Professional Documents
Culture Documents
Oleh
DITO SAKTI PUTRA
201720401011141
Pembimbing
dr. Rachmat Hadi Santoso, Sp. A
1
IDENTITAS
• Nama : An. S
• Umur : 13 tahun 3 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• Alamat : Ngoro - Jombang
• MRS : 28-02-2018, pukul 14.40 WIB
• RM : 393809
2
ANAMNESIS
3
• Riwayat Penyakit Dahulu :
- Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
• Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada yang sakit seperti ini dikeluarga
• Riwayat Makanan
ASI sejak usia 0 – 6 bulan
Susu formula sejak usia 6 bulan
alergi makanan (-)
• Riwayat Imunisasi
Lengkap
• Riwayat Pengobatan
Di puskesmas diberikan obat penurun panas (Paracetamol)
Antropometri
BB : 43 kg
TB : 150 cm
Status gizi : baik
4
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
Tampak baik
5
Status Generalis
Abdomen : Bising Usus (+) normal, soepl, nyeri tekan epigastrium (+),
6
INITIAL DIAGNOSIS
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
8
TERAPI
9
MONITORING
10
EDUKASI
S Badan terasa panas (+) Badan panas (-) Badan panas (-)
Nyeri perut (+) Nafsu makan baik Makan minum (+) baik
Bab/bak +/+
Bab/bak +/+
PROGRESS NOTE
O KU: lemah KU: cukup KU: baik
TTV: TD 110/80 ; N 100; RR 22 ; T 37.5 TTV: TD 110/70 ; N 106 ; RR 24 ; T 36.4 TTV: TD 120/70 ; N 110; RR 22 ; T 36.5
K/L: A/I/C/D -/-/-/- K/L: A/I/C/D -/-/-/- K/L: A/I/C/D -/-/-/-
Tho: S1S2 tunggal, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/-, Tho: S1S2 tunggal, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/-, retraksi (-), Tho: S1S2 tunggal, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/-, retraksi (-),
retraksi (-), Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, Perkusi Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, Perkusi : sonor/sonor Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, Perkusi : sonor/sonor
: sonor/sonor Abd: soefl, BU (+) normal, NT (-) Abd: soefl, BU (+) normal, NT(-)
Abd: soefl, BU (+) normal, NT(+) epigastrium Ekst: akral hangat Ekst: akral hangat
Ekst: akral hangat
A
DHF hari ke 5 DHF hari ke 6 DHF Hari ke 7
P - Inf RLD5 500 cc/24 jam - Inf RLD5 500 cc/24 jam - Aff infus
- Diet tktp - Diet tktp - Minum 8x200
- Minum 8x200cc - Minum 8x200cc - Vitamin b complex syrup 1x1
- Paracetamol k/p - Hasil DL baik pro KRS
12
13
Definisi
Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue:
DENVs 1-4. Ini adalah penyakit yang dibawa dan ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes.
Saat ini, demam berdarah adalah penyakit endemik pada 128 negara, kebanyakan negara
berkembang dan memiliki risiko sekitar 3,97 miliar orang setiap tahunnya.
Virus dengue termasuk genus Flavivirus dari keluarga flaviviridae. Virus Dengue dapat
ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegypti .
Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di
dalam rumah.. Jarak terbang nyamuk ini 100 meter.
Etiologi
Selain Nyamuk Aedes Aegypti, ada beberapa nyamuk aedes jenis lain yang dapat
menyebarkan virus dengue, antara lain :
- Aedes Albopictus
- Aedes Polynesiensis
- Aedes Scutellaris
Meskipun bukti menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit demam berdarah dapat
dikaitkan dengan perbedaan genetik pada strain dengue, virulensi virus sulit diukur.
Etiologi
Epidemiologi
DBD menjadi perhatian di seluruh dunia terutama di Asia dikarenakan sebagai
penyebab utama kesakitan dan kematian anak.
DBD pertama kali ditemukan di Asia Tenggara tahun 1953 di Filipina. DBD di Indonesia
pertama kali dicurigai pada tahun 1968 terdapat di Surabaya dan konfirmasi virologisnya
diperoleh pada tahun 1970
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan jumlah penderita
DBD di Indonesia sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 orang (Case Fatality
Rate/CFR= 0,90 %)
Epidemiologi
Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali akan
memberi gejala seperti Demam Dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa
terlihat pada infeksi oleh virus.
Re-infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibodi yang tinggi.
• Fase penyembuhan
petekie konfluens, ruam kemerahan diselingi
bintik kulit normal (white island in the sea of
red)
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO, 2011).
a)Kriteria klinis
• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
• Manifestasi perdarahan,
• Hepatomegali
• Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.
b)Kriteria laboratorium
• Trombositopenia (≤100.000/mikroliter)
• Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% dari nilai dasar / menurut standar
umur dan jenis kelamin
Pemeriksaan Penunjang
• Hemostasis
• Leukosit
Dilakukan pada keadaan yang dicurigai
Dapat normal atau menurun.
terjadi perdarahan atau kelainan
pembekuan darah.
• Trombosit
Umumnya terdapat trombositopenia pada
• Protein/albumin
hari ke 3-8.
Dapat terjadi hipoalbuminemia akibat
kebocoran plasma
• Hematokrit
Kebocoran plasma dibuktikan peningkatan
• Elektrolit
hematokrin ≥ 20% dari hematokrin awal,
Sebagai parameter pemantauan
umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
pemberian cairan
Pemeriksaan Penunjang
• Serologi
Dilakukan pemeriksaan serologi IgM dan IgG terhadap dengue, yaitu:
• IgM muncul pada hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3, menghilang setelah 60-90
hari
• NS1
Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama sampai hari kedelapan.
Sensitivitas sama tingginya dengan spesitifitas gold standart kultur virus. Hasil negatif
antigen NS1 tidak menyingkirkan adanya infeksi virus dengue.
Pemeriksaan Penunjang
Sebagai tambahan, kami mengundang 4002 anak-anak berusia antara 4 dan 11 tahun dari percobaan fase 2b
tahap tunggal (CYD23) di Thailand yang memiliki rancangan penelitian serupa dengan uji CYD14 dan
CYD15 untuk berpartisipasi dalam penelitian terpisah ( CYD57) dari 4 tahun masa tindak lanjut di mana kita
menilai keamanan dengan cara yang serupa.
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen
virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain
Reaction),
• Radiologi
Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan, dan untuk menilai edema paru karena
overload pemberian cairan.
Tatalaksana
Penatalaksanaan bersifat simptomatis dan suportif meliputi :
•Tirah baring selama fase demam akut
•Antipiretik untuk menjaga suhu tubuh tetap dibawah 40 C, sebaiknya diberikan parasetamol
•Analgesik atau sedatif ringan mungkin perlu diberikan pada pasien yang mengalami nyeri yang parah
•Terapi elektrolit dan cairan secara oral dianjurkan untuk pasien yang berkeringat lebih atau muntah
(Suhendro dkk, 2014).
Tatalaksana
“Warning Signs”