You are on page 1of 30

ANATOMI MATA

MATA KERING

BUTA SENJA

HORDEOLUM
1
Presented by MHD RIZKI TRIWIJAYA, S.Ked
ANATOMI MATA

2
ANATOMI MATA

3
4
Dari luar ke dalam :
• Super silia • Corpus Siliaris
• Silia • Corpus Vitreus
• Palpebra • Sklera
• Konjungtiva • Coroid
• Kornea • Retina
• COA • N. Optikus (II)
• Iris • Chiasma Optikus
• COP • Genicolatum
• Lensa • Cortex Occipital
5
MATA KERING

• DEFINISI
Keringnya → permukaan kornea dan konjungtiva
ok
produksi komponen air mata ↓↓
(musin, akueous, dan lipid)

6
• FAKTOR RESIKO
1. Usia> 40 tahun
2. Menopause
3. Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis sistemik
progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis, dan
hemokromatosis
4. Penggunaan lensa kontak
5. Penggunaan komputer dalam waktu lama

7
• ANAMNESA
1. Mata terasa gatal dan seperti berpasir.
2. Dapat disertai sensasi terbakar, merah, perih dan silau.
3. Terasa makin berat di akhir hari (sore/malam).

8
• PEMERIKSAAN FISIK
1. Visus normal
2. Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks
3. Penilaian produksi air mata → tes Schirmer dengan hasil <10 mm
(nilai normal ≥20 mm).

9
• DIAGNOSA
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Tes Schirmer bila diperlukan

10
• KOMPLIKASI
1. Keratitis
2. Penipisan kornea
3. Infeksi sekunder oleh bakteri
4. Neovaskularisasi kornea

11
• PENATALAKSANAAN
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata
karboksimetilselulosa atau sodium hialuronat.
1 tetes, 5-6 x sehari

12
• KOSELING DAN EDUKASI
Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah
keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali
pada kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan
konjungtiva masih reversibel.

13
• PROGNOSIS
1. Ad vitam :Bonam
2. Ad functionam :Bonam
3. Ad sanationam :Bonam

14
BUTA SENJA
Definisi
• Buta senja atau rabun senja, disebut juga nyctalopia atau
hemarolopia
• Ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari
atau pada keadaan gelap.
• Hal ini terjadi akibat kelainan pada sel batang retina yang
berperan pada penglihatan gelap→defisiensi vitamin A dan
retinitis pigmentosa.
15
Anamnesa
• Penglihatan menurun pada malam hari atau pada keadaan gelap,
sulit beradaptasi pada cahaya yang redup.

16
Pemeriksaan Fisik
• 1. Kekeringan (xerosis) konjungtiva bilateral
• 2. Terdapat bercak bitot pada konjungtiva
• 3. Xerosis kornea
• 4. Ulkus kornea dan sikatriks kornea
• 5. Kulit tampak xerosis dan bersisik
• 6. Nekrosis kornea difus atau keratomalasia
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
17
Penatalaksanaan
1. Pada defisiensi vitamin A, diberikan vitamin A dosis tinggi.
2. Lubrikasi kornea.
3. Pencegahan terhadap infeksi sekunder dengan tetes mata
antibiotik.

18
Konseling dan Edukasi
1. Memberitahu keluarga bahwa rabun senja disebabkan oleh
kelainan mendasar, yaitu defisiensi vitamin A dan retinitis
pigmentosa.
2. Pada kasus defisiensi vitamin A, keluarga perlu diedukasi untuk
memberikan asupan makanan bergizi seimbang dan
suplementasi vitamin A dosis tinggi.

19
Prognosis
1. Ad vitam :Bonam
2. Ad functionam :Dubia Ad bonam
3. Ad sanasionam :Bonam

20
HORDEOLUM
Definisi
• Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak
mata→infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak.
• Dikenal dua bentuk hordeolum
• Hordeolum eksternum →kelenjar Zeiss atau Moll.
• Hordeolum internum →kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus
• Mudah timbul pada blefaritis dan konjungtivitis menahun.
21
Anamnesa
• Pasien datang dengan keluhan kelopak yang bengkak disertai
rasa sakit.
• Gejala utama :
• kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
• merah dan nyeri bila ditekan,
• serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada
kelopak mata

22
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
• Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada
perabaan.
• Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum).
• Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.

23
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
• Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada
perabaan.
• Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum).
• Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

24
• Diagnosis Banding
1. Selulitis preseptal
2. Kalazion
3. Granuloma piogenik

25
Komplikasi
1. Selulitis palpebra
2. Abses palpebra

26
Penatalaksanaan
1. Kompres hangat 4-6 x/ hari selama 15 menit setiap kalinya untuk
membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
2. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan
sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun
bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan
hal itu menjadi penyebab infeksi.
27
Penatalaksanaan
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan
infeksi ke kornea.
6. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
7. Pemberian terapi oral sistemik dengan Eritromisin 500 mg pada
dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau Dikloksasilin 4
kali sehari selama 3 hari.

28
Konseling & Edukasi
• Beritahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene dan
kebersihan lingkungan.
Rencana Tindak Lanjut
• Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan baik,
maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk
membuat drainase pada hordeolum.

29
Prognosis
1. Ad vitam :Bonam
2. Ad functionam :Bonam
3. Ad sanationam :Bonam

30

You might also like