You are on page 1of 23

L/O/G/O

SARS

Kelompok 6
DEFINISI

• Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau


sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat
infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan
menunjukkan gejala gangguan pernapasan pada pasien
yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS.
• Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah
suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan
yang berbeda, yang menyebabkan terjdinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
ETIOLOGI

WHO menetapkan virus penyebab SARS


adalah coronavirus. Coronavirus adalah
virus RNA, berbentuk seperti sekrup,
terbungkus oleh protein amplop. Virus ini
dapat menyerang mamalia dan unggas.
PATOFISIOLOGI

Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara,


masuk melalui saluran pernafasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi di paru-paru selama 2 –
10 hari kemudian menyebabkan paru-paru akan
meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
Penularannya melalui udara serta kontak langsung
dengan pasien atau terkena cairan pasien (mis, ludah).
Masa penularannya berlangsung kurang dari 21 hari.
MANIFESTASI KLINIS

• Demam mendadak > 38C


• Batuk
• Sesak napas/sukar bernapas/napas pendek
• Sakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak merah
pada kulit, bingung dan diare
Gejala tersebut tidak khas dan mirip seperti gejala flu
lainnya, tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan
pasien dapat meninggal karena terjadi peradangan paru
(pneumonia). Masa inkubasinya selama 2-10 hari.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi supportif umum
Bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dll, seperti :
• Terapi oksigen
• Humidifikasi dengan nebulizer
• Fisioterapi dada
• Pengaturan cairan
• Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat
• Obat inotropik
• Ventilasi mekanis
• Drainase empiema
• Bila terdapat gagal napas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
lanjutan

• Suportif : Vitamin C dan B kompleks


• Simtomatik : Analgesik, antitusif, mukolitik
• Profilaksis : antibiotik terapeutik dan
profilaksis sesuai indikasi
PENCEGAHAN
a. Penderita
Kelompok penderita SARS perlu diisolasi baik dirumah sakit maupun dirumah
karena penularannya sangat cepat.
b. Keluarga penderita
Keluarga penderita sangat rentan terhadap penularan SARS karena faktor kedekatan
dengan penderita, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
• Desinfeksi kamar tidur dan kamar mandi penderita secara berkala
• Pembakaran sampah atau barang bekas pakai penderita.
• Pemakaian masker pada saat berdekatan dengan penderita (sekitar 2 meter)
• Pemisahan peralatan makan dan minum, mandi, tidur dan pakaian dengan
keluarga. Jika penderita sudah sembuh, peralatan tersebut boleh dicampur
kembali setelah dicuci dengan air panas
lanjutan
• Pemeriksaan segera ke sarana pelayanan kesehatan apabila ada
kasus demam dengan penderita SARS di rumah.
• Pembatasan bepergian ditempat umum.
c. Orang yang baru datang dari daerah yang terinfeksi : hal yang
perlu diwaspadai adalah masa 14 hari setelah meninggalkan
daerah terinfeksi SARS. Prang-orang tersebut perlu dipantau
terhadap adanya gejala influenza, seperti demam dan
gangguan pernapasan. Masker mungkin peru dipakai untuk
menjamin keamanan pribadi dan keluarga
lanjutan
d. Masyarakat Umum
Meskipun masyarakat umum beresiko kecil untuk tertular SARS, namun
kewaspadaan tetap diperlukan mengingat penularan bisa terjadi di tempat-
tempat umum. Hal-hal di bawah ini penting untuk dilakukan :
• Menerapkan pola hidup sehat dengan mengomsumsi makanan bergizi,
berolahraga, dan beristirahat yang cukup
• Melakukan trias pencegahan influenza
• Membudayakan cuci tangan
• Menghidari menyetuh hidung, mulut dan mata
• Menjaga ventilasi udara dan cahaya yang cukup dirumah
• Tidak berbagi atau bergantian menggunakan barang pribadi, seperti
handuk, selimut, dan perlatan makan minum, dan mandi
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien SARS :
• Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi
cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi
bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi
• Perhatikan perubahan suhu tubuh
• Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme
• Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau
kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi
pleura, komplikasi jantung, dan super infeksi
lanjutan

• Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat


perkembangan, kebiasaan sehari-hari,
mekanisme koping, kemampuan mengerti
tindakan yang dilakukan
• Pengetahuan pasien atau keluarga :
pengalaman terkena penyakit pernapasan,
pengetahuan tentang penyakit pernapsan dan
tindakan yang dilakukan
DIAGNOSA DAN
INTERVENSI
KEPERARAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d inflamasi dan obstruksi
jalan napas
Intervensi AirWay Suction:
• pastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning
• Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
• Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan
• Berikan oksigen dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
• Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
• Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
• Monitor status oksigen pasien
lanjutan
• Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
• Hentikan suksion dan berikan oksigen apanila pasien
menujukkan bradikardi, peningkatan saturasi oksigen dll
AirWay Management :
• buka jalan napas, gunakan tehnik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas
buatan
• Lakukan fisoterapi dada jika perlu
• Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
• Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
• Monitor respirasi dan status oksigen
b. Defisit volume cairan b/d intake oral tidak adekuat,
takipneu, demam
Intervensi Fluid Management :
• Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
• Monitor status hidrasi (kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan
• Monitor vital sign
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
kalori harian
• Lakukan terapi IV
lanjutan
• Monitor status nutrisi
• Berikan cairan
• Dorong masukan oral
• Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
• Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
• Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
• Atur kemungkinan transfusi
• Persiapan untuk transfusi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan d/d faktor
biolgis (sesak napas)
Intervensi Eating disorder manajemen :
• Tentukan kebutuhan kalori
• Ajarkan klien dan kelurga tentang pentingnya nutrien
• Monitoring TTV dan nilai laboratorium
• Monitor intake dan output
• Pertahankan kepatenan pemberian nutrisi parenteral
• Pertimbangkan nutrisi enteral
• Pantau adanya komplikasi GI
lanjutan
Terapi Gizi :
• Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung
kalori harian secara tepat
• Kolaborasi ahli gizi
• Pastikan dapat diet TKTP
• Berikan perawatan mulut
• Pantau hasil lab
• Jauhkan benda-benda yang tidak enak dipandang
• Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
d. Intoleransi aktifitas b/d isolasi respiratory
Intervensi Activity Therapy :
• Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan program terapi yang tepat
• Bantu klien umtuk mengindentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
• Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
• Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda
• Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai
lanjutan
• Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang
• Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktifitas
• Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
• Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
Energi Management :
• Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
lanjutan
• Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
• Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
• Monitor nutrisi dan sumber energi
• Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
• Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
• Monitor vola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien
e. Defisit pengetahuan b/d perawatan
Intervensi
Teaching : Diasese Process
• Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit yang spesifik
• Jelaskan patosifiologi dari penyakit dan bagaimana
hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat
• Gambarkan tanda dan gejala yang bisa mucul pada
penyait, dengan cara yang tepat
• Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
• Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara
yang tepat
lanjutan
• Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara
yang tepat
• Hindari harapan yang kosong
• Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlakukan
untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
• Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
• Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau di indikasikan
• Ekplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara
yang tepat
• Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat

You might also like