You are on page 1of 23

Referat

Cauda Equina Syndrome


Pembimbing :
dr. Dino Irawan, Sp.An

Penyusun :
Abdul Aziz
Fenny Dumasari
Fuji Oktavia Sinurat
Nurul Hidayati
Rizky Amalia
PENDAHULUAN
•Cauda Equina merupakan kumpulan akar saraf intradural pada
ujung medulla spinalis.

•Bahasa latin :
Cauda artinya ekor
Equina artinya kuda

•Medula spinalis adalah kelanjutan medulla kearah bawah yang


dimulai tepat dibawah foramen magnum dan berakhir pada
diskus intervertebralis antara vertebrae lumbalis pertama dan
kedua sebagai struktur yang mengecil yang disebut conus
medullaris, terdiri dari segmen medulla spinalis sakralis
Medulla Spinalis

Memberi inervasi

Parasimpatis

 kandung
Sensorik Motorik
kencing dan usus
bagian bawah,
 Saddle Area  sfingter
yaitu dari flexura
lienalis kiri ke
rektum
Saraf pada regio cauda equina

Lumbal Semua akar


bagian bawah saraf sakralis

Oleh karena itu akar saraf region cauda equina membawa


sensasi dari ekstremitas bawah, somatom perineum, dan
serta motorik yang keluar ke ekstremitas bawah.
Sindrom cauda equina disebabkan oleh hilangnya
fungsi 2 atau lebih akar saraf yang membentuk cauda
equina. Ia didefinisikan sebagai kompleks gejala yang
meliputi low back pain, siatika unilateral atau yang lebih
khas bilateral, gangguan sensoris “saddle”, dan
kehilangan sensasi motorik dan sensori ekstremitas
bawah yang bervariasi, bersama-sama dengan gangguan
kandung kencing, usus dan disfungsi ereksi.
Onset gejala sindrom cauda equina dapat akut
atau kadang kronis. Hilangnya sensasi motorik
bervariasi dari kelemahan sampai paralysis flaksid
(sesuai waktu) tanpa tanda-tanda gangguan upper
motor neuron. Gejala sensoris meliputi “saddle
anesthesia” dan berbagai gangguan sensoris dan
ekstremitas bawah dari nervus L3 sampai coccygeus.
Definisi
 Cauda equina merupakan kumpulan akar saraf
intradural pada ujung medulla spinalis. Sindrom
Cauda Equina didefinisikan sebagai kompleks
gejala yang meliputi low back pain, siatika
unilateral atau yang lebih khas bilateral,
gangguan sensoris “saddle”, dan kehilangan
sensasi motorik dan sensori ekstremitas bawah
yang bervariasi, bersama-sama dengan gangguan
kandung kencing, usus dan disfungsi ereksi.
Anatomi
Patofisiologi
 Sindrom cauda equina disebabkan oleh
penyempitan apapun atau defisit pada canalis
spinalis yang menekan akar saraf di bawah level
medula spinalis.
 Beberapa penyebab sindrom cauda equina telah
dilaporkan, meliputi cedera traumatik, herniasi
diskus, stenosis spinalis, neoplasma spinal,
schwannoma, ependimoma, kondisi peradangan,
kondisi infeksi, dan penyebab iatrogenik.
Patofisiologi
Adapun anestesi spinal sebagai penyebab iatrogenik
pada Sindrom Cauda Equina terjadi karena:
 Pedicle screw dan laminar hook yang salah tempat.
 Anestesi spinal yang dilakukan secara kontinyu.
 Injeksi steroid epidural, injeksi lem fibrin, dan
penempatan free fat graft merupakan penyebab yang
juga dilaporkan sebagai penyebab sindrom cauda
equina meskipun jarang.
 Beberapa kasus melibatkan penggunaan lidokain
hiperbarik 5%. Rekomendasi yang ada menyebutkan
bahwa lidokain hiperbarik tidak dimasukkan dengan
konsentrasi yang lebih dari 2%, dengan dosis total
tidak melebihi 60 mg.
Gejala Klinis
 Low back pain
 Nyeri lokal secara umum merupakan nyeri dalam
akibat iritasi jaringan lunak dan corpus vertebra.
 Nyeri radikular secara umum adalah nyeri yang tajam
dan seperti ditusuk-tusuk akibat kompresi radiks
dorsalis. Nyeri radikular berproyeksi dengan distribusi
sesuai dermatom.
 Siatika unilateral atau bilateral
 Hipoestesi atau anestesi saddle atau perineal
 Kelemahan motorik ekstremitas bawah dan defisit
sensorik
 Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah
 Gangguan buang air besar
 Inkontinensia
 Konstipasi
 Hilangnya tonus dan sensasi anus

 Gangguan buang air kecil


 Retensi
 Sulitnya memulai miksi
 Berkurangnya sensasi urethra
 Secara khas, manifestasi buang
air kecil dimulai dengan
retensi urin dan kemudian diikuti oleh inkontinensia
urin overflow.
Pemeriksaan Fisik Dan
Neurologis
 Inspeksi : mencari beberapa manifestasi eksternal
dari nyeri, seperti : sikap tubuh yang abnormal,
pemeriksaan sikap tubuh dan gaya berjalan untuk
mengetahui kemungkinan dari defek dan adanya
kelainan pada tulang belakang
 Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
 Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah
 Sensoris ekstremitas bawah
 Colok dubur
Nyeri dan defisit dengan keterlibatan
akar saraf
Akar Defisit Defisit
Nyeri Defisit motorik
saraf sensorik refleks
L2 Paha bagian Paha bagian Kelemahan slight Suprapatella
anterior atas quadricep; fleksi yang sedikit
medial panggul; aduksi paha menurun
L3 Paha anterior Paha bagian Kelemahan Patella atau
lateral bawah quadricep; ekstensi suprapatella
lutut; aduksi paha
L4 Paha Kaki bagian Ekstensi lutut dan Patella
posterolateral; bawah sebelah pedis
tibia anterior medial
L5 Dorsum pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis dan Harmstring
ibu jari kaki
S1-2 Pedis bagian Pedis bagian Plantar fleksi pedis Achilles
lateral lateral dan ibu jari kaki
S3-5 Perineum Saddle Sfingter Bulbocaverno
sus; anus
Pemeriksaan Penunjang
 Radiografi
Foto polos harus dilakukan untuk menemukan perubahan destruktif, penyempitan
ruang diskus atau hilangnya alignment spinal.
 Myelografi Lumbal
Myelografi tidak lagi dilakuakan secara rutin karena tersedianya MRI. Myelografi
dipilih pada keadaan tertentu dimana MRI menjadi kontraindikasi (misalnya pasien
dengan pacemaker jantung). Obstruksi aliran kontras pada area kompresi
membantu untuk mengkonfirmasi level kondisi patologis yang dicurigai.
 CT-scan dengan atau tanpa kontras
CT-scan memberi detail tambahan tentang densitas dan integritas tulang yang
membantu dalam rencana terapi, khususnya pada kasus tulang belakang dan mana
instrumen untuk stabilisasi dibutuhkan setelah agen yang mengganggu dihilangkan
dari regio cauda equina. CT-scan yang dilakukan setelah myelografi dapat
menunjukkan blok kontras dan memperjelas kondisi patologis lebih baik dari yang
ditunjukkan denagn CT-scan.
 MRI
MRI adalah modalitas
yang paling membantu
untuk diagnosis kelainan
medulla spinalis dan
umumnya menjadi tes
yang dipilih untuk
membantu dokter dalam
mendiagnosis sindrom
cauda equina.
 Radionuclide scanning
Ini merupakan modalitas yang membantu saat
berhadapan dengan osteomyelitis dan infeksi
tulang belakang pada kondisi sindrom cauda
equina.
 Positron emission tomography scan
Positron emission tomography (PET) dalam
hubungannya dengan CT-scan dikatakan sebagai
modalitas yang berguna pada penderita sindrom
cauda equina dan keganasan pada tulang
belakang.
Pencegahan
Adapun saran-saran berikut dapat mengurangi potensi
neurotoksisitas:
(a) kateter harus dimasukkan cukup jauh ke dalam ruang
subarachnoid untuk mengkonfirmasi dan mempertahankan
penempatan, ini dapat menurunkan kemungkinan akumulasi
obat bius sakral;
(b) Gunakan konsentrasi efektif terendah untuk anestesi lokal;
(c) Apabila diduga terjadi maldistribusi obat bius, lakukan
manuver seperti mengubah posisi pasien, mengubah
kelengkungan lumbosakral, menggunakan anestesi lokal yang
berbeda, atau memanipulasi posisi kateter yang digunakan,
dan
(d) jika manuver tidak dapat memperbaiki masalah, gunakan
teknik anestesi yang berbeda.
Terapi
1. Terapi konservatif
Terapi dengan lipoprostaglandin dan
derivatnya telah dilaporkan efektif dalam
meningkatkan aliran darah ke regio cauda
equina dan mengurangi gejala nyeri dan
kelemahan motorik. Pilihan terapi ini harus
dilakukan untuk pasien dengan stenosis
spinal sedang dengan neurogenic claudication.
 Pilihan terapi medis lain berguna pada pasien-
pasien tertentu, tergantung penyebab yang
mendasari sindrom cauda equina. Obat anti
inflamasi dan steroid dapat efektif pada pasien
dengan proses inflamasi, termasuk spondilitis
ankilosa
 Pasien dengan sindrom cauda equina akibat
penyebab infeksius harus mendapat terapi
antibiotik yang sesuai. Pasien dengan neoplasma
spinal harus dievaluasi untuk kecocokan
terhadap terapi kemoterapi dan radioterapi
2. Terapi pembedahan
Pada banyak kasus sindrom cauda equina,
dekompresi emergensi pada canalis spinalis
merupakan pilihan terapi yang sesuai. Tujuannya
adalah untuk mengurangi tekanan pada saraf di
cauda equina dengan menghilangkan agen yang
mengkompresi dan memperluas ruang canalis
spinalis. Sindrom cauda equina telah dipikirkan
sebagai emergensi bedah dengan dekompresi
bedah yang diperlukan dalam 48 jam setelah onset
gejala.
Untuk pasien di mana herniasi diskus
merupakan penyebab sindrom cauda equina,
direkomendasikan laminotomi atau
laminektomi untuk memungkinkan
dekompresi canalis spinalis. Kemudian,
tindakan ini diikuti dengan retraksi dan
discectomy.
TERIMAKASIH

You might also like