Professional Documents
Culture Documents
Putra Utomo
TUBERKULOSIS
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
Limfadenitis regional
Bila BTA negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologik dicurigai lesi aktif / perburukan dan
terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
Infeksi non TB (pneumonia, bronkiektasis dll)
Infeksi jamur
TB paru kambuh
TUBERCULOSIS EKSTRA PARU
Pleura
kelenjar getah bening
selaput otak
Perikard
Tulang
Persendian
Kulit
Usus
Ginjal
saluran kencing
alat kelamin
Pemeriksaan bakteriologik
Radiologik
Gejala Klinik
gejala lokal
gejala sistemik
Gejala sistemik
Demam
Gejala sistemik lain (malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Pemeriksaan mikroskopik:
Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen
Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-
rhodamin (khususnya untuk screening)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Interpretasi pemeriksaan mikroskopik dibaca dengan
skala IUATLD (rekomendasi WHO) (International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease) :
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut
negatif
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis
jumlah kuman yang ditemukan
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut +
(1+)
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++
(2+)
Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++
(3+)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Interpretasi hasil dapat juga dengan cara Bronkhorst
SkalaBronkhorst (BR) :
BR I : ditemukan 3-40 batang selama 15 menit
pemeriksaan
BR II : ditemukan sampai 20 batang per 10 lapang pandang
BR III : ditemukan 20-60 batang per 10 lapang pandang
BR IV : ditemukan 60-120 batang per 10 lapang pandang
BR V : ditemukan > 120 batang per 10 lapang pandang
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode
konvensional ialah dengan cara :
Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh
Agar base media : Middle brook
Melakukan biakan dimaksudkan mendapatkan diagnosis
pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis
dan juga Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)
Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara,
baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan
uji nikotinamid, uji niasin maupun pencampuran dengan
cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Pemeriksaan RADIOLOGIK standar ialah foto toraks PA.
Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-
Scan.
Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi
gambaran multiform.
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Kalsifikasi
PEMERIKSAAN KHUSUS
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti
tuberkulosis adalah lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pembiakan kuman
tuberkulosis secara konvensional
Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik
yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi
kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik adalah metode radiometrik.
M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini.
Polymerase chain reaction (PCR):
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi
DNA, termasuk DNA M.tuberculosis.
Serologi
ELISA (Enzym linked immunosorbent assay)
ICT (Immunochromatographic tuberculosis)
Micodot (mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh
manusia)
Peroksidase anti peroksidase (PAP)
IgG TB
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
Pemeriksaan lain
Analisis Cairan Pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan pada pasien
efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan histopatologi jaringan
Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB.
Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histologi. Bahan jaringan dapat diperoleh
melalui biopsi atau otopsi, yaitu :
Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB)
Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen Silverman)
Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal
biopsy/TTB, biopsi paru terbuka).
Otopsi
Pemeriksaan darah
Laju endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator
penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah
yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.
Uji tuberkulin
Uji tuberkulin yang positif menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis.
SKEMA DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
SKEMA DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
Kemasan
Obat tunggal,
Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol.
Obat
kombinasi dosis tetap (Fixed Dose
Combination – FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam
satu tablet.
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
PENGOBATAN TUBERCULOSIS