You are on page 1of 32

• Telinga

mempunyai
reseptor khusus
untuk
mengenali
getaran bunyi
dan untuk
Pendahuluan

 Manusia tergantung dari beragam stimulus sensori untuk memberi


makna dan kesan pada kejadian yang telah terjadi pada lingkungan
mereka
• Beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan
persepsi yang datang dari banyak sumber melalui:
– Indera penglihatan (visual)

– Indera pendengaran (auditori)

– Indera perabaan (taktil)

– Indera penciuman (olfaktori)

– Indera pengecap/rasa (gustatori)


Lanjutan...

 Telingan merupakan alat penerima gelombang suara atau


gelombang udara kemudian gelombang mekanik ini diubah
menjadi implus listrik dan diteruskan ke korteks
pendengaran melalui syaraf pendengaran
 Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan
 Telingan manusia menerima dan mentransmisikan
gelombangn bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan
dianalisa dan di interpretasikan
Gambar Anatomi Telinga
1. Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri atas :

1.Daun telinga (Aurikula)

2.Liang telinga (Meatus Akustikus

Eksterna)
Terdiri dari tulang
rawan dan kulit
Terdapat konkha,
tragus, antitragus,
helix, antihelix dan
lobulus
 Fungsi utama aurikel
untuk menangkap
gelombang suara dan
mengarahkannya ke
dalam MAE
Aurikula mempunyai kerangka
dari tulang rawan yang
dilapisi oleh kulit. Di bagian
anterior aurikula, kulit
tersebut melekat erat pada
perikondrium sedangkan di
bagian posterior kulit melekat
secara longgar.
Bagian aurikula yang tidak
mempunyai tulang disebut
lobulus
Liang telinga (Meatus Akustikus Eksterna)
MAE merupakan saluran yang
menuju ke arah telinga tengah
dan berakhir pada membran
timpani.
MAE mempunyai diameter 0,5cm
dan panjang 2,5 – 3 cm
Fungsinya: menyalurkan secara
langsung gelombang suara ke
membran tympani
Liang telinga yang bersudut
membuat kotoran, seperti debu
atau serangga, sulit menembus
bagian yang lebih dalam.
Dinding MAE sepertiga
bagian lateral dibentuk
oleh tulang rawan yang
merupakan kelanjutan
dari tulang rawan
aurikula dan disebut
pars kartilagenus.
Bagian ini bersifat
elastis dan dilapisi kulit
yang melekat erat pada
perikondrium
serumen dan furunkel
hanya dapat ditemukan
di sepertiga bagian
lateral MAE.
2. Telinga Tengah (Auris Media)

Terdiri dari :
a. Membran tympani
b. Ossicles / tulang pendengaran
maleus, inkus dan stapes
c. Tuba Eusachius
Membran Timpani
Merupakan pemisah antara
telinga luar dan telinga
tengah
Membran fibrosa tipis yang
berwarna kelabu mutiara,
Berbentuk bundar dan cekung
Fungsinya : Melindungi
telingah tengah dan
menyalurkan getaran suara
dari telinga luar ke ossicles.
Pada membran timpani
terdapat osikula yang terdiri
atas maleus, inkus, dan
osikula
Ketiga tulang pendengaran tersebut
(maleus,inkus, stapes) satu dengan yang
lain dihubungkan dengan suatu persendian,
sehingga merupakan suatu rangkaian yang
disebut rantai osikula.
Ossicles / tulang pendengaran
Terdiri dari tulang martil
(maleus), tulang
landasan (inkus), dan
tulang sanggurdi
(stapes)
Merupaka tulang terkecil
pada tubuh manusia.
 Berfungsi menurunkan
amplitudo getaran yang
diterima dari membran
tympani dan
meneruskannya ke
jendela oval
Tuba Eustachius
Saluran yang
menghubungkan
kavum timpani dengan
nasofaring, berbentuk
terompet, panjang 37
mm.
Saluran ini berfungsi
menjaga
keseimbangan tekanan
udara pada telinga luar
dengan telinga tengah
3. Telinga Dalam (Auris Interna)
 Telinga bagian dalam terdiri atas
tiga bagian, yaitu jendela
(tingkap), labirin, dan organ korti.

Tingkap atau jendela pada telinga


ada dua macam yaitu tingkap
oval dan tingkap bulat (jorong).
 Telinga dalam terdiri dari rongga
yang menyerupai saluran-
saluran. Rongga-rongga ini
disebut labirin tulang dan rongga
yang dilapisi membran disebut
labirin membran. Labirin tulang
terdiri dari tiga bagian yaitu
Vestibula, Koklea (rumah siput),
dan tiga saluran setengah
lingkaran.
Telinga Dalam (Auris Interna)

Auris interna disebut juga labirin. Di


dalamnya terdapat dua alat yang saling
berdekatan yaitu :
 Organ status (alat imbang) dan

Organ auditus (alat dengar)


Organ status (alat imbang)
Terdiri atas 3 Kanalis semisirkularis yaitu kanalis

semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis


vertikal posterior (interior) dan kanalis
semisirkularis vertikal anterior (superior). Alat
keseimbangan inilah yang membuat seseorang
menjadi sadar akan posisi tubuhnya dalam suatu
ruangan. Jika alat ini terganggu akan timbul
keluhan pusing atau vertigo.
Organ auditus (alat dengar)
Alat pendengaran terdiri dari koklea yang
berbentuk rumah siput dengan dua setengah
lingkaran yang akan mengubah getaran
suara dari sistem konduksi menjadi sistem
saraf. Jika alat ini terganggu akan timbul
keluhan kurang pendengaran atau tuli.
Mekanisme Pendengaran
Mekanisme Pendengaran

Proses mendengar
diawali dengan

Proses
Konduksi Proses
transmisi

Ditangkapnya suara Menggetarkan


oleh daun telinga membran timpani dan Proses
dalam bentuk Diteruskan menggerakan tulang transduksi
gelombang suara oleh liang pendengaran
telinga (Amplifikasi)
Fisiologi pendengaran

 Proses pendengaran diawali dengan masuknya gelombang bunyi yg ditangkap pleh


daun telinga melewati meatus acusticus externus. Meatus acusticus externus ini
menyerupai pipa kira-kira sepanjang 2,5cm sehingga memiliki mode resonansi
dasar pada frekuenzi 4kHz. Kemudian gelombang suara yang telah ditangkap akan
membuat membrane tympani bergetar. Seseorang menerima suara berupa getaran
pd membrane tympani dalam daerah frekuensi pendengaran manusia. Getaran
tersebut dihasilkan dari sejumlah variasi tekanan udara yang dihasilkan oleh
sumber bunyi dan dirambatkan kemedium sekitarnya yg disebut medan akustik.
Variasi tekanan diatmosfer disebut tekanan suara, dalam satuan pascal. Setelah
melalui membrane tympani selanjutnya getaran tersebut akan menggetarkan tulang
telinga (maleus, incus dan stapes). Ketiga tulang ini mengubah gaya kecil dari
partikel udara pd gendang telinga menjadi gaya besar yg menggerakkan fluida dan
koklea (1kHz). Pada koklea terdapat basiliar yg bentuknya seperti serat yg
panjangnya sekitar 32 mm. Getaran dari tulang pendengaran diteruskan melalui
jendela oval yg akan menggerakkan fluida sehingga membran basiliar ikut bergetar
akibat resonansi. Organ korti pada permukaan basiliar yang terdiri dari sel-sel
rambut mengubah getaran mekanik menjadi sinyal listrik. Laju firing rate (sel
rambut) diransang oleh getaran membrane basiliar. Kemudian sel saraf aferen
menerima pesan dari sel rambut dan meneruskan ke syaraf auditori, yg akan
membawa informasi tersebut ke otak yaitu korteks serebri area pendengaran dan
disadari sebagai ransangan pendengaran
Mekanisme Pendengaran
 Sensitivitas Telinga Manusia
 Telinga manusia dapat mendengar bunyi
dengan frekuensi 20 – 10.000 Hertz (Hz).
Frekuensi tersebut disebut audiosound,
sedangkan frekuensi dibawah 20 Hz
disebut infrasound dan di atas 20.000 Hz
disebut ultrasound.
 Dengan bertambahnya usia, kemampuan
mendengar frekuensi tinggi akan semakin
menurun. Bunyi yang paling sensitif bagi
telinga manusia adalah yang frekuensinya
500-2000 Hz yang
disebut frekuensi bicara.
Tes Pendengaran
1. TEST BERBISIK
Test semi kualitatifmemeriksa derajat ketulian secara
kasar
2. TEST PENALA
Test Rinne: membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang
Weber : Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan
tulang telinga kanan
Schwabach: Membandingkan hantaran tulang yang
diperiksa dengan orang yang pendengarannya normal
3. Tes Audiotori

Tes
Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran
1. Gangguan pendengaran konduktif (Tuli konduktif)yaitu gangguan
dengar yg disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/telinga
bagian tengah. Sedangkan syaraf pendengarannya masih baik,
dapat terjadi pd orng dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga
luar atau adanya serumen di liang telinga
2. Gangguan pendengaran sensori neural (Tuli perseptif/Saraf) atau
Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat kerusakan saraf
pendengaran (nervus auditorius), meskipun tidak ada gangguan
telingan bagian luar/tengah
3. Gangguan pendengaran campuran (gabungan tuli konduktif dan tuli
perseptif) adalah campuran kedua jenis gangguan dengar diats ,
selain mengalami kelainan di telinga luar dan tengah juga
mengalami gangguan pada syaraf pendengaran
1. Gangguan pendengaran konduktif
(Tuli konduktif)
transmisi gelombang suara tidak dapat
mencapai telinga dalam secara efektif.
Alasan paling umum karena:
Penyumbatan telinga kanal
Perforasi drum telinga
Build-up cairan karena infeksi telinga
disebut lem telinga

Penyebab lain : obstruksi ; kelainan organ


2. Gangguan pendengaran sensori neural
(Tuli perseptif/Saraf)
terjadi dimana saraf
pendengaran dan saraf
lainnya yang membawa
informasi dari suara yang
terdengar otak rusak
karena usia atau cedera.
Gangguan pada kohlea
Penyebab :
Aterosklerosis, Infeksi ,
Obat-obatan , Intensitas
suara tinggi, Lansia
(presbiaskus)
3. Gangguan pendengaran campuran
(gabungan tuli konduktif dan tuli perseptif)

Penyebab :
1. Kerusakan telinga luar dan tengah karena :
Sumbatan meatus, akustikus eksternus oleh
serumen/benda asing.
Kerusakan ossikula auditus
Penebalan membran tympani
2. Kerusakan sel rambut luar oleh
antibiotik/pemaparan lama kebisingan
 MENCEGAH TERJADINYA Ggg
MENDENGAR
1. Perawatan telinga sehat
Tidak perlu selalu membersihkan liang telinga, Kecuali ada
sumbatan oleh serumen
2. Cegah penyakit telinga/trauma
 Menghembuskan napas berlebihan pada tuba eustahius ke
telinga tengah peradangan.
 Bila ada keluhan pada telinga : sakit, bengkak,
mengeluarkan cairan, rasa tersumbat minta pertolongan
pada pelayanan kesehatan.
3. Cegah keadaan yang menyebabkan infeksi/trauma :
 Memasukkan benda asing, untuk mengeluarkan
serumen/menghilangkan gatal
 Berenang pada air tergenang/kotor
 Menetesi telinga dengan obat kadaluarsa.
 Mencegah kebisingan
 Tingkat kebisingan atau
 Gunakan penutup telinga.
PERLUKAH SERUMEN DITELINGA
DIBERSIHKAN?????
Secara alamiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar
sendiri. Dengan begitu serumen tidak perlu dibuang, kecuali
jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga
menghalangi masuknya gelombang suara ke telinga dalam.
Dalam kadar normal, serumen hanya menutupi permukaan
dinding telinga. Jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi,
begitu seterusnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi
masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat
kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian
yang lebih dalam.
Biasanya serumen akan terbentuk sedikit demi sedikit,
kemudian akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dengan
membawa serta berbagai kontaminan yang terperangkap
bersamanya. Setelah sampai di luar lubang telinga, serumen
akan hilang menguap oleh panas. Namun, kondisinya mungkin
berbeda pada setiap orang, bergantung pada banyaknya
produksi serumen.

You might also like