Professional Documents
Culture Documents
AntiHIV
O Metode 1 : Reaktif
O Metode 2 : Reaktif
O Metode 3 : Reaktif
Pemeriksaan Fisik :
O Kesan Umum : nampak lemas
O GCS : 456
O Vital Sign :
O TD : 90/70 mmHg
O N : 80x /menit
O Temp : 36,3 C
O RR : 26x /menit
O BB 44Kg
O
O Status Generalis:
O Kepala/Leher:
O Anemis (-), Ikterus (-), Cyanosis (-), Dypsneu (+)
O Lidah tampak kotor
O Pergerakan cuping hidung +.
O Thorak :
O Pulmo:
O Inspeksi : Simetris, retraksi intercostal (+), ictus cordis
tidak kuat angkat
O Palpasi : Massa (-), Stem fremitus menurun D , krepitasi (-),
O Perkusi : sonor sonor
sonor sonor
redup sonor
Vesikuler Vesikuler
O Auskultasi :
Vesikuler Vesikuler
Menurun Vesikuler
O
O Cor:
O Inspeksi : Ictus cordis (-)
O Palpasi : dbn
O Percussion : batas jantung dbn
O Auskultasi : S1S2 tunggal, murmur (-) , gallop
(-)
O Abdomen
O Inspeksi : Flat
O Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-) , Hepar dan Lien normal, span
dbn.
O Perkusi : timpani.
O Auskultasi : Bising usus normal, Meteorismus (-)
O Ekstremitas
O Akral hangat kering merah
O Edema (-)
DL :
O Hct : 36,5(L 40-54. P35-47)
O Hb :12,1 (P= 13-18, L= 14-18)
O Leukosit : 6,9 ( 4-10)
O Neutropil : 75.6 ( 49-67)
O Limposit : 11.3 (25-33)
O Monosit : 7,3 (3-7)
O Eosinopil : 3.9 (1-2)
O Basofil : 1,9 (0-1)
O Eritrosit : 3.81 (3.80-5.30)
O MCV : 95.80 (87-100)
O MCH : 31.80 (28-36)
O MCHC : 33.20 (31-37)
O RDW : 15 (10-16)
O MPV : 4(5-10)
O LED 1 : 114 (0-1)
O LED 2 : 117 (1-7)
O Thrombosit : 405 (150-450)
LFT :
O SGOT : 24 ( L 37 P 31)
O SGPT : 13 (L 41 P31)
29-01-2016 29-01-2016
28-3-2016 3-4-2016
Kata kunci
O Laki-laki 41 th
O Batuk kronis
O Dypneu
O Loss of body weight
O Night sweating
O Malaise
O Kandidiasis Oris
O Gerakan cuping hidung
O Retraksi intercosatal
O Fremitus D menurun
O Rhonki +/+ di seluruh lapang paru
O Pungsi + (pus)
O Sputum BTA A : positif
O Anti HIV Metode 1, 2, 3 Reaktif
Problem List
O dypneu + Batuk
O Sputum BTA A : positif
O Pungsi (pus)
O Anti HIV Metode 1, 2, 3 Reaktif
Assesment
O TB Paru + HIV + empyema D
Planning
O Diagnosis : Kultur Sputum dan ciran pleura
Test cepat gene Xpert
O Terapi
O Farmakologis
O O2 3-4 Lpm
O Inf.Asering 1000 cc/24 jam
O Inj levofloxasin 1x750
O Inj antrain 3x1
O Acran 2x1
O PO:
Co trimoksasol 1x950mg
INH 1X400
O Rifampisin 1x450
O Hepamox 2x1
Monitoring
O Keluhan pasien
O Batuk
O kondisi umum
O sesak
O vital sign
Edukasi
O Epidemiologi Tuberkulosis
O Asia Tenggara (35%),
O Afrika (30%)
O Pasifik Barat (20%).
O 11-13% kasus TB adalah HIV positif, (80% kasus TB-
HIV Afrika)
O (MDR) 12% atau 30.000 kasus yang sudah
terkonfirmasi.
Patogenesis
O TB PRIMER
DIAGNOSIS TB PARU
GEJALA KLINIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS TB PARU
30
PENGOBATAN TB DENGAN STRATGI DOTS
(DOTS: Directly Observed Therapy Short Course)
5
PENYEDIAAN OBAT 4
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
O INH
O Rifampisin
O Pirazinamid
O Streptomisin
O Etambutol
38
Efek samping berat OAT
39
empiema
O Etiologi: O Trauma Thoraks
O Pneumonia O Torasentesi pada
O Abses paru pleura
O Bronkiektasis O Sufrenik abses
O TB paru O Amoebic liver abses
O Fistel Bronko-Pleura O Pembedahan thorak
Diagnosis
Anamnesis
O Demam dan keluar keringat malam.
O Nyeri pleura.
O Dispnea.
O Anoreksia dan penurunan berat badan.
Pemeriksaan Fisik
O Pada auskultasi dada ditemukan penurunan suara napas.
O Pada perkusi dada ditemukan suara flatness.
O Pada palpasi ditemukan penurunan fremitus.
O Sisi yang sakit lebih cembung, tertinggal pada pernapasan.
O Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat.
O Pada empiema yang kronis hemitoraks yang sakit mungkin sudah
mengecil karena terbentuknya schwarte.
Gejala klinis pada pasien
HIV/AIDS dengan TB
O Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Kehidupan
Pribadi:
O Riwayat seks dengan berganti-ganti pasangan
O Riwayat infeksi menular seksual
O Riwayat pemakaian narkotika secara suntikan
O Herpes zoster yang meninggalkan scar
O Infeksi berulang bakteri seperti sinusitis,
bakteriemia, dan lain-lain
O Riwayat TB
O Penurunan berat badan (>10 kg atau >20% dari
berat badan semula)
O Diare (lebih dari 1 bulan)
O Demam (lebih dari 1 bulan)
O Batuk berdahak (lebih dari 3 minggu)
O Sesak nafas
O Nyeri dada
O Malaise, lemah
O Penurunan nafsu makan
O Keringat malam
O Tanda (Pemeriksaan Fisik):
O Herpes zoster scar
O Sarcoma Kaposi
O Pembesaran KGB
O Oral candidiasis
O Pada pemeriksaan fisik terdapat tanda-
tanda konsolidasi: Perkusi redup, terdapat
ronkhi basah atau kering
O Cara penegakan diagnosis TB pada ODHA
tidak berbeda dengan yang bukan ODHA.
CD4 Paduan yang dianjurkan Keterangan
CD4 Mulai terapi TB. Mulai terapi ARV Saat mulai ART pada 2 –
<200/ mm3 segera setelah terapi TB dapat ditoleransi 8 minggu setelah OAT
(antara 2 minggu hingga 2 bulan)
pemantauan fungsi hati (SGOT/SGPT)
secara ketat
Pertimbangkan terapi
CD4 tidak
Mulai terapi TB ARV mulai 2 – 8 minggu setelah
mungkin diperiksa
terapi TB dimulai
Tabel Pemberian OAT dan ARV Menurut gambaran klinis
Kemungkinan Penyebab
Efek samping
OAT ARV
Nevirapine,
Pirazinamide,
Skin rash Delavirdine, Efavirenz,
Rifampisin, Rifabutin, INH
Abacavir
Zidovudine,
Pirazinamide,
Mual, muntah Ritonavir, Amprenavir,
Rifampisin, Rifabutin, INH
Indinavir
Nevirapine, PI,
perbaikan respon setelah
Pirazinamide,
Hepatitis pemberian ARV pada
Rifampisin, Rifabutin, INH
penderita dengan hepatitis
virus kronik
Leukopenia, anemia Rifabutin, Rifampin Zidovudine
PEMBAHASAN
O Tuberkulosis-HIV penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu mycobacterium
tuberculosis menyerang jaringan paru.