You are on page 1of 36

“ Fraktur tertutup os.

clavicula 1/3 tengah dextra “

Pembimbing ;
Diajukan Kepada : dr. FX Nanang Heru, Sp.B

Disusun Oleh :
Azmi Yunita
Identitas Pasien
IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Tn. W
 Umur : 33 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Jatisari RT 0058 XIII Gisikdrono
Semarang
 No CM : 5172xx
 Tanggal masuk : 14 November 2016
 Ruang/kelas : Anggrek 4.2
ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis padatanggal


17 November 2016 pada pukul 14.00 WIB

 Keluhan utama :Terdapat nyeri pada bahu sebelah


kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang
diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada
bahu kanan, bengkak dan tidak dapat digerakkan
setelah kecelakaan lalu lintas. Pasien dibawa ke rumah
sakit setelah ban motor depan bocor dan pasien
terjatuh ke kanan, bahu pasien membentur jalan
aspal,sesudah itu pasien merasa bahu kanan terasa
nyeri, sakit, bengkak dan tidak dapat digerakkan.
Pasien langsung dibawa ke RS tanpa diberi obat
sebelumnya. Pasien mengeluh lemas (+), pusing (+),
mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), pingsan (-),
keluar cairan atau darah hidung (-), keluar cairan atau
darah telinga (-), dan anggota gerak kesemutan (-).
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat AMPLE
 Alergi : obat (disangkal), makanan (disangkal)
 Medicine : obat (disangkal), alkohol (disangkal)
 Past Illness :
Riwayat Kecelakaan : post KLL 1 jam sebelum masuk
RS
Riwayat Operasi : disangkal
Riwayat Kencing Manis: disangkal
Riwayat Darah tinggi : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung: disangkal
Riwayat Asma : disangkal
 Last meal : makan nasi (sekitar jam 17.00 WIB)
sebelum kecelakaan.
 Event/Environment : pasien jatuh di jalan beraspal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat DM : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


 Pasien bekerja sebagai pegawai swasta, sudah menikah, tinggal
bersama istri dan anak. Pembiayaan dengan menggunakan BPJS.
Kesan ekonomi cukup. Pasien tidak mengkonsumsi rokok, alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 17 November 2016,
pukul 14.30 WIB, di Bangsal Anggrek RSUD Tugurejo
Semarang.
 Keadaan Umum : Tampak kesakitan
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
 Tanda vital :
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi : 88x / menit (reguler, isi dan tegangan cukup)
 RR : 20 x /menit (reguler)
 T : 36,7°C (axiler)
 Status Gizi : Cukup
Status Internus
 Kepala : Mesocephal, hematom (-)
 Mata : Corpus alienum (-/-), CA (-/-), SI (-/-),
pupil isokor (3mm/3mm), ,reflek pupil : direct (+/+),
indirect (+/+),perdarahan subkonjungtiva (-/-)
 Hidung : napas cuping hidung (-), nyeri tekan (-),
krepitasi (-), sekret (-),septum deviasi (-), konka :
hiperemis (-) dan deformitas (-).
 Mulut : sianosis (-),lidah kotor (-), tonsil ( T1/T1),
hiperemis (-), kripte melebar (-), gigi karies (-).
 Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-), laserasi (-/-)
Thorax
Pulmo Dextra Sinistra
1. Inspeksi
Bentuk dada ØLateral>Antero ØLateral>Antero
posterior posterior
Hemitorak Simetris Simetris
Dinamis Simetris Simetris

1. Palpasi
Pelebaran ICS (-) (-)
Arcus Costa Normal Normal

1. Perkusi Sonor slrh lapang paru Sonor slrh lapang paru

1. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara Wheezing(-), Wheezing(-),
tambahan ronki (-/-) ronki (-/-)
COR
 Inspeksi : Tampak ictus cordis
 Palpasi : Ictus cordis teraba
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : reguler, SI > SII, Suara tambahan (-)
Abdomen
 Inspeksi : Permukaan rata, warna sama seperti
kulit sekitar
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, pekak sisi (+), pekak alih (-), tes
undulasi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, ginjal tidak teraba
Extremitas
SUPERIOR INFERIOR

Akral hangat +/+ +/+

Oedem -/- -/+

Sianosis -/- -/-

CRT <2’ / <2’ <2’/<2’


Status Lokalis
Regio Klavikula Dextra
 Look : tidak terdapat luka, terdapat penonjolan
abnormal, oedem (-), tampak pemendekan dibanding
klavikula sinistra, angulasi (+).
 Feel: nyeri tekan setempat (+), krepitasi (-), cekungan
pada 1/3 mid klavikula (+), sensibilitas (+), suhu
rabaan hangat (+).
 Move : gerakan aktif dan pasif terhambat,
gerakkan abduksi lengan kanan terhambat, gerakkan
adduksi lengan kanan tidak terhambat, nyeri bila
digerakan (+), tampak gerakan terbatas (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Laboratorium
Darah rutin Hasil Satuan Nilai normal
Lekosit H 12.95 10^3/ ul 3,6-11
Eritrosit 4.60 10^6/ uL 3.8 – 5.2
Hb 13.60 g/ dL 11,7-15,5
Ht L32.10 % 35 – 47
MCV 84.30 fL 80 – 100
MCH 28.60 Pg 26 – 34
MCHC 34.80 g/dL 32 – 36
Trombosit 212 10^3/ ul 154 – 442

Diff count Hasil Satuan Nilai normal


Eosinofil Absolute 0.26 10^3/ ul 0.045 – 0.44
Basofil Absolute 0.04 10^3/ ul 0 – 0.2
Netrofil Absolute H 10.36 10^3/ ul 1.8 - 8
Limfosit Absolute 2.30 10^3/ ul 0.9 – 5.2
Monosit Absolute H 1.46 10^3/ ul 0.16 – 1
Eosinofil 2.20 % 2–4
Basofil 0.60 % 0–1
Neutrofil H 74.0 % 50 – 70
Limfosit 36.00 % 25 – 50
Monosit H 11.30 % 1–6
 Foto rontgen
X-foto Clavicula Dextra AP

• Tampak fraktur klavikula kanan regio


1/3 tengah, kedudukan tulang tidak
segaris
• Sela sendi akromio-klavikular kanan
baik
• Jaringan lunak baik
Kesan : fraktur klavikula kanan regio 1/3
tengah,kedudukan tulang tidak segaris
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang diantar
oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada bahu kanan,
bengkak dan tidak dapat digerakkan setelah kecelakaan
lalu lintas. Pasien dibawa ke rumah sakit setelah ban
motor depan bocor dan pasien terjatuh ke kanan, bahu
pasien membentur jalan aspal,sesudah itu pasien merasa
bahu kanan terasa nyeri, sakit, bengkak dan tidak dapat
digerakkan. Pasien langsung dibawa ke RS tanpa diberi
obat sebelumnya. Pasien mengeluh lemas (+), pusing (+),
mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), pingsan (-), keluar
cairan atau darah hidung (-), keluar cairan atau darah
telinga (-), dan anggota gerak kesemutan (-).
 Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan tidak terdapat
luka, terdapat penonjolan abnormal, oedem (-), tampak
pemendekan dibanding klavikula sinistra, angulasi (+),
nyeri tekan setempat (+), krepitasi (-), cekungan pada 1/3
mid klavikula (+), sensibilitas (+), suhu rabaan hangat (+),
gerakan aktif dan pasif terhambat, gerakkan abduksi
lengan kanan terhambat, gerakkan adduksi lengan kanan
tidak terhambat, nyeri bila digerakan (+), tampak gerakan
terbatas (+).
 Pada X-foto klavikula dextra AP tampak fraktur klavikula
kanan regio 1/3 tengah, kedudukan tulang tidak segaris,
Sela sendi akromio-klavikular kanan baik, Jaringan lunak
baik. Kesan : fraktur klavikula kanan regio 1/3
tengah,kedudukan tulang tidak segaris

DIAGNOSIS
Fraktur tertutup os. Clavicula 1/3 tengah dextra
INITIAL PLAN
 Ip Tx:
Pemasangan Mitela
 Infus RL 20 tpm
 Injeksi dexketoprofen
 pro ORIF
 Ip Mx:
 Keadaan umum
 Tanda vital
 Tanda kompartemen syndrom

 Ip. Ex :
 Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit
yang dialami pasien
 Tangan dan bahu kanan pasien jangan banyak digerakkan
terlebih dahulu
 Menjelaskan kemungkinan perlunya tindakan operasi.
 Menjelaskan komplikasi jika patah tulang tidak segera di
perbaiki
PROGNOSIS
 Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
 Quo ad Sanam : Dubia ad Bonam
 Quo ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Definisi Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Anatomi Klavikula
Fraktur klavikula
Definisi
 Fraktur klavikula adalah hilangnya kontinuitas
jaringan tulang kortikal klavikula
 Terjadi akibat cedera langsung atau akibat beban
aksial yang terpapar pada ekstremitas atas
 Kejadian fraktur klavikula 2.6%-12% dari semua jenis
fraktur
 80% jenis fraktur klavikula adalah 1/3 tengah,
sedangkan fraktur lateral 15% dan 5% fraktur medial
 Penyebab :
 Fraktur clavicula akibat kecelakaan
 Fraktur clavicula akibat kompresi
 Fraktur clavicula akibat proses patologik,
 Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan
pada bahu oleh simphisis pubis selama proses
melahirkan
KLASIFIKASI
Grup I : Fraktur mid klavikula (1/3 tengah klavikula)
 paling banyak
 trauma langsung atau tak langsung (dari
lateral bahu)
Grup II : Fraktur 1/3 lateral klavikula (lateral dan
ligament korako-kiavikula):
 tipe 1: undisplaced jika ligament intak
 tipe 2: displaced jika ligamen korako-
klavikula ruptur.
 llA: Conoid dan trapezoid menempel
pada segmen distal
 llB: Conoid robek, trapezoid
menempel pada segmen distal
 tipe 3: mengenai sendi akromioklavikularis
(biasanya karena kompresi bahu)
Grup III : Fraktur 1/3 medial klavikula
 Jarang
 Akibat trauma langsung & tak langsung
pada lateral bahu yang dapat menekan
klavikula ke sternum. Jatuh dengan tangan
dalam posisi abduksi.
Fraktur Allman Grup II
Mekanisme cedera
 Jatuh pada bahu mendarat terlebih dahulu merupakan
penyebab tersering pada fraktur klavikula (87%)
 Jatuh pada posisi lengan terlentang lurus (7 %)
 Pukulan langsung di bahu (6%)
 Stanley dkk melaporkan bahwa 70 % fraktur kalvikula
terjadi karena kecelakaan lalu lintas. Dapat terjadi juga
pada perkelahian, atau dalam olahraga, seperti sepak bola
dan gulat.
 Dapat terjadi pada pasien kejang, akibat sekunder dari
kontraksi otot
 Fraktur 1/3 tengah klavikula:
 m.sternokleidomastoideus
menarik fragmen medial ke
atas
 beban lengan menarik
fragmen lateral ke bawah
 Fraktur 1/3 lateral tanpa disrupsi ligamen korako-klavikula
 ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan
ligamen ini

 Fraktur yang terjadi medial terhadap fragmen


 ujung dalam bergeser ke arah belakang dan atas, sehingga
membentuk benjolan dibawah kulit.
TATALAKSANA FRAKTUR 1/3
TENGAH
 Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur
diterapi dengan menggunakan sling
 Displaced fracture dengan gangguan kosmetik:
Commercial strap berbentuk angka 8  menarik bahu
 mempertahankan alignment dari fraktur.
 Sling memberikan hasil yang sama dengan strap figure
of eight
TATALAKSANA FRAKTUR LATERAL
 Undisplaced  sling
 Displaced  sling atau open reduction dan internal
fiksasi (bila pergeseran lebih dari setengah diameter
klavikula)
TATALAKSANA FRAKTUR MEDIAL
 Fraktur medial klavikula merupakan fraktur yang
paling stabil karena adanya ligamen sekitar dan bisa
diobati dengan sling
 Tindakan Bedah pada fraktur medial klavikula jarang
diindikasikan dan terbatas pada kasus-kasus di mana
ada dislokasi berbagai macam fragmen fraktur atau
terjadi kerusakan pada struktur neurovaskular
penting.
TATALAKSANA FRAKTUR KLAVIKULA
TERTUTUP TANPA KOMPLIKASI

 Mitella
 Arm sling
 Perban ransel (figure-of-
eight bandage)
Indikasi fiksasi internal
Indikasi utama Indikasi relatif
perpindahan dan / atau  fraktur terbuka;
perpendekan lebih dari 15 sampai 20  terkait cedera vaskular;
mm, umur muda, sehat, individu  defisit neurologis progresif;
yang aktif.
 kontaminasi kotoran dengan
jaringan kulit yang kemungkinan
akan menyebabkan kerusakan kulit;
 medialization signifikan dari sendi
bahu;
 robeknya ligamen coracoclavicular
dengan fraktur distal;
 fraktur ipsilateral dari klavikula dan
skapula (bahu mengambang);
 fraktur clavicular bilateral, dan
kompleks, ipsilateral, ekstremitas
atas fraktur
KOMPLIKASI
 Komplikasi dini
 kerusakan pada pembuluh darah atau kerusakan pada
saraf
 pneumotoraks
 Komplikasi lanjut
 non-union  fiksasi interna
 mal-union  fraktur direduksi dalam anestesi,
dipertahankan dengan gips yang mengelilingi dada
 kekakuan bahu
 Thoracic outlet syndrome  kompresi pembuluh darah
subklavia dan pleksus brakial
TERIMAKASIH

You might also like