You are on page 1of 18

PPDGS Bedah Mulut dan Maksilofasial XVIII

Bimbingan:
Achmad Hariadi, drg., MS., Sp.BM

1
 Alveolektomi : bedah untuk membuang prosesus alveolaris, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pembuangan seluruh prosesus alveolaris diindikasikan pada rahang yang
diradiasi sehubungan dengan perawatan neoplasma yang ganas. Alveolektomi sebagian untuk
mempersiapkan alveolar ridge menerima gigi tiruan. (Archer, 1975)

 Alveolektomi : suatu tindakan bedah yang radikal untuk mereduksi / mengambil


prosesus alveolaris dengan pengambilan septum interdental dan interadikuler sehingga bisa
dilakukan aposisi mukosa untuk persiapan lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. (Perdersen,
1996 dan Sandira, 2009).

 Alveoplasti suatu tindakan bedah untuk membentuk kembali lingir prosesus


:

alveolaris dengan pembedahan sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
yang akan dipasang beberapa minggu setelah operasi dilakukan.

 Alveolotomi : adalah suatu tindakan membuka prosesus alveolaris sehingga bisa


dilakukan pencetakan (molding) dan pengkonturan, untuk mempermudah pengambilan gigi
impaksi atau sisa akar yang terbenam, kista atau tumor, atau untuk melakukan tindakan
apikoektomi

2
 Menurut Indresano dan Laskin :
- Alveoloplasti : suatu prosedur untuk
membentuk prosesus alveolaris
- Alveolektomi : adalah suatu prosedur
pembuangan prosesus alveolaris

1/13/2018 3
1. Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol
2. Membuang tulang interseptal yang terinfeksi sewaktu dilakukan
gingivektomi
3. Membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam
melaksanakan pengendalian plak yang efektif
4. Membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan
gingival setelah penyembuhan.
5. Memudahkan penutupan luka primer.
6. Membuka mahkota klinis tambahan agar dapat dilakukan restorasi
yang sesuai
7. Mengurangi tuberositas agar mendapatkan basis gigi tiruan yang
baik, atau untuk menghilangkan undercut
8. Memperbaiki prognatisme maksila sehingga didapatkan estetik yang
baik pada pemakaian gigi tiruan

1/13/2018 4
1. Pada rahang dengan neoplasma ganas yang memerlukan terapi radiasi
2. Adanya undercut;cortical plate yang tajam; puncak ridge yang tidak teratur;
tuberositas tulang; dan elongasi, sehingga mengganggu proses
pembuatan dan adaptasi gigi tiruan
3. Adanya gigi impaksi / sisa akar yang terbenam dalam tulang
4. Prosesus alveolaris yang dijumpai adanya kista atau tumor
5. Akan dilakukan tindakan apikoektomi
6. Ridge prosesus alveolaris yang tajam / menonjol sehingga dapat
menyebabkan facial neuralgia maupun rasa sakit setempat
7. Prognatisme maksila untuk memperbaiki hubungan antero-posterior antara
maksila dan mandibula dan memperbaiki overbite dan overjet
8. Paska pencabutan satu atau beberapa gigi, sehingga dapat segera
dilakukan pencetakan yang baik untuk pembuatan gigi tiruan

1.

2.

5
 Pasien yang masih muda
 Pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya
karena rasa malu
 Bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu
adaptasi gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun
stabilitas.
 Pasien dengan penyakit sistemik
 Periostitis.
 Periodontitis

1/13/2018 6
 Bentuk Prosesus Alveolaris
 Sifat Tulang Yang Diambil
 Usia pasien
 Penambahan Free Graft
 Proses Resorbsi Tulang

7
 Maksila: Arteri dari
anterior palatinal,
vena dan syaraf
letaknya sangat
dangkal terhadap
maksila.
 Mandibula yang
perlu diperhatikan
adalah adanya
nervus mentalis,
Nervus lingualis

8
A. Alveolar Kompresi.
B. Alveolektomi pada pencabutan gigi tunggal
dimana gigi yang lain sudah tidak ada.
C. Alveolektomi setelah pencabutan multipel
◦ Simpe Alveolektomi.
◦ Alveolektomi cara Dean.
D. Alveolektomi pada kortikal atau labial / bukal
(Kortikolabial alveoplasty)
E. Alveolektomi untuk mengurangi protrusi
maksila (Alveolektomi cara Obwegeser).
9
 Dilakukan penekanan cortical plate bagian
luar dan dalam di antara jari-jari.
 Paling efektif diterapkan pada pasien muda,
dan harus dilakukan setelah semua tindakan
ekstraksi, terutama pada gigi yang bukoversi.
 Tujuan : mengurangi lebar soket dan
menghilangkan tulang-tulang yang dapat
menjadi undercut

1/13/2018 10
 Indikasi : Pada gigi tunggal yang bila
dicabut akan mengakibatkan prosesus
alveolaris tampak lebih menonjol.
 Teknik operasi:
◦ Gigi tunggal di cabut.
◦ Membuat insisi mukoperiosteal 
Flap Envelope.
◦ Flap dibuka dengan rasparatorium.
◦ Prosesus alveolaris yang menonjol
dipotong dengan menggunakan
knabel tang dengan arah paralel
terhadap prosesus alveolaris hingga
rata dengan bagian edentulous yang
telah resobsi.
◦ Haluskan dengan bone file + irigasi
dengan saline solution.
◦ Flap dikembalikan dengan jahitan
◦ Post op : diberikan antibiotika dan
analgesik.

11
 Indikasi : tulang yang mengalami
trauma setelah pencabutan
multipel, dan penonjolan –
penonjolan tulang yang tajam
atau daerah yang menyebabkan
under cut yang besar..
 Teknik operasi :
◦ Gigi-geligi dicabut.
◦ Insisi mukoperiosteal  dibuat flap
trapesium.
◦ Flap dibuka dengan rasparatorium.
◦ Prosesus alveolaris yang menonjol
dipotong dengan knabel tang atau
menggunakan bur.
◦ Dihaluskan dengan bone file +
irigasi saline solution.
◦ Resposisi flap  bila flap lebih,
dipotong terlebih dahulu sebelum
dijahit.
 Post op: diberikan antibiotika dan
analgesik.

12
 Teknik operasi : :
◦ Gigi-geligi dicabut.
◦ Insisi mukoperiosteal 
dibuat flap trapesium.
◦ Flap dibuka dengan
rasparatorium.
◦ Septum alveolaris dipotong
dengan knabel tang
◦ Plate labial ditekan dengan
jari ke arah palatinal hingga
rapat membentuk V-shape
ridge.
◦ Dihaluskan dengan bone file
+ irigasi saline solution.
◦ Resposisi flap  bila flap
lebih, dipotong terlebih
dahulu sebelum dijahit.
 Post op: diberikan antibiotika
dan analgesik.

13
 Indikasi:
◦ Adanya tonjolan tulang yang tajam /
eksostosis pada prosesus alveolaris
 Teknik Operasi:
◦ Membuat insisi mukoperiosteal (Flap
Envelope): Flap mukoperiosteum pd
bagian bukal disingkapkan dari puncak
oklusal sampai setinggi mukosa
bergerak dan tak bergerak.
◦ Flap dibuka dengan rasparatorium.
◦ Tulang yang tajam dipotong dengan
menggunakan knabel tang dengan arah
paralel terhadap prosesus alveolaris
hingga rata dengan bagian edentulous.
◦ Haluskan dengan bone file + irigasi
dengan saline solution.
◦ Resposisi flap  bila flap lebih,
dipotong terlebih dahulu sebelum
dijahit.
◦ Post op : diberikan antibiotika dan
analgesik

14
 Indikasi: Protrusi maksila yang
ekstrim (prominent yg ekstrim).
 Teknik operasi:
◦ Gigi-geligi dicabut.
◦ Soket diperluas dengan menggunakan
bur tulang, soket dihubungkan satu
dengan yang lainnya.
◦ Dengan menggunakan small cutting
disk bagian kortikal palatinal dipotong.
Pada bagian labial biasanya tipis
sehingga tidak perlu dipotong dengan
bur.
◦ Dengan elevator yang lebar, plate labial
dan palatinal dipatahkan.
◦ Selanjutnya keduanya disatukan dengan
cara menekan dengan jari.
◦ Flap dikembalikan dengan penjahitan.
◦ Diperlukan splint.
 Post op: antibiotika dan analgesik.
(sembuh dalam waktu 4-6 mgg)

15
Indikasi:
 Puncak ridge yang runcing dan tajam
Teknik Operasi:
 Dibuat insisi horisontal pada sisi
labial gingival crest ( puncak
alveolaris) yang kedua ujungnya
diperpanjang ke arah apikal.
 Soft tissue labial & lingual dibuka
sedikit saja dengan menggunakan
rasparatorium hingga tulang terlihat.
 Ridge yang tajam dipotong dengan
menggunakan knabel tang atau juga
bisa menggunakan bur.
 Ridge dihaluskan menggunakan bone
file + irigasi normal saline.
 Flap dikembalikan  tidak boleh
ditarik terlalu keras karena akan
mengurangi sulcus vestibular.

16
 Rasa sakit
 Hematoma
 Pembengkakan yang berlebihan
 Timbulnya rasa tidak enak pasca operasi
(ketidaknyamanan)
 Proses penyembuhan yang lambat, resorbsi
tulang berlebihan
 osteomyelitis

1/13/2018 17
TERIMA KASIH

1/13/2018 18

You might also like