You are on page 1of 35

LUKA BAKAR LISTRIK

 Sekitar 3-4% pasien di unit luka bakar


disebabkan oleh luka bakar listrik

 Arus listrik akan melakukan perjalanan


melalui tubuh dari satu titik ke titik lain,
menciptakan titik "masuk" dan "keluar”
Dibagi:
1. Cedera listrik oleh tegangan rendah (jaringan listrik
domestik/perumahan) dan oleh tegangan tinggi

2. Cedera akibat tegangan tinggi :


 cedera “true” high tension” : oleh tingginya arus
tegangan yang melewati tubuh
 cedera kilat (flash): oleh paparan tangensial bunga
api arus listrik tegangan tinggi di mana sebenarnya
tidak ada arus listrik yang mengalir melalui tubuh.
Listrik domestik memiliki tegangan relatif rendah  menyebabkan luka
bakar kecil dan dalam di lokasi arus masuk dan keluar  dapat
mengganggu irama jantung sampai pada keadaan aritmia

"True" high tension terjadi pada tegangan 1000 V atau lebih ,menyebabkan
kerusakan jaringan luas dan sering kehilangan anggota badan

 Biasanya ada sejumlah besar nekrosis jaringan lunak dan tulang


 Kerusakan otot menimbulkan rhabdomyolysis  gagal ginjal
 Membutuhkan resusitasi dan debridemen yang lebih agresif daripada
luka bakar lainnya.
 Kontak dengan tegangan yang lebih besar dari 70.000 V  fatal.
Flash injury (cedera kilat) dapat terjadi bila terjadi bunga api
listrik dari sumber tegangan tinggi
 Panas dari bunga ini dapat menyebabkan luka bakar dangkal
ke bagian tubuh yang terbuka, biasanya wajah dan tangan
 Jika pakaian ikut terbakar dapat menimbulkan luka bakar
lebih dalam
 Sebenarnya pada cedera ini tidak ada arus listrik yang
melalui tubuh korban
 Perhatian utama cedera listrik: pemantauan
jantung
 Jika ada kelainan atau elektrokardiografi
disarankan pementauan selama 24 jam
DROWNING
Definisi

Drowning:
proses terjadinya gangguan respirasi karena
tenggelam dalam cairan
Dibagi:
 Fatal drowning: meninggal akibat tenggelam
 Nonfatal drowning: tidak meninggal (NEJM
2012)
Patofisiologi

 Air masuk ke jalan nafas


 Respon menahan nafas (tidak dpt > 1mnt)
 Timbul reflek batuk
 Laringospasme
 Brain hypoxia
 Hilang kesadaran
 Apneu
 Takikardia, bradicardia, pulsasi-  asistol
Jika selamat:
 Air masuk alveoli
 Kerusakan membran alveolar-kapiler
 Penurunan complian paru
 Atelectase & bronkospasm
Jika henti napas tanpa henti jantung 
bantuan napas
Jika tidak ada respon  dianggap henti
jantung  CPR
RABIES
 Gigitan binatang: racoon, kelelawar, serigala,
anjing
 Penyebab rabies utama pd manusia: gigitan
anjing
 Tx: profilaksis antibiotik, debridement luka,
immunisasi pasif, vaksinasi  90% efektif
 Luka lecet, luka cakar, gigitan, luka terbuka
 Binatang yg menggigit harus dikarantina dan
diawasi dlm 10 hr
 Jika tdk ada gejala rabies  di asumsikan
binatang tsb non rabies
 Jika binatang tsb mati atau dibunuh 
kepalanya dikirim ke lab utk diperiksa
 Masa inkubasi 10hr-1th, sebagian besar 20-90
hr stlh terpapar
 Perawatan luka: irrigasi, cuci dng sabun,
debridement, TT, AB
 HRIG ( human rabies immune globulin) +
vaksin
 Dosis HRIG : 20IU/kg
Gejala:
 Paresthesia di tempat gigitan
 Sakit kepala, vertigo, leher kaku, malaise,
lethargia, wheezing, hiperventilasi, dypsneu,
spasme otot tenggorok dng disfagia
mengeluarkan air liur, tingkah laku maniacal,
kejang, koma, paralisis  kematian

Tx: suportif + ventilator, antikejang


GIGITAN ULAR BERBISA

Iwan Dwi C
Wahayu Adi W
Zenik Kusrini
Emy Noor H
ETIOLOGI

Diseluruh dunia ada lebih 2500-3000 spesies dari


ular tetapi tidak seluruhnya memilki bisa
CIRI ULAR BERBISA
Derajat Venerasi Luka gigit Nyeri Udem/eritema Tanda sistemik

0 0 + +/- < 3cm / 12 jam 0

I +/- + + 3-12 cm/12 jam 0


II + + +++ >12–25 cm/12 jam +
neurotoksik,
mual,
pusing, syok

III + + +++ > 25 cm / 12 jam ++


syok
petekia
ekimosis

IV +++ + +++ > ekstremitas ++


gangguan faal
ginjal, koma,
perdarahan
PATOGENESIS

Bisa ular memiliki kandungan berupa :


 enzyme proteolitik (paling berperan)
 Hyaluronidase
 phospholipase A2,B,C,
 laktat dehidrogenase
 Phosphodiesterase
 RNAse
 asetil kolinesterase
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIGITAN
ULAR

 Usia, ukuran dan kesehatan korban


 Lokasi gigitan
 Ukuran ular
 Bakteri, organisme patogen
 Jumlah dan dalamnya gigitan yang dilakukan
ular
 Usaha/tenaga yang dikeluarkan setelah
gigitan ular
MANIFESTASI KLINIK

Lokal :

Rasa sakit dari gigitan


Meninggalkan jejak 1 atau 2 bekas gigi taring
Pembengkakan atau perlunakan jaringan
Sistemik :

 Fasikulasi otot disekitar mulut


 Hipotensi
 Badan lemah & berkeringat
 Menggigil
 Pusing
 Mual, muntah dan gangguan salivasi
 Kelemahan otot
 Hematuri, melena, tanda tanda perdarahan lain
PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan dari ular berbisa adalah :


 Menstabilkan pasien
 Mencegah penyerapan bisa dari sisi lokal dan
mengikat bisa yang beredar di sirkulasi
 Mengobati akibat lokal dan sistemik dari bisa
Pertolongan Pertama untuk gigitan Ular

1. Letakkan pasien, posisi istirahat dan kurangi


kecemasannya.
2. Imobilisasi anggota badan yang terkena gigitan
untuk mencegah penjalaran bisa.
3. pasang ikatan ¾ sampai 1 ½ inci dengan ketat,
diatas sisi gigitan
4. cuci luka atau wound toilet
5. Jika transportasi ke RS butuh waktu lama beberapa
jam, incisi dan suction dari area gigitan
6. Bila mungkin ular harus dibunuh dan dibawa
kefasilitas kesehatan bersama pasien.
Pengobatan di Rumah Sakit

 Pengawasan ABC
 Monitoring efek sistemik
 Penatalaksanaan dengan Antivenin
di Indonesia tersedia polivalen
 Anxystrodon ular sawah/air
 Bungarus ular welang
 Naja cobra/king kobra
 Pengobatan hipovolemia
 Penatalaksanaan Kehilangan Darah
 Pengobatan Nyeri
 Pemberian antibiotik
 Pemberian Anti Tetanus
KERACUNAN
Keracunan pada manusia

 Sengaja
 Bunuh diri
 Tidak sengaja
 Pencemaran
 Salah minum (anak dan orang tua)
 Makanan beracun
 Udara beracun
 Penyalahgunaan obat
Pengertian racun

 Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh


dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan
reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan
dapat menimbulkan kematian.
 Reaksi kimianya merusak jaringan tubuh atau
mengganggu fungsi tubuh.
 Harus dibedakan dengan reaksi obat.
Gejala dan tanda umum keracunan
 Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
 Penurunan respon, gangguan status mental (misalnya
gelisah, ketakutan)
 Gangguan pernapasan
 Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
 Mual, muntah
 Lemas, lumpuh, kesemutan
 Pucat atau sianosis
 Kejang-kejang
 Syok
 Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat
tertentu.
Cara racun masuk dalam tubuh
manusia

 Mulut/alat pencernaan
 Pernapasan
 Kontak atau penyerapan (kulit)
 Suntikan / gigitan
Penatalaksanaan keracunan secara
umum
1. Pengamanan tempat kejadian
2. Pengamanan penderita dan penolong terutama
bila berada di daerah dengan gas beracun
3. Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila
memungkinkan
4. Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP.
5. Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka
buka baju penderita dan bersihkan sisa bahan
beracun bila ada.
6. Awasi jalan napas, terutama bila respon
menurun atau penderita muntah.

You might also like