You are on page 1of 18

CASE REPORT

TINDAKAN ASUSILA
JOSE ADELINA PUTRI
1218011087
• IDENTITAS PASIEN/KORBAN
• Nama : Nn. Latifah
• Usia : 16 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Warga Negara : Indonesia
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Belum Bekerja
• Alamat : Jl. WR Supratman , bandar
lampung
ANAMNESIS/WAWANCARA

• Korban datang dengan ditemani pamannya pada


tanggal empat november tahun dua ribu tujuh
belas pukul sebelas dua puluh lima menit Waktu
Indonesia Barat ke Instalasi Forensik RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek. Korban datang mengenakan baju
kaos lengan pendek berwarna hitam. Celana jeans
panjang berwana biru. rambut diikat dengan karet
berwarna hitam. Korban mengaku telah
mengalami persetubuhan satu kali dengan orang
yang dikenal.
• Kejadian bermula pada hari rabu tanggal dua
puluh enam Oktober tahun dua ribu tujuh belas.
Korban pergi kerumah pelaku untuk menjemput
adiknya yang sedang bermain dengan anak
pelaku. Saat itu, korban diajak berbincang dengan
pelaku. Sekira pukul dua puluh dua Waktu
Indonesia Barat korban tiba tiba dicium pada
bibirnya dan pelaku membuka celana korban, dan
langsung memasukkan kemaluan pelaku ke
kemaluan korban selama kurang lebih 15 menit.
Korban mengaku baru sekali melakukan hal
tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK

•Status Generalis
•Kepala : Normochepal,
•Luka : (-)
•Pelipis : dalam batas normal
•Leher : dalam batas normals
•Tulang Belakang : dalam batas normal
•Dada : dalam batas normal
•Perut : datar
•Anggota gerak : atas kanan edeman (-) kiri
edema (-)
• Bawah kanan edema (-) kiri edema (-)
• Status Lokalis
• Rambut ketiak : sudah tumbuh
• Rambut kemaluan : Sudah tumbuh
• Perineum : Utuh
• Selaput dara : robek baru berwarna
kemerahan arah jam enam
• Liang kemaluan: dapat dilalui satu jari tanpa sakit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Uji kehamilan : tes kehamilan (-)


• Apusan lendir vagina : tidak ditemukan spermatoz
oa
PEMBAHASAN

• Korban datang ke bagian Forensik Klinik RSAM


dengan maksud untuk memeriksakan keadaan
dirinya dan meminta keterangan tertulis dari dokter.
Keterangan ini diinginkan oleh pasien untuk memiliki
bukti tertulis mengenai keadaannya saat meminta
surat keterangan tersebut. Pasien datang
sudahmembawa Surat Permintaan Visum dari pihak
kepolisian
• Berdasarkan kepustakaan menyatakan bahwa
persetubuhan adalah suatu peristiwa dimana alat
kelamin laki-laki masuk ke dalam alat kelamin
perempuan, sebagian atau seluruhnya dan
dengan atau tanpa terjadinya pancaran air mani.
Pemeriksaan dipengaruhi oleh : besarnya zakar
dengan ketegangannya, seberapa jauh zakar
masuk, keadaan selaput dara serta posisi
persetubuhan.
Adanya robekan pada selaput dara
hanya menunjukkan adanya benda
padat/kenyal yang masuk (bukan
merupakan tanda pasti persetubuhan )

Tanda pasti adanya


persetubuhan adalah adanya
pancaran air mani (ejakulasi)
di dalam vagina.
Definisi Pemerkosaan

• Perkosaaan merupakan bagian dari pencabulan


seksual yang berasal dari bahasa latin yaitu rapere
yang berarti menangkap atau mengambil dengan
paksa. Perkosaan adalah tindakan kriminal dimana
si korban dipaksa melakukan aktivitas seksual,
khususnya penetrasi dengan alat kelamin, diluar
kemauannnya sendiri.
Faktor Penyebab

• Pengaruh perkembangan budaya yang semakin tidak


menghargai etika berpakaian yang menutup aurat
• Gaya hidup atau metode pergaulan di antara laki–laki
dengan perempuan yang semakin bebas
• Rendahnya pengalaman dan penghayatan terhadap no
rma – norma keagamaan yang terjadi di tengah masya
rakat
• Keinginan pelaku untuk melakukan pelampiasan terh
adap korban sebagai bentuk balas dendam
UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMERKOSAAN
• UU RI. No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• Pasal 81
• (1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetu
buhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana denga
n pidana penjara paling lama 15 ( lima belas ) tahun dan pali
ng singkat 3 ( tiga ) tahun dan denda paling sedikit Rp. 60.000.
000,00 (enam puluh juta rupiah).

• (2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melaku
kan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk
anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan ora
ng lain.
• Pasal 82
• Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancama
n kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohong
an, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan paling singkat 3 ( tiga ) tahun dan denda paling banya
k Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp. 60.000.0
00,00 (enam puluh juta rupiah).

• Pada undang - undang ini menegaskan bahwa pertanggung jawaban o


rangtua, keluarga, masyarakat, dan negara merupakan rangkaian kegia
tan yang dilaksanakan secara terus – menerus demi terlindungi hak – hak
anak. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin yakni
sejak janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 ( delapan belas t
ahun ). Sedangkan pada kasus ini pelaku sebagai ayah tiri korban bukan
nya melindungi anak, malah berbuat sebaliknya.
Menurut KUHP ( Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana )

• Pasal 285
• Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman ke
kerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya
bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperk
osa, dengan hukuman penjara selama – lamanya 1
2 tahun
• Pasal 292 KUHP
• Orang yang cukup umur yang melakukan
perbuatan cabul dengan orang lain sama kelamin,
yang diketahui atau sepatutnya harus diduga
bahwa belum cukup umur,diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
KESIMPULAN

• Salah satu komponen penting dalam


pengungkapan kasus kekerasan seksual adalah
visum et repertum yang dapat memperjelas
perkara dengan pemaparan dan interpretasi bukti-
bukti fisik kekerasan seksual. Dokter, sebagai pihak
yang dianggap ahli mengenai tubuh manusia,
memiliki peran yang besar dalam pembuatan
visum et repertum dan membuat terang suatu
perkara bagi aparat penegak hukum.
• .Hukum yang berlaku sesuai kasus di atas dinyatakan
dalam KUHP (memberikan batasan anak di bawah umur
adalah lima belas tahun) dan KHA (memberikan
batasan anak di bawah umur adalah delapan belas
tahun) sehingga dalam kasus ini pelaku dapat
dikenakan sanksi berupa pemerkosaan, pemerkosaan
terhadap anak berdasarkan pasal 285 KUHP dan
persetubuhan dibawah umur berdasarkan pasal 287
KUHP.

You might also like