You are on page 1of 44

B ahan

Galian
L ogam
Chromium = Cr
• Didapatkan sebagai jebakan primer,
dengan bijih Chromite FeOCr2O3

• Chromite : FeOCr2O3

• Merupakan hasil proses megmatic


segregation pada batuan beku basa.
Umum didapatkan dalam bentuk Vein
bersama serpentin, dalam jumlah terbatas
batuan basa /ultra basa akan lapuk,
terangkut akhirnya diendapkan sebagai
deposit sekunder.
Manganese = Mn
Hampir semua didaptkan sebagai deposit sekunder
sedikit sebagai deposit primer.
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder

Pyrolusit MnO2 *

Psilomelane Mn2O3 x H2O *

Pyrounite 3Mn2O3 MnSiO3 *

Manganite MnO (OH) *

Rhodochrosite MnCO3 *

Rhodonite (Mn, Mg, Fe)SiO2 *


• Pyrolusite = Mn O2
Merupakan endapan sekunder, hasil proses oksidasi
dari Mn primer : Rhodochrosite & Rhodonite.
• Psilomelane = Mn2O3 x H2O = (BaH2O4 Mn10O20
Merupakan endapan sekunder. Kadang berasosiasi
dengan barium.
• Manganite = MnO (OH)
Sebagai endapan primer dijumpai dalam Vein
terbentuk pada temperatur tinggi. Sebagai
endapan sekunder dan berasosiasi dengan
pyrolusite, limonite dan psilomelane.
• Rhodochrosite = MnCO3
Sebagai endapan primer didapatkan dalam Vein,
dijumpai bersama dengan Cu & Pb, dalam gangue
mineral. Bila teroksidasi menjadi MnO2 berwarna
hitam, dijumpai pula pada batuan metamorf.
• Rhodonite = (Mn, Mg, Fe)SiO3
Merupakan endapan primer, pada batuan metamorf
dan juga di dalam Vein.
Copper = Cu
Senyawa tembaga :
• Native Copper - Cu – 100%
– Primer
– Sekunder
• Bornite – Cu5FeS4 – Primer
- Sekunder
• Branchantile – CuSO43Cu(OH)2 – sekunder
• Chalcosite – Cu2S – primer
Sekunder
• Cuprite – Cu2O – sekunder
• Enargite – Cu2As2S5 – primer
• Malachite – CuCO3 Cu (OH)2 – sekunder
• Azurite – CuCO3 Cu (OH)2 – sekunder
• Chrysocoil – CuSiO03 2H20 – sekunder
Cu didapatkan baik sebagai deposit primer
ataupun deposit sekunder, logam Cu
didapatkan dalam :

Nama Ore Komposisi Dep.Prime Dep.Sekunder


r
Natiopper Cu * *
Bornite Cu5FeS4 * *
Bronchantite CuSO43Cu(OH)2 *
Chalcosite Cu2S * *
Chalcopyrit * *
CuFeS2
Covelite * *
Cuprite CuS *
Enargite Cu2O *
Malachite 3Cu2SAs2S5 *
Azurite CuCO3Cu(OH)2 *
Chrysocoll 2CuCO3Cu(OH)2 *
CuSiO32H2O
• Native Copper (Cu)
didapatkan bersama dengan Silver. Arsen, Iran dan
sebagainya. Dijumpai dibagian atas dari vein
Chalcosite (Cu2S) atau Cavelite (CUS) dan pada
batuan volkanik . Dalam deposit sekunder
merupakan hasil pelapukan dari Chalopyrit.
• Bornite (Cu5FeS4)
terdapat dalam batuan intrusive dalam bentuk
vein didapatkan berasosiasi dengan chalcopyrite
dan chalcosite.
• Bronchantite (CuSO43Cu(OH)2) = Cu4SO4(OH)6
merupakan deposit sekunder hasil alterasi dari
copper oxida.
• Chalcosite (Cu2S)
didapatkan berasosiasi dengan Bornite Cu5FeS2),
didapatkan berasosiasi dengan pyrite,sphalerite,
galena dan pyrhotite. JUga dengan bornite dan
chaleosite.
• Covelite (CUS).
Didapatkan dalam bentuk vein ataupun dalam
fumacole.
• Cuprite (Cu2O),
merupakan deposit sekunder, hasil pelapukan
dari copper sulfide (chlcosite Cu2S, Covelite CuS).
Didapatkan berasosiasi dengan native copper,
malachite, azurite,limonit.
• Enargite (3Cu2SAs2S5 = Cu3AsS4),
dijumpai dalam bentuk vein yang terbentuk pada
medium temperature.
• Malachite (CuCO3Cu(OH)2= Cu2CO3Cu(OH)2),
merupakan hasil alterasi copper ore deposit
(copper sulfide = endapan sekkunder), umumnya
berasosiasi dengan batuan karbonat, pada
umumnya berasosiasi dengan azurite.
• Azurite (2CuCO3Cu(OH)2) = Cu3(CO3)2(OH)2,
merupakan deposit sekunderm hasil alterasi
copper sulfide, umumnya berasisoasi dengan
batuan karbonat dan malachite.
• Chrysocoll (CuSiO32H2O = Cu2H2Si2O3(OH)4,
merupakan endapan sekunder.

Deposit Tembaga di Irian Jaya


• Diusahakan oleh Freeport Minerals Company, penelitian
dimulai tahun 1967 seluas 10.000 ha, berpusat di
Ertsberg (bukit bijih). Pada ketinggian 3,460 m dpl.
Penambangan dimulai tahun 1973 dan pada saat itu
diresmikan pula nama kota tembaga pura.
• Lingkungan Ertsberg merupalan daerah intrusi granodiorit
yang berstektur porfir. Penelitian detail menunjukkkan
bahwa batuannya mempunyai komposisi bervariasi dari
diorite monzonit kuarsa. Intrusi inimenerobos batu
gamping dari formasi faumi yang berumur Eosen. Oleh
sebab itu mengalami metamorfosa dan mata somatisme.
Tubuh bijinya merupakan masa berbentuk sumbat.
Bagian yang tersingkap setinggi 140 m. kebawah
diperkirakan 360 m.
• Mineralisasinya tidak merata, bijinya terdiri dari
chalcopyrite, bornite dan magnetit dan batuan yang tidak
berbijih terdiri dari Calsium silikat.
• Selain itu terdapat dalam jumlah kecil, pirit,
molibdenit, biemut, galenobismutit,
• Juga mineral ubahan seperti Cavelit, Chalcosite,
Hematit. Disamping itu ada pula granit, diopsit,
piroksen. Uralit dan epidot dengan perunut mineral
visovianit, skapolit.apatitserpentin, talk, sericit,
alofon.alunit dan mineral lempung.
• Ertsberg ditaksir mengandung 33 juta ton bijih
tembaga dengan kadar rata-rata.
• Tembaga 2,5%
• Besi 41%
• Emas 0,75 gram/ton
• Perak 9 gram/ton

Cara penambangan :
• Tambangam dengan terowongan
– sisa yang ditambang karena berfungsi sebagai pilar.
• Tambang terbuka
– Berada pada ketinggian 3700 m sampai kedalaman
pada ketinggian 3364 meter
Alumunium = Al
Merupakan endapan sekunder, mineral
utama adalah Bauxite- Al2032H2O.

Bauxite adalah group mineral yang meliputi :


• Gibbsite : Al (OH)2
• Boehmite : AlO (OH)
• Diaspore : HALO2
• Bauxite mineral sekunder hasil leaching silica
dari mineral lampung, batu gamping,
lempungan atau batuan beku dengan % silica
rendah pada kondisi tropis.
• Bauxite di Pulau Bintan (Riau) sudah dikenal 1925
yaitu dalam bentuk bahan lapukan laterit. Di Pulau
Bintan penambang bauxite dilakukan di daerah
Tembiling dan beberapa pulau sekitarnya seperti
Pulau Kelong, Pulau Dendang, Pulau Anakut, Pulau
Kayong.

• Batuan tertua di kepulauan Riau terdiri dari batuan


Volkanik dan sediment yang terlipat kuat dan telah
mengalami metamorphose. Batuan ini tertindih
batu pasir dan serpih yang mungkin berumur trias
dan terlipat kuat pula.

• Granit yang berumur post trias telah menerobos


tadi dan menyebabkan metamorphose kontak yang
dapat diamati diberbagai tempat.

• Batuan termuda didaerah ini adalah batuan klastika


yang terlipat sedang, tidak mengalami metarorfose
dan diperkirakan berumur kapur atau tersier.
Penyelidikan sebelum perang dunia kejadian
bauxite di daerah Bintan adalah sebagai
berikut :
• Batuan asal bauxite adalah serpiaha bersifat
pelit halus yang sedikit naplan yang telah
berubah menjadi batu tanduk (hornfels)
bersifat padat karena meatmorfose sentuh.
• Pelapukan laterit telah berlangsung selama
masa peneplannisasi yang cukup lama
dalam masa tersier dan kuarter, laterir
alumunium Oksida terbentuk pada tempat
erosi kimia lebih kuat dari meerosi mekanis.
• Selain sebagai lapisan atas, eluvium
penampang lapukan bauxite terdapat juga
sebagai hasil pembauksitan secara eluvium
batuan asal, tetapi endapan jenis terahir ini
tidak mempunyai arti ekonomi
Penyelidikan setelah perang dunia
menghasilkan kesimpulan lain :
– Bauxite tersebut merupakan hasil akhir
pelapukan setempat
– Endapan terdapat pada lajur konkresi dekat
permukaan pada puncak dan sisi bukit yang
lebar mungkin merupkan sisi suatu hamper
rat (peneplan)
– Daerah yang paling baik pembentukan
bauxite agaknya ialah yang mempunyai
batuan dasar granit atau syenit kuarsa
dengan kadar kuarsa rendah, batuan volkanik
bersifat riolot dan mungkin juga filit.
– LAzimnya bijih yang terdapat dalam bentuk
konkresi ini terdiri dari mineral gibbsit
(Fe2O3HO), SiO2 dan filandioksida (TiO2).
Antimony = Sb
• Merupakan deposit primer. Contoh
endapan Antimony adalah stilonite
Sb2S3. terbentuk pada low
temperature vein kadang berasoliasi
dengan Arsen, berasoliasi dengan
batuan beku asam (Granit,
Grandiorit, Monzenit)
Bismuth = Bi

• Merupakan deposit primer ataupun


sekunder. Deposit primer terdapat
dalam Vein, replacement dari larutan
hidrotermal. Bismuth kebanyakan
merupakan hasil tambahan di dalam
penambangan timah putih, timah hitam,
tembaga, perak dan emas.
Ore Komposisi Dep. Dep.
Primer Sekunder

Natira Bismuth Bi *
Bismuthinite Bi2S3 *
Bismite Bi2O3 *
Galeo bismithite *
Pb Bi2S4

• Bismuthinite = Bi2S3
High temperatur ore vein dan berasosiasi
dengan pegmantities. Juga terbentuk
karena penguapan dari larutan
hydrothermal, kadang-kadang berasosiasi
dengan Arseine Antimony.
Cobalt = Co
Didapatkan sebagai endapan primer,
terbentuk dalam medium temperature vein
umum berasiliasi dengan nikel dan silver.

Ore Komposisi Dep. Dep.


Primer Sekunder
Skutterudite (CoNiFe)As3 *
(smaltite-
Chloanthite)
Cobaltite CoAsS *
• Skutterudite (smaltite-Chloanthite) =
(CoNiFe)As3
Didapatkan sebagai endapan primer,
sebagai vein yang etrbentuk temperature.
Umum didapatkan berasosiliasi dengan
silver dan nikel.
• Cobaltite = CoAsS
Didapatkan sebagai endapan primer,
dalam bentul vein berasosiliasi dengan
mineral cobalt yang lain dan nikel, dan
juga di dalam batuan metamorf sebagai
akibat proses diaseminasi.
Mercury = HgS
Merupakan deposit primer, terdapat pada
vein dangkal dan berkaitan dengan batuan
beku.

• Cinnabar = HgS
Salah satu endapan mercury sulfide yang
terpenting terdapat dapa vein yang
berkaitan dengan batuan beku yang relative
dangkal, akibat proses hydrothermal.
• Calcemel = HgCl
Sering dijumpai berasosiliasi dengan
Cinnambar.
Molybdenum = Mo
• Dijumpai sebagai endapan primer (Holybdenite)
atau sebagai endapan sekunder (Wulfenite)

Ore Komposisi Dep. Dep.


Primer Sekunder
Molybelenite MoS2 *
Wulfenite PbMoO4 *

• Molybelenite = MoS2
Sebagai hasil proses hydrothermal dari batuan pagmantit,
kadang berasosiliasi dengan kuarsa.
• Wulfenite = PbMoO4
Sebagai hasil proses pelapukan dari molybdenit pada permukaan
vein dari Pb.
Tungsten = Wolframates
• Dijumpai sebagai deposit primer,
hasil : proses hydrothermal high
temperature dan medium
temperature guartz vein. Batuan
granitic diperkaya dengan larutan
magma pagmatit.
Ore Komposisi Dep. Primer Dep.
Sekunder
Wolframite (FeMn)WO4 *
Ferbenite FeWO4 *
Huebnerite MnWO4 *
Sceelite *
CaWO4

Wolframite = (FeMn)WO4
(meliputi : Ferbenite FeWO4
Huebnerite MnWO4
Hasil proses hydrothermal high temperature medium
temperature pada quartz vein, pada batuan granit yang
diperkaya oleh larutan pegmantit.
Sceelifa = CaWO4
Contac methamorphic deposit high temperature quartz
vein. Kontak methamorfose yang mengintegrasi pada batu
gamping. Mineral ikutanya adalah granet, epidite dan
vesuvianit.
Lead = Timbal = Pb
• Jebakan ini didapat dalam bentuk
primer/sekunder

Ore Komposisi Dep. Dep. Sekunder


Primer
Galena PbS *
Cerrusite PbCO3 *
Anglesite PbSSO4 *
• Galena (PbS),
dijumpai pada vein yang erbentuk pada meidium
low temperature, berasosiasi dengan sepalerite,
pyrite, chalcophirit, kuarsa. Dalam batuan sediment
terdapat berasosiasi dengan siderite, dolomite,
fluorite, calcite dan barit.
• Garrusite (PbCO3),
dijumpai sebagai deposit sekunder hasil pelapukan
dengan galena melalui alterasi dan ini terjadi bila
vein menembus batugamping. Jenis ini didapatkan
bersama galena, sphalerite dan kalsit, pada vein
yang terbentuk pad temperature rendah.
• Anglesite (PbSO4),
merupakan deposite sekunder, hasil pelapukan adri
galena, kadang berasisiai dengan phosgenite,
cerrusite, malachite dan zuriat.
Cara penambangan :
• Tambang dalam
• Tambang permukaan

Cara Pengolahan :
• Grinding -------Graviti ---------flotasi
Zinc = Zn
• Dijumpai sebagai endapan
primer/sekunder
Ore Komposisi Dep. Dep.
Primer Sekunder

Sphalerite ZnS *
Smithsonite ZnCO3 *
Hemimorhile HZnSiO5 *
Zincite ZnO` *
• Sphalerite (ZnS).
Dijumpai dalam bentuk Vein, didapatkan
bersama galena.
• Smithsonite (ZnCO3).
Hasil alterasi Zincore deposit (ZnS) umum
terdapat di daerah batu gamping.
• Hemimorhile (HZnSiO5).
Hasil dari oksidasi dari ZnS dijumpai
bersama smithsonite.
• Zincite (ZnO),
endapan primer hasil metamorfe dari ZnS,
berasosiasi dengan magnetic, calcite.
Tin = Timah= Stanum =Sn
• Dijumpai jebakan Primer, terjadi karena
intrusi granit pada fase pneumatolitik.
Ore Komposisi Dep. Dep.
Primer Sekunder

Cassetirite SnO2 *
Stannite Cu2SFeS SnS2 *
Cassetirite (SnO2), terjadi pada magmatit dan vein
pada temperature tinggi, dijumpai bersama
Tungsten.
Stannite (Cu2SFeS SnS2). Terjadi pad batuan intrusi
asam.
• Timah disamping didaoatkan dalam endapan
primer juga didapatkan dalam bentuk placer.
Timah dijakarta terletak pada jalur timah terkaya,
jalur tersebut meliputi selatan Cina, Birma,
Muagtai, Malaysia. Di Indonesia ditemukan di
Sumatera Tenggah (Bangkinang), bangka, Baliton,
Singkep, Juga kepulauan Anambas-Natuna-
Karimata.
• Batuan tertua di pulau timah berumur
Permokarbon, berupa endapan batuang yang
mengalami malihan terdapat di Pulau Singkep.
• Di Bangka dan belitung batuan tertua terdapat
batuan malihan (metamorf) yang berumur Permo
Karbon Trias. Batuan ini ditarobos oleh biotit
granit yang diduga penyebab terbentuknya
jebakan timah.
• Endapan Tinah primer terdapat pada batuan
granit dan daerah kontak dan pada batuan
malihan (metamorf). Jenis pertama terdapat Di
Tikus (Sebelah barat pulau Belitung).
• Endapan terdiri dari vein kuarsa yang
mengandung cassiterit dan wolframit dengan
kadar 0,4 %.
• Di bangka endapan terpenting di dapatkan di
Pemali dan tempilang berasosiasi dengan granit
dan urat turmalin kasitarit. Di belitung juga
didapatkan dalam granit.
• Endapan timah sekunder merupakan hasil
pelapukan endapan primer dan diendapkan tidak
begitu jauh.
Berdasarkan tempat terbentuknya dibagi :
• Endapan “kulit” yang terdapat pada lereng
bukit endapan eluvium.
• Endapan “kaksa” endapan alluvium
terdapat di lembah/ di Pantai.

Cara Penambangan :
• Di pantai menggunakan kapal mangkuk
(Bucket dredge), Kapal keruk Isap (cutter
suction dredge) yang bekerja didaratan dan
pantai pada penambangan terbuka (kolong).
Nikel = Ni
Terdapat sebagai jebakan primer dan sekunder

Ore Komposisi Dep. Dep.


Primer Sekunder
Pentlandite (Fe, Ni) S *
Garnierite H2(Ni, Mg) SiO3HO *

Pentlandite ((Fe, Ni) S), merupakan jebakan


primer didalam batuan ultrabasa.
Garnierite (H2(Ni, Mg) SiO3HO), merupakan hasil
pelapukan
Di Indonesia bijih nikel yang terdapat di
Sulaawesi bagian tenggah dan bagian timur
termasuk :
• Laterit nikel
• Bijih nikel sillikat (garnierite dan krisopras)

Yang terjadi akibat pelapukan dan pelindihan


(pelarutan) batuan ultra basa seperti :
• Peridotit
• Serpentirit

Atau endapan tipe mollasa yang terdiri dari


robekan batuan ultrabasa
Berdasarkan penyelidikan di Soroako dibedakan :
• Peridotit halus tak terserpentinkan = jenis A
• Peridotit kasar terserpentinkan lemah = jenis B
• Peridotit kasar terserpentinkan kuat = jenis B

Proses pelapukan dan pelindihan tersebut


menyebabkan :
• Menurunkan kadar Al dan Ca
• Menaikan kadar Fe, Cr, Ni, dan Co
Ni yang larut dalam proses pelapukan dan
pencucian itu akibat pengaruh air tanah
dan adanya unsur Mg, dalam batuan,
kemudian mengendap kembali membentuk
mineral hidrisilikat antara lain :
Garnierite : H2(Ni, Mg) SiO3HO atau H(Mg,
Ni)3SiO9. mineral bentukan baru tersebut
mengisi celah atau retakan dalam batuan.
Selain itu terdapat pula krisopras yaitu
kalsedon yang mengandung Ni.
Penyelidikan di Soroaka penampang terdiri dari 4
lapisan, yaitu :
• Tudung Besi
• Berwarna merah terdiri dari geothit dan limonit yang
menyerupai sepon berkadar besi tinggi tetapi kadar Ni
rendah
• Lapisan Limonit
• Warna coklat merah atau kuning, berbutir halus
merupakan selimut sebagian daerah.
• Perkofaan Sillika
• Terdapat pada dasar lapisan limonit sampai batas
tertentu masih dikenal srtuktur dan tekstur batuan
asli. Endapan garnerit di dalam perkotaan silica (yang
bersifat supergen) mengakibatkan terjadinya bijih
nikel silica yang tinggi kadar Ni-nya.
• Jalur Seprolit
• Jalur saprolit merupakan jalur peralihan dari limonit ke
batuan dasar yang keras dan belum lapuk. Jalur ini
yang merupakan tempat bijih Ni kadar tinggi akibat
proses pengkayaan supergen.
Tempat ditemukan :
• Suroaka
• P. Gede

Teknik Penambangan :
• Terbuka

Teknik Pengolahan :
• Gravity ------------ flotasi
Emas (arum)

Didapatkan dalam bentuk :


• Native gold 100% metal
• Terbentuk baik secara primer maupun sekunder
• Bentuk primer berasosiasi dengan larutan
hydrothermal asam/batuan beku asam
• Calaverite (AuTe2) –primer
• Sylvanite (Au, Ag) Te – primer
• Krennerite (Au, Ag) Te2 – primer
• Petzite (Ag, Au)2Te – primer
Cara terbentuknya :
• Primer – bijih hipogen : terjadi pada saat proses
metalisasi dari larutan hidrotermal yang bersifat
asam – dalam bentuk vein
• Sekunder – bijih supergen : terjadi karena proses
pelapukan, trasportasi, sedimentasi ----- placer
• AU dan Ag didapatkan pula bersamma Cu
Perak (Argentum)
Didapatkan dalam bentuk :
• Nantive silver 100%
• Cerorgyrite AgCl
• Stephanite AgSbS2
• Phorusite Ag3AsS3
• Argentite As2S
• Polybasite (AgCu)16Sb2S11
• Pyrargyrite Ag3SbS3

Cara terbentuknya :
• Lihat terbentuknya Au
Cara Penambangan :
• Tambang dalam
• Placer didulang
Pengolahan :
• Grinding – flotasi—Kimia
Catatan :
• Air pinang bawah (Lebong Tandai)
• Au – 34 gram/ton (34GPT)
• Ag – 130 gram/ton
Di simpan
• Au 130 GPT. Ag 149 GPT

Freeport
Tanun 1984 :
– 190,349 ton konsentrasi Cu
– 2208 ton konsentrasi Au
– 36,585 ton konsentrasi Ag
Besi
Besi dijumpai sebagai jebakan primer (plutonik,
pegmatik, ataupun metamorfik) dan jebakan
sekunder.

– Megnetite FeOFe2O3 - primer 72% metal


– Stematite Fe3O2 - primer 70%
- sekunder
– Limonite Fe2O3H2O – sekunder
– Sederite FeCO3 - primer
- sekunder (Oolitic iron ore)
Cara terbentuknya :
• Endapan primer merupakan hasil proses
hidrotermal dalam batuan plutonik, pegmatik
• Endapan sekunder sebagai hasil proses
pelapukan batuan plutonik, atau hasil reaksi
kimia

You might also like