You are on page 1of 12

GEMPA BUMI

DASAR HUKUM
 Undang-Undang Dasar 1945 (Pembukaan alinea ke-4);
 Undang-Undang RI Nomor 32 Tahu 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Daerah;
 Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi sebagaimana telah
disempurnakan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi;
 Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi; Hasil rapat konsultasi
antara Pemerintah dengan Pimpinan Panitia Anggaran DPR RI tentang kesepakatan
bahwa untuk penanganan pasca bencana memerlukan koordinasi dengan
BAKORNAS PBP yang dituangkan dalam Surat Direktur Jenderal Anggaran dan
Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan kepada Wakil Sekretaris
BAKORNAS PBP Nomor S-1224/AP/2005 tanggal 31 Maret 2005 tentang Penggunaan
Anggaran Bencana Alam.
DEFINISI

Gempa bumi adalah pelepas energi berupa gelombang yang


menjalar ke permukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi
(patah, runtuh atau hancur). Besar kecilnya gempa tergantung pada
kekuatan magnitudo gempa itu sendiri serta kondisi daerah yang
terkena gempa.
Alat pengukur gempa bumi di sebut seismograf, yang dinyatakan
dalam skala Richter.
KONSEP RESIKO BENCANA
 Bahaya (hazards)
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan.
 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan (vulnerability) merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas
atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya.
 Kemampuan (capacity)
Kemampuan (capacity) atau kapasitas adalah penguasaan
sumberdaya, cara, dan kekuatan yang dimiliki masyarakat, yang
memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan mempersiapkan diri
mencegah, menanggulangi, meredam, serta dengan cepat memulihkan
diri dari akibat bencana. (BAKORNAS PB, 2007).
PRINSIP PENANGGULANGAN
BENCANA
Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, disebutkan sejumlah prinsip penanggulangan yaitu
1. Cepat dan tepat
2. Prioritas
3. Koordinasi dan keterpaduan
4. Berdaya guna dan berhasil guna
5. Transparansi dan akuntabilitas
6. Kemitraan
7. Pemberdayaan
8. Nondiskriminatif
9. Nonproletisi
PENANGGULANGAN

1. Sebelum terjadi gempa


 Sosialisasi gempa di wilayah yang rawan gempa
 Mengembangkan bangunan yang relatif tahan gempa, dengan
memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan, penggunaan
materian yang ringan supaya bangunan dapat mengikuti getaran
gempa
 Penguatan jalan
 Pendidikan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri
dari gempa
 Persiapan menghadapi gempa di rumah
LANJUTAN...

2. Pada saat gempa dan setelah gempa


 Memberikan peringatan terjadi gempa kepada masyarakat
 Memantau perkembangan gempa dan menyebarluaskannya kepada
masyarakat
 Memberikan informasi jika keadaan dianggap aman
 Mengerahkan geru atau tim tanggap darurat ke lapangan untuk
memberikan pertolongan
 Memperbaiki fasilitas yang rusak terutama jalan agar bantuan tidak
terhambat ke lokasi
 Melakukan berbagai upaya rekonstruksi
PERAWATAN DI LAPANGAN

1. Triase medis
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
membutuhkan stabilisasi segera (perawatan di lapangan) dan
mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalam aktivitasnya,
digunakan kartu merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi
korban.
PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan pertama dapat diberikan di lokasi seperti berikut:


 Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.
 Tempat penampungan sementara
 Pada “tempat hijau” dari pos medis lanjutan
 Dalam ambulans saat korban dipindahkan ke fasilitas kesehatan
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa
kontrol jalan napas, fungsi pernapasan dan jantung, pengawasan
posis korban, kontrol perdarahan, imobilisasi fraktur, pembalutan dan
usaha-usaha untuk membuat korban merasa lebih nyaman.
PERALATAN MEDIS BENCANA ALAM

 Peralatan RJP
 Peralatan listrik/pneumatic
 Perlengkapan perawatan luka
TERIMAKASIH

You might also like