You are on page 1of 83

PENGANTAR TEKNOLOGI

MINERAL

Dr. phil. nat. Sri Widodo, ST. MT.

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010
BAB I

PENDAHULUAN

Suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan


pencarian, penyelidikan, penambangan, pengolahan, penjualan
mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis
(berharga) disebut Ilmu Pertambangan.

Pekerjaan (tugas) utama seorang ahli tambang adalah


membebaskan dan mengambil mineral-mineral serta batuan yang
mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya kemudian
membawanya ke permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

Secara umum tahap-tahap kegiatan pertambangan dapat meliputi


"prospecting, exploration, evaluation, mine plant design dan
finance, development, exploitation. Sedangkan kegiatan-kegiatan
dasar penambangannya sendiri terdiri dari pembongkaran atau
pemberaian (loosening), pemuatan (loading) dan pengangkutan
(hauling/transporting) .
Hasil-hasil tambang secara umum dapat dibagi
atas:

1. Logam: Ni, Cu, Fe, Zn, Al, Co, Mn, Pb, Sn, dll.
2. Logam-logam mulia dan batu mulia; Au, Ag, Pt,
Intan, Topaz, Tourmaline, Beryl, Amethyst, dll.
3. Mineral-mineral Industri; tanah liat, batu gamping,
pasir silika atau pasir kwarsa, kaolin, gypsum,
phosphat, sulphur, limonit, dll.
4. Batu bangunan/hias; manner, granit yang berwarna
indah, syenit, labradorit, andesit, asbes, dll.
5. Bahan bakar (fuels); minyak dan gas bumi, batubara,
uranium, thorium, oil shale, dll.
6. Lain-lain ; batuan "abrasive" : garnet, corundum dan
gas siterite. Batuan "feltilizer" phosphat, sulphur nitrat.
BAB II
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

1. ''Prospecting" adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau


penemuan endapan-endapan mineral berharga.
2. "Exploration" adalah pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah
ditemukannya endapan mineral berharga yang meliputi pekerjaan
pekerjaan untuk mengetahui dan men-dapatkan ukuran, bentuk,
letak (posisi) , kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan
tersebut.
3. "Development" adalah pekerjaan-pekerjaan untuk membuat
lubang-lubang bukaan ke arah dan di dalam endapan bijih yang
sudah pasti ada sebagai persiapan untuk penambangan dan
pengangkutan endapan bijih tersebut.
4. "Exploitation" (mining) adalah pengerjaan penambangannya
sendiri, yaitu mengambil dan membawa mineral-mineral berharga
dari dalam kulit bumi ke permukaan bumi, baik dengan penggalian
di permukaan tanah maupun di bawah tanah.
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

5. "Mineral" adalah suatu istilah umum untuk semua benda padat


anorganik yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia
tertentu dan sifat-sifat fisik yang tetap.
6. "Rock" (batuan) adalah kumpulan mineral yang membentuk kulit
bumi.
7. "Ore" (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan
mineral yang dari padanya dapat diarabil (di ekstrak) satu atau lebih
logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi
dan ekonomi pada saat ini.
8. "Country Rock" (batuan samping) adalah lapisan batuan yang
mengelilingi suatu endapan bijih.
9. "Gangue Minerals" adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak
berguna tetapi yang terdapat bersama-sama mineral berharga pada
suatu endapan bijih.
10. "Waste", (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung
mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya
sangat rendah.
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

11. "Vein" (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki
bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam
terhadap bidang datar (lebih besar 45°).
12. "Shoot" (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di
mana kadar mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya;
mempunyai sifat-sifat khas antara lain;
- salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.
- letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
13. "Pay Streak" sama dengan "Shoot", hanya untuk endapan allu vial.
14. "Bedded deposit" adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya
horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi
batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-
endapan garam.
15. "Dissiminated Deposit" (endapan terpencar) adalah endapan bijih
yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya
terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

16. "Masses" adalah endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak
teratur, pada umumnya endapan sekunder.
17. "Out Crop" (singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau
endapan bijih yang tersingkap di permukaan bumi seringkali bagian
itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan yang tipis sehingga
sukar terlihat.
18. "Float" adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang
tersingkap dan karena gaya-gaya pelapukan terbawa ke arah
lembah.
19. ''Overburden" (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau
batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
20. "Bed rock" (batuan dasar) adalah semua material, atau batuan yang
berada tepat di bawah suatu endapan bijih.
21. "Hanging wall" adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas
suatu "Vein"? disebut "roof" untuk endapan batubara.
22. "Foot wall" adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah
suatu "Vein"; disebut "Floor" untuk endapan
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

23. "Dip" (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu
endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar. .
24. "Strike" (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau
suatu batuan yang tegak lurus "dip".
25. "Shaft" (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring
yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan
bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat
kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan dan lain-lain.
26. "Tunnel" (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau
hampir mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.
27. "Adit" (terowongan buntu) adalah suatu lubang bukaan mendatar
atau hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah
dengan permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki
bukit saja.
28. "Driff" adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat
atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau
dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

29. "Cross Cut" adalah :


(a). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong
jurus endapan bijih.
(b). Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan "shaft"
dengan endapan bijih.
(c). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong
jalan pengangkutan utama (main haulage way).
30. "Level" adalah "drift" atau "Cross Cut" atau "Adit" yang dibuat
dengan jarak-jarak yang teratur ke arah vertical; biasanya diberi
nomor-nomor unit secara teratur menurut ketinggiannya dari
permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.
31. ''Raise" adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang
dibuat dari "level" bawah ke "level" yang di atasnya.
32. "Winze" adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat
dari "level" atas ke arah "level" yang di bawahnya.
ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN

33. "Blind shaft" adalah suatu "raise" atau "winze" yang berfungsi
sebagai "shaft", tetapi tidak menembus sampai ke permukaan
bumi.
34. "Stope" (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada
tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang ditambang;
tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama "development".
35. "Front/face" adalah permukaan batuan yang sedang ditambang.
36. "Sump': adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari
mana air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya
dibuat di tempat terendah dari "Shaft", dekat shaft ataupun
"Level".
37. "Shaft Collar" adalah bagian atas dari suatu "Shaft" yang
diperkuat dengan beton7 kayu atau bambu (timber).
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN
Sudah sepatutnya kalau hasil-hasil tambang harus dimanfaatkan
secara baik dan efisien, karena ciri-ciri utama yang dimiliki oleh
suatu industri pertambangan antara lain:

(a) Endapan bijih itu bersifat "westing assets" atau "non renewable
resources", artinya sekali endapan bijih tersebut ditambang pada
suatu tempat, maka tidak ada gantinya lagi pada tempat itu.

(b). Endapan bijih itu tersebar di permukaan bumi secara tidak merata.
Karena ciri-ciri utama tersebut di atas, maka diperlukan suatu
pemilihan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, sehingga
memberikan keuntungan yang maksimum.
Sistem-sistem penambangan yang ada adalah :
1. Tambang Terbuka (Surface Mining)
2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
3. Tambang Bawah Air (Under Water Mining).
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN
1. Tambang Terbuka
Suatu sistem penambangan di mana seluruh aktivitas kerjanya
berhubungan langsung dengan atmosfir atau udara luar.
Berdasarkan macam material yang ditambang. Tambang
Terbuka dapat dibagi menjadi :

(a) "Open Pit ''/"Open Cut "/"Open Cast ''/"Open Mine"


Suatu sistem penambangan yang dipergunakan/diterapkan
untuk endapan bijih yang mengandung logam.
Contoh :
(i). Tambang Nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara mineralnya
garnierite.
(ii). Tambang Nikel di Soroako, Sulawesi Selatan; mineralnya
garnierite.
(iii). Tambang aluminum di Kijang, P. Bintan, mineralnya
gibbsite, lochmite, dispore (bauxite).
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN
(b). "Quarry" (Kuari)
Suatu sistem penambangan yang dipergunakan untuk endapan
mineral-mineral industri.
Contoh :
(i). Tambang Batu Pualam, di Tulung Agung, Jawa Timur; batuan :
marmer (limestone),
(ii). Tambang Aspal di P. Buton; batuannya gamping beraspal.
(iii). Tambang Granit di P. Karimun, Sumatera; batuan granit

(c) " Strip Mine''


Suatu sistem penambangan yang dipergunakan untuk endapan bijih
yang letaknya horizontal atau agak miring.
Contoh:
(i) . Tambang Batubara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, mineral
"bitumenous coal" dan antrasit.
(ii). Tambang Batubara di Ombilin (Sawahlunto), Sumatera Barat,
mineral = bitumenous coal".
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN

(d). "Alluvial mine"


Suatu sistem penambangan yang dipergunakan untuk endapan
bijih alluvial.
Contoh :
(i). Tambang Timah di Bangka Belitung, Singkep, Karimun,
Bangkinang; mineral = cassiterite.
(ii). Tambang Pasir Besi di Cilacap; mineral = magnetite, hematite,
ilmetite.
(iii). Tambang Intan di Martapura, mineralnya = intan.
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN
2. Tambang Bawah Tanah

Suatu sistem penambangan di mana seluruh aktivitas


kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan
atmosfir atau udara luar, berdasarkan cara
penyanggaannya Tambang Tanah. dapat dibagi menjadi:

- Untuk Batubara ;

(a). "Long wall method"


Contoh ; Tambang Batubara di Ombilin, Sumatera Barat.

(b). ''Room and pillar method"


Contoh : Tambang Batubara di Ombilin, Sumatera Barat
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN
Untuk endapan bijih
-

(a). "Open stope methods"


(i). "(Underground) Glory Hole"
(ii). "Gophering''
(iii). "Shrinkage Stoping"
(iv). "Sub level stoping" .

(b). "Supported methods"


(i). "Cut and fill"
(ii). "Stull stoping"
(iii). "Square setting"
(iv) . "Shrink and fill stoping"
BAB III
SISTEM PENAMBANGAN

(c). "Caving methods"


(i). ''Block caving''
(ii). "Sublievel caving"
(iii). "Top slicing".

Contoh ;
(i). Tambang Mangan di Salaman, Magelang; mineralnya pyrolusite dan
psilomelane ''gophering".
(ii). Tambang Emas dan Perak di Cikotok, Banten Selatan, mineralnya :
electrum ; "Cut and Fill method"
(iii) Tambang mangan di Kliripan, Wates; Jawa Tengah; mineral :
pyrolusite dan psilomelane, "advancing room and pillar".
BAB IV
PEMBONGKARAN
Definisi:
Pembongkaran atau pemberaian (loosening, breaking) adalah
serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan batuan
atau endapan bijih dari batuan induknya yang "massive".
Alat-alat untuk pembongkaran
Untuk melakukan pembongkaran tersebut diperlukan alat-alat yang
tepat dan sesuai. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung dari
faktor-faktor berikut ini:
- Teknis, misalnya : - jenis, kekerasan serta lokasi batuan; untuk
batu pualam tergantung dari bentuk dan ukuran yang diingini
oleh konsumen.
- Harga atau nilai batuan.
- Ekonomis, misalnya ; harga dari alat-alat untuk pembongkaran.
- Lingkungan hidup, misalnya ; dipilih alat yang paling sedikit
menimbulkan debu atau polusi udara dan air.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Beberapa alat yang digunakan untuk pembongkaran batuan atau
endapan bijih yang lunak adalah sebagai berikut :
A. "EXCAVATOR''
- "power shovel" - “shovel loader, trackloader"
- "bucket wheel excavator" - "grab bucket"
- "hydraulic shovel" - "bulldozer"
- "dragline" - "whell loader"
- "power scraper"
- "back hoe"
- "clam shell"
- "shovel doxer“
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
Sedangkan alat-alat yang dipakai untuk pembongkaran batuan
atau endapan bijih yang keras adalah:

A. KABEL PEMOTONG

Untuk batuan yang keras dan hasil bongkarannya diharapkan


mempunyai ukuran atau dimensi yang teratur, misalnya untuk
batu-batu hias (mariner, granit, labradorit dan lain-lain), maka cara
pembongkarannya dapat digergaji dengan memakai ''helicoidal
cable" dibantu bahan abrasi (pasir kwarsa) .
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
B. ALAT-ALAT BOR DAN BAHAN PELEDAK

Pembongkaran dapat pula dilakukan dengan membuat lubang bor,


sesudah itu diisi bahan peledak lalu diledakkan.

Ada dua cara peraboran dan peledakkan yang dapat dilakukan:

(a). Bila menginginkan hasil ledakannya memiliki dimensi yang teratur,


maka perlu dilakukan : "pre split blasting" atau "smooth blasting".

(b). Bila hasil ledakannya tidak perlu mempunyai dimensi yang teratur,
maka pemboran dan peledakan dapat dilakukan tanpa cara-cara
khusus, walaupun tetap harus mengikuti pola pemboran dan
peledakan yang sudah lazim dipakai.
BAB IV
PEMBONGKARAN
ALAT-ALAT BOR :
Dibagi dua golongan besar, yaitu :
1. "Manually driven"
- "Auger Drill"
- "Empire Drill" (Banka Bor)
- "Churn Drill"
- Bor mesin semprot (BMS),

2. "Machine (power) Driven"


a. "Percussive Drill" :
- "Churn Drill"
- "Hammer Drill"
BAB IV
PEMBONGKARAN
b. "Rotary Drill"
- "Hydraulic Drill"
- ''Diamond Drill"
- "Chiled Shot Drill' (Calyx Drill)
- "Turbo Drill"
- "Jet Pierce Drill“

c. "Rotary Percuassive Drill": "Jack Hammer".


BAB IV
PEMBONGKARAN
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor
adalah :
1. Harga alat bor.
2. Kedalaman lubang bor yang diinginkan
3. Formasi batuan yang akan dibor
4. Macam keterangan yang ingin diperoleh
5. Kecepatan pemboran yang diinginkan
6. Cara pengangkutan yang dapat diperoleh
7. Ongkos pemboran yang tersedia.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Tujuan pemboran
1. Untuk "propecting"
2. Untuk eksplorasi: "sampling"
3. Untuk pembuatan lubang-lubang tembak (blast holes)
4. Untuk eksploitasi minyak dan gas bumi, pengambilan belerang
(sulphur) di ''Salt dome.
5. Untuk penirisan (drainage) dan ventilasi.
6. Untuk pengisian pasir (sand filling) dan pemadaman kebakaran di
bawah tanah (fire fighting).
7. Untuk membuat lubang sumuran (shaft) yang besar.
BAB IV
PEMBONGKARAN
1. "Manually Driven“
1.1. ''Auger Drill''
1.2. "Banka bor" (Empire Drill):
Termasuk alat-bor yang sederhana, dipakai pada tambang-
tambang timah alluvial untuk prospeksi maupun eksplorasi. Untuk
prospeksi, jarak lubang bor berkisar 100-500 m, sedangkan untuk
eksplorasi jarak tersebut berkisar 25-50 m.

Alat-bor ini cocok untuk batuan yang lunak dan daerah yang sulit
dimasuki. Kecepatan pemboran tergantung dari materialnya rata-
rata 3 m/jam.
Lubang bor ditinggalkan bila :
1. Mencapai batuan dasar (bed rock).
2. Terkena bongkah batuan (boulder), atau akar-akar besar.
3. Bila sudah tidak mampu lagi melanjutkan pemboran (terlalu
dalam, misalnya 25 m, walaupun teoritis bisa 50 m)
Gambar 5. Banka Bor
BAB IV
PEMBONGKARAN
1.3 “Churn Drill“
Ada dua macam yaitu “manual“ dan “machine driven”
BAB IV
PEMBONGKARAN
Kecepatan pemboran tergantung kepada :
1. Beban
2. Frekwensi penumbukan
3. Sifat batuan
4. Pengalaman operator
Pengambilan cutting dapat dengan bailer atau water/mud flush.
Macam-macam bit:
1. "Hollow chisel bit"
2. "Rein forced chisel bit"
Tujuan, "Mud flush" :
1. Mengangkat ''cutting"
2. Pendinginan alat bor = bit
3. Membantu melepaskan "cutting" yang ada di dasar lubang bor
4. Mengimbangi tekanan air dari "ground water"
5. Membantu menguatkan dinding lubang bor yang "permeable" .
BAB IV
PEMBONGKARAN

Tujuan Pemasangan Casing :


1. Mencegah lubang bor runtuh ke dalam.
2. Mencegah larinya "water/mud flush" ke lapisan yang permeable"
3. Mencegah masuknya "ground water" ke dalam lubang bor
4. Mencegah terjadinya "dilution" / "salting"
BAB IV
PEMBONGKARAN
2. "Machine (Power) Driven"
2.1. "Percussive drill"
- "Churn drill''
- "Hammer drill",
2.2. "Rotary drill" :
Macam-macam "Rotary drill" :
2.2.1; "Hydraulic rotary drill" mata bornya "tricone (roller) bit".
2.2.2. "Diamond rotary drill"; mata bor "diamond bit"
2.2.3. "Chilled shot drill" Calyx drill : mata bor "shot bit"
2.2.4. "Turbo drill"
2.2.5. "Jet pierce drill".
- Pada 'Hydraulic rotary drill", "diamond drill" dan “chilled shot drill"
dapat dihasilkan "cutting" dan "core" sedangkan pada "Turbo
drill"dan "Jet pierce drill" tidak dapat.
- Pada "Turbo drill' tidak terdapat "kelly" dan "rotary table", "mud
flush" dipakai untuk memutar baling-baling dan pada turbin hanya
'bit" yang berputar.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Keuntungannya :
- Tenaga yang dipakai sedikit (menghemat EP mesin penggerak)
- Efisiensi penggunaan "mud flush" bertambah
- Kemungkinan patahnya "drill hole" sedikit (fatigue)
- Kemungkinan deviasi (defleksi) berkurang.

Kekurangannya :
- Tidak dapat dipasang "core barrel" di depan turbin (bagaimana
kalau core barrelnya berfungsi sebagai poros penggerak bit?) .
- Lubang bor selalu berdiameter besar.
- Pada "Jet pierce drill" yang umumnya digunakan untuk membuat
lubang-lubang tembak, mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :
Suatu cara konvensional yaitu dengan memanaskan suatu batuan
kemudian disiram dengan air, maka batuan tersebut akan retak-
retak.
BAB IV
PEMBONGKARAN

Pada ujung alat bor dipasang "burner" dan dalam waktu yang
bersamaan disemprotkan uap air maka batuan akan retak-retak.
Yang disebut "spalling" temperaturnya ± 4.000º F.
- Beberapa cara pemboran yang baru antara lain dengan sinar laser,
getaran elektronik dan tenaga atom.
BAB IV
PEMBONGKARAN

Gambar 7. "Rotari Drill"


BAB IV
PEMBONGKARAN
Bagian-bagian alat :
1. "Engine" 12. "Mud hoist"
2. "Chain'/belt drive" 13. "Rotary table"
3. "Hoist drum" 14. "Mud pump"
4. "Derrick" 15. "Screen"
5. "Cabbie" 16. Sump" (mud pit)
6. "Plat form" 17. "Cellar"
7. "Crows nest" + "sheaves" 18. "Blow out preventer"
8. "Travelling block" 19. "Drill rod"
9. "Safety hook" 20. "Casing pipe"
10. "Swivel" 21. "Drill collar"/"core barrel"
11. "Hock" 22. "Tricone bit" /"roller bit"
BAB IV
PEMBONGKARAN
2.3. "Rotary percussive drill":

"Jack Hammer"
Penggolongan Jack hammer berdasarkan arah pemborannya :
1. "Drifter Jack Hammer" : arah pemboran horizontal, beratnya 50-100
kg; penyangganya Jack kg.

2. "Stopers Jack Hammer." arah pemboran ke atas, beratnya 30-50 kg;


pegangannya telescoping tube.

3. "Sinkers Jack Hammer" : arah pemboran ke bawah, beratnya : 12,5-40


kg. Nama penyangganya yang umum " Mounting Device ".
BAB IV
PEMBONGKARAN

Nama bagian susunan alat : 4. "Drill rod holder"


1. Kompressor : - "reciprocate" 5. "Drill rod"
' 6. "Shank"
- ''rotary'" 7. "Shoulder" / "collar"
- "centrifugal" 8. "Bit"
2. Pipa Udara. 9. Pipa air.
3. "Oiler"
BAB IV
PEMBONGKARAN
Jack hammer menghasilkan tenaga 80 - 100 psi.
Ukuran standar "shank" 7/8" - 1%"
Diameter lubang tembak 1" -2".

Kedalaman maksimum yang dapat dicapai biasanya 6 m.

"Bit"-nya 2 macam :
- "Forged bit" yang tidak dapat dilepas-lepas.
- "Detachable" bit yang dapat dilepas-lepas.
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAHAN PELEDAK
Bahan peledak dikenal sejak abad 13. Penggunaan bahan
peledak pertama kali pada abad ke 17 yaitu pada tahun 1689.
Penggunaan bahan peledak tersebut yaitu "black powder" pada
pertambangan timah di Carnwall, England.
Pada tahun 1802 Elenthers Irence du Pont du Nemours mulai
membuat "black powder" di Wilmington; Delaward dengan komposisi
75% Saltpeter, 15% Charedel dan 10% Sulphur. Tahun 1857 Sodium
Nitrate menggantikan kedudukan Seltpeter, yang harganya relatif
lebih murah.
Tahun 1846 seorang dari Swedia telah menemukan bahan
peledak ini dikembangkan oleh Alfred Nobel dengan penemuan
"blasting cap" yaitu kapsule dari timah yang diisi dengan mercury
fulminate. Tahun 1866 Alfred Nobel menemukan bahan peledak yang
disebut "dynamit", merupakan campuran Nitro Glycerin dengan
bahan penyerap. Tahun 1870 James Howden, seorang ahli kimia di
San Fransisco menemukan "dynamit" dengan mencampurkan 75%
Nitrogliserin dengan 25% bahan penyerap sugar dan magnesium
carbonate.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Tahun 1875 Alfred Nobel menemukan '"'gelatine dynamite", dengan
mencampurkan Nitrogliserin dan collotion cotton.
Tahun 1876 K. Julius Smith dari Amerika menemukan "Electric
blasting cap" lengkap dengan "blasting machine"-nya.
Akhirnya baru pada tahun 1902 "electric blasting cap p mulai
diproduksi dan dijual kepada umum oleh perusahaan "Electric
Exploder Company" di Ponton (alias New Jersey USA).

TUJUAN PELEDAKAN

Tujuan peledakan adalah untuk menghancurkan batuan yang


semula berdimensi besar menjadi berdimensi kecil sehingga
mudah pengangkutannya.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Pada dasarnya bahan peledak (explosive) mempunyai
campuran tiga bahan
1. Zat kimia yang mudah bereaksi yang fungsinya sebagai "ex-
plosive base"
N.G. (Nitroglyserin) C3H5 (NO3)3
T.N.T. (Tri Nitro Toluene) C6H2CH3, (NO2)3
Nitrocellulose (gun cotton) (C6H7(NO3)3 x
Nitrost: arch (C7H7(NO3)3 O2)
Dinit; oluence C7N2O4H6
Ethylene glycoldinitrate C2H4(NO3)2
Fulminate (campuran HNO3 + alcohol), biasanya dicampur
dengan metal Pb/HG/Cu/Ag dipakai sebagai detonator
(pemulai peledakan).
BAB IV
PEMBONGKARAN
2. Oksidator yang fungsinya memberikan O2, KClO3, NaNO3,
NH4NO3.
3. Zat penyerap/tambahan
Serbuk kayu, serbuk gandum, serbuk batubara, serbuk belerang,
chalk (CaCO3), oksida zeng dan Kieselguhr (SiO2).

Berdasarkan cara/karakteristik peledakan, bahan peledak dibagi


menjadi dua golongan:
1. "LOW Explosives"
2. "High Explosives"
BAB IV
PEMBONGKARAN
1. "Low Explosive"
Ciri-cirinya :
a. Rekasi peledakannya relatif lambat
b. Tidak seluruhnya bahan yang ada berubah dari phase
padat menjadi phase gas, sehingga menimbulkan tekanan
dan temperatur yang tinggi.
c. Hanya menghasilkan proses pembakaran yang relatif
lambat (deflagration) dan tidak menghasilkan getaran
gelombang (shock wave) ---) menimbulkan "heating
effect".
Contoh:
"black powder" yang dibagi atas "black blasting powder"
yang berbentuk butir-butir dan "pellet powder".
BAB IV
PEMBONGKARAN
2. "High Explosive"
Ciri-cirinya :
a. Reaksi peledakannya relatif lebih cepat dari pada "low explosive".
b. Semua bahan peledak berubah menjadi fase gas.
c. Menghasilkan proses propagasi yaitu mengembangbiakan dari pada
gelombang getaran melalui bahan peledak yang diikuti dengan reaksi
kimia yang menyediakan energi untuk kelanjutan propagasi secara
stabil ---) menimbulkan shattering effect.
Contoh dari beberapa bahan peledak :
"true high explosive", antara lain :
- "gelatine" : "blasting gelatine"
- "dynamite" : "straight dynamite", "amonium dynamite"
- "special" : "low freezing dynamite"
"low density dynamite"
- "blasting agent"
-"permissible explosive".
BAB IV
PEMBONGKARAN
"Blasting agent" adalah bahan peledak yang merupakan suatu
campuran kimiawi atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak
mengandung Nitrogliserin dan hanya dapat diledakkan oleh "high
strength explosive1' primer". Sifat-sifatnya yang menguntungkan
ialah lebih aman dalam faktor "handling" (pengangkutan), karena
tidak mengandung Nitrogliserin, tidak membuat rasa pusing akibat
baunya, dapat di"packed" dalam suatu tabung metal sehingga tahan
terhadap air dan lebih murah.
"Blasting agent" (NH4NO3) + Fuel Oil (Solar) -----ANFO
''Permissible explosive" : bahan peledak yang khusus di pakai
untuk tambang bawah tanah, misalnya tambang batubara. Tidak
menghasilkan gas-gas beracun, mengandung 60 - 80% Amonium
Nitrate dan 7-15% Nitrogliserin. Bila memakai bahan peledak biasa
maka : peledakan tidak terkontrol dan banyak menghasilkan gas
beracun atau gas yang mudah meledak.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Syarat-syarat untuk "permissible explosive":

1. Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung singkat


2. Temperatur peledakan relatif rendah.
3. Tidak menghasilkan gas-gas beracun.

Pada umumnya bahan peledak dibungkus seperti dodol dengan


ukuran panjang 20 cm, diameter 4 - 5 cm dan berat 250 gram.

"Blasting Accessories" terdiri dari:


1. Sumbu (fuse) " "safety fuse" dan ''detonating fuse"

'Safety fuse" :
a. Kecepatan perambatan tidak terlalu tinggi (2-3 m/det)
(90 det/yard - 120 det/yard).
BAB IV
PEMBONGKARAN
b. Sumbu dinyalakan dengan api.
c. Umumnya terdiri dari "low explosive" yang dibungkus dengan bahan-
bahan yang tahan terhadap air.

''Detonating fuse" :
a. Kecepatan perambatannya tinggi 5.000 - -.000 m/det.
b. Sumbu diledakkan dengan detonator.
2. Detonator (penggalak)
- Detonator biasa : disebut juga "blasting cap".
- Detonator listrik : disebut juga "electric blasting cap", "electric
squib"

Detonator biasa diledakkan dengan "safety fuse"


BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN

Nonel detonator
Bagian-bagian dari nonel detonator adalah sebagai berikut:
1. Kelongsong aluminium (aluminium shell), panjangnya bervariasi tergantung
panjang dari delay element.
2. Base charge: bahan peledak kuat
3. Primer charge: bahan peledak kuat yang peka terhadap nyala api
4. Delay element
5. Sumbat karet (rubber sealing plug)
6. Nonel tube: Panjang tertentu, ujung yang bebas ditutup
BAB IV
PEMBONGKARAN
kabel listrik
leg wire
plastik berwarna
selubung kabel

penyumbat
penyumbat

fusehead : elemen
- kawat halus yg waktu tunda
memijar
tabung silinder
- ramuan pembakar
tabung silinder
isian utama

isian dasar
Detonator Listrik

SIMULTANEOUS DELAY
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
Detonator

Dodol

Penusuk kayu/logam
BAB IV
PEMBONGKARAN

3. “Blasting machine” (Explorer)


Suatu alat untuk menghasilkan tegangan tertentu
BAB IV
PEMBONGKARAN
Pola pemboran (Drilling Pattern)
- Untuk tambang terbuka : “paralel” dan “staggered” pattern
- Untuk tambang bawah tanah :
Angled Hole Paralel Hole :
- Wedge / V cut - Burned cut
- Fan cut - Paralel cut
- Pyramid cut - Cylinder cut
BAB IV
PEMBONGKARAN

Gambar 12
Paralel and Staggered Pattern
BAB IV
PEMBONGKARAN
KONSEP PELEDAKAN:

a. Menurut teori lama :


Bahan peledak meledak maka timbul reaksi kimia yang menghasilkan
temperatur dan tekanan yang tinggi di dalam ruangan yang terbatas
(lubang bor) maka batuan akan pecah.

b. Menurut teori baru :


Setelah detonator meledak maka bahan peledak akan meledak dan
menghasilkan temperatur tinggi, juga timbul gas yang menekan
tempat dan bahan peledak sehingga batuan akan pecah karena
adanya gelombang getaran yang dipantulkan. Dalam hal ini semua
batuan mengalami "tensile strees".
BAB IV
PEMBONGKARAN
CARA-CARA PELEDAKAN :
a. "Simultaneous blasting" : adalah peledakan secara bersama-
sama sekaligus.
b. "Delay Blasting": adalah peledakan yang dilakukan secara berurutan
beberapa detik.
Pada detonator terdapat "delay detonator" dan "milli second delay
detonator".

Beberapa keuntungan pemakaian "Milli second delay detonator":

a. Perbaikan dalam fragmentasi


b. Mengurangi getaran
c. Pelemparan hasil peledakan lebih terkontrol (fly rock)
d. Ongkos peledakan murah
BAB IV
PEMBONGKARAN
"Primary blasting" adaiah peledakan yang dilakukan pertama kali
hasilnya biasanya berupa batuan yang masih berukuran besar,
sehingga perlu dilakukan peledakan lagi, maka peledakan
tersebut dinamakan "secondary blasting".

"Secondary Blasting" ada beberapa macam:

a. "Block Holing"
b. "Mud Capping"
c. "Snake Holing".
BAB IV
PEMBONGKARAN
BAB IV
PEMBONGKARAN
"OXYGEN BLASTING"
Tujuan dari peledakan di dalam atau pada suatu tambang ialah
untuk membentuk "Zero oxygen blance" yaitu unsur-unsur hydrogen,
nitrogen, oksigen dan karbon di dalam bahan peledak tersebut harus
dibuat sebanding sedemikian rupa sehingga gas-gas yang terjadi
pada waktu peledakan semua unsur-unsur hidrogen bereaksi
membentuk H2O, unsur-unsur N dibebaskan sebagai molekul-
molekul N2, unsur-unsur C bereaksi V membentuk CO2.

Bila jumlah O2 tidak cukup disebut "negative oxygen balance",


terbentuk gas CO2.

Bila jumlah O2 berlebihan, maka disebut "positive oxygen


balanced'' tendensinya membentuk gas NO2.
BAB IV
PEMBONGKARAN
Oxygen balance - OB ----- Co - 2 Co – ½ Ho = O ....... (1)

Rumus tersebut dapat dikoreksi menjadi :


OB ----- (Oo – ½ NaO – CaO ) - 2 Co – ½ Ho = O ...... (2)

Dimana :
Oo = jumlah oksigen yang terdapat pada bahan peledak tersebut
Co = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat
Ho = jumlah oxygen yang diperlukan untuk mengikat
NaO = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat
Ca = jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengikat Ca
BAB V
PEMUATAN

Definisi :
Pemuatan (loading) adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material ke dalam suatu alat angkut. Alat-
alat muat ada bermacam-macam, antara lain :
1. "Power shovel“ 6. ''Bucket Wheel Excavator"
2. "Dragline“ 7. "Over head shovel loader"
3. ''Backhoe“ 8. "Continuous loader"
4. "Clam shell“ 9. "Bulldozer" untuk kondisi lapangan tertentu
5. "Shovel dozer“ 10. Hydraulic shovel

1. "Power Shovel''
Merupakan sekop besar yang mekanis, dapat digerakkan oleh mesin
uap, mesin bensin, mesin diesel atau mesin listrik.
Besarnya muat ini dinyatakan dengan kapasitas alat galinya yang
disebut "dipper".
BAB V
PEMUATAN

Keterangan gambar:

Gambar Power Shovel


BAB V
PEMUATAN
2. “Dragline”
Alat ini dipakai untuk batuan yang relatif lunak dan sudah lepas, tidak
untuk batuan keras dan kompak. Dipakai untuk material/batuan di
bawah tempat alat tersebut berdiri.
BAB V
PEMUATAN
Seperti juga "power 3. "Back Hoe"
shovel" maka "drag line" juga
dapat digerakkan oleh mesin
diesel, motor listrik, motor
bensin, atau mesin uap.

Besarnya alat ini ditentukan oleh


kapasitas "bucket"-nya "Bucket"
dengan ukuran yang sama,
mungkin mempunyai berat yang
berlainan. Beratnya "Bucket" itu
diletakkan pada gigi ~ gigi atau
bagian depan "bucket".
BAB V
PEMUATAN
BAB V
PEMUATAN
Beberapa pemakaian alat muat
Power Shovel:
(1) Penggalian di lereng bukit dan ''stripping" pada umumnya.
(2) Penggalian ke bawah untuk membuat selokan-selokan atau
terusan, trench, dan lain-lain.
(3). Penggalian secara mendatar untuk "grading" atau memotong
lapisan yang tipis mendatar.
(4) Memuat material ke sebuah alat angkut yang terletak baik pada
tinggi yang sama maupun ke tempat yang lebih tinggi.
(5) Mengangkat dan melepaskan material ke atas "belt conveyor"
''hopper", "griszly", "bin" dan lain-lain.
(6) Membuang tanah penutup secara "back filling"
BAB V
PEMUATAN
"Dragline":
(1) Menggali "over burden"" (stripping of over burden) yang lunak
atau sedikit keras, terutama pada "over burden" yang tidak teratur
tebalnya.
(2) Membuat terusan, selokan, "trench1' dan lain-lain.
(3) Menggali pasir, kerikil atau tanah yang terletak di bawah
permukaan air.
(4) Membuat dam kecil dengan menggali tanah dari daerah
sekitarnya.
(5) Mengangkat (memuat) dan melepaskan pasir, kerikil atau batubara
ke atas alat angkut, "hopper" atau "belt conveyor". Pemakaian
"power shovel' dan "dragline'' ini dapat terlihat pada tambang-
tambang terbuka seperti di tambang nikel di Pomalaa, Sulawesi
Tenggara; Tambang Aluminium di Kijang dan lain-lain.
BAB VI
PENGANGKUTAN
Definisi :
Pengangkutan (hauling) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengangkut batuan/endapan bijih dari satu tempat (tambang)
ke tempat yang lain (tempat penimbunan atau pengolahan).
Alat-alat angkut bermacam-macam, antara lain:
1. Truck.
2. Lori
3. Conveyors ; - belt conveyor
- shaking conveyor
- chain conveyor.
4. Cable way transportation
5. Skip
6. Cage
7. Pipa + pompa
8. Power scraper
9. Tongkang + kapal tunda + kapal bijih (ore ship).
BAB VI
PENGANGKUTAN
1. Truck
Banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih, batuan,
dan lain-lain. Pada jarak dekat dan sedang, karena kecepatannya
yang tinggi, maka truck memiliki kapasitas tinggi sehingga ongkos
angkut per ton material rendah. Kecuali juga "flexible", artinya dapat
dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang dengan muatan
yang berubah-ubah.
Dari cara-cara pengosongan muatan, maka ada tiga macam
cara "dumping", yaitu :
a) "end dump" : mengosongkan muatan ke belakang (rear dump)
b) "side dump": mengosongkan muatan ke samping
c) "bottom dump": mengosongkan muatan ke bawah.
Mengenai cara pemilihan ukuran truck memang agak sukar
menentukannya. Akan tetapi sebagai pegangan dapat dikatakan
bahwa kapasitas minimum dari truck kira-kira 4-5 kali kapasitas alat
penggalinya.
BAB VI
PENGANGKUTAN
2. Lori + Lokomotip
Dari cara pengosongan muatannya maka ada lima macam cara
"dumping" dari lori, yaitu :
a) "rear dump", misalnya "highed body mine car"
b) "side dump", misalnya "V body" (rocker) ; "grandby tye"
c) "bottom "dump"
d) "Over turn", misalnya "box type mine car" (flat boom)
e) "revolving", misalnya "scoop mine car".
Lokomotif ada bermacam-macam, yaitu:
a) steam locomotives
b) Gasoline,
c) Diesel
d) Electric trolley locomotives
e) Storage battery
f) Compressed air.
BAB VI
PENGANGKUTAN

A = Enggine
B = Main Frame
C = Transmission
D = Body unit cylinder
E = Suspension cylinders
F = Body
G = Canvor
H = Cab

Gambar Rear dump truck


BAB VI
PENGANGKUTAN
BAB VI
PENGANGKUTAN
BAB VI
PENGANGKUTAN
3. "Conveyor"

Ada tiga macam conveyors, yaitu :


a) belt conveyor
b) chain conveyor
c) shaking conveyor.

Pada umumnya belt conveyor dibagi atas dua bagian, menurut


bentuk belt-nya, yaitu :
a) Flat
b) Troughed
BAB VI
PENGANGKUTAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Boky, B., "Mining", diterjemahkan oleh John Scott, MIR Publishers,
Moscow, 1967, p. 11-159, p .177-187,p.395 -589.
2. Imperial Chemical Industries Ltd., "Explosives and Accessories for
Export", Second edition, Glasgow, p. 3-9, p. 58.
3. Lewis, R.S., dan Clark, G.E., "Elements of Mining", third edition,.
John Wiley & Sons, Inc., New York, 1964, p. 1-22, p. 74-173, p.
196-325, p. 379-560.
4. Me Garland, D.M.r dan Rolland, G.F., "Hand book of Electric
Blasting", Atlas Powder Company, Wilmington Del, 1959, p. 15.
5. Peele, R. (ed) , "Mining Engineers Hand book". Vol. I, third edition,
John Wiley & Sons, Inc., New York.. 1956, p4. 01-4.31, p. 9.01-9-
89, p. 10.01-10.629.
6. Popov, G.J., "The Working of Mineral Deposits", diterjemahkan oleh
V. Shiffer, MIR Publishers, Moscow, 1971, p. 111-597.
7. Young, G.J., "Elements of Mining', fourth edition, McGraw Hill Book
Company, Inc., New York, 1946, p. 1-40: p. 1-495,p. 547-622.
Selamat Belajar dan Semoga Sukses Pada Ujian Akhir Semester

You might also like