You are on page 1of 24

OLEH : KELOMPOK 3

• Penyakit Asma (Asthma) adalah


suatu penyakit kronik (menahun) yang
menyerang saluran pernafasan
(bronchiale) pada paru dimana
terdapat peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale sehingga
mengakibatkan penyempitan saluran
nafas yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.
• Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki
mengalami kejang dan jaringan yang melapisi
saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir ke
dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil
diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat
tenaga supaya dapat bernafas.
• Penderita asma saluran pernapasannya
memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka
terhadap berbagai rangsangan (bronchial
hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas)
• Serbuk sari
• Makanan
• Tekanan jiwa
• Bau/ Aroma menyengat (Misalnya: parfum)
• Olahraga
Hewan berbulu
• Obat inhibitor Prostaglandin (NSAID)
• Obat-obat antagonis simpatis yg ß1 (antagonis
reseptor beta1, adrenergik), ex: obat
hipertensi, obat jantung (propanolol)
• Zat-zat hasil industri
ex: obat anti serangga.
• Pernafasan berbunyi (wheezing/ mengi/
bengek) terutama saat mengeluarkan nafas
(exhalation). Tidak semua penderita asma
memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak
semua orang yang nafasnya terdengar
wheezing adalah penderita asma
• Adanya sesak nafas sebagai akibat
penyempitan saluran bronki (bronchiale).
• Batuk berkepanjangan di waktu malam hari
atau cuaca dingin.
• Adanya keluhan penderita yang merasakan
dada sempit.
• Serangan asma yang hebat menyebabkan
penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
• Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk
menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-
faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan
asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki
ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi
pemicu serangan asmanya.
• Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita
sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi
disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai
obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
• Turunan xantin (bronkodilatasi), ex: aminophilyn,
theofillyn.
• Kortikosteroid (anti inflamasi)
ex:prednison, metilprednisolon
• Imunosupresan (obat yang menekan reaksi AgAb
juga sebagai anti inflamasi) ex:metotreksat
• Garam-garam kromolin (profilaksis, untuk
mencegah keluarnya AH=anti histamin)
Asma dapat diterapi dengan 2 macam cara:
• Cara pertama merupakan terapi non-obat,
dapat dilakukan dengan menghindari
pemicunya, atau dengan terapi napas (senam
asma).
• Cara kedua dengan melibatkan obat-obat
asma
JANGKA PANJANG

JANGKA PENDEK
• Untuk penggunaan jangka panjang yang berguna
mengontrol gejala asma dan sebagai terapi untuk
mencegah kekambuhan (long-term prevention)
• Obat jangka panjang memberikan pencegahan
jangka panjang terhadap gejala asma, menekan,
mengontrol, dan menyembuhkan inflamasi jika
digunakan teratur namun tidak efektif untuk mengatasi
serangan akut.
Antara lain :
• Kortikosteroid inhalasi : merupakan obat paling
efektif
• Beta-2 agonis : aksi panjang
• Metil ksantin (teofilin) : mengatasi gejala asma pada
malam hari (gejala nocturnal)
• Kromolin dan Nedokromil : sebagai anti inflamasi
BACK TO…
• Obat asma untuk penggunaan jangka pendek yang
merupakan pengobatan cepat untuk mengatasi
serangan asma akut (short-term relief).
Untuk jangka pendek, berupa obat-obat
bronkodilator. Seperti :
• Salbutamol
• Terbutalin
• Ipratropium
• kortikosteroid oral
BACK TO…
Untuk jangka panjang dan pendek, dapat
digunakan obat-obat sistemik, seperti :
Prednisolon
Prednison
Metilprednisolon
• Kortikosteroid hirup, pada ibu hamil berefek
pada rendahnya berat bayi yang lahir dan
memperlambat pertumbuhan anak-anak jika
digunakan selama bertahun-tahun.
• Kortikosteroid inhalasi berefek samping lokal
pada anak-anak seperti batuk, rasa haus, dan
kekakuan lidah bila pemberian melalui
nebulizer, meningkatkan kejadian osteoporosis
pada wanita.
• Kortikosteroid oral dapat saja digunakan untuk
jangka panjang, tetapi hanya boleh digunakan
kalau obat lain telah gagal sebab beresiko
osteoporosis.
• Teofilin, pada anak-anak, menimbulkan
hiperaktivitas dan gangguan pencernaan.
• Obat-obat sistemik dalam jangka pendek
dapat meningkatkan berat badan, hipertensi,
gemuk air karena retensi cairan, dan jangka
panjangnya menimbulkan moon face,
perlambatan pertumbuhan, diabetes, dan
penipisan jaringan kulit.
• Obat-obat jenis beta agonis adalah yang paling sering
diberikan karena menurut hasil riset obat-obat beta
agonis tidak meningkatkan risiko timbulnya kelainan
kongenital dan kelainan lain. Albuterol atau salbutamol
adalah jenis beta agonis yang paling banyak digunakan.
• Apabila beta agonis tidak memberikan perbaikan, pada
terapi asma akut secara umum dan pada wanita hamil
dapat disertakan pemberian bronkodilator seperti
Nebulized Ipratropium.
• HASBULLAH MARWAN (03)
• SHEILLA RIESMA INTANI (10)
• IRMA FEBYANA (17)
• WILSON (24)
• ANDI YUSRAN (31)

You might also like