You are on page 1of 44

KEPERAWATAN JIWA

Heri Saputro,
S.Kep., Ns
STIKes SMH
SITUASI KESEHATAN JIWA SAAT INI

•Proyeksi WHO (2005),12 bulan


pasca tsunami:
•30-50% akan mengalami distress
psikososial berat-sedang
•20-40% akan mengalami distress
psikososial sedang
•15-20% akan mengalami gangguan jiwa
sedang ke berat
•3-4% gangguan jiwa berat
*
SITUASI KESEHATAN JIWA SAAT INI
(2)
•Hasil Riskesdas Badan Litbangkes, 2007:

•Prevalensi nasional gangguan jiwa di


Indonesia 0,5%

•Prevalensi Nasional gangguan mental


emosional pada orang dengan usia ≥ 15 th
11,6%
Tertinggi: DKI Jakarta 2,03%
*
SITUASI KESEHATAN JIWA SAAT INI (3)

•KESEHATAN JIWA PRIORITAS RENDAH •BANYAK PENDERITA TIDAK MENDAPAT


PENGOBATAN KARENA TIDAK ADANYA AKSES
•G.JIWA MENIMBULKAN BEBAN SOSIAL
EKONOMI •HAM PENDERITA G.JIWA SERING
•PENYEBAB TERBESAR DISABILITAS DILANGGAR (PASUNG DLL)

•KESEHATAN JIWA = GANGGUAN JIWA BERAT


•G.JIWA DAN MASALAH KESWA
MERUPAKAN FAKTOR RISIKO DARI: •PELAYANAN KESEHATAN JIWA = RUMAH
•PENY. TIDAK MENULAR SAKIT JIWA“
•PENY. MENULAR
•SUICIDE DAN PERILAKU MERUSAK •KURANGNYA KETERLIBATAN KELUARGA,
•MALNUTRISI DAN KEMISKINAN CARE GIVERS, LINGKUNGAN

*
REALITY OF CURRENT PROBLEMS IN THE
COMMUNITY
THIS IS THE CURRENT REALITY
OF THE MENTAL HOSPITALS
IN MANY PARTS OF INDONESIA
Fokus Pelayanan Kesehatan
Jiwa
• Promotion
Tujuan : meningkatkan kesehatan
jiwa individu di masyarakat
• Prevention (Pencegahan)
Pencegahan terjadinya gangguan
jiwa
Tingkat Pencegahan
Caplan (1964) menyebutkan ada 3
tingkat pencegahan (prevensi) pd
model kesehatan masyarakat dlm ggn
kesehatan mental & emosional yaitu:
• Pencegahan Primer
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan Tersier
Pencegahan Primer
• Fokus pelayanan keperawatan jiwa
pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya ggn jiwa
Selain itu untuk
•menurunkan angka kesakitan (insiden) di
komunitas
•mengubah faktor – faktor penyebab sebelum
membahayakan
•Mendahului penyakit dan diterapkan pd
populasi yang sehat
Pencegahan Primer
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang
belum mengalami gangguan sesuai
dengan kelompok umur yaitu anak-
anak, remaja, dewasa dan usia
lanjut.
Aktivitas:

• Program pendidikan kesehatan,


progr.stimulasi perkembangan,
prog.sosialisasi, manajemen stres,
persiapan menjadi org tua.
• Program dukungan sosial bagi orang
yang mengalami kehilangan
• Program pencegahan
penyalahgunaan obat.
• Program pencegahan bunuh diri.
Pencegahan Sekunder

• Menurunkan angka kelainan


• Menurunkan prevalens ggn mental dgn
mengurangi jumlah kasus yg telah ada
• Dilakukan dengan penemuan kasus,
skreening, dan tindakan efektif yang
cepat
Pencegahan Sekunder

Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang
beresiko/memperlihatkan
tanda-tanda masalah
psikososial & gangguan jiwa.
Aktivitas:

• Menemukan kasus sedini mungkin


• Melakukan skrining & langkah-
langkah lanjut
• Penanganan kasus bunuh diri
• Terapi modalitas
• Follow up dan rujukan kasus
• Hotline service untuk intervensi
krisis
Pencegahan Tersier

• Fokus : peningkatan fungsi &


sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien ggn jiwa
• Tujuan pelayanan untuk mengurangi
keparahan ggn dan ketidakmampuan
Pencegahan Tersier
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan

Aktivitas:
• Program dukungan sosial dgn
menggerakkan sumber-sumber di
masyarakat;
• Program rehabilitasi dgn memberdayakan
pasien & keluarga hingga mandiri.
Tiga tipe target populasi
1. Universal
Target : kelompok populasi umum tanpa
memperhatikan faktor resiko
2. Selektif
Target : kelompok / individu yg memiliki
resiko lbh tinggi utk terkena ggn
3. Indikasi
Target : individu yg beresiko tinggi & tlh
teridentifikasi memiliki gejala yg menandakan
tlh terjadi ggn mental spesifik
2. Perencanaan &
Implementasi
Intervensi Keperawatan yg
spesifik dlm pencegahan
primer
• Penyuluhan Kesehatan
• Pengubahan Lingkungan
• Dukungan Sistem Sosial
• Pendekatan Individual
Pengubahan Lingkungan
• Dilakukan utk memodifikasi
lingkungan individu, kelompok atau
sosial yang lebih besar
• Pengubahan lingkungan dilakukan
pd
1. Ekonomi
2. Pekerjaan
3. Perumahan
4. Keluarga
5. Politik
CMHN
(Community Mental Health Nursing)
CMHN, merupakan indikator mutu
pelayanan keperawatan jiwa di
Puskesmas.
a.Pengembangan CMHN dilakukan atas kerja
sama antara pihak RS.Jiwa, Dinkes,
Puskesmas, dan institusi pendidikan
b. Replikasi DSSJ yang telah dikembangkan
di Aceh ke propinsi- propinsi lain.
CMHN meliputi

Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat meliputi


•BC-CMHN (Basic Course of Community Mental
Health Nursing)
•IC-CMHN (Intermediate Course of Community
Mental Health Nursing)
•AC-CMHN (Advance Course of Community
Mental Health Nursing)
Pengembangan CMHN

• Manajemen
Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas
• Pemberdayaan
Masyarakat
KEGIATAN
YANG • Kemitraan Lintas Sektor
DILAKUKAN dan Lintas Program
• Manajemen kasus
kesehatan jiwa
Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas (CMHN)
•Kunjungan rumah oleh perawat CMHN
•Kunjungan rumah oleh kader kesehatan jiwa
•Pendidikan kesehatan
•Pelayanan Puskesmas
•Terapi aktivitas kelompok
•Terapi rehabilitasi
VISI DEPKES UNTUK MENCAPAI VISI
INDONESIA SEHAT 2010
• VISI :
“Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”
• MISI :
“Membuat Masyarakat Sehat”
• STRATEGI:
“Menggerakkan Dan Memberdayakan Masyarakat Untuk
Hidup Sehat”

* DESA SIAGA *
DESA SIAGA
Desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri”

DESA SEHAT
* *
DESA SIAGA SEHAT JIWA
(DSSJ)
DSSJ adalah yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mengatasi masalah kesehatan
jiwa secara mandiri”

DESA SEHAT JIWA


* *
KARAKTERISTIK DESA SIAGA
• Memiliki TOMA peduli kesehatan
• Memiliki ORMAS peduli KESMAS
• Memiliki Polkesdes
• Memiliki Sistem Surveilans berbasis masyarakat
• Memiliki Sistem Pelayanan kegawatdaruratan
(safe community)
• Memiliki Sistem Pembiayaan Kesehatan berbasis
masyarakat
• Menerapkan Perilaku Hidup Bersih & Sehat

* *
KARAKTERISTIK DSSJ
• Memiliki Kader Kesehatan Jiwa (KKJ)
• Memiliki Kelompok Tokoh Agama, Pengobat
tradisional, Guru, Petugas Keamanan
• Memiliki Kantor DSSJ
• Mempunyai survey keluarga kondisi KESWA
KELUARGA
• Memiliki Sistem Rujukan KESWA
• Memiliki Dana Masyarakat
• Menerapkan Perilaku Sehat Jiwa
* *
TUJUAN UMUM
DESA SIAGA

TERWUJUDNYA MASYARAKAT DESA


YANG SEHAT, PEDULI,
DAN TANGGAP TERHADAP
PERMASALAHAN KESEHATAN
DI WILAYAH DESANYA

* *
TUJUAN KHUSUS DESA SIAGA
• Meningkatkan pengetahuan masyarakat DESA
tentang pentingnya kesehatan
• Meningkatkan kemampuan masyarakat DESA
menolong dirinya dalam bidang kesehatan
• Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat DESA risiko
dan bahaya kesehatan
• Meningkatkan dukungan dan peran aktif
STAKEHOLDERS
• Meningkatnya masyarakat DESA melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
* *
SASARAN DSSJ
• SASARAN PRIMER: Individu
• Semua individu (kepala keluarga) DESA mampu
hidup sehat, peduli, tanggap terhadap
kesehatan jiwa
• SASARAN SEKUNDER: Indv & Kelompok
• TOMA: tokoh agama, perempuan, pemuda,
kader desa, profesional, petugas kesehatan
• SASARAN TERTIER: Indv, Klmp & Institusi
• Kades, Camat, Pejabat, Swasta, Donatur, dan
Stakeholder
* *
LANGKAH-LANGKAH
PEMBENTUKAN DSSJ

• Pemilihan desa untuk DSSJ
• Sosialisasi DSSJ kepada TOMA melalui MMD
• Pemilihan calon KKJ oleh KADES
(1 KKJ untuk 20 KK)
• Pelatihan KKJ
• Pelaksanaan peran KKJ

* *
PERSYARATAN KKJ

• Bertempat tinggal di DSSJ


• Sehat
• Mampu baca dan tulis
• Bersedia menjadi KKJ sebagai tenaga sukarela
• Mempunyai komitmen menjalankan CMHN
• Menyediakan waktu untuk CMHN
• Mendapat izin dari istri/suami/keluarga
* *
PERAN KADER KESEHATAN JIWA (KKJ)
• Mendeteksi keluarga di DSSJ: sehat, risiko, sakit
• Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan sehat
jiwa
• Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko
gangguan jiwa
• Menggerakkan keluarga sakit jiwa untuk penyuluhan
cara merawat
• Menggerakkan pasien untuk TAK & rehabilitasi
• Melakukan Home visit
• Merujuk kasus ke perawat CMHN
• Mendokumentasikan kegiatan
* *
PELAKSANAAN DSSJ
DI INDONESIA

2006 - SEKARANG
District Hospital

Mental Health CMHN & MOMH


Teams

PHC
Rendah Level Perawatan & Tindakan
Tinggi

1
Rumah sakit
jiwal
Frekuensi Biaya
kebutuhan Unit Psikiatri RSU
2

3 Tim Kesehatan Jiwa di


(Kabupaten/Kota)

4 Pelayanan Keswa di Puskesmas

5 Formal dan Informal di Komunitan diluar sektor


Kesehatan

6
Perawatan diri Individu dan Keluarga

Tinggi
Rendah
*
Kualitas Pelayanan yang dibutuhkan *
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
PELAKSANAAN DSSJ
DI INDONESIA
• NANGGROE ACEH DARUSSALAM:
• 6 kabupaten: Bireuen, Aceh Besar, Aceh Jaya,
Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara
• 1 kota: Banda Aceh
• JAWA BARAT:
• KOTA BOGOR:1 kelurahan: Sindang Barang
• KABUPATEN BANDUNG: 1 Kecamatan: Cimahi Selatan

* *
JUMLAH DSSJ & KKJ
• NAD:
• DSSJ: 343 desa
• KKJ : 2106 orang
• JABAR:
• DSSJ: 9 RW
• KKJ : 86 orang

* *
SUPPORTING GROUP
• SELF HELP GROUP : KKJ
• SUPPORTING GROUP :
• Kelompok Tokoh Agama
• Kelompok Pemberi Pengobatan Tradisional
• Kelompok Petugas Keamanan
• Kelompok Guru

* *
REFERENCIES
• Keputusan Menteri Kesehatan. (2006).
Pedoman pelaksanaan pengembangan desa
siaga. Tidak dipublikasi.
• DepKes. (2007). Pedoman pengembangan
desa siaga. Tidak dipublikasi
• Tim CMHN (2006). Module Intermediate
Course Community mental health nursing.
Belum dipublikasi

* *
9,09%
terimakasih

You might also like