You are on page 1of 9

WARA’ SEBAGAI

PSIKOTERAPI

Ariani Mila Rosa


(1501450972)
Fitriah
( 1501450977)
Faridah Hasanah
(1501450976)
• Apa yang dimaksud dengan wara’?
• Bagaimana contoh pengaplikasian wara’?
• Bagaimana peran wara’ sebagai psikoterapi?
PENGERTIAN WARA’
• Dalam tradisi sufi yang di maksud dengan wara' adalah
meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas atau belum jelas
hukumnya (subhat). Hal ini berlaku pada segala hal atau
aktifitas kehidupan manusia, baik yang berupa benda maupun
perilaku seperti makanan, minuman, pakaian, pembicaraan,
perjalanan, duduk, berdiri, bersantai, bekerja, dan lain-lain.
• Di samping meninggalkan segala sesuatu yang belum jelas
hukumnya, dalam tradisi sufi wara' juga meninggalkan segala
hal yang berlebihan, baik berwujud benda maupun perilaku.
Lebih dari itu juga meninggalkan segala hal yang tidak
bermanfaat atau tidak jelas manfaatnya
NEXT…

• Menurut al-Jurjani wara' adalah menghindari hal-hal yang


syubhat (samar) karena takut terjerumus ke dalam hal-hal
yang haram.
• Menurut ibn Allan ash-Shidiqi menyatakan bahwa menurut
para ulama, wara' adalah meninggalkan apa-apa yang boleh
untuk menghindarkan dari apa-apa yang tidak boleh.
• Sedangkan menurut Ibnu Ujaibah, wara' adalah menahan diri
dari berbuat sesuatu yang dampaknya makruh.
TINGKATAN WARA’

• Wara' orang awam adalah meninggalkan segala


sesuatu yang syubhat, sehingga dia tidak terjerumus ke
dalam lumpur dosa.
• Wara' orang khawwash adalah meninggalkan apa-apa
yang mengotori hati dan membuatnya selalu dalam
kekhawatiran dan kekacauan.
• Sedangkan wara' orang khawwashulkhawwash adalah
menolak segala ketergantungan kepada selain Allah
dan menutup pintu harapan kepada Segala sesuatu
selain Dia.
CONTOH PENGAPLIKASIAN WARA’

• Dalam Faidh al-Qadir, al-Manawi mengisahkan bahwa Ibnu


Mubarak pernah kembali dari Khurasan menuju Syam hanya
untuk mengembalikan sebuah pulpen yang pernah
dipinjamnya.
• Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada suatu ketika
Abu Bakar ash-Shiddiq memakan makanan yang dibawa oleh
salah seorang budak beliau. Lalu budak beliau mengatakan
bahwa di dalam makanan itu terdapat syubhat. Mengetahui
hal itu, beliau langsung memasukkan tangannya ke dalam
mulut dan memuntahkannya semua makanan yang ada dalam
perutnya.
WARA’ SEBAGAI PSIKOTERAPI

Secara psikologis seseorang yang banyak melakukan dosa atau


pelanggaran etik dan moral akan menjadikan dirinya dihantui
oleh perasaan cemas dan takut, yang dalam istilah psikoanalisis
disebut moral anxiety (kecemasan moral). Dan hal ini akan
berdampak negatif atau menimbulkan penyakit baik fisik
maupun psikis. Karena perasaan ini senantiasa terpendam
dalam alam bawah sadarnya.
NEXT...

Untuk menjaga diri seseorang dari penyakit tersebut tidak lain


adalah dengan menjauhkan diri dari perbuatan dosa atau
pelanggaran etika. Yakni dengan mengendalikan segala hasrat,
kedinginan, dan nafsu (id) serta pengaruh lingkungan dan
sekitarnya (ego). Selanjutnya hanya mengikuti apa yang
didorong oleh hati nuraninya (super ego). Dengan kata lain
untuk menghindarkan diri dari penyakit, baik fisik maupun
psikis seseorang harus mampu mengontrol keinginan dan
nafsunya, serta tidak melakukan sesuatu hanya karena
mendatangkan kesenangan dan menghindari kesusahan, atau
hanya karena mengharapkan imbalan. Namun melakukan
sesuatu hanya karena sesuatu tersebut memang "seharusnya"
dilakukan.

You might also like