You are on page 1of 32

TERAPI KEJANG LISTRIK

(E C T)
 L. v. Meduna 1934
Inj. Larutan Camphora 25 % dalam minyak
(pentylenetetranol) inhibisi terhadap GABA
 Luigi Binni & Ugo Carletti (1938)
Menggunakan Rangsang listrik >
membangkitkan kejang
Terapi Kejang Listrik

 Sudah lama dikenal


 Kontroversi
 Cukup efektif
 Murah
Indikasi

 Untuk yang resisten terhadap terapi lain


 Depresi berat
 Skizoafektif
 Skizofrenia > terutama katatonik, (-) untuk paranoid
 Schizophreniform
 Indikasi medis : parkinson, katatonia sekunder di
kondisi medis, SNM, epilesi yang berat dan
endokriknopati seperi hipopituitarism.
Efektiitas ECT

 80-90% ECT di gunakan untuk pengobatan


depresi mayor
Efek TKL kurang pada :

 Depersonalisasi
 Hysterik (baik pada histerik dengan latar belakang
depresi)
 Ansietas
 Obsesi kompulsi
 Psikosis organik
Risiko dan Kontradiksi
 Kontra indikasi mutlak a.l Myocard Infark
 Kontra indikasi relatif :
- Beberapa keadaan kelainan jantung
- Kelainan sistem muskuloskeletal
- Kehamilan muda dan tua
- Hipertensi berat
- Demam tinggi
- Gangguan epilepsi
- Diatesa hemoragik
- Ansietas berat
Electro Convulsion Therapy

 Electro Shock Therapy


 Terapi Fisik :
- Terapi Kejang Lsitrik
- Terapi Kejang Obat – obatan > Pharmacological
Therapy
- Insuline Coma Therapy
 Asumsi : Gangguan Psikosa tidak akan bersamaan
epilepsi dan gejala psikosis hilang / berkurang
saat terjadi serangan kejang epilepsi.
Komplikasi

 Pada sistem muskuloskeletal


- Kompresi vertebral
- Dislokasi rahang bawah
- Dislokasi articulatio humeri
- Fraktur rahang
- Fraktur tulang lengan atas
- Fraktur tungkai atas/femur
Komplikasi

 Pada rongga dada


- Reaktivasi dari TBC lama
- Pneumonia (Akibat aspirasi)
- Apneu (Respiratory Failure)
 Kelainan daya ingat
- Terutama pada usia lanjut, prolong amnesia
- Sifatnya selektif pengalaman traumatis (-) akibat
kejang mekanisme defensif bertambah
- Lupa kejadian yang baru terjadi
Komplikasi

 Pada Psikosis Manik Depresif


Dapat terjadi suatu fase hypomaniakal, bahkan
keadaan depresif berat
 Pada Psikosis Skizofrenia
Dapat terjadi suatu fase gelisah sesudah TKL 1 dan
2, dapat diberikan transquilizer
Persiapan TKL
1. Persiapan Pasien :
- Physical Diagnosis dll
- EKG, thorax foto
- Berpuasa > 4 jam
- Vesica Urinaria kosongkan
2. Premedikasi : - Anestesia
- Muscle Relaxan
3. Persiapan Alat : - Alat bantu pernafasan
- Alat Suction
- Obat - obatan
Fase – Fase Reaksi Kejang dalam
TKL
 Fase Latent (1 – 2 second)
 Fase Tonik ( 10 second)
 Fase Klonik ( 30 second)
 Fase dalam
 Fase bernafas spontan
 Fase kembalinya kesadaran
 Fase tertidur
Pelaksanaan ECT

Setelah alat tersedia lengkap, kedua sisi pelipis


dibersihkan dengan alkohol 70 %, dialasi oleh kasa
basah (dengan NaCl 0,9%).
Tempelkan dan tekan pelan – pelan pastikan
permukaan elektroda kontak dengan baik.
Bila semua siap, tekan tombolnya sampai lampu
indikator padam
Teori – teori ECT
 Teori Psikologis ketika kejang “ancaman mati”
 Teori ketidaksadaran
 Teori Somatik
Teori Psikologis

Waktu terjadi kejang listrik timbul ancaman maut


yang hebat, memobilisir semua instink vital, terjadi
mekanisme defensif yang kuat yang memiliki daya
untuk terapeutik

Masih Kontroversi
Teori Ketidaksadaran

Ketidaksadaran penderita merupakan faktor


terapeutik yang utama, hal ini bertentangan
dengan pemberian obat anestesi, tidak
memberikan efek serupa
Teori Somatik
 Cerletti :
- Dengan adanya ancaman kematian timbul reaksi
pertahanan biologis yang menghasilkan zat
tertentu ‘agonisme’ yang bertanggung jawab
dalam terapeutik
ICT : Insulin Coma Therapy
 Sakel (1932)
Permulaan dipakai pada PGZ (morphin) untuk
mendapatkan efek hypnoglikemik
 Kongres Psikiatri di Paris (1950)
ICT efektif untuk skizofrenia yang baru timbul
Dilakukan modifikasi hanya sampai ke Subcoma
ternyata hasilnya sama & komplikasi yang timbul
kurang
Ada pendapat (1953) bahwa kombinasi
pemberian CPZ dengan TKL lebih aman
daripada ICT
Hal-hal yang harus diperhatikan
pada ICT
Seleksi penderita
 Baik hasilnya pada SR baru (< 6 bulan)

 Kurang efektif pada penderita dengan

kepribadian premorbid menarik diri, autistik


dan pendiam
 Picnic, Atletik > baik Astenik dan displastik

 Penderita yang pernah mengalami remisi

sempurna sebelumnya akan memberikan respon


yang baik
Risiko dan Kontra indikasi ICT
 Maclay
Dalam 5,5 tahun terjadi 44 kasus di Inggris &
Wales
USA terdapat 90 kasus dari 12000 yang di ICT :
- 50 % karena encephalopati hipoglikemia
- 12 kasus karena komplikasi jantung
- 9 kasus karena aspirasi pneumonia
- 7 kasus karena pneumonia
Kontra Indikasi
 Penyakit Jantung
 Grave’s diseases
 Diabetes Mellitus
 Penyakit hati / insufisiensi fungsi hati
 Penyakit ginjal / insufisiensi fungsi ginjal
 Infeksi akut atau infeksi menahun yang berbahaya
Pencatatan selama terapi ICT
 Ruang khusus dengan monitoring yang baik
 Pencatatan / monitoring tanda-tanda vital
 Kartu pencatatan dosis insulin harian
 Nadi dan respirasi diperiksa tiap 15 menit selama
coma insulin berlangsung
 Banyak tidaknya keringat selama terapi
 Waktu terminasi dengan sadarnya pasien
 Perubahan tingkah laku dan nerologis
Zat yang harus disediakan
 Minuman glukosa 50 % yang hangat – hangat kuku
 Glukosa 40 % untuk suntikan
 Glukosa 5 % untuk infus
Persiapan Pasien
 Pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Malam penderita puasa
 Dapat diberikan premedikasi dengan sulfas atropin
dan Kalium Chlorida untuk pengembalian
keseimbangan elektrolit
 ICT biasanya berlangsung selama 7 – 8
minggu
 Dosis Insulin biasanya dimulai dengan dosis
rendah 10 – 20 unit
 Dosis insulin yang diperlukan sifatnya
individuil / berbeda-beda. Biasanya bila
telah tercapai keadaan coma / subcoma
dosis perlahan diturunkan
Tanda – tanda bahaya selama ICT
 Harus segera dilakukan terminasi dengan injeksi
glukosa IV
 Koma terlalu dalam
 Jika TD turun sistolik < 100 mmHg dan ujung jari
sianosis
 Jika TD turun disertai dengan naiknya denyut nadi
dan frekuensi respirasi
 Jika denyut nadi tidak teratur dan kurang dari 65
x/m
Tanda – tanda bahaya selama ICT
 Bila timbul gerakan – gerakan involunter yang
kemungkinan merupakan awal dari kejang – kejang
 Bila terdapat tremor biasanya disebabkan karena
koma terlalu dalam
 Bila gaduh gelisah selama koma atau sesaat
sebelum koma sebaiknya pemberian insulin secara
IV
 Jika denyut nadi dan respirasi berfluktuasi secara
cepat harus segera terminasi dengan inj iv
Tanda – tanda bahaya selama ICT
 Kejang epileptik dapat timbul sesudah suntikan
insulin
 Jika kejang pada fase sopor atau koma
merupakan tanda bahaya
 Jika terjadi stridor respiratoir selama koma
 Jika timbul hipersalivasi, kepala penderita
dimiringkan ke salah satu sisi untuk memperlancar
keluarnya saliva
Terima Kasih
Penghentian ICT
 Pemberian Glukosa 50 % p.o
 Atau Glukosa 50 % personde / pernasal
 Glukosa 40 % iv
 Atau pemberian glukagon im 1 mg diharapkan
pasien akan bangun dalam 10 menit

You might also like