You are on page 1of 63

 Nama : Tn.

SR
 Umur : 41 tahun
 Alamat : Kp. Bolong
 Pekerjaan : wirausha
 Masuk IGD : 24 April 2016
 Keluhan utama:
 Terdapat benjolan yang terasa nyeri pada buah
zakar sejak 3 SMRS.

 Keluhan tambahan:
 Sulit BAB sejak 3 SMRS
 Pasien datang ke IGD RSUD Bekasi dengan
keluhan terdapat benjolan yang terasa nyeri
pada buah zakar sejak 3 hari SMRS. Awalnya
benjolan sudah ada sejak 4 tahun yang lalu
Tetapi benjolan hilang timbul dan tidak terasa
nyeri. Benjolan timbul saat pasien bekerja
mengangkat beban, mengedan, dan batuk.
 Riwayat diabetes (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat batuk-batuk lama (-)
 Riwayat BAB sering mengedan (+)
 Pasien bekerja sebagai wirausaha
 Tidak sering mengangkat beban
 Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur
setiap hari
 Pasien merokok sejak masih muda
 Pasien jarang minum air putih
 Keadaan umum : Tampak
sakit sedang
 Kesadaran : Compos
mentis
 Tanda-tanda vital :
 TD :110/80 mmHg
 HR :78 x/menit, reguler, isi
cukup
 Suhu :36.9 0C
 RR :20 x/menit,
 Thorax:
 Paru
▪ I : gerakan nafas simetris kanan dan kiri, lesi (–)
▪ P: pengembangan dada simetris, tactile fremitus
simetris
▪ P: sonor pada kedua lapang paru
▪ A: suara nafas vesikuler, rhonci -/-, wheezing -/-
 Jantung
▪ I: ictus cordis tidak terlihat
▪ P: ictus cordis teraba
▪ P: kesan cardiomegaly (–)
 Status Lokalis regio scrotalis
I : benjolan pada scrotum ukuran 10x 5 cm,
warna kulit diatasnya lebih
Merah dari sekitarnya.
 P: Keras, permukaan licin, batas tegas, testis
tidak teraba, nyeri tekan (+)
 P: tidak dilakukan
 A: tidak dilakukan
 Ekstremitas :
 Akral hangat, tidak edema, CRT < 2 detik
Variabel Temuan Nilai Normal
Hb 14.1 g/dl 12-14 g/dl
Leukosit 6000 u/l 5000-10.000 u/l
Eritrosit 4.86 jt/ul 4 – 6 jt/ul
Ht 39.8% 40 – 54 %
Trombosit 386.000 /ul 150.000-
400.000/ul
GDS 149 mg/dl 60 – 110 mg/dl
Na 130 mmol/l 135 – 145 mmol/l
K 3.4 mmol/l 3.5 – 5 mmol/l
Cl 92 mmol/l 94 – 111 mmol/l
Hernia scrotalis sinistra inkaserata
 Hidrokel
 Tumor testis
 Orchitis
 Torsio testis
 Varicocele
 USG scrotum
 NGT dan kateter
 Cefoperazone 2x1 gr
 Ketorolac 1x1 inj
 OMZ inj 3x1
 IVFD RL 16 tts / m
 Profenid sup 1x2
 Posisi thendelenberg
 Rencana hernoirafi dan release usu
Penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan.
Hernia terdiri dari
• cincin
• kantong
• isi hernia
Menurut sifatnya hernia dibedakan menjadi :
1. Hernia reponibel
isi hernia dapat keluar dan masuk lagi ke dalam
rongga asal
2. Hernia irreponibel / hernia akreta
isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan
kedalam rongga asal, karena perlengketan isi
kantong dengan peritonium kantong hernia.
3. Hernia inkarserata
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut disertai terjadinya gangguan
pasase usus
4. Hernia strangulata
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong
terperangkap dan terjadi gangguan pasase usus
serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat
terjadi nekrosis.
Kongenital, prosesus vaginalis yang tidak
menutup
Anulus inguinalis internus yang lebar
Peninggian tekanan intraabdomen : batuk,
mengejan, mengangkat beban berat
Kelemahan otot dinding perut karena usia
jenis Reponibel nyeri obstruksi sakit toksik
Reponibel/ + - - - -
bebas
Ireponibel/ - - - - -
akreta
Inkarserata - + + + -
Strangulata - ++ + ++ ++
Kanalis inguinalis :
• Kraniolateral: annulus unguinalis internus
• Medial bawah : annulus inguinalis eksternus
• Atap : aponeurosis m. oblikus
eksternus
• Dasar : ligamentum inguinale
EPIDEMIOLOGI

• Laki-laki > perempuan


• Sebagian besar timbul di regio inguinalis
50% indirek
25% direk
Keluar dari rongga peritoneum melalui
annulus inguinalis internus yang terletak
sebelah lateral dari pembuluh darah
epigastrika inferior, kemudian masuk
kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari annulus
inguinalis eksternus
1. Hidrokel
Batas atas tegas , tidak dapat dimasukkan kembali. Testis
pada pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pemeriksaan
transiluminasi positif.
2. Limfadenopati inguinal
Perhatikan apakah ada infeksi pada kaki sesisi.
3. Testis ektopik, yaitu testis yang masih berada di kanalis
inguinalis.
4. Lipoma atau herniasi lemak properitoneal melalui cincin
inguinal.
5. Orchitis
Hernia yang melalui dinding inguinal
posteromedial dari vasa epigastrika inferior di
daerah yang dibatasi segitiga Hasselbach.
Direk langsung menuju anulus inguinalis
eksternus
Segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh :
Inferior : ligamentum inguinale,
Lateral : pembuluh darah epigastrika
inferior
Medial : tepi otot rectus
Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh facia transversa
yang diperkuat oleh serat aponeurosis m. transversus
abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga
daerah ini potensial untuk menjadi lemah.
Inspeksi :
1.Pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul pada
waktu mengedan , batuk atau mengangkat beban berat dan
menghilang pada waktu istirahat baring.
2.Bayi dan anak-anak adanya benjolan yang hilang timbul dilipat paha
biasanya diketahui oleh orang tua.
Palpasi :
Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba
konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat
direpoisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau
jari kelingking pada anak-anak, kadang cincin hernia dapat teraba
berupa annulus inguinalis yang melebar.
Kadang ditemukan silk sign, yaitu teraba gesekan dari 2 lapisan
kantong yang kosong
• Konservatif
- reposisi isi kantong
- penggunaan penyangga
• Operatif
- anak-anak : herniotomi
- dewasa : herniotomi dan herniorafi
(hernioraphy)
• Pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya
• Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan
apabila ada perlengketan
• Direposisi dan dijahit setinggi mungkin lalu
dipotong
• Memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus
• Menutup dan memperkuat facia transfersa
• Metode Bassini
menjahitkan facia transversa m. rectus abdominis dengan m.
oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint
tendon ke ligamentum inguinale Poupart
• Metode Mc Vay
menjahitkan fascia tranversa, M. tranversus abdominis, M.
oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper
• Batas kranioventral : ligamentum inguinalis
• Batas kaudodorsal : pinggir os pubis yang
terdiri dari ligamentum Iliopektineale
(ligamentum Cooper )
• Batas lateral : v. emoralis
• Batas medial : ligamentum lakunare
Gimbernati.
• Peninggian tekanan intraabdomen  mendorong
lemak preperitoneal ke dalam kanalis femoralis
• Penonjolan lebih besar, diikuti permulaan hernia
• Hernia femoralis dengan “lipoma” praperitoneal
• Lipoma dengan hernia membelok ke kranial
setelah keluar dari fosa ovalis
• Lipoma terletak kranial dari ligamentum inguinale
• Benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu
melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan
intraabdomen seperti mengankat barang atau batuk.
hilang pada waktu berbaring.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak dilipat


paha dibawah ligamentum inguinale di medial V.
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum.
Penatalaksaan
• Operasi terdiri dari herniotomy disusul dengan
hernioplasty dengan tujuan menjepit annulus femoralis.
• Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital
pada umbilicus yang hanya ditutup peritoneum
dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi
rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilicus.
• Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi
premature.
• Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan
lanjutan hernia umbilikalis pada anak.
• Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas
atau asites merupakan factor predisposisi.
Gejala klinik
• Umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat
jarang terjadi ulserasi.
• Pada orang dewasa inkaserasi lebih sering terjadi.

Penatalaksanaan
• Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan
mendekatkan tepi kiri dan kanan kemudian memancangkannya
dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3 minggu.
• Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan di
umbilicus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut.
• Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih
menonjol maka umumnya diperlukan koreksi
operasi.
• Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang
terjadi regresi spontan dan lebih sukar
diperoleh penutupan dengan tindakan
konservatif
• Merupakan hernia melalui suatu celah digaris
tengah di tepi cranial umbilicus, jarang terjadi
ditepi kaudalnya.
• Penatalaksanaannya yaitu berupa operasi.
• Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah
hernia yang keluar melalui defek dilinea alba
antara umbilicus dan prosesus xifoideus.
• Isi hernia terdari penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau tanpa kantong
peritoneum. Linea alba dibentuk oleh anyaman
serabut aponeurosis lamina anterior dan
posterior sarung M. rektus.
Gambaran klinik
• Perut kurang enak dan mual.
• Bila hernia kecil dan sukar diraba, biasanya
menimbulkan keluhan yang samar – samar.

Penatalaksanaan
• Terapi bedah merupakan reposisi isi hernia dan
menutup defek di linea alba.
Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua
hernia didinding perut bagian anterolateral
seperti hernia sikatrik. Hernia sikatrik merupakan
penonjolan peritoneum melalui bekas luka
operasi yang baru maupun yang lama.
Factor predisposisi :
• Infeksi luka operasi, dehisensi luka, teknik
penutupan luka operasi yang kurang baik, jenis
insisi, obesitas, peninggian tekanan intra
abdomen.
• Keadaan umum pasien yang kurang baik seperti
pada mal nutrisi dan juga pemakaian obat
steroid yang lama juga merupakan factor
predisposisi
Penatalaksanaan
• Pengelolaan konservatif menggunakan alat
penyanggah atau korset elastic khusus dapat
digunakan untuk sementara atau lebih lama bila
ada kontraindikasi pembedahan.
• Terapi operatif berupa herniotomy dan
hernioplasty dengan tujuan menutup defek
dilapisan muskuloaponeurosis. Bila defek besar
diperlukan bahan sintetis seperti marleks.
• Hernia yang jarang ditemukan, kebanyakan
ditemukan pada hernia femoralis atau
obturatoria.
• Komplikasi dapat berupa strangulasi sehingga
terjadi perforasi usus yang pada hernia
femoralis tampak seperti abses di daerah
inguinal.
HERNIA LITTRE
Hernia yang sangat jarang ditemukan ini merupakan hernia
yang mengandung divertikel Meckel.
• Merupakan hernia interstitial dengan atau tanpa isinya
melalui facia spieghel.
• Jarang dijumpai, biasanya pada usia 40-70 tahun.
• Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di
sebelah atas titik Mc Burney kanan atau kiri pada tepi
lateral M. rectus abdominis.
• Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan USG.
• Pengelolaan terdiri dari herniotomy dan hernioplasty.
• Merupakan hernia yang melalui foramen obturatorium.
• Hernia ini dapat berlangsung dalam 4 tahap, pertama
tonjolan lemak retroperitoneal masuk kedalam kanalis
obturatorius, kedua disusul oleh tonjolan peritoneum
parietal, ketiga kantong hernia ini mungkin di isi oleh
lekuk khusus, ke empat yang dapat mengalami inkarserasi
parsial seiring secara Richter atau total.
• Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parestesi didaerah panggul,
lutut, dan bagian medial paha akibat penekanan pada N.
obtiratorius ( tanda Howship-Romberg ) yang
patognomonik
• Merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek
dasar panggul.
• Pada diagnosis tampak dan teraba banjolan di perineum
yang mudah keluar masuk dan jarang inkarserasi.
• Pengelolaan operatif dianjurkan dengan peningkatan
transperitoneal, perineal, atau kombinasi abdomen dan
perineal.
• Merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai
skrotum.
• Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat
direposisi, atau jika tidak dapat direposisi atas dasar tidak
ada pembatasan jelas disebelah cranial dan adanya
hubungan ke cranial melalui anulus eksternus.
• Merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai
labium mayus.
• Secara klinis tampak benjolan pada labium mayus yang
jelas pada waktu berdiri, dan mengedan. Menghilang pada
waktu berbaring.
• Diagnosa banding dipikirkan hernia femoralis dan kista di
kanalis Nuck yang menonjol dikaudal ligamentum
inguinalis dan bilateral tuberkulum pubikum.
• Kejadian hernia bilateral pada pria dan wanita sama.
• Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak
dilakukan dalam satu tahap. Mengingat kejadian hernia ini
cukup tinggi pada anak, maka kadang dianjurkan
eksplorasi kontralateral secara rutin, terutama pada hernia
inguinalis sinistra. Pada hernia bilateral orang dewasa,
dianjurkan untuk melakukan operasi dalam satu tahap,
kecuali jika ada kontraindikasi. Hernia inguinalis medialis
umumnya ditemukan bilateral.
• Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan
hernia inguinalis medialis pada satu sisi.
• Diagnosis umunya sukar ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis, biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.
• Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inguinalis yaitu
herniotomy dan hernioplasty.
Terapi Umum
1. Konservatif
 Hernia umbilikalis  sebelum anak umur 2 tahun
 Hernia ventralis  pemakaian korset sementara

2. Operatif
 Hernia inkaserata dan strangulata  nekrotik 
dilakukan reseksi
Pendekatan dengan penderita berbaring dalam
posisi :
a) Trendelenburg 40 derajat
b) Menggunakan 3 trokar

You might also like