Professional Documents
Culture Documents
pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskuler
Dr.Wayan Aryadana Sp.JP
Dr Djoen Herdianto SpJP
SMF Jantung RSUD A.W.Sjahranie
Pendahuluan
4. Riwayat keluarga
Nyeri dada
Berdebar – debar
Sesak napas
Keterangan keluhan dan evaluasi yang perlu
dipertanyakan :
Nyeri Koroner
Rasa sakit akibat terjadinya iskemia miokard
Nyeri dada
Angina Temporary Retrosternal Pressing, Mild to Usually 1-3 Effort, Rest, Sometime
Pectoris myocardial or across the squeezing moderate, min but up to especially in nitroglyce s dyspnea,
ischemia, anterior , tight, sometimes 10 min. the cold; rine nausea,
usually chest, heavy, perceived Prologned meals; sweating
secondary sometimes occasiona as episodes up to emotional
to narrowed radiating to lly discomfort 20 min stress. May
arteries due the burning rather than occur at rest
to coronary shoulders, pain
atherosclero arms, neck,
sis lower jaw, or
upper
abdomen
Bandungan paru
(Hipertensi pulmonal)
Dispnea
Hubungan antara berat ringannya gagal jantung
dengan sesak napas pada aktivitas fisik dapat
dibagi menjadi :
Derajat I
Pasien dengan penyakit jantung tanpa hambatan pada
kemampuan untuk kerja ringan. Tetapi pada kerja fisis yang berat
akan timbul keluhan sesak napas
Derajat II
Pasien dengan hambatan ringan. Pada keadaan istirahat tidak
ada keluhan, tetapi pada kerja fisis sedikit agak berat, akan
timbul keluhan sesak napas.
Derajat III
Pasien dengan hambatan sedang, Pada keadaan istirahat tidak
ada keluhan, tetapi pada kerja yang ringan saja sudah
menimbulkan keluhan sesak napas yang jelas.
Derajat IV
Pasien dengan hambatan berat sehingga tidak mampu lagi
melakukan sesuatu kerja fisis, karena dalam keadaan istirahat
pun sudah ada keluhan sesak napas.
Gambaran klinis dispnea karena penyakit jantung
3. Ortopnea
Sesak napas yang timbul pada sikap berbaring
Palpitasi
Pasien merasakan debaran jantung tidak seperti biasa :
Denyut jantung lebih keras
Denyut jantung lebih cepat
Denyut jantung tidak teratur
Dizzines , sinkope
Dizzines → perasaan kepala pening (Light – Headness).
Sinkope → pasien secara mendadak jatuh terlentang
disertai kehilangan kesadaran sementara waktu,kemudian
pulih kembali.
Dasar penyebab :
Curah jantung menurun → Aliran darah ke otak menurun
Sianosis
Postur tubuh
TB. BB
Bentuk badan keseluruhan
Tonus , turgor, warna kulit
Pemeriksaan tanda – tanda vital
Pernapasan
Normopnea (Frek 16 – 24 x/menit)
Dispnea
Apnea
Pemeriksaan tanda – tanda vital
Nadi
dalam arteri
dinding arteri
Nadi yang keras (Augmented Pulsation)
Denyut radialis / karotis yang keras → sirkulasi hiperdinamik &
kekakuan dinding arteri (AI, Anemia berat, tirotoksikosis, HT
sistolik)
Nadi yang kecil dan terisi dengan lambat (Pulsus Parvus ET Tardus),
Terjadi pada keadaan obstruksi organis pada aliran darah keluar
dari ventrikel kiri (AS Berat)
Pulsus Paradoxus
Pulsus Defisit
Ektremitas
Lengan – tangan (sianosis & clubbing finger)
Tungkai – kaki
Edema tungkai , edema pergelangan kaki
(ankle edema), edema pretibial.
Arteri femoralis poplitea, dorsalis pedis
Pemeriksaan jantung
Gunakan bagian palmar dan jari – jari tangan (ujung – ujung jari)
S1 A2P2 Normal S1 A2 P2
S3 :
S1 S2 S3 S1
S4 :
Terjadi karena distensi ventrikel yang dipaksakan akibat
kontraksi atrium
stenosis / pulmonic
Irama yang terjadi oleh karena adanya S4 disebit irama
gallop presistolik/atrial.
S3 dan S4 dapat didengar sebagai satu suara apabila
terjadi takhikardia, irama yang terjadi disebut irama
gallop summasi.
S4 :
S1 S2 S4 S1
OS (Opening Snap ) :
Opening Snap
S1 S2 OS S1
Pericardial Knock :
“Opening Snap”.
knock”
Ejection Click
A.Pulmonalis
Terdapat pada Prolaps Katub Mitral tanpa maupun dengan disertai “Late
systolic murmur “
Eraly Systolic
Ejection Sounds
S1 Ej S2
S1 S2
S4 S1 S2 S1 S2 S1 Ej S2
MURMUR JANTUNG (BISING) JANTUNG
1. Perbedaan tekanan :
jantung
120 / 80 mm Hg
3 mm Hg
25 / 15
7 mm Hg
mm Hg
25 / 3 mm Hg 120 / 7 mm Hg
8 mm
Hg
Pada MI (mitral Insufficiency) penutupan katub
mitral tidak sempurna sehingga darah kembali ke
atrium kiri pada saat sistolik, oleh karena ada
perbedaan tekanan yang tinggi sebesar (120-
7)mm Hg nada tinggi, terdengar dari Apeks
menjalar ke Aksila
I II I
Pada (Mitral Stenosis) pembukaan katub mitral tidak
sempurna sehingga pada saat terbuka katub
terdengar “ Opening Snap ”, dan adanya obstruksi
pengisian ventrikel kiri menyebabkan tekanan di
atrium kiri meningkat,misalnya tekanan menjadi 20
mm Hg, maka terdapat perbedaan tekanan sebesar
20 – 7 mm Hg. Bising diastolik mulai sesudah
“Opening Snap” dekresendo oleh karena pengisian
ventrikel kiri pasif, diikuti “ Presystolik Accentuation”
oleh karena kontraksi atrium kiri.
I II I
Pada AI (Aorta Insufficiency)
Penutupan katub Aorta tidak sempurna → sehingga darah
kembali ke ventrikel kiri pada saat diastolik oleh karena
perbedaan tulang sebesar (80 – 7) mm Hg → bising
bernada tinggi. Konfigurasi bising dekreudo
I II I
Pada AS (Aorta Stenosis) pembukaan katup aorta tidak sempurna.
Adanya obstruksi menyebabkan tekanan sistolik ventrikel kiri
meningkat (misal : 160 mm Hg), sehingga terjadi perbedaan
sebesar (160 – 120) mm Hg, → terdengar bising sistolik berbentuk
“Diamond”
I II I
I II I
I II I
Pada hipertensi pulmonal bising melemah & memendek menhilang
Pada PDA (Patent Ductus Arteriosus ) perbedaan tekanan
pada seluruh sistolik (120 – 25) mm Hg dengan seluruh
diastolik(80 – 15) mm Hg, sehingga timbulnya bising “
continous ” (Machinary Murmur). Tetapi bila timbul
hipertensi pulmonal bising memendek & menghilang
I II I
2. Bising fungsional
Early Systolic
Early Diastolic
Late Systolic
Late Diastolic
(Presytolic)
b. Medium Duration
Midsystolic
Middiastolic
C. Long Duration
Holosystolic
Holodiastolic
Continous
6. Kualitas : Crescendo (intensitas menaik), decrescendo
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Elektrokardiogram
4. Penerawangan / foto dada
5. Pemeriksaan Non – Invasive : ekhokardiogram, kardiologi nuklir, dsb
6. Pemeriksaan Invasive : kateterisasi jantung, angiokardiografi
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih