You are on page 1of 38

dr.

Putra Utomo

TUBERKULOSIS
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI

 Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan


oleh Infeksi Mycobacterium tuberculosis.
 Struktur dinding sel bakteri M. tuberculosis
bersifat tahan asam
 apabilasekali diwarnai akan tetap tahan terhadap
upaya penghilangan zat warna tersebut dengan
larutan asam – alkohol.
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
PATOGENESIS TUBERCULOSIS PRIMER

 M. TUBERCULOSIS masuk saluran nafas,


berasarang di paru-paru, membentuk afek
primer / sarang primer.
 Limfangitis lokal

 Limfadenitis regional

 Kompleks primer (Afek primer + Limfangitis


Regional).
PATOGENESIS TUBERCULOSIS PRIMER
 Kompleks primer akan:
 Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama
sekali (restitution ad integrum)
 Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas
(antara lain sarang Ghon, garis fibrotik, sarang
perkapuran di hilus)
 Menyebar dengan cara :
 Perkontinuitatum (menyebar ke sekitarnya)
 Bronkogen
 Hematogen dan limfogen
PATOGENESIS TUBERCULOSIS PASCA PRIMER

 Muncul bertahun-tahun kemudian, biasanya pada usia


15-40 tahun.
 Mempunyai nama yang bermacam macam:
 tuberkulosis bentuk dewasa,
 localized tuberculosis,
 tuberkulosis menahun, dan sebagainya.
 Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama menjadi
problem kesehatan rakyat, karena dapat menjadi
sumber penularan.
 Tuberkulosis post-primer dimulai dengan sarang dini,
yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus
superior maupun lobus inferior.
KLASIFIKASI TUBERCULOSIS PARU
 Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
 Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil
BTA positif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif
dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif
dan biakan positif
 Tuberkulosis paru BTA (-)
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis
aktif
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan
biakan M. tuberculosis positif
KLASIFIKASI TUBERCULOSIS PARU
 Berdasarkan tipe pasien
 Kasus baru (pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan)
 Kasus kambuh (relaps) (pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan
telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif atau biakan positif)
 Kasus defaulted atau drop out (pasien yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum
masa pengobatannya selesai)
 Kasus gagal
 (pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan) )
 (pasien dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan)
 Kasus kronik / persisten (pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang
kategori 2 dengan pengawasan yang baik)

 Bila BTA negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologik dicurigai lesi aktif / perburukan dan
terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
 Infeksi non TB (pneumonia, bronkiektasis dll)
 Infeksi jamur
 TB paru kambuh
TUBERCULOSIS EKSTRA PARU
 Pleura
 kelenjar getah bening
 selaput otak
 Perikard
 Tulang
 Persendian
 Kulit
 Usus
 Ginjal
 saluran kencing
 alat kelamin

 Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi


 Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka
diperlukan bukti klinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstra paru aktif.
SKEMA KLASIFIKASI TUBERCULOSIS
SKEMA TIPE PENDERITA TB PARU
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS

 Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan


berdasarkan
 gejalaklinik
 pemeriksaan fisik/jasmani

 Pemeriksaan bakteriologik

 Radiologik

 pemeriksaan penunjang lainnya


DIAGNOSIS TUBERCULOSIS

 Gejala Klinik
 gejala lokal
 gejala sistemik

 Bila organ yang terkena adalah paru maka


gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala
lokal sesuai organ yang terlibat).
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Gejala respiratorik
 batuk 2 minggu
 batuk darah
 sesak napas
 nyeri dada
 Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari Luas lesi.
 Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin
tidak ada gejala batuk.
 Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, selanjutnya batuk
diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

 Gejala sistemik
 Demam
 Gejala sistemik lain (malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS

 Gejala Tuberculosis ekstra paru


 limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran
yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah
bening
 meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
meningitis
 pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas &
kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya
terdapat cairan
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 PEMERIKSAAN FISIK
 daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1
& S2)
 daerah apeks lobus inferior (S6)
 suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah,
tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum.
 Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung
dari banyaknya cairan di rongga pleura
 Perkusi pekak,
 auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi
yang terdapat cairan.
 Pada limfadenitis tuberkulosa
 pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher kadang-
kadang di daerah ketiak.
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 BAKTERIOLOGIK
 dahak, cairan pleura, liquorcerebrospinal, bilasan
bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar
(bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan
jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)
 Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
 Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
 Pagi ( keesokan harinya )
 Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
 atau setiap pagi 3 hari berturut-turut
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen
dahak dan bahan lain dapat dilakukan dengan
cara
 Mikroskopik
 Biakan

 Pemeriksaan mikroskopik:
 Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen
 Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-
rhodamin (khususnya untuk screening)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Interpretasi pemeriksaan mikroskopik dibaca dengan
skala IUATLD (rekomendasi WHO) (International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease) :
 Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut
negatif
 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis
jumlah kuman yang ditemukan
 Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut +
(1+)
 Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++
(2+)
 Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++
(3+)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Interpretasi hasil dapat juga dengan cara Bronkhorst
 SkalaBronkhorst (BR) :
 BR I : ditemukan 3-40 batang selama 15 menit
pemeriksaan
 BR II : ditemukan sampai 20 batang per 10 lapang pandang
 BR III : ditemukan 20-60 batang per 10 lapang pandang
 BR IV : ditemukan 60-120 batang per 10 lapang pandang
 BR V : ditemukan > 120 batang per 10 lapang pandang
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode
konvensional ialah dengan cara :
 Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh
 Agar base media : Middle brook
 Melakukan biakan dimaksudkan mendapatkan diagnosis
pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis
dan juga Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)
 Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara,
baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan
uji nikotinamid, uji niasin maupun pencampuran dengan
cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Pemeriksaan RADIOLOGIK standar ialah foto toraks PA.
 Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-
Scan.
 Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi
gambaran multiform.
 Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
 Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
 Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS

 Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB


inaktif
 Fibrotik

 Kalsifikasi

 Schwarte atau penebalan pleura


DIAGNOSIS TUBERCULOSIS

 PEMERIKSAAN KHUSUS
 Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti
tuberkulosis adalah lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pembiakan kuman
tuberkulosis secara konvensional
 Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik
yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi
kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 PEMERIKSAAN KHUSUS
 Pemeriksaan BACTEC
 Dasar teknik adalah metode radiometrik.
 M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini.
 Polymerase chain reaction (PCR):
 Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi
DNA, termasuk DNA M.tuberculosis.
 Serologi
 ELISA (Enzym linked immunosorbent assay)
 ICT (Immunochromatographic tuberculosis)
 Micodot (mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh
manusia)
 Peroksidase anti peroksidase (PAP)
 IgG TB
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
 Pemeriksaan lain
 Analisis Cairan Pleura
 Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan pada pasien
efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis.
 Pemeriksaan histopatologi jaringan
 Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB.
Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histologi. Bahan jaringan dapat diperoleh
melalui biopsi atau otopsi, yaitu :
 Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB)
 Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen Silverman)
 Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal
biopsy/TTB, biopsi paru terbuka).
 Otopsi
 Pemeriksaan darah
 Laju endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator
penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah
yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.
 Uji tuberkulin
 Uji tuberkulin yang positif menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis.
SKEMA DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
SKEMA DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS

 Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2


fase
 fase intensif (2-3 bulan)
 fase lanjutan 4 atau 7 bulan

 Paduan obat yang digunakan terdiri dari


paduan obat utama dan tambahan.
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
 Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
 Rifampisin
 INH
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
 Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
 Kanamisin
 Amikasin
 Kuinolon
 Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid, amoksilin + asam klavulanat
 Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia antara lain :
 Kapreomisin
 Sikloserino PAS (dulu tersedia)
 Derivat rifampisin dan INH
 Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
PENGOBATAN TUBERCULOSIS

 Kemasan
 Obat tunggal,
 Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol.
 Obat
kombinasi dosis tetap (Fixed Dose
Combination – FDC)
 Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam
satu tablet.
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS

You might also like