You are on page 1of 41

LAPORAN KASUS

SINDROM NEFROTIK

Oleh :

ANNISA SAFTARINA

Pembimbing :
dr. Suherjati Setiyadi Sp.A
dr. Imelda Pingkan M, Sp.A
dr. Tisa Rahmawaty sp.A
Identitas Pasien

Nama : Alyza Aulia Putri


Tanggal lahir/Umur : 01-06-2014 / 3,5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Konoharjo RT 001/015
Pangandaran
Agama : Islam
Masuk RS : 15-01-2018 (12:22)
No. RM : 492209
Anamnesa
Allo anamnesa dengan orangtua pasien

 Keluhan Utama : OS bengkak seluruh tubuh


 Riwayat penyakit sekarang : OS diantar oleh kedua
orangtuanya ke IGD RSUD Ciamis dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh sejak 7 hari yang lalu. Awalnya bengkak pada
kedua kaki kemudian mata dan menjalar ke perut. OS tidak
mengeluh sesak, kulit warna kekuningan juga tidak ada.
Keluhan tidak disertai kejang dan penurunan kesadaran.
Keluhan ini disertai batuk dan pilek, demam (-). Ibu OS juga
mengaku BAK agak berkurang.
 Riwayat penyakit dahulu :
1. OS pernah mengalami penyakit dan gejala serupa
sebelumnya 2 bulan sebelumnya
2. 1 bulan sebelumnya OS pernah di rawat di Siaga Medika
Ciamis selama 10 hari dengan diagnosis Sindrom
Nefrotik. Diterapi dengan furosemide dan antibiotik.

 Riwayat pengobatan :
OS pernah dikonsulkan ke RSUD Banjar rawat jalan
diberikan obat Prednison dan Furosemid dan karena OS
tidak mau minum obat akhirnya OS kambuh kembali dan
di rawat di Siaga Medika Ciamis selama 10 hari dan
diberikan obat inj. Furosemid dan antibiotik.
 Riwayat keluarga : Keluarga OS tidak ada yang memiliki
penyakit seperti OS sebelumnya.
 Riwayat Alergi : OS tidak mempunyai riwayat alergi obat
ataupun makanan
 Status Imunisasi Dasar : lengkap
 Riwayat tumbuh kembang : Sesuai usia, OS dapat
mengikuti aktivitas dengan baik lingkungan keluarga dan
teman-temannya. Ibu OS mengaku bahwa OS bisa bicara
terlebih dahulu, kemudian usia 16 bulan OS mulai lancar
berjalan kaki.
Masuk Ruangan 15 Januari 2018

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang


2. Kesadaran : Compos mentis
3. Antropometri : BB 13,5 kg (tanpa edema) BB+edema = 14 kg ,
TB 90 cm
BB/U :13,5 kg / 15 kg Z-Score : <0 SD (Normal)
TB/U : 90 cm / 98 cm Z-Score : <-2 SD (Pendek)
BB/TB : 90 cm = 12,5 kg Z-Score : >0 SD (Normal)
HA : 3 tahun 5 bulan
Kesan : Gizi baik dengan perawakan pendek
4. Tanda vital :
Nadi 100x/m
Respirasi 28x/m
Suhu 37 °c
5. Kepala dan wajah : Edema palpebra (+/+)
6. Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-).
7. THT : PCH (-/-), Tonsil DBN.
8. Mulut : mukosa bibir pucat (-/-), bibir sianosis (-/-), bibir
kering (-/-), lidah kotor (-/-).
9. Leher : Pembesaran KGB (-/-)
10. Thorax : Normochest, bentuk dan gerak simetris.
11. Cor : Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung atas kiri : ICS II linea parasternal sinistra
Batas jantung bawah kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Batas jantung bawah kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Pinggang jantung : ICS III parasternal sinistra
12. Pulmo : Inspeksi : simetris +/+, tidak ada pernafasan yang tertinggal
Palpasi : vokal fremitus normal +/+, tidak teraba massa
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: VBS +/+ menurun, suara tambahan = wheezing -/-,
ronkhi -/-
Abdomen
Inspeksi: Simetris, permukaan cembung, lembut
Auskultasi: BU (+)
Perkusi: Redup
Palpasi: Nyeri tekan epigastrik (-)

Ekstremitas:
Superior  akral hangat (+/+), edema (+/+)
Inferior  akral hangat (+/+), pitting oedem dorsum
pedis (+/+), oedem pretibial (+/+)
Diagnosa :
Sindrom Nefrotik
Th/ :
(Jam 17.44 lapor lab &
advise)
- Albumin 20% 50 cc
dalam 4 jam
- Furosemid 10 mg IV
post albumin
- Prednison tab 2-2-1
S: kedua kaki bengkak, mata bengkak, BAB normal, MASUK IGD
panas (-), OS pernah pengobatan SN di Siaga Medika

O:
TD : - mmHg
Nadi : 96x/m
Suhu : 36,5°c
Respi : 23 x/m
SpO2 : 98% (tanpa O2) Th/ :
BB : 14 kg - D5 % 12 tpm
- Albumin 20 %
KU : Sakit sedang-berat - Furosemid 10 mg IV post
Kesadaran : Compos mentis albumin
Kepala dan wajah : edema wajah - Prednison 2-2-1
Mata : CA(-/-), SI (-/-), edema palpebra
(+/+)
COR : Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : rh kasar(-/-) , wh(-/-)
Abdomen : NT (-), asites
Ekstremitas : pitting oedem dorsum pedis (+/+),
oedem pretibial (+/+)

A:
Edema Anasarka ec Sindrom Nefrotik
S : Bengkak berkurang 16 Januari 2018
O:
TD : 90/40 mmHg
Nadi : 96x/m
Suhu : 36,5°c
Respi : 23 x/m
SpO2 : 98% (tanpa O2)
BB : 14,5 kg Th/
- Tirah baring
KU : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis - Infus Nacl 10 ml/jam
Kepala dan wajah : edema wajah - Prednison 2-2-1
Mata : CA(-/-), SI (-/-), edema palpebra (+/+) - Calnic (+) syr 2 x 5ml
COR : Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : rh kasar(-/-) , wh(-/-)
Abdomen : NT (-)
Ekstremitas : pitting oedem dorsum pedis (+/+),
oedem pretibial (+/+)

A:
Sindrom Nefrotik
S : Bengkak kaki dan perut
17 Januari 2018
O:
Nadi : 101x/m
Suhu : 36,5°C
Respi : 23 x/m
SpO2 : 99% (tanpa O2)
BB : 15 kg
LP : 63 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/ :
Lanjut
Tambahan :
- Albumin 20% 50 ml
- Furosemid 2 x 7,5 mg IV
S : Bengkak kaki dan tangan 18 Januari 2018
O:
Nadi : 99x/m
Suhu : 36,7°C
Respi : 26 x/m
SpO2 : 97% (tanpa O2)
TD : 90/60 mmHg
BB : 17 kg
LP : 63 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/ :
Lanjut
Tambahan : Albumin 50 cc 20%
S : bengkak masih sama, pipisnya banyak 19 Januari 2018
O:
Nadi : 101x/m
Suhu : 36,7°C
Respi : 27 x/m
SpO2 : 97% (tanpa O2)
TD : 90/60 mmHg
BB : 16 kg
LP : 62 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/
Lanjut
Tambahan : Spironalakton 2 x ½ tab
S : Bengkak (+), kencing sedikit

O:
Nadi : 100x/m
Suhu : 36,4°C
Respi : 28 x/m
SpO2 : 97% (tanpa O2)
TD : 90/60 mmHg
BB : 16 kg
LP : 62 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/
Furosemid 2 x 10 mg
Prednison 2-2-2
Transfusi albumin 25% - 80 ml/jam

20 Januari 2018
21 Januari 2018
Th/
Furosemid 2 x 10 mg
Prednison 2-2-2
Transfusi albumin 25% - 80
ml/jam
S : bengkak (+)
22 Januari 2018
O: Pukul 17:24 konsul via tlp dengan dr. Ati S. Sp.
Nadi : 100x/m
A,keluarga pasien menolak pemasangan infus
Suhu : 36°C
Respi : 27 x/m
untuk pemberian obat
SpO2 : 97% (tanpa O2)
TD : 90/60 mmHg Advis :
BB :- Th/ Furosemid 2 x ½
LP :-

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/
Furosemid dinaikkan 3 x 8 mg
Transfusi albumin 25% - 100 ml/jam
S : bengkak (+) , kencing (-)

O:
Nadi : 80x/m
Suhu : 36,5°C
Respi : 30 x/m
SpO2 : 98% (tanpa O2)
TD : 100/60 mmHg
BB : 19 kg
LP : 64 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/
Prednison 2-2-2
Albumin 50 ml
Furosemid 2 x 8 mg IV

Rujuk ke RSHS 23 Januari 2018


S : Bengkak (+)
24 Januari 2018

O:
Nadi : 70x/m
Suhu : 36,1°C
Respi : 24 x/m
SpO2 : 89% (tanpa O2)
TD : 100/60 mmHg
BB : 19 kg
LP : 64 cm

A:
Dx sama dengan sebelumnya

Th/
Prednison 2-2-2
Albumin 100 ml 20%
Furosemid 2 x 10 mg IV
Calnic syr 2x5 ml
Definisi SN

• Adalah keadaan klinis dengan gejala


proteinuria masif, hipoalbuminemia,
edema dan hiperkolesterolemia.

Pada pasien ini sesuai dengan teori OS


bengkak seluruh tubuh sejak 7 hari
yang lalu. Awalnya bengkak pada
kedua kaki kemudian mata dan
menjalar ke perut. , dari hasil
laboratorium didapatkan proteinuria
+2, albumin 1,06.
Etiologi

1. Kongenital Pada pasien ini tidak ada


- Finish Type Congenital Nephrotic Syndrom riwayat kelurga yang memiliki
(NPHSI) penyakit serupa

2. Primer Pada pasien ini tidak


- Sindrom Nefrotik Kelainan Minimal diketahui secara pasti
penyebabnya

3. Sekunder
- LES (Lupus Eritematous Sistemik) Pada pasien ini juga tidak
- Keganasan, limfoma, leukimia disertai adanya riwayat
penyakit sekunder
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Gejala Klinis

1. SN sering di jumpai pada laki-laki


dari pada perempuan (2 : 1)

2. Paling lazim muncul pada usia 1 atau 2


tahun

3. Episode awal dan kekambuhan


berikutnya dapat terjadi pasca infeksi Pada pasien ini juga di sertai batuk
virus saluran pernafasan atas yang nyata pilek sebelumnya.

4. Adanya edema, pada mulanya Pada pasien ini ditemukan edema


ditemukan disekitar mata dan tungkai pada tungkai bawah kemudian
bawah sifatnya “pitting” edema palpebra
5. Kenaikan berat badan
Sebelum edema BB : 13,5 kg
menjadi 14 kg

6. Timbul asites dan atau efusi


pleura, penurunan curah urin
Pada pasien ditemukan bahwa
BAK berkurang.

7. Anoreksia, nyeri perut, diare,


jarang ada hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
2. Protein urin kuantitatif, dapat menggunakan urin 24 jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
3. Pemeriksaan darah
- Darah tepi lengkap
- Albumin dan kolesterol serum
- Ureum, kreatinin
- Kadar komplemen C, bila dicurigai LES pemeriksaan
ditambah dengan komplemen C4, ANA, (anti nuclear
antibody), dan anti ds-DNA.
Pada pasien ini dilakukan 1. Urinalisis /protein urin kuantitatif
pemeriksaan berikut : Didapatkan protein urin : +2

2. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan


darah lengkap dan didapatkan :

Trombosit : 493 (150- 350)


Albumin : 1,06 (3,5 – 5,0)
Ureum : 108 (10-50)
Kreatinin : 0,65 (P: 0,5-0,9)
Kolesterol total : 626 (<200) / 16-01-2018
Trigliserida : 930 (60-200)
Protein total : 5,74 (6,7-8,7)
Albumin : 1,45 (3,5-5,0)
Tatalaksana
1.Diitetik
Cukup diberikan diit protein normal sesuai dengan
RDA (recommended daily allowances) yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari. Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya
diperlukan selama anak menderita edema.

2. Diuretik
Restriksi cairan dianjurkan selama ada
edema berat. Biasanya diberikan loop diuretic
seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu
dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis
aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4
mg/kgbb/hari. Sebelum pemberian diuretik, perlu
disingkirkan kemungkinan hipovolemia.
Bila pemberian diuretik tidak berhasil (edema refrakter),
biasanya terjadi karena hipovolemia atau hipoalbuminemia berat
(≤ 1 g/ dL), dapat diberikan infus albumin 20-25% dengan dosis 1
g/kgbb selama 2-4 jam untuk menarik cairan dari jaringan
interstisial dan diakhiri dengan pemberian furosemid intravena
1-2 mg/kgbb.
TERAPI INISIAL
4 minggu pertama (Full dose) :
Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2
mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/ hari) dalam
dosis terbagi, untuk menginduksi remisi.

4 minggu kedua (Alternatif dose) :


Lanjutkan Prednison 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis
awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating
(selang sehari), 1 x sehari setelah makan pagi.

Berdasarkan Konsensus tatalaksana sindrom nefrotik idiopatik pada anak edisi ke 2


Cetakan kedua 2012 (IDAI)
Sesuai dengan teori pasien
ini ditangani dengan :

- Tirah baring
- Infus Nacl 10 ml/jam
- Prednison 2-2-1
- Calnic (+) syr 2 x 5ml
- Albumin 20% 50 ml
- Furosemid 2 x 7,5 mg IV
Prognosis

Bergantung pada etiologi


SN sensitif steroid memiliki prognosis
baik, meskipun sekitar 60-70% akan
mengalami kambuh yang setengah
diantaranya berbentuk kambuh Pada pasien ini
sering atau ketergantungan steroid. resisten steroid dan
Pada umumnya kambuh pada SN biasanya
mengalami
dicetuskan oleh infeksi virus saluran kekambuhan.
respiratori bagian atas SN resisten
steroid biasanya memiliki prognosis
tidak baik dan akan berlanjut
menjadi penyakit ginjal kronik.

You might also like