You are on page 1of 31

KONSENTRASI

LARUTAN
Dr. Juniarti S.Si., M.Si
Yuhernita S.Si., M.Si

Biokimia Fakultas Kedokteran


Universitas YARSI
DEFENISI
▫ Larutan
suatu campuran yang terdiri dari pelarut + zat terlarut

▫ Zat terlarut (Solute)


komponen larutan yang jumlahnya lebih sedikit

▫ Pelarut (Solvent)
komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak

▫ Konsentrasi
jumlah zat terlarut per jumlah standar pelarut.
KONSENTRASI

PENENTUAN KONSENTRASI
Satuan yang menyatakan berapa banyak suatu zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut

Cara menentukan konsentrasi ada 2 :

A. Berdasarkan massa/berat zat terlarut dalam sejumlah


massa/berat pelarut/larutan
B. Berdasarkan massa/berat zat terlarut dalam sejumlah
volume larutan
1. Persen berat per berat (% b/b)
2. Persen berat per volume (% b/v)
3. Persen volume per volume (% v/v)
4. Molaritas (M)
5. Molalitas (m)
1. Persen berat per berat (% b/b)
% b/b

Jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan

gram zat terlarut


% b/b = x 100 %
gram larutan

Biasanya dipakai untuk menyatakan konsentrasi larutan


seperti larutan asam dan basa

Contohnya :
larutan HCl 36%  terdapat 36 gram HCl dalam 100 gram larutan
2. Persen berat per volume (% b/v)
% b/v

Jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan

gram solute
% b/v = x 100 %
ml larutan

Biasanya dipakai untuk menyatakan konsentrasi dalam larutan


padat -cair

Contohnya :
larutan glukosa 50%
 terdapat 50 gram glukosa/100 ml larutan
3. Persen volume per volume (% v/v)
% v/v

Jumlah volume solute dalam 100 ml larutan

ml solute
% v/v = x 100 %
ml larutan

Biasanya dipakai untuk menyatakan konsentrasi dalam larutan


cair -cair

Contohnya :
larutan etanol 20%
 terdapat 20 ml etanol/100 ml larutan
4. Molaritas (M)
Molaritas (M)

Jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan


mol zat terlarut
M=
Liter larutan
Jadi :
gram zat terlarut 1000
M= x
Mr zat terlarut V (ml)

merupakan unit konsentrasi yang paling sering digunakan


terutama dalam kalkulasi stoikiometri
Contohnya :
larutan glukosa 1 M
 terdapat 1 mol glukosa dalam 1 L larutan
5. Molalitas (m)
Molalitas (m)

Jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut

mol zat terlarut


m=
gram pelarut
atau :
gram zat terlarut 1000
m= x
Mr zat terlarut gram pelarut

biasanya digunakan sebagai unit konsentrasi dalam perhitungan


yang berkaitan dengan sifat koligatif, seperti penurunan titik
beku, kenaikan titik didih dan tekanan osmotik
6. Normalitas (N)
Normalitas (N)

Jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 L larutan

mol ekivalen zat terlarut


N=
Liter larutan

Jadi :
gram solute 1000
N= x
BE solute V (ml)

dimana : BE = Mr/n
Konsentrasi pada larutan encer
Part per million (ppm)

gram solute
ppm = x 106
gram larutan

Dapat dinyatakan dengan 2 cara :

mg zat terlarut mg zat terlarut


ppm = OR ppm =
L larutan kg larutan

Contoh : 250 ppm ion Zn


 terdapat 250 mg ion Zn dalm 1 L larutan
 terdapat 250 mg ion Zn dalam 1 kg larutan
Part per billion (ppb)

gram zat terlarut 9


ppb = x 10
gram larutan

dapat dinyatakan dengan 2 cara :

g zat terlarut
g zat terlarut OR ppb =
ppb =
L larutan kg larutan

Contoh : 150 ppb ion Mn


 terdapat 150 g ion Mn dalm 1 L larutan
 terdapat 150 g ion Mn dalam 1 kg larutan
Fraksi mol
Fraksi mol

Perbandingan mol zat terlarut terhadap mol total


larutan (zat terlarut + pelarut)
n1 nsolven
x1 = dan xsolven =
n1 + n2 + ... + nsolven n1 + n2 + ... + nsolven

x1 + x2 + ... + xsolven = 1 dimana : n1 = mol zat terlarut 1


n2 = mol zat terlarut 2
nsolven = mol pelarut
% mol
% mol
% mol = fraksi mol x 100 %

n1
% mol zat terlarut = x 100 %
n1 + n 2
n2
% mol pelarut = x 100 %
n1 + n 2
Unit Konsentrasi Lain dalam Sistem Biologi
Osmolaritas

Jumlah mol total pembentuk senyawa


Contohnya :
1 mol KCl akan membentuk 1 mol K+ dan 1 mol Cl-,
sehingga :

1 mol KCl = 2 osmol

Nilai osmolaritas dinyatakan sebagai :

Osmolaritas = {1 + (n-1) a} c

Dimana : n = jumlah ion/molekul dalam larutan


a = derajat ionisasi
c = konsentrasi larutan (m)
milligram persen (mg%)

mg zat terlarut dalam 100 ml larutan

milliequivalen per liter (mEq/L)

milliequivalen zat terlarut dalam 1 L larutan


Konversi mol ke milliequivalen
Equivalen

Jumlah zat (ion) yang diperlukan untuk bereaksi dengan ion hidrogen
membentuk molekul normal
atau :
Jumlah ion yang dibutuhkan untuk menetralkan muatan elektrik ion ybs

Contoh :
HCl --------- > setiap ion H+ akan tepat dinetralkan oleh 1 ion Cl-
 monovalen  1 mol HCl = 1 mol equivalen HCl

CaCl2 -------- > setiap ion Ca+2 akan tepat dinetralkan oleh ion Cl-
 divalen  1 mol CaCl2 = 2 mol equivalen CaCl2

H3PO4 -------- > setiap ion PO4- akan tepat dinetralkan oleh 3 ion H+
 trivalen  1 mol H3PO4 = 3 mol equivalen H3PO4
Untuk ion monovalen, 1 equivalen = 1 mol
Untuk ion divalen, 1 equivalen = 0,5 mol
Untuk ion trivalen, 1 equivalen = 0,33 mol

Kebanyakan zat terlarut dalam tubuh bukan terukur dalam satuan


gram atau mol, tapi biasanya dalam milligram (mg) atau millimol
(mmol)
---- > milliequivalen

1 Eq = 1000 mEq
1 mEq = 10-3 Eq

ion monovalen -----> 1 mEq = 1 mmol -----> 1 mmol = 1 mEq


ion divalen -----> 1 mEq = 0,5 mmol ----> 1 mmol = 2 mEq
ion trivalen -----> 1 mEq = 0,33 mmol --->1 mmol = 3 mEq
PENGENCERAN

PENGENCERAN DAN PEMEKATAN


Pekat Encer
(Konsentrasi tinggi) (konsentrasi rendah)

Kaidah yang berlaku :


mol sebelum dan setelah pengenceran tetap
mol1 = mol2

V1 M1 = V2 M2
PEMEKATAN

Encer Pekat
(konsentrasi rendah) (Konsentrasi tinggi)

Ada 2 cara yang dapat ditempuh :

1. Penambahan zat terlarut


Molnya berubah ( mol2 > mol1)
Volumenya tetap ( V1 = V2)
2. Menguapkan pelarut
Molnya tetap ( mol2 = mol1)
Volumenya berubah (V2 < V1)
Dengan berkurangnya volume, maka konsentrasi akan
meningkat
DIFUSI DAN OSMOSA
DIFUSI
Difusi
Peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
 Ukuran partikel
semakin kecil ukuran semakin semakin cepat partikel bergerak
 Ketebalan membran
Semakin tebal membran semakin lambat kecepatan difusi
 Luas area
Semakin luas area semakin cepat kecepatan difusi
 Jarak
Semakin besar jarak antar dua konsentrasi semakin lambat
kecepatan difusinya
 Suhu
Semakin tinggi suhu semakin cepat difusinya
TEKANAN OSMOSA
Osmosa :
Proses difusi pelarut melalui membran yang semi permiabel
dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi
Menurut Van’t Hoff
tekanan osmosa dapat dinyatakan sebagai :

P V = n RT

P V = n RT

Dimana : P = tekanan osmosa


n = jumlah mol solute
OSMOSA DALAM SEL HIDUP
Osmosa :
Proses difusi solvent melalui membran yang semi permiabel
dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi

Tekanan Osmotik :
• Tekanan yang diperlukan untuk mencegah perpindahan
cairan secara osmosis.
Tonisitas :
• Tekanan yang menyebabkan gerakan cairan keluar masuk
membran akibat perbedaan konsentrasi zat-zat yang tidak
melewati membran
semakin besar perbedaan konsentrasi antar kedua larutan yang dibatasi
membran, maka semakin besar tekanan osmotik yang diperlukan untuk
menghambat osmosis
Perbedaan antara tekanan osmotik dengan tonisitastas pada larutan
dapat diperlihatkan sbb :
Contoh : Suatu membran yang permeabel terhadap air dan urea dan
impermeabel terhadap gula dan gliserin

urea 0,1 M
gula 0,1 M

gliserin 0,1 M urea 0,1 M

isoosmotik isoosmotik
HYPERTONIK HYPOTONIK

Urea 0,1 M +
Gliserin 0,1 M
Gula 0,1 M

Gliserin 0,1 M Gula 0,1 M

isoosmotik tdk isoosmotik


ISOTONIK ISOTONIK
Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara tekanan
osmosa dan tonisitas adalah :

Tekanan osmosa Ditentukan oleh konsentrasi zat-zat terlarut

Ditentukan oleh perbedaan (gradien)


Tonisitas konsentrasi zat-zat terlarut yang tak dapat
melalui membran.
Tonisitas Eritrosit

Tonisitas sel darah merah dapat ditentukan dengan meletakkan sel


darah merah dalam larutan NaCl, karena membran sel darah
merah bersifat impermeabel terhadap NaCl

Larutan NaCl 0,9 % dikenal sebagai larutan isotonik dalam darah,


sebab tidak menyebabkan perubahan pada sel darah merah.
Berdasarkan hal tersebut, maka :

1. Larutan NaCl dengan konsentrasi < 0,9%


merupakan larutan yang HYPOTONIK terhadap sel darah merah
 air akan mengalir dari luar ke dalam sel
 volume sel bertambah (mengembang)
 HEMOLISA

2. Larutan NaCl dengan konsentrasi > 0,9 % mempunyai :


merupakan larutan yang HYPERTONIK terhadap sel darah merah
 air akan mengalir dari dalam sel ke luar
 volume sel berkurang (mengerut)
 PLASMOLISA
Sel darah merah (RBC)

isotonik Hypertonik hipotonik

You might also like