Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 9
Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah
mencapai kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem
pencernaan akan tampak oleh adanya perubahan pola fungsi
selama masa pertumbuhan anak. Keadaan ini menyebabkan area
permukaan untuk absorbsi lebih luas. Bising usus pada keadaan
normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam
pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis
dan sistem saraf simpatis merangsang peristaltik.
Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan
lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk kesaluran
cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari
pertama kehidupan sehingga meskipun saluran cerna steril saat
lahir,pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam
setelah lahir
Pengertian Diare
Diare sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan
karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. Diare
merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau
penyakit lain diluar saluran pencernaan yang mana buang air besar
frekuensinya lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer.
Faktor Resiko Diare
Faktor perilaku :
Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare
karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu
Tidak menerapkan kebiasaaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan
Ketersediaan air bersih yang tidak memadai
Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk Disamping faktor risiko tersebut
diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan
untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit
imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran
oleh kuman karena botol susah dibersihkan
3. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan dan menyuapi anak
4. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa
tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar
Klasifikasi Diare
Diare akut
Disentri
Diare persisten
Diare dengan masalah lain
Etiologi Diare
1. Faktor infeksi
2. Faktor malabsorbsi
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
Patofisiologi Diare
Dehidrasi
Hipokalemia
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus
dan defesiensi enzim laktase
Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi protein
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Diare
Pemeriksaan Fisik
BB/TB (status nutrisi)
TTV (Nadi Meningkat> 120 menunjukkan tanda-tanda syok
hipovolemik)
Tanda- tanda dehidrasi ( ubun-ubun cekung, turgor kulit jelek, bibir
kering, lemah, kejang-kejang)
Diagnosa Keperawatan
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake absorbsi makanan dan cairan ditandai dengan peningkatan
peristaltik usus
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban kulit akibat
BAB sering ditandai dengan iritasi pada sekitar anus
Cemas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
ditandai dengan peningkatan 1) Mampu makan secara normal 2) Monitor berat badan