You are on page 1of 41

Dosen: Rakhmat Himawan ST, MSc

Perhitungan resultan
 Sebuah benda yang menerima aksi gaya dua atau lebih
maka gaya-gaya tersebut digantikan gaya tunggal
(resultan) yang mempunyai efek sama dengan aksi dari
gaya-gaya semula.
 Pada masalah vektor gaya 2 dimensi, terdapat beberapa
pilihan metode:
 Metode grafis
 Metode jajaran genjang
 Metode sgitiga

 Metode analitis:
 Metode sinus-cosinus
 Metode proyeksi ke sumbu yang saling tegak lurus
Metode Grafis
 Contoh 1 : Tentukan nilai gaya resultan dan arah dari
sebuah benda seperti pada gambar:

Penjumlahan vektor selalu mengikuti hukum komutatif


(R = F1 + F2 = F2 + F1 )
 Cara jajaran genjang
Ditambahkan garis yang sejajar (putus-putus) dengan
panjang sesuai gaya dihadapanya.
 Cara segitiga

atau
 Contoh 2 : Tentukan resultan gaya dan arahnya.
Menggunakan prinsip transmisibilitas:
 Paralellogram dan poligon
Untuk menyelesaikan lebih dari 2 vektor, dapat
digunakan metode paralellogram (jajaran genjang
bertingkat) dan poligon (segitiga bertingkat)

 Contoh 3 : Tentukan resultan:


 Cara parallelogram
 Cara polygon

R = F1 + F2 + F3 + F4 + F5
Metode Analitis
 Menggunakan cara trigonometri (sinus-cosinus)
Bentuk segitiga akibat penjumlahan 2 gaya F1 dan F2
serta R sebagai resultan:
Aturan cosinus:

Aturan sinus:
LATIHAN
 Suatu sistem seperti pada gambar, kawat dikaitkan diberi
gaya masing-masing 50 KN dan 30 KN. Tentukan:
a. Arah dan nilai gaya resultan yang bekerja pada pengait
b. Gaya resultan yang bekerja pada masing-masing rol
Jawaban
a. Arah dan nilai gaya yang bekerja pada pengait
• Cara grafis:
Gambarkan panjang vektor F1 dan F2 yang panjangnya
disesuaikan dengan nilai gaya yang bekerja pada
kawat. Harga R dicari dengan mengukur panjang
vektor R dan arah R diukur dengan menggunakan alat
ukur sudut.
 Cara analitis
Susun gaya yang bekerja seperti berikut:

Rumus cosinus:
Menentukan kemiringan atau arah resultan.
Diketahui : α = 30 , θ = 105 , β = ? ,  = ?

Berdasarkan gambar, dapat dihitung sudut resultan


dengan rumus sinus
66,9

50
0,75
66,9 66,9
b. Gaya resultan pada roll

Aturan cosinus, gaya yang bekerja pada roll


digambarkan dalam polygon:
Mencari arah R:
Gaya Komponen
 Satu gaya tunggal dapat diuraikan menjadi beberapa
gaya (gaya komponen). Syarat:
 Garis kerja setiap komponen diketahui

 Salah satu gaya


komponen diketahui.
Gaya P’ dan P’’ adalah
gaya komponen dari
gaya P
 Contoh
Diketahui kostruksi batang penyangga seperti gambar
dibawah, yang dikenakan gaya sebesar 100 KN pada
titik A. Tentukan gaya reaksi yang harus diberikan
oleh seorang pekerja agar posisi penyangga tetap.
Jawaban:
Syarat yang dipenuhi agar sebuah gaya dapat
dikomponenkan adalah garis kerja diketahui. Dari
gambar diketahui bahwa garis kerja gaya sejajar
dengan kaki penyangga. Jadi gaya F dapat diuraikan
dengan mengikuti hukum jajaran genjang:
Penentuan besar nilai gaya F1 dan F2 yang bekerja
pada kaki penyangga, dengan cara trigonometri:
Gaya 66,18 KN bekerja searah dengan batangnya sehingga dapat
digambar dengan prinsip transmisibilitas:

Gambar a: gaya F1 diuraikan untuk mendapat gaya Fp yang berarah


melawan gaya yang dikeluarkan oleh pekerja. Agar sistem tetap
dalam kondisi seimbang (tidak bergeser), maka pekerja harus
melawan Fp dengan asumsi landasan tidak memberi efek gesekan.

Gambar b: Gaya Fp dicari sbb:


cos 65 = Fp/F1 maka Fp = F1 cos 65 = 27,994 KN
Komponen vektor gaya pada
bidang 2 dimensi
 Penguraian gaya tunggal umumnya dilakukan atas
komponen persegi panjang (sistem proyeksi yang
saling tegak lurus)

Komponen dari gaya P pada sumbu horizontal dan


vertikal dengan arah sesuai gambar:
a. vektor gaya P b. penguraian gaya P ke sumbu x dan y
c. komponen gaya (Px dan Py)

Gaya tunggal P diuraikan menjadi komponen Px dan Py yang


bekerja pada arah sumbu yang saling tegak lurus.
 Contoh:
Tentukan gaya yang bekerja pada batang yang searah
dan tegak lurus sumbu batang akibat penerapan gaya
P:
 Jawaban:
 Contoh:
Tentukan gaya yang bekerja pada penampang batang
dengan sudut 60 terhadap garis vertikal (cw) akibat
penerapan gaya P:
 Jawaban:
Daerah penampang yang dimaksud adalah:

Jadi pada penampang bekerja gaya komponen dari P:


Komponen tegak lurus untuk
mencari resultan
 Bila 3 atau lebih gaya sulit dijumlahkan dengan cara
trigonometri, maka dapat dilakukan dengan cara
analitis: penguraian gaya-gaya tersebut menjadi 2
komponen yang saling tegak lurus
 Px = Px = P1x + P2x + P3x
 Py = Py = P1y + P2y + P3y

Px dan Py merupakan resultan pada sumbu x dan y.


Tanda (-) dan (+) sebagai arah vektor sesuai
perjanjian.
 Hasil penjumlahan pada masing-masing sumbu yakni
Px dan Py memiliki resultan P:
 Contoh:
Agar dalam pencabutan paku bumi tanpa mengalami
hambatan pada arah yang lain (gesekan arah
samping), tentukan besar gaya P yang harus diberikan:
 Jawaban:
Agar tidak ada gesekan ke arah samping, berarti
resultan gaya hanya mengarah ke atas (sejajar sumbu
paku bumi). Garis aksi gaya diuraikan:
Arah gaya yang menimbulkan gesekan harus bernilai
nol:

Sehingga besarnya resultan gaya arah sumbu y:


 Contoh:
Tentukan gaya resultan yang bekerja:
 Jawaban:
Uraikan semua gaya menjadi komponen-komponen di setiap sumbu
pengamatan

Pada sumbu x:
F1x = F1 cos 30 = 100 cos 30 = 86,6 N
F2x = F2 cos 270 = 150 cos 270 = 0 N
F3x = F3 cos 160 = 80 cos 160 = -75,2 N
F4x = F4 cos 180 = 120 cos 180 = -120 N
PR
 Dua buah pulley
menerima tarikan
oleh belt seperti
pada gambar. Jika
resultan R bekerja
melalui titik pusat
O, hitung harga T
dan R serta sudut
yang dibentuk
berlawanan arah
jarum jam terhadap
sumbu x.
 Tiga buah kabel dipasang seperti gambar. Dua
diantaranya diberikan beban. Bila ketiga buah gaya itu
mempunyai resultan 1200 N dengan arah vertikal
kebawah, berapakah besar gaya F dan θ ?

You might also like