You are on page 1of 15

KUSTA (HANSEN)

Oleh : Suli Astria Ningsih


12.01.030
 Morbus Hansen (kusta,lepra) adalah penyakit
infeksi kronis yang dsebabkan oleh kuman
mycobacterium leprae yang menyerang saraf
tepi 9 primer 0,kulit,dan jaringan tubuh
lainnya,kecuali susunan saraf pusat.kuman
penyebabnya adalah mycobacterium leprae
(Arif Muttaqin, 2013).
 kuman penyebab penyakit kusta yang
ditemukan oleh GH Armaur Hansen pada
tahun 1873. Kuman ini bersifat tahan asam,
berbentuk batang dengan ukuran 1-8 u lebar
0,2-0,5 u
 Kuman ini dapat menyebabkan infeksi
sistemik pada binatang aramdilo.
 Makula hipopigmentasi
 Hiperpigmentasi
 Eritematosa
 Gejala kerusakan syaraf (sensorik, motorik,
autonom)
 Kerusakan jaringan (kulit, mukosa traktus
respiataorius atas, tulang-tulang jari dan
wajah
 Kulit kerinf dan alopesia
1. Tipe PB :
 Bercak makula
Jumlah : 1-5
Ukuran : Kecil dan besar
Distribusi : Unilateral atau bilateral Asimetris
Permukaan : Kering dan kasar
Batas : Tegas
Gangguan sensibilitas : Selalu ada dan jelas
Kehilangan kemampuan berkembang, bulu
rontok pada bercak : Bercak tidak
berkeringat, ada bulu rontok pada bercak
2. Tipe MB :
 Bercak makula
Jumlah : banyak
Ukuran : Kecil - kecil
Distribusi :Bilateral, simetris
Permukaan : Halus, berkilat
Batas : Kurang tegas
Gangguan sensibilitas : Biasanya tidak jelas, jika
ada, terjadi pada yang sudah lanjut
Kehilangan kemampuan berkembang, bulu rontok
pada bercak : Bercak masih berkeringat, bulu tidak
rontok
 Pemeriksaan Bakteriologis
 Indeks Bakteri (IB): Merupakan ukuran
semikuantitatif kepadatan BTA dalam sediaan
hapus. IB digunakanuntuk menentukan tipe
kusta dan mengevaluasi hasil pengobatan
1. Tipe PB
 Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa
 Rifampisin 600 mg/bulan diminum didepan petugas
 DDS tablet 100 mg/hari diminum dirumah
 Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan, dan
setelah selesai diminum 6 dosis dinyatakan RFT (Released
from Treatment atau berhenti minum obat kusta)
meskipun secara klinis lesinyamasih aktif.
2. Tipe MB
 Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa
 Rifampisin 600 mg/bulan diminum didepan petugas
 Klofazimin 300 mg/bulan diminum didepan petugas
dilanjutkan dengan klofazimin 50 mg/hari diminum
dirumah
 DDS 100 mg/hari diminum dirumah
 Identitas klien : nama, jenis kelamin, usia, dll
 Keluhan utama
Pada umumnya pada pasien dengan morbus
hensen ,mengeluh adanya bercak-bercak
Disertai hiperanastesi dan terasa kaku diikuti
dengan dan peningkatan suhu
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien : biasanya dalam keadaan
demam karena reaksi berat pada tipeI, reaksi
ringan, berat tipe II morbus hansen. Lemah
karena adanya gangguan saraf tepi motorik.
 Sistem penglihatan.
Adanya gangguan fungsi saraf tepi
sensorik,kornea mata anastesi sehingga reflek
kedip berkurang jika terjadi
infeksimengakibatkan kebutaan
 Sistem integumen.
 Terdapat kelainan berupa hipopigmentasi
(seperti panu), bercak eritem(kemerah-
merahan), infiltrat (penebalan kulit), nodul
(benjolan). Jika ada kerusakanfungsi otonom
terjadi gangguan kelenjar keringat, kelenjar
minyak dan gangguansirkulasi darah sehingga
kulit kering, tebal, mengeras dan pecah-pecah.
Rambut:sering didapati kerontokan jika terdapat
bercak.
 Kerusakan integritas kulit b.d macula, nodula
dan papula
 Gangguan citra tubuh b.d amputasi
 Resiko cedera b.d kelumpuhan otot
 Nyeri akut b.d pelepasan mediator nyeri
 Hambatan mobilitas fisik b.d perubahan
aktivitas
 Resiko infeksi b. d infasif bakteri
1. Kerusakan integritas kulit b.d macula, nodula, papula
 NOC :
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastilitas, temperature, hidrasi, pigmentasi).
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit dan perawatan alami
 NIC :
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian longgar
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
2. Ganggguan citra tubuh b.d amputasi
 NOC :
Body image positif
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendeskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
 NIC :
Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap
tubuhnya
Monitor frekuensi dirinya
Jelaskna tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaina alat
bantu
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

You might also like