You are on page 1of 34

Case Report

COMBUSTIO

Pembimbing:
dr. Tontowi Jauhari

Oleh:
dr. Ardhani Khalifatul N

1
TINJAUAN KASUS

2
Identitas
• Nama : An.AL
• Tgl Lahir : 10-06-2015
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Berat Badan : 12 kg
• Alamat : Perum BTB, Kaliwates
• Agama : Islam
• Tanggal Pemeriksaan: 18 Desember 2017

3
Anamnesis
(heteroanamnesa)

Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Luka bakar pada
punggung kiri, kedua
Nyeri pada tempat luka
bokong dan kedua paha
belakang

4
Anamnesis
RPS

Terdapat luka bakar


Pada saat bermain
Kejadian kurang pada punggung kiri,
pasien tidak
lebih 30 menit bokong kanan dan
sengaja tercebur
sebelum pasien kiri serta paha
kedalam panci
tiba di IGD RSBS belakang kanan
kuah soto panas
dan kiri

5
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak pernah mengalami hal seperti
ini sebelumnya
• Alergi ( - ) disangkal keluarga pasien

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

6
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
– Kesadaraan : Compos Mentis

– Vital signs:
Tekanan darah : -
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 360 C ( axiller )
RR : 20x/menit

7
Status Generalis
Kepala
• Conjuntiva anemis (-)
• Sklera ikterus (-)
• Cyanosis (-)
• Dispneu (-)
• Mata cowong (-)
Leher
• Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Gerak nafas simetris
Palpasi : Fremitus raba simetris, gerak napas simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler / Vesikuler, Rhonkhi - / -,Wheezing - / -
Cor
Suara tunggal, suara tambahan -
8
Abdomen
• Inspeksi: Flat, simetris, tidak distensi
• Auskultasi : Bising usus dbn
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan ( - ), Hepar/ lien tidak teraba
• Perkusi : Tymphani

Ekstremitas
• Akral hangat kering merah +/+ , oedema -/- ,
• +/+ -/-

9
status lokalis
Regio gluteus Regio femoris
Regio thorak
dextra et sinistra posterior dextra et
posterior sinistra
Look:
Look : Look :
Hiperemi+, bullae
Hiperemi+, +, darah -, Hiperemi +, bullae +,
bullae +, darah -, darah -,

Feel: Feel: Feel : Nyeri tekan +


Nyeri tekan + Nyeri tekan +

10
Pemeriksaan Penunjang
Lab
Parameter Nilai rujukan
HGB 12,3 (g/dL) L : 13,0-18,0
P : 11,5-16,5

RBC 4,43 (106/uL) L : 4,5-5,5


P : 4,0-5,0
HCT 37,2 (%) L : 40,0-50,0
P : 37,0-45,0
MCV 81,3 (fL) 82,0-92,0
MCH 27,8 (pg) 27,0-31,0
MCHC 33,3 (g/dL) 32,0-37,0
RDW-SD 32,3 (fL) 35-47
RDW-CV 15,7 (%) 11,5-14,5
WBC 16,95 (103/uL) 4,3-10,8
PLT 375 (103/uL) 150-400
11
Parameter Nilai rujukan
Bleedig time 2 Menit 1-5
Chloting time 8 Menit 5-8
Creatinin 4,09 Gr/dl 3,8-5,1
SGOT 27 U/I 5-34
SGPT 16 U/I 10-35

12
Resume

Anamnesa :
Pemeriksaan fisik:
• Anak perempuan , 2,5 tahun Status Lokalis
• Luka bakar pada punggung kiri, ● Regio thorak posterior S :
kedua bokong dan kedua paha Look : hiperemi +, bullae +, darah -,
belakang setelah tercebur kedalam Feel : Nyeri tekan +
panci berisi kuah soto panas. ● Regio gluteus dextra et sinistra :
• Warna kulit yang terbakar Look: hiperemi+, bullae +, darah -,
kemerahan dan ada yang pucat Feel: Nyeri tekan +
● Regio Femuris post dextra et sinistra :
serta keluar gelembung pada kulit
Look : hiperemi +, bullae +, darah -,
yang terbakar.
Feel : Nyeri tekan +
• Kejadian sekitar 30 menit sebelum
sampai di IGD RSBS, Pemeriksaan penunjang:
• Pasien merasakan lukanya nyeri WBC : 16, 95 x 103

13
Diagnosis
Combustio grade II A-B 14-16%

14
Penatalaksanaan
• Infus RL 320 cc dalam 8 jam awal
• Lanjut RL 120 cc ditambah inf delafusal
200 cc dalam 16 jam berikutnya
• Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
• Inj Antrain 3 x 100 mg
• Inj Ranitidin 2 x 15 mg
• Inj Ondansentron 3 x 1 mg
• Inj tetagam 1 amp IM
• Pro debridement di ruang OK
15
FOTO KASUS

16
17
TINJAUAN PUSTAKA

18
Definisi

19
Etiologi
Luka bakar termal:
1. Suhu tinggi
2. Suhu dingin

Sumber Arus listrik dan tersambar petir

Panas
Zat kimia:
1. Asam (asam sulfat, pembersih
kamar mandi)
2. Basa (Hidroksida,Kalium
Radiasi Amoniak)

20
FASE
1. Fase awal / akut / syok
Keadaan yang ditimbulkan berupa :

• Cedera Inhalasi
• Inhalasi CO.
• Trauma inhalasi panas langsung mengenai saluran napas
• Efek samping sisa pembakaran
• Cedera termis
 Gangguan sirkulasi keseimbangan cairan dan elektrolit 
perubahan permeabilitas kapiler dan menyebabkan edema 
syok hipovolemik

21
b. Fase Sub akut
 Setelah syok teratasi
Masalah akibat kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan
sumber panas
 Luka yang terjadi menyebabkan :
1. Proses inflamasi dan infeksi
2. Problem penutupan luka
3. Keadaan hipermetabolisme

c. Fase Lanjut
Dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan.
 Berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ –organ fungsional.
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur

22
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Derajat I :
Hanya mengenai epidermis, timbul hiperemia, nyeri, sangat sensistif terhadap
sentuhan dan lembab atau membengkak. Jika ditekan, daerah yang terbakar akan
memutih. Belum terbentuk bulla.

Derajat II :
Superfisial ( II A ) : mengenai epidermis dan lapisan atas korium. Timbul
hiperemia. Adanya bulla yang tidak timbul segera setelah terbakar dan terasa
nyeri. Elemen epitelial yaitu dinding kelenjar keringat, lemak dan folikel rambut
masih banyak, sehingga penyembuhan akan mudah tanpa terbentuknya sikatrik.
Dalam ( II B ) : klinis tampak pucat, sensasi nyeri berkurang,
bulla bisa ada atau tidak. Sisa – sisa epitelial tinggal sedikit,
penyembuhan lebih lama dan disertai pembentukan jaringan
hipertropi.

23
-Derajat III :

1. Permukaannya warna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan
kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa
menyebabkan luka bakar berwarna merah terang.
2. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut / bulu di tempat tersebut
mudah dicabut dari akarnya.
3. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah
mengalami kerusakan, mengenai seluruh tebal kulit atau juga mengenai
lapisan dibawah kulit seperti subkutan, otot dan tulang.
4. Tampak dermis dan epidermis hangus, sering disebut karbonikasi.

24
25
26
Luas luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
“Rule of Nines” atau “ Rules of Wallace” :
- Kepala dan leher : 9%
- Lengan kanan-kiri : 18%
- Badan depan : 18%
- Badan belakang : 18%
- Tungkai kanan – kiri : 36%
- Genetalia/perineum : 1%
Total 100%

27
PENATALAKSANAAN
Pada saat kejadian hal pertama yang harus dilakukan adalah
menjauhkan korban dari sumber trauma. Padamkan api dan
siram kulit yang panas dengan air mengalir.

28
1. Primary survey

a. Jalan napas ( airway )


Trauma inhalasi pasang intubasi ( endotrakeal tube ).
b. Pernapasan (breathing)
Bila terjadi eskar (kulit kaku), lakukan escharotomi karena dapat
menimbulkan sukar napas.
c. Sirkulasi (circulation)
Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolemik karena
kebocoran plasma yang luas.

Manejemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan :


● Formula Baxter ( Parkland )
Dalam 24 jam I diberikan
Dewasa : RL = 4 cc x kgBB x % luas luka bakar / 24 jam
Anak : RL : Dextran = 17 : 3 ( Moncrief )
→ 2 cc x BB x % luas luka bakar + kebutuhan faal

29
Kebutuhan faal :
< 1 tahun = BB x 100 cc
1 - 3 tahun = BB x 74 cc
5 tahun = BB x 50 cc

- Dalam 8 jam pertama, jumlah cairan diberikan separuh


- Dalam 16 jam kedua, diberikan separuhnya.

Monitoring Resusitasi Cairan :


1. Produksi urine per jam
● Dewasa : 0,5 cc / kgBB / jam
● Anak : 1 cc / kgBB / jam
2. Frekuensi pernafasan
3. Kadar haemoglobin dan hematokrit
4. Central Venous Pressure

30
2. Secondary survey
a. Anamnesa
Tanggal, jam, lokasi dan kausa cedera merupakan hal yang penting
dalam penatalaksanaan awal yang tepat. Hal ini juga mencakup riwayat
penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya. Penyakit cerebrovaskuler,
AIDS, dan lain – lain perlu dicatat sebagai prognosis dari suatu kasus.

b. Pemeriksaan fisik
Periksa cedera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis, dan
tentukan derajat serta luasnya luka bakar.

31
Penatalaksanaan selanjutnya:
• Berikan analgetika
• Pemberian antibiotika profilaksis spektrum luas
• Pemasangan foley kateter untuk monitor jumlah produksi urine
• Pemasangan nasogastric tube untuk gastric dekompresi
• Berikan ATS 3.000 unit pada orang dewasa dan separuhnya pada anak
• Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil
• Berikan antibiotika topikal pasca pencucian luka dengan tujuan untuk
mencegah dan mengatasi infeksi yang terjadi pada luka
• Balut luka dengan menggunakan kassa gulung kecil dan steril.

32
INDIKASI RAWAT INAP
• Penderita syok atau terancam syok
- Anak : luasnya luka > 10%
- Dewasa : luasnya luka > 15%

• Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat


- Wajah, mata
- Tangan dan kaki
- Perineum

• Terancam oedema laring

33
34

You might also like