Professional Documents
Culture Documents
A. Pelarut berair
Gliserin
Polietilen glikol
Propilen glikol
Syarat obat suntik
1. Aman: tidak menyebabkan iritasi jaringan atau
efek lain yang tidak diinginkan (merugikan)
2. Jernih: tidak terdapat partikel padat, kecuali
bentuk suspensi
3. Bening: kecuali warna dari zat aktif
4. Stabil : sediaan tidak mengalami degradasi fisika.
Cth: perubahan warna, adrenalin (bening)
teroksidasi menjadi merah; pengendapan
5. Sedapat mungkin isohidris: mempunyai nilai pH
yang sama dengan pH darah dan cairan tubuh lain
(pH 7,4). Pengaturan menggunakan
asam/basa/dapar.
6. Sedapat mungkin isotonis (s.c; i.v): punya
tekanan osmose yang sama dengan tek osmose
darah dan cairan tubuh lainnya (lar NaCl 0,9%).
Zat tambahan
1. Zat penambah kelarutan:
Pelarut organik (dapat bercampur dengan air) :
etanol, propilenglikol, gliserin
Surfaktan non ionik
Etilendiamin khusus untuk kelarutan teofilin
Natrium salisilat, khusus untuk vit.B2
Niasinamid, kreatinin khusus untuk senyawa
steroid.
2. Zat pengisotonis: NaCl, Glukosa, kalium/kalium
nitras.
3. Pendapar: phospat dan borat. Pilih dapar yang
cocok, mampu menjaga pH kestabial obat.
Asam asetat dan gramnya pH 3,5-5,7 kadarnya
1-2%
Asam sitrat dan garamnya pH 2,5-6; 1-3%
Asam phospat dan garamnya pH 6-8,2 kadar
0,8-2%
Asam glutamat dan garamnya pH 8,2-10,2 ;1-
2%