You are on page 1of 30

 Algi Iskandar

 Nugraha Akbar Caesar


 Rian Bayu Saptya Mahardika
 Dwi Mulya S.
 Asyifa Robiatul Adawiyah
 Rossy Efridanis Ballona
 Sri Rezeki Mega Lestari
 Ghini Meriza
 Sindy Mustika
 Lysnindya Raki Larinta
 Dwiranisah Rusman
 Husni Abas
 Ayu Witia Ningrum
Seorang perempuan berumur 55 tahun datang kerumah sakit
dengan keluhan sesak napas bila melakukan kegiatan fisik
disertai denyut jantung yang cepat. Pada umur 12 tahun dia
menderita demam reuma dan terdengar bising jantung sejak
menderita penyakit tersebut. Irama jantungnya berupa
fibrilasi atrium telah ada sejak 2 tahun lalu yang dapat
dikontrol dengan terapi digoxin 4 kali 0,25 mg. Tanda vital:
denyut jantung 80x per menit, tekanan darah 130/80,
respirasi 16 kali permenit. Terdengar adanya bunyi ronki asah
halus pada kedua paru dan bunyi jantung pertama (S1)keras,
bunyi jantung kedua (S2) tunggal disertai opening snap (OS)
ANALISA MASALAH
Wanita Bagaimana bisa
55 tahun TANDA DAN GEJALA timbul gejala ini?

Riwayat Penyakit Tanda Vital :


Keluhan : Pemeriksaan fisik :
Dahulu : Denyut
Sesak Terdengar bunyi
Umur 12 tahun jantung 80X/
napas bila ronchi basah halus
menderita Demam menit
melakukan reuma dan terdengar
Bunyi jantung
kegiatan bising jantung Tekanan
pertama (S1) keras,
dan bunyi jantung kedua
darah 130/80
denyut Irama jantung berupa
(S2) tunggal disertai
jantung fibrilsi atrium 2 tahun Respirasi
opening snap (OS)
cepat lalu dapat dikontrol 16X/ menit
dengan digoxin 4 kali
0,25 mg

DIFFERENTIAL ANAMNESIS
DIAGNOSIS TAMBAHAN,
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
STENOSIS MITRAL? STENOSIS AORTA? REGURGITASI MITRAL?
 Fibrilasi atrium: getar atrium, denyut tak fungsional atrium ditandai
nadi yang cepat 300-400x per menit

 Demam reuma: suatu penyakit inflamasi sistemik non supuratif


yang digolongkan pada kelainan vaskular
kolagen/kelainan jaringan ikat.

 Opening snap: gerakan membuka daun arterior katup mitral yang


berhenti mendadak pada awal diastol dan katup yg
tebal itu tidak dapat terbuka penuh

 Terapi digoxin: Penghambat yang poten pada aktivitas pompa


saluran natrium, yang menyebabkan peningkatan
pertukaran Na-Ca dan peningkatan kalsium
intraseluler
 Perempuan 55 tahun
 Sesak napassaat melakukan kegiatan fisik
 Demam reuma pada umur 12 tahun
 Takikardi
 Respirasi 16x permenit
 Ronchi basah halus dikedua lapang paru
 Fibrilasi atrium sejak 2tahun yang lalu
 Tekanan darah 130/80 permenit
 Terdengar bising jantung sejak umur 12 tahun
 Terapi digoxin 4 kali 0,25 mg
 Bunyi jantung pertama keras, bunyi jantung kedua disertai
opening snap
1. Apa hubungan umur dan jenis kelamin pada skenario ? 1
2. Jelaskan mekanisme sesak napas pada skenario? 4
3. Mengapa pasien sesak napas pada saat beraktivitas, jika sedang beristirahat apakah
terjadi sesak? 3
4. Mengapa demam reuma bisa menyebabkan bising jantung? 14 15
5. Jelaskan perbedaan patomekanisme sesak napas pada sistem kardiovaskuler dengan non
kardiovaskuler! 5 6
6. Apa hubungan fibrilasi atrium dengan terapi digoxin 4 kali o,25mg, mengapa dapat
dikontrol dengan terapi tersebut? 7 8
7. Jelaskan Patomekanisme pada fibrilasi atrium! 9
8. Mengapa terjadi ronchi basah pada kedua lapang paru dan apakah ada hubungannya
bunyi ronchi basah halus pada skenario ? 10 11
9. Jelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik dari terapi digoxin! 12 13
10. Mekanisme opening snap, mengapa bisa menyebabkan bunyi jantung kedua, terjadi
pada penyakit apa? 16 17
11. Apakah opening snap mempengaruhi tanda vital pada skenario, dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi tanda vital pada skenario? 25 26
12. Bagaimana bunyi jantung normal dan bunyi jantung tambahan? 18 19
13. Epidemiologi dan faktor risiko pada demam reuma! 20 21
14. Diagnosis diferensial dan langkah diagnostiknya! 22 23 24
Luas lubang Daya alir
mitral katup mitral Tek. Atrium kiri
menyempit

Kongesti Bendungan Bendungan


paru vena dan pd atrium
kapiler kiri
paru

SESAK
Perasaan berat di Sensasi sukar bernafas
dada

Pada sistem respirasi

Bisa disebabkan
alergen Obstruksi saluran
pernafasan

Sesak Penyempitan bronchus


Saat
beraktivitas

Energi yg Darah yg di
dibutuhkan Curah jantung
edarkan ke tubuh

takikardi

Lama pengisian
ventrikel Kongesti paru SESAK

Curah
jantung Tek. Atrium kiri
Epidemiologi
Demam reumatik akut (DRA) tetap amat lazim
terjadi pada banyak negara yang sedang
berkembang.
Kelompok yang paling sering terkena adalah anak
yang berusia antara 5-15 tahun, tetapi bayi dan
dewasa juga dapat terkena.
Biasanya karena  infeksi streptokokus –beta-hemolitik grup A.

Serotipe Respons imun hospes karena genetik


streptokokkus

Pemicu perkembangan DRA


 FAKTOR INDIVIDU
 Faktor genetik
 Jenis kelamin
 Golongan etnik dan ras
 Umur
 Keadaan gizi dan penyakit lain

 FAKTOR LINGKUNGAN
 Keadaan ekonomi
 Faktor iklim dn geografis
 Cuaca
Hasan, Rusepro. Buku Kuliah Ilmu kesehatan anak jilid dua edisi keempat.
Jakarta: Bagian ilmu kesehatan anak FK UI
Demam reumatik sebabkan bising jantung
Definisi : Radang streptococcus -beta- hemoliticus grup A, yang
ditandai demam dan inflamasi jantung, sendi, saraf kulit.
Demam Pembentukan
dan Pengaruhi jaringan parut
inflamasi katup jantung
Lubang pada katup
menyempitrepon
Bila tidak
Jantung reumatik Atrium kontraksi
mampu
lebih kuat
memompa,
respon imun darah
penjamu berkumpul curah jantung
turun
Reaksi ikatan silang
sel sendiri Refleks baroreseptor respon
simpatis dan hormonal
Akut : inflamasi  lesi katup
Kronik : jaringan parut Plasma darah naik
Bising jantung : darah masuk ke orifisium yang menyempit
Demam Peradangan pada Peradangan
reuma semua lapisan endokardium
jantung

Mengganggu Pembengkakan & Mengenai


penutupan erosi pinggir daun katup
katup katup endotel

Regurgitasi Gangguan Bising


katup katup jantung
Hubungan ronchi basah halus pada stenosis mitral
Katub mitral Darah
mengalami Tekanan Tekanan
tertimbun vena
penebalan atrium
di atrium pulmonaris
&saling melekat kiri
kiri
satu samalain

Masuk ke Cairan
ruang keluar
Edema paru Tekanan
intertisial & dari
kapiler
alveoli paru kapiler
paru
paru

Terdengar
Ronchi
basah halus
FARMAKODINAMIK DIGOXIN
1.Efek jantung. Efek mekanik
Efek listrik
Efek mekanik:
 Kerja terapeutik glikosida jantung terhadap fungsi mekanik
adalah: “meningkatkan intensitas pada interaksi serat
aktin dan miosin sarkomer jantung.”

 Hasil kerja :
1.meningkatkan kontraksi jantung.
2.kecepatan terjadinya ketegangan &relaksasi keduanya
meningkat.
Kontraksi kalsium bebas

meningkatnya konsentrasi
natrium intreluler karena Meningkatnya
menghambat natrium dan kalium . natrium
intraseluler

Meningkatnya pengeluaran
kalsium secara relatif dari sel ketika
pertukaran Natrium -kalsium
hasil kerja :
1.meningkatkan kontraksi
jantung.
2.kecepatan terjadinya
ketegangan &relaksasi
keduanya meningkat.
2.Efek listrik
 Efek digitalis terhadap sifat listrik,merupakan kompleks
kerja lagsung dan otonom.

 efek listrik ini melibatkan sensitifitas baroreseptor


perangsang sentral vagus & fasilitas hantaran
muskarinik,pd sel otot jantung ,karena persyarafan
kolinergik jauh lebih banyak dalam atrium maka akan
lebih mempengaruhi fungsi atrium &nodus antrio
ventrikular pada ventrikel.
 1.meningkatkan aktifitas sepontan dalam neuron sel
otot polos bila diberi digoxsin dosis intravena secara
tepat.
 2.efek langsung pd saluran pencernaan
:mual,anoreksia,muntah,diare,.
 3.halusinasi&disorientasi pd orang tua.
 4.agitasi
 5.gangguan reabsorsi natrium dalam ginjal.
1. digoxin(generik crytodigin)
Oral: tablet 0,05mg; 0,1mg; 0,15mg; 0,2 mg

2.Digoxin (generik lanoxicaps lanoxin)


Oral: tablet 0,25 mg
Kapsul: 0,2 mg
Parenteral: 0,1 mg/ml
Katup Jantung Katup jantung ada dua
macam yaitu :
•katup AV
(atrioventrikular)
•katup SL (semilunar).

•Katup AV terletak antara


atrium dan ventrikel,

•katup SL terletak antara


ventrikel dengan
pembuluh darah besar
pada jantung
Biasanya pembukaan
katup tidak Daun katup menebal
dan kaku Timbul bunyi
menimbulkan bunyi

Diastolic snap
Terjadi pada Opening snap
terjadi sesudah atau diastolic
bunyi S2
awal diastole
snap

Saat relaksasi
ventrikel
Stenosis Mitral Stenosis Aorta Regurgitasi Mitral
dispneu + + +
Takikardi + + +

Demam reuma + + +

Fibrilasi atrium + - +
Ronchi basah halus + - + (bukan ronki
basah halus)

S1 (keras) + - -

S2 (Opening snap) + - -
Penyebab tersering adalah endokarditis
reumatik, akibat reaksi yg progresif dari
demam reumatik oleh infeksi streptokokus.
Stenosis ini juga dapat disebabkan defek
kongenetal pd struktur katup
Stenosis mitral kasus yg jarang ditemukan d luar negeri
mis Amerika. D Indonesia merupakan kasus baru
masih banyak ditemukan. Pd pola etiologi penyakit
jantung d poliklinik RS moehamad hoesin palembang
selama 5 th (1990-1994) di daptkan angka 13,94%
dengan penyakit jantung katup.Kasus ini terlihat pd
orang dgn umur yang lebih tua, biasanya disertaia
penyakit penyerta baik kelainan kardiovaskuler atw yg
lain.
Akibat demam reumatik proses peradangan (valvulitis)
& pembentukan nodul tipis di sepanjang garis penutupan
katup menimbulkan fibrosis dan penebalan daun katu,
klasifikasi, fusi komisura  menimbulkan distorsi dari
apartus mitral yg normal, mengecilnya area katup mitral
menjadi bentuk mulut ikan (fish mouth) atau lubang
kancing (button hole)
• Pemeriksaan foto toraks  gambarannya ditemukan
pembesaran atrium kiri serta pembesaran arteri
pulmonalis.
• Ekokardiografi Doppler
• Ekokardiografi Transesofageal lebih sensitif dlm
deteksi trombus pd atrium kiri / terutama sekali
apendiks atrium kiri
• Kateterisasi standar baku utk diagnosis &
menentukan berat ringan SM
 Medikamentosa, tujuan  mengontrol denyut ventrikel,
menurunkan tekanan atrium kiri & mencegah tromboemboli
sistemik.
• Digoksin obat pilihan untuk mempertahankan denyut
ventrikel istirahat antara 60-70 denyut per menit, biasanya
0,125-0,25 mg/hari (tergantung usia,BB, & fungsi ginjal)
Non medikamentosa :
Pembedahan katup mitral &Valvuloplasti balon mitral-
jika pasien mengalami keterbatasan fisik bermakna walupun
diberiakn terapi diuretik & kontrol denyut ventrikel
Referensi
 W. Sudoyo, aru bambang setyo hadi idrus awi dkk.2009.
buku ajar ilmu penyakit dalam jilid dua edisi 5. jakarta.
EGC
 J. Corowin, elizabeth.1795.buku saku patofisiologi.
Jakarta. EGC
 C. Guyton, Arthur. 2007. buku ajar fisiologi kedokteran
edisi 11. Jakarta. EGC

You might also like