You are on page 1of 30

SKILL

ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN


S.A. NURAINIWATI
OUT LINE
 Efloresensi
 Pengecatan
 Gram → Pioderma, ulkus genital , urethra vaginal
discharge
 Ziehl-Nielsen → MH
 KOH → dermatophyta & non dermatophyta
 Giemsa / tzank smear → varicella, herpes
zoster/simpleks, bullous diseases
OUT LINE
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 Lampu wood :
1. Pitiriasis versikolor
2. Tinea kapitis
3. Lesi pada daerah intertriginosa ( eritrasma )
4. Melasma, vitiligo
 Kultur spesies ( jamur, bakteri )
 Histopatologi / biopsi → psoriasis, MH, tumor
 Pemeriksaan STS : VDRL / TPHA
 PRICK TEST → alergen secara inhalan / ingestan
 PATCH TEST → Causa DKA
 Imunofluoresens → bullous diseases
OUT LINE
 Pemeriksaan MH → saraf tepi, sensoris
 Pemeriksaan IMS
 Ulkus genital
 Uretra vaginal discharge
 Pengisian status
GRAM

• Lesi dibersihkan dengan alkohol


• Pengambilan sediaan dengan lidi kapas steril
• Pengambilan sediaan :
- dasar lesi yang terdapat cairan, discharge,
tertutup krusta → dibersihkan terlebih dahulu
• Dioleskan pada gelas obyek → satu arah
• Periksa dengan mikroskop : 100 x , 400 x
• Interpretasi : bakteri gram negatif berwarna merah
GIEMSA

• Pilih vesikel / bula yang masih utuh / erosi


• Dibersihkan dengan alkohol 70%
• Dinding vesikel / bula diangkat dengan skalpel / guntung kecil
• Kerok dasar vesikel / bula dgn skalpel
• Hapusan pada obyek gelas
• Periksa dengan mikroskop : 100 x , 400 x
• Interpretasi :
Multinucleated giant cell
KOH

• Lesi dibersihkan dengan alkohol


• Pengambilan sediaan dengan
 Scalpel no 13-15
 Selotip
• Pengambilan sediaan :
 Dermatophitosis : tepi lesi yg paling aktif ( eritema )
 Non – dermatophytosis : diambil keseluruhan
• Kerokan ditampung pada gelas obyek → ditutup gelas penutup → KOH 10-
30%
• Periksa dengan mikroskop : 100 x , 400 x
Sphagheti &
Hypha meetball

Pseudohypha
blastospora
WOOD LAMP

• Diperiksa dalam ruangan gelap tanpa sinar


• Daerah lesi disinari dengan wood lamp
• Interpretasi :
 Tinea kapitis : hijau kekuningan
 Pitiriasis versikolor : kuning keeemasan
 Eritasma : merah bata
 Vitiligo : putih kapur
 Melasma :
- Eidermal : bercak kehitaman makin terlihat hiperpigmentasi
- Dermal : bercak kehitaman tidak rterlalu jelas dengan batas
yang tidak jelas
TES TEMPEL – Patch test
TES TUSUK – Prick test
RESULT INTERPRETATION
INTERNATIONAL CONTACT DERMATITIS RESEARCH GROUP
(ICDRG)

(-) : Negative
IR : Irritant reaction
(?) Doubt : Erythematous macule
(+) : Weak, erythema, infiltration, papule
(++) : Strong, erythema, infiltration, papule, vesicel
(+++) : Very strong, reaction with bullae
PEMERIKSAAN SARAF
 Catatan : Tidak pakai sarung tangan
 Cara pemeriksaan saraf
 Ucapkan salam & perkenalkan diri pada penderita
 Menjelaskan tujuan pemeriksaan :
Untuk memastikan penyakitnya
 Diperiksa : penebalan saraf tepi
 Posisi permeriksa berhadapan dengan pasien,
penerangan yang cukup (sinar matahari /lampu)
N. AURICULARIS MAGNUS

• Lakukan pemeriksaan yang sama pada N. Auricularis


magnus sinistra
• Kesimpulan :
 Terdapat / tidak tedapat penebalan/pembesaran
N. auricularis magnus
 Apakah ada nyeri atau tidak pada saraf
 Bandingkan kanan dan kiri
N. AURICULARIS MAGNUS

 Pasien di minta menoleh


maksimal ke kiri → M. Sternocl.
berkontraksi & N. auricularis
magnus terdorong ke superfic

 Dilakukan perabaan dgn 3 jari


pada 1/3 atas M. Sternocleido. ,
dicari bentukan seperti kabel
yang menyilang M. Sternocleido

 Terdapat struktur lain yaitu : V.


Jugularis yang teraba lebih
lunak & ada pulsasi, sedangkan
saraf teraba seperti kabel
N. ULNARIS

• Lengan pasien dalam posisi


fleksi diletakkan di atas
tangan pemeriksa, agar otot
rileks → saraf dapat
dibedakan dengan tendon

• Dengan jari telunjuk dan jari


tengah tangan kiri pemeriksa
mencari sambil meraba saraf
Ulnaris di dalam sulkus nervi
ulnaris yaitu lekukan
diantara tonjolan tulang siku
olekranon & tonjolan kecil di
bagian medial (epicondilus
medialis)
N. ULNARIS

• Lakukan pemeriksaan yang sama pada N. Ulnaris


sinistra
• Lihat mimik/ reaksi penderita apakah tampak kesakitan
atau tidak
• Kesimpulan :
 Terdapat / tidak tedapat penebalan/pembesaran
N. Ulnaris D/S
 Apakah ada nyeri atau tidak pada saraf
N. PERONEUS COMUNIS/
POPLITEA LATERALIS
• Pasien dalam posisi duduk, kedua kaki
dalam keadaan relaksasi, sebaiknya
dalam posisi menggantung
• Pemeriksa duduk di depan penderita
dengan tangan kanan memeriksa kaki
kiri penderita & tangan kiri memeriksa
kaki kanan.
• Pemeriksa meletakkan jari telunjuk & jari
tengah pada pertengahan betis bagian
luar penderita sambil pelan-pelan
meraba ke atas sampAi menemukan
tonjolan tulang ( caput fibula ), setelah
menemukan tulang tersebut jari
pemeriksa meraba saraf paraneous 1 cm
ke arah belakang
N. PERONEUS COMUNIS/
POPLITEA LATERALIS

• Lakukan pemeriksaan yang sama pada N. Peroneus


Comunis / Poplitea lateralis sinistra
• Lihat mimik/ reaksi penderita apakah tampak kesakitan
atau tidak
• Kesimpulan :
 Terdapat / tidak tedapat penebalan/pembesaran
N. Peroneus Comunis / Poplitea lateralis D/S
 Apakah ada nyeri atau tidak pada saraf
N. TIBIALIS POSTERIOR

• Pasien masih dalam duduk


rileks

• Dengan jari telunjuk & tengah,


pemeriksa meraba saraf Tibialis
posterior di bagian belakang
bawah dari mata kaki sebelah
dalam (maleolus medialias)
dengan tangan menyilang (
tangan kiri pemeriksa
memeriksa saraf tibialis kiri dan
tangan kanan pemeriksa
memeriksa saraf tibialis
posterior kanan penderita)
N. TIBIALIS POSTERIOR

• Lakukan pemeriksaan yang sama pada N. Tibialis


Posterior sinistra
• Lihat mimik/ reaksi penderita apakah tampak kesakitan
atau tidak
• Kesimpulan :
 Terdapat / tidak tedapat penebalan/pembesaran
N. Tibialis Posterior D/S
 Apakah ada nyeri atau tidak pada saraf
PEMERIKSAAN SENSORIS
RASA RABA
• Menyapa pasien & perkenalkan diri, sampaikan tujuan
pemeriksaan
• Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa
• Sepotong kapas yang dilancipkan dipakai untuk
memeriksa rasa raba.
• Periksalah dengan ujung dari kapas yang dilancipi
secara tegak lurus pada kelainan kulit yang dicurigai. (
dari tengah ke tepi lesi)
• Sebelumnya kita menerangkan bahwa bilamana merasa
tersentuh bagian tubuhnya dengan kapas, ia harus
menunjuk kulit yang di sentuh dengan jari telunjuknya,
ini dikerjakan dengan mata terbuka
• Bilamana hal ini telah jelas, maka pasien diminta
menutup matanya, kalau perlu matanya ditutup dengan
sepotong kain/ karton
• Kelainan2 di kulit diperiksa secara bergantian dengan
kulit yang normal disekitarnya untuk mengetahui ada
tidaknya anestesi.
PEMERIKSAAN SENSORIS
RASA SUHU
• Menyapa pasien dan perkenalkan diri, sampaikan
tujuian pemeriksaan
• Penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa
• Tangan yang akan diperiksa diletakkan di atas
meja/paha pasien atau bertumpu pada tangan kiri
pemeriksa
• Berikan penjelasan apa yang akan dilakukan sambil
memperagakan dengan menyentuhkan ujung
tabung reaksi yang berisi air panas (sebaiknya
40oC) dan air dingin ( sebaiknya 20oC) pada daerah
kulit yang normal, untuk memastikan bahwa orang
yang diperiksa dapat mebedakan panas dan dingin
• Mata pasien ditutup atau menoleh ke tempat lain,
lalu bergantian kedua tabung tersebut ditempelkan
pada daerah kulit yang dicurigai
• Bila pada daerah yang dicurigai tersebut beberapa
kali pasien salah mnyebutkan rasa tabung yang
ditempelkan, maka disimpulkan bahwa sensasi
suhu di daerah tersebut terganggu
PEMERIKSAAN SENSORIS
RASA NYERI
• Menyapa pasien dan perkenalkan diri,
samapikan tujuan pemeriksaan
• Penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa
• Berikan penjelasan apa yang akan dilakukan
sambil memperagakan dengan menekan jarum
dengan ujung tajam pada kulit yang normal dan
dengan pangkal tangkainya yang tumpul, pasien
harus mengatakan mana yang tajam dan mana
yang tumpul. (ujung jarum tegak lurus, gentle,
jangan sampai berdarah)
• Mata pasien ditutup, lalu bergantian kedua ujung
jarum tersebut ditempelkan pada daerah kulit
yang dicurigai
• Bila pada daerah yang dicurigai tersebut
beberapa kali pasien salah menyebutkan rasa
pada ujung jarum yang ditempelkan, maka
disimpulkan bahwa sensasi nyeri di daerah
tersebut terganggu
CARA PENGAMBILAN SEDIAAN
SKIN SMEAR

• Menyapa pasien dan perkenalkan diri, sampaikan tujuan pemeriksaan


• Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa
• Cucilah tangan, lalu kenakan sarung tangan
• Ambil kaca obyek sediaan yang baru, bersih dan tidak tergores
• Beri tanda atau nomer pada bagian bawah kaca obyek atau label kaca obyeksesuai
nomer identitas pasien, nomer ini harus sama denag nomer lembar permintaan
pemeriksaan skin smear
• Bersihkan lokasi kulit tempat pengambilan skin smear dengan kapas alkohol. Biarlah
mengering
• Nyalakan api spiritus
• Siapkan scalpel
• Jepitlah kulit dengan erat menggunakan jempol dan telunjuk, tetap jepit dengan kuat
agar darah tidak ikut keluar
• Buatlah insisi (irisan) pada kulit dengan panjang 5 mm dan dalam 2 mm. kulit tetap
dijepit agar tidak ada darah yang keluar. Jika berdarah, bersihkan darah tersebut
dengan kapas alcohol
• Putar pisau scalpel 900 dan pertahankan pada sudut yang tepat pada irisan.
CARA PENGAMBILAN SEDIAAN
SKIN SMEAR
URETRA VAGINAL DISCHARGE

• Pemeriksaan inguinal dan genetalia


• Nyalakan lampu Inspeksi regional
• Palpasi daerah inguinal adakah pembesaran kelenjar getah bening,
konsistensi, melekat apa tidak
• Palpasi scrotum, rasakan testis, epididimis.
• Periksa penis, catat bila ada kemerahan atau luka, kutil dan tonjolan lain
• Jika pasien belum di sircumsisi ,Minta Pasien menarik preputium (jika ada) ke
belakang dan lihatlah glans penis dan meatus uretra
• Siapkan objek glass yang telah di label identitas
• Mue dibersihkan dengan dengan kassa steril dan bila duh tubuh tidak keluar,
lakukan milking dari pangkal ke ujung penis.
• Duh tubuh uretra di ambil dengan sengkelit (ose) yang telah di bakar sampai
membara dan didinginkan kembali (steril)
• Sengkelit dimasukkan ke dalam orifisium uretra eksternum sedalam 1-2 cm
(sampai fossa navikularis) untuk keperluan pembuatan sediaan hapus (yang
akan diwarnai dengan pewarnaan gram),
ULKUS GENITAL

• Menjelaskan maksud pemeriksaan & inform


consent
• Cuci tangan & pakai sarung tangan
• Menyiapkan pasien ( buka celana )
• Ulkus dibersihkan dengan kassa steril dengan
NaCl, tetapi jangan sampai menghilangkan
debris/ jaringan nekrotik
• Dengan mass ujung tumpul / ose steril / yang
telah di bakar sampai membara di Bunsen &
didinginkan kembali, ambil sediaan dari
luka/ulkus, kemudian digoreskan pada kaca
obyek searah (jangan diulang-ulang), dengan
sudut posisi 60o fiksasi di atas nyala api
• Pewarnaan ( Gram / Giemsa )
ULKUS GENITAL
TREPONEMA PALLIDUM

• Jepit luka/ulkus atau lesi dengan


klem arteri → serum. Bila ada darah
bersihkan dulu
• Ambil serum yang keluar dengan
ose / langsung di tempel dengan
obyek glass bila banyak,
ditambahkan sedikit Nacl 0,9% →
obyek glass→ ditutup dengan gelas
penutup dan disekitar kaca diberi
vaselin secukupnya (untuk
pemeriksaan spirorecta)
• Diperiksa di mikroskop lapangan
gelap
GOOD LUCK
S K I L L I K K – S . A . N U R A I N I WAT I

You might also like