Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Epsitaksis atau perdarahan pada hidung
merupakan salah satu gejala yang paling sering
dikeluhkan oleh pasien yang berobat ke bagian
emergensi THT-KL
10 hingga 12% populasi dunia memiliki keluhan
epistaksis
10% dari total populasi yang mengalami keluhan
memerlukan intervensi medis.
Dapat bersumber dari bagian aterior ataupun
posterior dari rongga hidung
Rongga hidung kaya akan pembuluh darah yang
berasal dari cabang arteri karotis interna dan
eksterna yang juga merupakan anastomose dari
pleksus anterior dan superior.
Perdarahan pada anterior lebih mudah ditangani,
lebih bayak muncul pada anak-anak dan dewasa
muda memiliki prognosis yang baik
Epsitaksis posterior , sumber perdarahannya : arteri
sfenopalatina lebih sering muncul pada usia tua,
perdarahan lebih banyak dengan kesulitan
Dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun
sistemik
Tatalaksana epistaksis yang paling utama adalah
resusitasi pasien, kemudian mengendalikan sumber
perdarahan, dan terapi kausanya
Anatomi
Perdarahan: cabang arteri karotis interna dan
eksterna, namun didominasi oleh arteri karotis
eksterna via arteri maksilaris dan arteri
sfenopalatina.
Definisi
Epistaksis berasal dari bahasa latin yaitu
epistazein;
epi : diatas dan over/stazein : menetes.
Epistaksis perdarahan dari dalam hidung atau
kavum nasi.
Epidemiologi
Keluhan paling banyak di unit emergensi bagian
THT-KL. Diperkirakan setidaknya terdapat satu
episode epistaksis pada setengah populasi dunia
Muncul pada semua golongan usia, namun
epistaksis rekuren sering muncul pada anak-anak
Insiden meningkat seiring usia dengan puncak
pada dekade ke-enam
Etiologi
Faktor Lokal
Trauma.
Gangguan anatomis.
Tumor.
Benda asing.
kering.
Etiologi
Faktor Sistemik
Kelainan darah, seperti leukemia, trombositiopenia,
anemia, dan hemofilia.
Obat-obatan, seperti antiagregasi trombosit atau
antikoagulan.
Infeksi sistemik, seperti demam berdarah, demam
tifoid. Influensa dan morbili.
Penyakit kardiovaskuler.
Kelainan kongenital telangiektasis hemoragik
herediter dan Von Willebrand disease.
Patofisiologi
Hampir 80-90% perdarahan hidung berasal dari
Little’s area.
Little’s
area memiliki suplai darah intens yang terletak
superfisial.
Mukosa yang menutupinya tipis dan rapuh serta
pembuluh darah kecil yang terdapat di sana hanya
memiliki sedikit struktur penyokong.
Oleh karena itu, area tersebut rentan mengalami
perdarahan.
Klasifikasi
Epistaksis anterior
Umum terjadi saat cuaca kering atau musim dingin
Udara keringpengerasan dan keretakan mukosa perdarahan
hidung.
Perdarahan biasanya ringan, seringkali berulang, dan dapat
berhenti sendiri.
Epistaksis posterior.
Umumnya berasal dari arteri, yaitu arteri etmoidalis posterior
atau arteri sfenopalatina.
Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti
sendiri.
Lebih sering ditemukan pada orang tua, orang dengan
hipertensi, trauma hidung atau wajah.
Epistaksis primer
bersifat
idiopatik
mencakup 85% dari kejadian epistaksis .
Epistaksis sekunder
terdapat sebuah penyebab yang jelas (misalnya
trauma).
Diagnosis Epistaksis
Diatermi Koreksi
septum
Ligasi
arteri
Terapi lain
• Rhinosinusitis
Akibat • Otitis media
pemasangan • Hemotimpanum
tampon • Laserasi palatum mole
• Sindrom syok toksik
Prognosis
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanationam: bonam
Quo ad functionam: bonam