You are on page 1of 23

 Degenerasi makula adalah suatu keadaan dimana

makula mengalami kemunduran / perubahan


sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan
dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya
fungsi penglihatan sentral.
 Perubahan ini antara lain berupa : (1) berkurang
jumlah sel – sel fotoreseptor, (2) perubahan –
perubahan ultrastruktural epitel pigmen retina
(EPR) seperti pengurangan granula melanin,
terbentuknya granula lipofuchsin, serta timbunan
residual bodies, (3) timbunan deposit laminar basal,
serta (4) perubahan pada kapiler koroid.
 Kondisi ini biasanya berkembang secara perlahan-
lahan, tetapi kadang berkembang secara progresif,
sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan
yang sangat berat pada satu atau kedua bola mata
 Berdasarkan American Academy of
Oftalmology penyebab utama penurunan
penglihatan atau kebutaan di AS adalah
AMD yaitu umur yang lebih dari 50 tahun.
Data di Amerika Serikat menunjukkan, 15
persen penduduk usia 75 tahun ke atas
mengalami degenerasi makula itu.

Liesegang TJ., Skuta GL., Cantor LB,. Retina and Vitreous. Basic and
Clinical Course.Section 12 . San Fransisco, California : American
Academy of Ophthalmology. 2003-2004.
 Belum diketahui dengan pasti. Beberapa
teori diajukan yaitu:
1. teori proses penuaan
2. teori iskemia
3. teori kerusakan oksidatif
• Umur, faktor resiko yang paling berperan. Meskipun
degenerasi makula dapat terjadi pada orang muda,
penelitian menunjukkan bahwa umur di atas 60 tahun
beresiko lebih besar terjadi di banding dengan orang
muda. Resiko ini meningkat 30% pada orang yang
berusia di atas 70 tahun.
• Genetik, penyebab kerusakan makula adalah CFH,
gen yang telah bermutasi atau faktor komplemen H
yang dapat dibawa oleh para keturunan penderita
penyakit ini. CFH terkait dengan bagian dari sistem
kekebalan tubuh yang meregulasi peradangan.
• Merokok
• Ras kulit putih (kaukasia)
• Riwayat keluarga, resiko seumur hidup terhadap
pertumbuhan degenerasi makula adalah 50% pada
orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga
penderita dengan degenerasi makula, dan hanya 12 %
pada mereka yang tidak memiliki hubungan dengan
degenerasi makula.
• Hipertensi dan diabetes. Degenerasi Makula
menyerang para penderita penyakit diabetes, atau
tekanan darah tinggi gara-gara mudah pecahnya
pembuluh-pembuluh darah kecil (trombosis) sekitar
retina. Trombosis mudah terjadi akibat penggumpalan
sel-sel darah merah dan penebalan pembuluh darah
halus.
• Paparan terhadap sinar Ultraviolet
• Obesitas dan kadar kolesterol tinggi
1. Tipe kering (atrofik/non eksudatif)
Rata-rata 90% kasus degenerasi makula. Efeknya
berupa kehilangan penglihatan yang sedang. Tipe ini
bersifat multipel, kecil, bulat, bintik putih kekuningan
yang di sebut drusen dan merupakan kunci
identifikasi untuk tipe kering. Bintik tersebut berlokasi
di belakang mata pada level retina bagian luar.
Adapun lesi klasik yang bisa ditemukan adanya atrofi
geografik. Terdapat endapan pigmen di dalam retina
tanpa disertai pembentukan jaringan parut, darah atau
perembesan cairan. Degenerasi makula terkait usia
noneksudatif ditandai oleh atrofi dan degenerasi retina
bagian luar, epitel pigmen retina, membran Bruch, dan
koriokapilaris dengan derajat yang bervariasi. Dari
perubahan-perubahan di epitel pigmen retina dan
membran Bruch yang dapat dilihat secara
oftalmoskopis, drusen adalah yang paling khas.
Drusen adalah endapan putih kuning, bulat, diskret,
dengan ukuran bervariasi di belakang epitel pigmen
dan tersebar di seluruh makula dan kutub posterior.
Seiring dengan waktu, drusen dapat membesar,
menyatu, mengalami kalsifikasi dan meningkat
jumlahnya. Secara histopatologis sebagian besar
drusen terdiri dari kumpulan lokal bahan eosinifilik
yang terletak di antara epitel pigmen dan membran
Bruch; drusen mencerminkan pelepasan fokal epitel
pigmen. Drusen dapat di bagi berdasarkan klinik
dan histopatologi yakni drusen keras ( nodular),
drusen diffus ( konfluent), drusen halus ( granular ),
dan drusen kalsifikasi . Selain drusen, dapat muncul
secara progresif gumpalan-gumpalan pigmen yang
tersebar secara tidak merata di daerah-daerah
depigmentasi atrofi di seluruh makula
2. Tipe basah (eksudatif)
Degenerasi makula tipe ini adalah jarang terjadi namun
lebih berbahaya di bandingkan dengan tipe kering. Kira
kira didapatkan adanya 10% dari semua degenerasi
makula terkait usia dan 90% dapat menyebabkan
kebutaan. Tipe ini ditandai dengan adanya
neovaskularisasi subretina dengan tanda-tanda
degenerasi makula terkait usia yang mendadak atau
baru mengalami gangguan penglihatan sentral
termasuk penglihatan kabur, distorsi atau suatu skotoma
baru. Pada pemeriksaan fundus, terlihat darah subretina,
eksudat, lesi koroid hijau abu-abu di makula.
Neovaskularisasi koroid merupakan perkembangan
abnormal dari pembuluh darah pada epitel pigmen
retina pada lapisan retina. Pembuluh darah ini bisa
mengalami perdarahan dan menyebabkan terjadinya
scar yang dapat menghasilkan kehilangan pusat
penglihatan. Scar ini disebut dengan Scar Disciform dan
biasanya terletak di bagian sentral dan menimbulkan
gangguan penglihatan sentral permanen.
Neovascular, or wet,
age-related
macular degeneration

Fundus photo showing


neovascular,
or wet, age-related
macular degeneration
 Distorsi penglihatan, obyek-obyek terlihat salah
ukuran atau bentuk
 Garis-garis lurus mengalami distorsi (membengkok)
terutama dibagian pusat penglihatan
 Kehilangan kemampuan membedakan warna
dengan jelas
 Ada daerah kosong atau gelap di pusat penglihatan
 Kesulitan membaca, kata-kata terlihat kabur atau
berbayang
 Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan
terjadi kehilangan fungsi penglihatan tanpa rasa
nyeri.
• Test Amsler Grid, dimana pasien diminta suatu halaman
uji yang mirip dengan kertas milimeter grafis untuk
memeriksa luar titik yang terganggu fungsi
penglihatannya. Kemudian retina diteropong melalui
lampu senter kecil dengan lensa khusus.
• Test penglihatan warna, untuk melihat apakah penderita
masih dapat membedakan warna, dan tes-tes lain untuk
menemukan keadaan yang dapat menyebabkan
kerusakan pada makula.
• Kadang-kadang dilakukan angiografi dengan zat warna
fluoresin. Dokter spesialis mata menyuntikan zat warna
kontras ini ke lengan penderita yang kemudian akan
mengalir ke mata dan dilakukan pemotretan retina dan
makula. Zat warna ini memungkinkan melihat kelainan
pembuluh darah dengan lebih jelas.
Amsler grid
as it might
appear to
someone with
age-related
macular
degeneration
1. Vaskulopati koroid polipoid
2. Khorioretinopati serous sentral
3. Kasus inflamasi
4. Tumor kecil seperti melanoma koroid
 Pengelolaan AMD dengan pencegahan dan
terapi.
 Pencegahan meliputi pengelolaan faktor-
faktor risiko, konsumsi sayur-mayur dan
ikan, berhenti merokok, dan konsumsi
antioksidan (cth: karotenoid dosis tinggi)
 Penanganannya dengan fotokoagulasi laser,
terapi fotodinamik (photodynamic therapy,
PDT), prosedur pembedahan (misal
translokasi makula) dan obat-obat
antiangiogenesis.
 Bentuk degenerasi makula yang
progresif dapat menyebakan kebutaan
total sehingga aktivitas dapat menurun.
Prognosis dari degenerasi makula
dengan tipe eksudat lebih buruk di
banding dengan degenerasi makula tipe
non eksudat. Prognosis dapat didasarkan
pada terapi, tetapi belum ada terapi yang
bernilai efektif sehingga kemungkinan
untuk sembuh total sangat kecil.

You might also like