You are on page 1of 20

 Adalah hukum atau peraturan Islam

yang mengatur seluruh sendi


kehidupan
umat muslim. Selain berisi hukum dan at
uran syariat Islam juga berisi penyelesai
an masalah seluruh kehidupan ini. Mak
a oleh sebagian penganut Islam, syariat
Islam merupakan panduan menyeluruh
dan sempurna seluruh permasalahan
hidup manusia dan kehidupan dunia
ini.
› Rabbaniyah (Orientasi Tuhan)
› Insaniyah (Manusiawi)
› Wasathiyah (Moderat)
› Waqi’iyah (Realistis)
› Syumuliyah (Komprehensif)
› Tsawabit (Konstanitas: dalam aqidah, ibadah, sumber hukum
Islam)
› Mutaghayiraat (Fleksibilitas)
› Al-adalah (keadilan)
› Tawazu (keseimbangan)
 ROBBANIYAH GHOYAH  ROBBANIYAH MASHDAR
(TUJUAN) DAN WIJHAH (SUMBER HUKUM) DAN
(SUDUT PANDANG) MANHAJ (SISTEM).
 ARTINYA : Manhaj yang
 ARTINYA : Islam itu ditetapkan oleh Islam demi
menjadikan tujuan mencapai tujuan dan
akhir dan sasarannya sasaran itu adalah murni
dengan menjaga dari Allah, bukan hasil
hubungan baik rekayasa manusia
(Muhammad SAW).
dengan Allah demi
mencapai ridhanya.
Istilah rabbani atau rabbaniyah disebutkan
dalam firman Allah SWT:

ْ ‫ما ُك ْن ُت‬
‫م‬ ِ ‫ون ْال‬
َ ِ‫كتَابَ َوب‬ َ ‫م‬ ْ ‫ن ُكو ُنوا َربَّانِ ِيينَ بِمَا ُك ْن ُت‬
ُ ‫م ُت َع ِل‬ ِ َ‫وَل‬
ْ ‫ك‬
َ ‫س‬
‫ون‬ ُ ‫تَ ْد ُر‬

“Akan tetapi jadilah kalian orang-orang


rabbani disebabkan kalian mengajarkan al-
qur’an dan kalian mempelajarinya.” (QS. Ali
Imran [3]: 79)
 Artinya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman
hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur
kemanusiaan.
 ISLAM ADALAH AGAMA MANUSIA KARNA SISTEM DAN
ATURAN-ATURANNYA DAPAT MEMANUSIAKAN MANUSIA.
 ISLAM ITU ISTIMEWA DENGAN KECENDERUNGAN
KEMANUSIAANNYA YANG JELAS, TETAP DAN
ASHOLAH(ORISINIL) DALAM AQIDAH, IBADAT, SYARI’AT, DAN
ARAHAN-ARAHANNYA.
 “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada
hambanya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam semesta.” (Qs.25: 1)
Wasathiyah berarti pertengahan, yaitu
berada pada posisi pertengahan. Misalnya
seseorang yang berada ditengah- tengah.
Atau saat seorang imam berada ditengah
jamaah. Islam agama yang moderat, yang
tidak menggampang-gampangkan
urusan, tidak berlebihan, dan tidak ekstrim.
Prinsip itu nampak jelas dalam setiap
peribadatannya.
Karenanya, Allah menegaskan kepada
Rasulullah r, para sahabat beliau, dan juga kaum
Mukminin agar senantiasa bersikap seimbang
dalam segala hal dengan menjaga dua prinsip
ini:
1. Konsisten dalam menjalankan agama dan
menggunakan syiar-syiar Allah di dalam hati.
2. Larangan bertindak ekstrim, berlebihan dan
melampaui batas kewajaran

Istilah wasathiyah ini biasanya digunakan


dengan menggunakan dasar dalil dari Al-Quran
surat Al-Baqarah ayat 143. Dalam ayat itu
disebutkan wa kadzâlika ja‘alnâkum ummatan
washatan… (Dan demikianlah kami jadikan
kalian sebagai umat yang “wasath”…).
 Waqi’iyyah Artinya realisme. Islam diturunkan untuk berinteraksi dengan
realitas-realitas obyektif yang nyata-nyata ada sebagaimana ia
adanya. Selain itu ajaran-ajarannya didesign sedemikian rupa yang
memungkinkannya diterapkan secara nyata dalam kehidupan manusia.
 DALAM AQIDAH ISLAM MENGAKUI REALITAS MAKHLUK DAN ALAM
SEBAGAI HAKIKAT YANG FAKTUAL DAN MEMILIKI EXISTENSI YANG
TERLIHAT, DENGAN PENGERTIAN BAHWA HAKIKAT DISINI MENUNJUKKAN
PADA SEBUAH HAKIKAT YANG JAUH LEBIH BESAR DAN ABADI YAITU ALLAH
SWT.
 DALAM IBADAH ISLAM TIDAK MEMBEBANKAN KEWAJIBAN DILUAR BATAS
KEMAMPUAN MANUSIA.
 “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang lahir dan
yang dirasakan) dan Dia yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
(Qs.24: 30)
 Artinya bahwa karakteristik Islam adalah bahwa Islam
merupakan agama yang universal yang mencakup segala
aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi, seperti
politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan
 Risalah untuk semua zaman
Dalam prinsip-prinsip akidah dan moralnya dibawa oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu hingga nabi dan rasul
terakhir Muhammad SAW. “Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan)
‘sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (Qs.16 : 36)
 Risalah untuk seluruh dunia dan alam semesta
Ia tidak dibatasi oleh generasi tertentu tempat maupun
umat, tidak terikat oleh suku bangsa maupun kelas social.
Ia merupakan hidayah dari Rabb manusia untuk manusia
di muka bumi ini. “Katakanlah hai manusia sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (Qs.7: 158).
 Risalah untuk semua fase kehidupan
Dalam keutuhan manusia seluruh aspeknya
menjadi perhatian syari`ah islam: ruhani, jiwa, akal,
badan.”Dan jika mereka (istri-istri yang sudah
ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada
mereka nafkahnya hingga mereka bersalin……”
(Qs.65: 6)
 Risalah untuk semua aspek kehidupan
Bahwa tidak ada satu aspek pun dalam kehidupan
yang luput dari pandangan syariat islam. Jelasnya
syari`ah islam tidak membiarkan manusia merana
dalam hidupnya. Maka tidaklah pantas seseorang
menjadi muslim manakala ia meninggalkan dunia,
demikian pula tidaklah pantas seseorang menjadi
muslim manakala ia meninggalkan akhiratnya.
“Kepunyaan-Nyalah yang ada dilangit dan di bumi
dan semua yang ada di antara keduanya dan
semua yang ada di bawa tanah” (Qs.20 :6).
 Tsawabit adalah hal-hal prinsip yang mesti ada dan tidak boleh
berubah atau berganti di sepanjang waktu dan di tempat
manapun.Tsawabit ini merupakan kaidah-kaidah yang mengatur
berbagai individu yang menganut agama, mazhab atau kelompok
 Dalam aqidah. ( iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman
kepada kitab-kitab, iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir )
 Ibadah. ( solat, puasa, zakat dan haji)
 Sumber hukum Islam. (al-qur’an dan al hadis dan ijtihad)
 Hukum Islam [tsabat (permanen) ><murunah(fleksibel/dapat berubah)]
 Akhlak al-karimah (jujur, ikhlas, amanah, malu, dll)
 Mutaghayyirat adalah hal-hal yang
mungkin mengalami pergantian,
perubahan, takwil, dan perkembangan.
Dan perubahan di dalamnya tidak
dianggap pelanggaran terhadap hal-hal
pokok dan asasi yang menjadi prinsip. Ia
merupakan hal yang fleksibel. Sebab,
perubahan waktu dan tempat menuntut
adanya fleksibilitas, adaptasi, dan respon,
dengan tetap menjaga tsawabit.
 Ruangan yang boleh menerima perubahan,
pembaharuan dan ijtidah. Ruangan ini amat luas sekali.
Kebanyakan hukum syara` dan urusan kehidupan
dunia termasuk dalam ruangan ini seperti mana yang
disabdakan oleh Rasulullah S.A.W; “Kamu lebih tahu
tentang urusan dunia kamu”.
 Begitu juga termasuk dalam ruangan ini ialah perkara-
perkara yang tidak ada nashnya atau sekedar
mempunyai nash-nash umum dan nash –nash khusus
yang boleh ditafsirkan dan dipahami berdasarkan
kaidah-kaidah ijtihad yang dimaklumi. Berikut adalah
hal-hal yang biasa berubah :
Politik,Sosial,Ekonomi,Pendidikan
 Ruangan ini bersifat tertutup, tidak boleh menerima
pembaharuan,ijtihad
dan perubahan dengan sembarangan. Termasuk dalam ru
angan ini adalah perkara-perkara akidah, prinsip-rinsip
umum, hukum-hukum qath’i (hukumyang jelas melalui dalil-
dalil al-Quran dan al-Sunnah yang tidak boleh ditakwilkan
lagi) yang menyatukan fikiran,perasaan dan suluk
(peradabanummah). Ia adalah tonggak kepada kesatuan
umat ini, oleh karena itu ia tidak boleh berubah
berdasarkan zaman dan tempat. Seperti : Aqaid (masalah-
masalah keimanan), Ibadah (rukun islam yang lima),
Akhlaq (kumpulan pekerti yang pertama seperti
kejujuran,ihsan, keikhlasan, keberanian)
 Karakteristik Islam berikutnya, bahwa Islam
merupakan agama keadilan, yang
memiliki konsep keadilan merata bagi
seluruh umat manusia, termasuk bagi
orang yang non muslim, bagi hewan,
tumbuhan atau makhluk Allah yang
lainnya. Keadilan merupakan inti dari
ajaran Islam, apalagi jika itu menyangkut
orang lain. Allah berfirman: (QS. 5: 8)
 “Berbuat adillah kalian, karena
keadilan itu dapat lebih mendekatkan
kalian pada ketaqwaan. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
terhadap apa yang kalian kerjakan.”
 bahwa Islam merupakan agama yang tawazun
(seimbang). Artinya Islam memperhatikan aspek
keseimbangan dalam segala hal; antara dunia dan
akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan
hatinya serta antara spiritual dengan material,
demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun
ini Islam menginginkan tidak adanya
‘ketertindasan’ satu aspek lantaran ingin memenuhi
atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana
yang terdapat dalam agama lain.

You might also like