Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Hadiyana, Sp.B
Status Lokalis
a/r Right Lower Quadrant (RLQ) Abdomen
Inspeksi : Datar , Tidak tampak kemerahan/luka/bekas operasi
Palpasi : Massa (-), Nyeri tekan (+) dan nyeri lepas (+) di McBurney, Rovsing’s sign (+); psoas sign
(+); obturator sign (+), Defense muscular (+)
Auskultasi: BU (+)
Perkusi : timpani diempat kuadran abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen
STATUS ORANG SAKIT
• Diagnosa Kerja
– Peritonitis difus ec app perforasi
• Diagnosis Banding
– Gastroenteritis
– Limfadenitis Mesenterika
• Rencana Terapi
– Infus Nacl 0,9% --Inj Ketorolac 2x1 amp
– Inj OMZ 1x40mg --Inj Ondancentron 2x 4mg
– Inj cefoperazone 2x1g --NGT, kateter
– Operatif : Laparatomi + appendectomy
• Prognosis
– Quo ad Vitam : dubia ad bonam
– Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
– Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
Laporan Operasi
Laporan Operasi
• DO : - Ditemukan cairan peritoneum bercampur pus 200cc
- Ditemukan perforasi apendix di base panjang 10cm diameter 1cm
- Ditemukan pocket-pocket abses diseluruh abdomen
- Ditemukan adhesi grade II, grade III di interluc usus
• TO : - A dan antiseptik
- insisi esvain desain, dibuka lapis demis lapis sampai ditemukan peritenium
- peritoneum dibuka
- adhesialisis
- dilakukan illeosaectomi
- anastomosis ileocolum ascenden
- perironeal dipasang 2 buah draine
- abdomen ditutup lapis demi lapis
- operasi selesai
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI & FISIOLOGI PERITONEUM
• Peritonium membran serosa rangkap terbesar • Peritoneum menangani infeksi dg cara:
(parietal dan viseral) 1. Absorbsi cepat bakteri melalui stomata
• Luas : 1,8 m diafragma
• Fungsi : membran basal semipermiabel peritonium untuk 2. Penghancuran bakteri oleh sel imun
difusi air, elektrolit, makro, & mikro sel 3. Lokalisasi infeksi sebagai abses
• 3 lapisan peritonium : lamina visceralis, lamina parietalis,
mesenterium
• Omentum : 2 lapisan peritoneum yg menghubungkan
lambung dg organ viscera
• Perdarahan: cabang aa. Interkostales VI-XII & a.
epigastrika superior (Kraniokaudal) serta a.iliaka
sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna, dan
a.epigastrica inferior (Kaudal)
• Cairan peritoneum pelumas sehingga organ dapat
bergerak tanpa bergesekan; ± 100cc; protein 3 g/dl
• 1/3 cairan di drainase melalui limfe diafragma dan
sisanya melalui peritoneum parietalis Gambar 1. Anatomi peritoneum
PERITONITIS
DEFINISI
• Peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ perut (peritonieum)
• Kegawatdaruratan yg disertai bakterecemia atau sepsis
• Primary jika TIDAK DITEMUKAN sumber infeksi intraabdominal
• Organisme yg menginfeksi pd ruptur apendiks E. coli, Bacteroides, Stafilokokus & Streptokokus
ETIOLOGI
• PRIMER (Spontan) akibat invasi hematogen, penyebab tersering yaitu SBP
• SEKUNDER akibat perforasi apendisitis, gaster, kolon, penyakit ulkus duodenale
• TERSIER akibat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, tindakan operasi sebelumnya
TATALAKSANA KOMPLIKASI
1. LOKAL
• Penanganan preoperatif Infeksi luka dalam, abses residual, sepsis
1. Resusitasi cairan intraperitoneal, pembentukan fistula
2. SISTEMIK
2. Antibiotik empiris Demam tinggi persisten, edema generalisata, ↑↑
3. Oksigen dan Ventilator distensi abdomen, apatis, sepsis tidak terkontrol
4. Intubasi, kateterisasi urin, monitor PROGNOSIS
hemodinamik Mortalitas 40% dipengaruhi oleh: Jenis infeksinya/penyakit
primer, Lama sakit sebelum infeksi, Keganasan, Gagal organ sblm
• Penanganan Operatif terapi, Gangguan imunologis, Usia dan keadaan umum penderita
1. Kontrol sepsis Mortalitas 10% pd pasien dg ulkus perforata/apendisitis,
usia muda, dg kontaminasi bakteri & terdiagnosis lebih
2. Peritoneal lavage awal
3. Peritoneal drainage Keterlambatan penanganan 6 jam ↑↑ mortalitas 10-30%.
• Penanganan postoperatif Prognosis jelek: abses abdomen persisten, fistula
intestinal, kebocoran anastomosis
ANATOMI & FISIOLOGI APENDIKS
• Appendiks/appendiks vermiformis organ • Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml/hari
berbentuk tabung dg panjang ± 10 cm & dan IgA oleh GALT
berpangkal pada sekum • IgA pelindung infeksi (kontrol proliferasi
• Lumen sempit di proksimal dan melebar di distal bakteri, netralisasi virus, cegah penetrasi
enterotoksin & antigen intestinal
• Terdapat 3 tanea coli yang menyatu deteksi
• Pengangkatan apendiks tidak
posisi appendiks
mempengaruhi sistem imun tubuh
• Ditemukan 200 folikel jaringan limfoid (12-20
tahun) & menghilang pada usia 60 tahun
• Persarafan parasimpatis: cabang n.vagus yg
mengikuti a. mesenterika superior dari arteri
appendikularis
• Persarafan simpatis: n.torakalis X
• Perdarahan a. apendikularis (arteri tanpa
kolateral)
Gambar 2. Anatomi appendix
APENDISITIS
DEFINISI
• Peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis
EPIDEMIOLOGI
• Insiden negara maju (±4/1000 anak) >> berkembang -Pria>wanita
• Insiden tertinggi pd usia 20-30 th -1% pada bayi usia ≥2 th
• 15% pada anak usia 2-3 th -Puncak insiden 9-11 th
ETIOLOGI
Akibat proses radang bakteri; pencetus: hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks;
Faktor yg mempermudah terjadinya radang apendiks:
•Obtruksi pada lumen apendiks tersering hiperplasia jaringan limfoid dan fekalith
•Bakteri Ulserasi mukosa apendiks oleh parasit
•Kecenderungan familiar malformasi herediter apendiks, vaskularisasi tidak baik, & letak
•Ras & diet konsumsi makanan rendah serat di negara berkembang apendisitis ↑↑
APENDISITIS
PATOFISIOLOGI STADIUM
• Obstruksi intraluminal apendiks
• Stadium Awal
menghambat sekresi mukosa &
Obstruksi lumen apendiksedema, ulserasi
menyebabkan distensi dinding apendiks
• Apendisitis supuratif
• Kongesti vena & iskemia arteri luka
↑↑ tekanan intraluminer ↑tekanan perfusi
pd dinding apendiks invasi kapiler, obstruksi limfatik &drainase vena,
mikroorganisme infiltrasi sel invasi cairan inflamasi & bakteri pada dinding
radangedemawarna kemerahan apendiks
ditutupi granular membran • Apendisitis gangrenosa
• Lapisan serosa ditutupi fibrinoid Vena intramural dan thrombosis arteri
supuratif & nekrosis lokal app. akut • Apendisitis perforasi
supuratif Iskemia peritonitis terlokalisasi/generalisata
• Edema gang. Sirkulasigangren • Phlegrnon appendisitis atau abses
potensi ruptur Inflamasi atau perforasi apendiks yg dilingkupi
APENDISITIS
DIAGNOSIS
APENDISITIS
PROGNOSIS
• Prognosis baik Diagnosis dini sebelum ruptur & diberi antibiotik
• Mortalitas apendisitis akut tanpa perforata: 0.1% mencapai 15% pada orang tua dg
perforata
• Mortalitas berhubungan dg sepsis, emboli paru, aspirasi