Professional Documents
Culture Documents
1102008049
Pembimbing:
Dr. Ammar Siradjuddin, Sp. OG
Magnesium
Sulfat
Referat
Preeklampsia adalah salah satu penyebab utama
kematian maternal di negara berkembang, 15-
20% dari seluruh angka kematian maternal
Angka kematian maternal di Indonesia adalah
4,5 per juta penduduk, tertinggi di antara
negara-negara ASEAN.
Salah satu penyebab kematian tersebut adalah
preeklampsia-eklampsia, yang bersama infeksi
dan perdarahan, diperkirakan mencakup 75-80%
dari keseluruhan kematian maternal.
Perdarahan
Infeksi
Eklamsia-Preeklamsia
Sebab Lain
insiden preeklampsia-eklampsia
berkisar 10-13% dari keseluruhan ibu
hamil.
Angka kejadiannya di beberapa rumah
sakit di Indonesia cenderung meningkat
yaitu 1-1,5% pada sekitar tahun 1970-
1980, meningkat menjadi 4,1-14,3%
sekitar tahun 1990-2000.
Menurut WHO pada 1987 angka
kejadian preeklamsia sekitar 0,51-38,4%.
Tujuan utama penanganan adalah
mencegah terjadinya preeklamsia berat
dan eklamsia, melahirkan janin hidup,
melahirkan janin dengan trauma sekecil-
kecilnya. (Wiknjosastro et al, 2008)
Pengobatan dilakukan salah satunya dengan
pemberian MgSO4 untuk mencegah atau
menghentikan kejang (seizure) yang terjadi pada
preeklamsia dan eklamsia.
Pada kasus preeklampsia berat dan eklampsia,
preparat magnesium sulfat yang diberikan secara
parenteral merupakan antikonvulsan yang paling
berkhasiat seperti dibuktikan oleh pengalaman
pada banyak klinik selama bertahun-tahun.
Magnesium sulfat dapat diberikan intramuskuler
secara intermiten atau intravena melalui infus.
Sejarah
Pengaruh
bagi bayi Sediaan
baru lahir
Magnesium
Sulfat
Bila
kadar magnesium dalam darah
meningkat maka penyerapan ditubulus
ginjal menurun, sedangkan clearence
ginjal meningkat dan sebaliknya.
SISTEM
ENZIM
SISTEM
SYARAF
UTERUS DAN
CEREBRO
VASKULER
PENGARUH
MAGNESIUM
SULFAT SISTEM
SISTEM
PERNAPASAN NEURO
MUSKULAR
SISTEM SISTEM
KARDIO SARAF
VASKULAR OTONOM
Sistem Enzim
ko-faktor dari semua enzym dalam rangkaian
reaksi adenosin fosfat (ATP) dan sejumlah besar
enzym dalam rangkaian metabolisme fosfat.
Sistem Saraf dan Cerebrovaskuler
Magnesium menekan saraf pusat sehingga
menimbulkan anestesi dan mengakibatkan
penurunan reflek fisiologis. Pengaruhnya
terhadap SSP mirip dengan ion kalium.
Hipomagnesemia mengakibatkan peningkatan
iritabilitas SSP, disorientasi, kebingungan,
kegelisahan, kejang dan perilaku psikotik
SistemNeuromuskular
Kelebihan magnesium dapat menyebabkan
penurunan pelepasan asetilkolin pada
motor end-plate oleh syaraf simpatis
Bila kadar magnesium darah > 4 meq/liter
reflek tendon dalam mulai berkurang
dan mungkin menghilang dalam kadar 10
meq/liter. Oleh karena itu selama
pengobatan magnesium sulfat harus
dikontrol refleks patella.
Sistem
syaraf otonom
Magnesium menghambat aktifitas dan
ganglion simpatis dan dapat digunakan
untuk mengontrol penderita tetanus
yang berat dengan cara mencegah
pelepasan katekolamin sehingga dapat
menurunkan kepekaan reseptor
adrenergik alfa.
Sisitem
Kardiovaskular
kadar lebih dari 15 meq/liter akan
menyebabkan bradikardi bahkan
sampai henti jantung yaitu pada kadar 30
meq/liter. Pengaruh ini dapat terjadi
karena efek langsung terhadap otot
jantung atau terjadi hipoksemia akibat
depresi pernapasan.
Magnesium sulfat dapat menurunkan
tekanan darah pada wanita hamil
dengan preeklampsia dan eklampsia,
wanita tidak hamil dengan tekanan darah
tinggi serta pada anak-anak dengan
tekanan darah tinggi akibat penyakit
glomerulonefritis akut.
Sistem Pernafasan
Magnesium dapat menyebabkan depresi
pernapasan bila kadarnya lebih dari 10
meq/liter bahkan dapat menyebabkan henti
napas bila kadarnya mencapai 15 meq/liter.
Sebagai pengobatan hipermagnesia segera
setelah terjadi depresi pernapasan diberikan
kalsium glukonas dengan dosis 1 gram (10 ml
dari larutan 10%) secara intravena dalam waktu
3 menit dan dilakukan pernapasan buatan
sampai penderita dapat bernapas sendiri.
Uterus
Hutchinson dkk meneliti 32 penderita
yang diberi 4 gram MgSO4 secara
intravena dan mendapatkan adanya
penurunan kontraksi uterus yang
nyata pada 21 penderita , pada 7
penderita terdapat penurunan kontraksi
uterus yang sedang dan pada 4
penderita malah di dapatkan
penambahan kekuatan kontraksi uterus.
DahuluMgSO4 dalam jumlah yang
banyak secara parenteral digunakan
sebagai obat anestesi, tetapi
pengunaannya sebagai obat anestesi
tidak bertahan lama karena sempitnya
waktu karena antara terjadinya anestesi
dan depresi pernapasan.
oksitosin tidak mempengaruhi farmakokinetik,
distribusi dan kadar magnesium.
Rasa panas di muka, kulit dan muka merah
akibat vasodilatasi yang terjadi setelah
pemberian magnesium sulfat.
Pemberian MgSO4 pada penderita yang sedang
mendapat pengobatan digitalis (digoksin) harus
dengan hati-hati karena bila terjadi
hipermagnesia, pengobatan kalsium yang
diberikan dapat menyebabkan henti jantung.
Magnesium dapat melewati plasenta
dan segera masuk kejaringan janin.
PROTAB
CARI KONTROL
ETIOLOGI
PEB TEKANAN
HT RSUD DARAH
SERANG
DETEKSI
PENYULIT
Protap PEB di RSUD Serang:
1. Mencegah kejang dengan pemberian obat
antikejang MgSO4
Loading dose MgSO4 20% bolus iv 20 ml selama 15-
20menit (4gr)
Maintenance dose MgSO4 40% drip iv 15 ml dalam
500 cc larutan RL 20 tpm/ 6 jam, syarat pemberian:
refleks patella masih baik
tidak terdapat depresi pernafasan
pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya
melebihi 100 ml
tersedia antidotum yakni kalsium glukonas
Kontrol tekanan darah
dengan memberikan antihipertensi.
Drug of choice Nifedipin tablet 10 mg
bila TD lebih dr sama dengan 180/110.
Tekanan darah tidak boleh diturunkan
>20% dari tekanan awal karena akan
mengganggu perfusi darah ke jaringan
dan ke uteroplasenter.
Mencari etiologi hipertensi dengan
konsul ke bagian penyakit dalam.
Mendeteksi penyulit dengan
pemeriksaan lab darah (Hb, HT, Eritrosit,
Leukosit, Trombosit, MCV, MCH, MCHC),
kimia darah (GDS, cholesterol total,
trigliserida, protein total, albumin, SGOT,
SGPT, ureum, kreatinin, asam urat), lab
urin (albumin urin).
HELLP Syndrome
Perdarahan otak
Gagal ginjal
Hipoalbuminemia
Ablatio retina
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
intrauterin