan informasi kinerja yang sudah ada.
01 Pelayanan Umum • SDM • Penyusunan target Pendanaan yang efektif dan Terwujudnya kondisi fiskal
01.01 Lembaga Eksekutif dan • Gedung dan bangunan penerimaan dan efisien bagi Pengguna yang berkelanjutan bagi
Legislatif, Masalah • Peralatan dan mesin pengeluaran Anggaran penyelenggaraan
Keuangan dan Fiskal, • Bahan perkantoran • Pengalokasian anggaran pemerintahan
serta Urusan Luar Negeri • NSPK • Menghimpun penerimaan Indikator:
• Anggaran • Mengelola pembiayaan • Jumlah alokasi anggaran Indikator:
• Pengelolaan kas negara untuk program dengan • Tax-GDP Ratio (%)
• Pemanfaatan idle-money kriteria informasi kinerja • Jumlah PNBP (Rp)
yang baik (%) • Debt-GDP Ratio (Khusus
• Realisasi penerimaan negara Utang Pemerintah) (%)
(% thp target) • Defisit APBN (%)
• Ketepatan waktu • Proporsi APBN atas tren PDB
pemenuhan penerimaan (%)
• Ketepatan jumlah anggaran
yang disalurkan kepada PA
• Ketepatan waktu penyaluran
anggaran kepada PA
• SDM • Setjen (penerimaan • Penyusunan target • BKF Pendanaan yang efektif dan Terwujudnya kondisi
dan pembinaan penerimaan dan efisien bagi Pengguna Anggaran fiskal yang berkelanjutan
pegawai) pengeluaran bagi penyelenggaraan
• BPPK (peningkatan • Pengalokasian
kapasitas pegawai)
• DJA Indikator:
• Jumlah alokasi anggaran untuk
pemerintahan
• SDM • Evaluasi kinerja tahun Alokasi anggaran yang akurat bagi Terwujudnya stabilitas anggaran
• Gedung dan bangunan pendanaan program Pemerintah bagi Pengguna Anggaran dalam
• Peralatan dan mesin sebelumnya mewujudkan target Pemerintah
• Data dan informasi • Penyusunan alokasi anggaran Indikator:
• NSPK • Pembahasan alokasi anggaran bersama DPR • Jumlah alokasi anggaran untuk Indikator:
• Anggaran program dengan kriteria informasi • Jumlah perubahan anggaran
kinerja yang baik (%) (kali)
• Deviasi antara target dan realisasi
capaian output (%)
Input Eselon I PIC Aktivitas Eselon I PIC Output Eselon I Outcome Eselon I PIC
• SDM • Set DJA • Evaluasi kinerja tahun • DSP Alokasi anggaran yang efektif Distribusi alokasi anggaran • Dit.PAPBN, A1,
• Gedung dan • Set DJA sebelumnya efisien yang tepat sasaran A2, A3, DSP
bangunan • Penyusunan anggaran • Dit A1
• Peralatan dan • Dit A2 Indikator: Indikator:
mesin • Set DJA • Dit A3 • Jumlah alokasi anggaran • Rasio APBN atas tren PDB
• Data dan untuk program dengan (%)
• Pembahasan anggaran • Dit
informasi kriteria informasi kinerja yang
• NSPK
bersama DPR PAPBN baik (%)
• Set DJA
(internal) Regulasi PNBP yang efektif Penerimaan PNBP yang • Dit PNBP
• DSP (eksternal) Indikator: optimal
• HPP • Evaluasi atas jenis dan tariff • Jumlah regulasi PNBP yang Indikator:
• Dit PNBP PNBP diterbitkan • Jumlah PNBP (Rp)
• Anggaran • Set DJA • Monitorig dan bimtek • Akurasi target penerimaan
pengelolaan PNBP
• Penyesuaian tariff PNBP dan
penyelesaian aspek legalnya
• Inventarisasi dan pemetaan
jasa dan layanan Pemerintah
• Penyusunan jenis dan target
PNBP baru
• Penyelesaian aspek legal
• Monitoring
Sistem informasi
Indikator
• Pemetaan kebutuhan • Jumlah sistem informasi yang • TIP
• Penyusunan desain dibangun/ dikembangkan
• Pemograman • Jumlah sistem informasi yang
• Pemeliharaan dipelihara