You are on page 1of 56

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2017
 Anatomi dan fisiologi Sistem limbik
 Anatomi dan fisiologi Hipotalamus
 Anatomi dan fisiologi Medulla spinalis
 Anatomi dan fisiologi Medulla oblongata
 Anatomi dan fisiologi Sistem saraf
kranial
 Anatomi dan fisiologi Sistem saraf spinal
 Anatomi dan fisiologi Sistem saraf
otonom (simpatis, parasimpatis,konsep
refleks dan sensibilitas)
Merupakan struktur yang
mengacu pd sebuah bentuk
cincin interkoneksi yg terdiri atas
struktur-struktur:
 otak depan (mengelilingi batang
otak
 batang otak ( dihubungkan oleh
jalur-jalur yang rumit), yaitu :
 lobus2 korteks serebri,
 basal nuclei,
 talamus dan hipotalamus.

Berfungsi mengontrol
ekspresi emosi, pola perilaku
sosioseksual dan fungsi hidup
dasar (perilaku makan,
berhubungan dg perubahan
somatik dan otonom tubuh
(Perilaku instingtif)
 Sistem limbik terletak di bagian tengah otak,
membungkus batang otak
 Sistem limbik itu sendiri diartikan
keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur
tingkah laku emosional dan dorongan
motivasional.
 Bagian utama sistem limbic adalah
hipothalamus dan struktur-strukturnya yang
berkaitan
´
Komponen limbik antara lain :
 Hipotalamus
 Thalamus
 Amigdala
 hipocampus
 kortes limbik.
Sistem limbic :
 Mengendalikan emosi
 Mengendalikan hormone
 Memelihara homeostasis
 Mengendalikan rasa haus, rasa lapar
 Seksualitas
 Pusat rasa senang
 Metabolisme
 Memori jangka panjang.
Cortexcerebri

A Cingulate gyrus
B. Fornix
C.Anterior thalamicnuclei
D. Hypothalamus
E.Amygdaloid nucleus
F. Hippocampus
 Sistem limbic ( amigdala, thalamus dan
hipotalamus )

sistem otonom
 Stimulus emosi dari luar
 Langsung potong jalur masuk ke sistem
Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang
mengatur fungsi intelektual yang mampu
melihat stimulus tadi secara lebih obyektif
dan rasional.
 Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang
sedang mengalami emosi kadang perilakunya
tidak rasional
Hindbrain
HIPOTALAMUS: FUNGSI PRILAKU
Efferent nerves
Hipotalamus lateral :RasaHaus dan Lapar meningkat
Afferent
-Agresif -Marahnerves Symphathetic

Ventromedial : Rasa Kenyang,Tenang


Nuklei Paraventrikuler : Rasatakut dan terhukum Parasymphahetic
Anterior dan Posterior : Seksual

Medulla

Pons
NERVOUS SYSTEM

Central NS Peripheral NS

Brain Spinal cord Somatic NS Autonomic NS

Pusat afektif sistem limbik


Forebrain mengatur hasrat, rasa enggan, motivasi
Hindbrain
Efferent nerves
Midbrain mengatur aktifitas tubuh
Afferent nerves Symphathetic
Reticular
FormationTranquilizer
(extend to
midbrain) menekan sistem limbik Parasymphahetic
afektif menurun
Cerebrum Limbic
system Medulla
Thalamus Cerebelum

Hypothalamus Pons
NERVOUS SYSTEM

Central NS Peripheral NS
Hubungan dengan
Brain
Proses BelajarSomatic NS
Spinal cord Autonomic NS

Forebrain Stimulus (Belajar)-tidak


Hindbrain
Efferent nerves
Midbrain merangsang afektif -acuh
Afferent nerves Symphathetic
Reticular
Formation Stimulus (Belajar)-merangsang
(extend to
midbrain)
afektif - penguatan stimulus Parasymphahetic
-jejak ingatan menguat
Cerebrum Limbic
system Medulla
Thalamus Cerebelum

Hypothalamus Pons
Hipokampus
 Bagian
Central NSmedial korteks Peripheral NS
temporal yang memanjang
Brain Spinal cord Somatic NS Autonomic NS
 Stimulus hipokampus, talamus
Forebrain ant, hipotalamus, forniks
Hindbrain
Efferent nerves
Midbrain

 Rangsangan
Reticular hipokampus
Afferent nerves Symphathetic

mempengaruhi
Formation
(extend to prilaku
midbrain) Parasymphahetic

 Dapat
Cerebrum Limbic
terangsang berlebihan
dapat
Thalamus
terjadi
system
kejang lokal
Medulla
Cerebelum

Hypothalamus Pons
Hipokampus - Belajar

Peran penting dalam konsolidasi


ingatan menjadi ingatan jangka
panjang

Kerusakan: Amnesia anterograd dan


retrograd
Terletak di bawah kortek tiap pole
medial ant lob temporal

Menerima stimulus dari korteks limbik,


terutama area asosiasi auditori dan
visual

Rangsang
gerak involunter (tonik, klonik,ritmis)
Afektif, seksual
 Relate environmental stimuli to coordinated
behavioral autonomic and endocrine
responses seen in species-preservation.
 Responses include:
Feeding and drinking
Agnostic (fighting) behavior
Mating and maternal care
Responses to physical or emotional stresses.
 KluverBucy syndrom :

 Memeriksa objek dengan mulut


 Hilang rasa takut
 Agresifitas menurun, jinak
 Kebiasaan makan berubah
 Buta psikis
 Sesualitas meningkat
 Fungsi : Area asosiasi mengatur prilaku

Kerusakan Korteks temporal ant:


Kluver Bucy syndrom

Kerusakan Frontal orbita post:


insomnia,gelisah

Kerusakan Girus singulata dan


subkalosal:pemarah, agresif
 Berfungsi sebagai:
◦ “Stasiun penyambung”
◦ Pusat integrasi sinap untuk pengolahan pendahuluan semua masukan
sensorik dalam perjalanannya ke korteks.
 Penting menyaring sinyal yang tidak bermakna dan mengarahkan
impuls2 sensorik penting ke daerah korteks somatosensorik yang
sesuai, serta ke daerah lain.
 Bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi korteks 
penting untuk mengarahkan perhatian ke rangsangan yang
menarik.
 Contoh: orang tua dapat tidur nyenyak walaupun di luar rumah
bising, tetapi cepat terbangun ketika mendengar rengekan bayi kecil
mereka.
 Menentukan kesadaran kasar berbagai jenis sensasi tetapi tidak
dapat membedakan lokasi atau intensitasnya.
 Kumpulan nukleus spesifik dan serat
terkait
 Terletak di bawah talamus.
 Pusat integrasi untuk banyak fungsi
homeostatik penting.
 Penghubung penting dalam sistem saraf
otonom dan sistem endokrin.
HIPOTALAMUS

Daerah otak yang paling jelas terlibat dalam


pengaturan langsung lingkungan internal.
 Secara spesifik:
 Mengontrol suhu tubuh.
 Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin.
 Mengontrol asupan makanan.
 Mengontrol sekresi hormon2 hipofisis anterior.
 Menghasilkan hormon2 hipofisis posterior.
 Mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran
susu.
 Sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom
utama, yg akan mempengaruhi semua otot polos,
otot jantung dan kelenjar eksokrin.
 Berperan dalam perilaku dan emosi.
 Participates in the sleep-wake cycle.
 Contoh:  Contoh:
 Apabila tubuh dingin, hipotalamus  Seorang yang merasa kedinginan
mencetuskan respon internal akan termotivasi untuk secara
untuk meningkatkan panas sadar memakai baju hangat,
(menggigil) & untuk menurunkan menutup jendela, menyalakan
pengeluaran panas (konstriksi pemanas, ….
pemb.darah kulit)
 Bahkan aktivitas volunter ini
sangat dipengaruhi oleh
hipotalamus yang sebagai bagian
dari sistem limbik berfungsi
bersama korteks mengontrol
emosi dan perilaku yang
dimotivasi.
 Berawal dari medula oblongata ke arah
kaudal mll foramen magnum, berakhir
diantara vertebra L1 dan L2
 Penghubung otak dengan seluruh
tubuh/perifer (PNS)
 Berperan langsung dalam proses/
gerak refleks
 Mengandung 31 psg saraf spinal
 Cervikal
 Thorakal
 Lumbal
 Sakral
 Koksigeal
 Penebalan Cervikal +
lumbal
 Kauda equina
 Konus medullaris
 Filum terminale
Refleks
• Cepat, otonom, respon yang tidak disadari
• Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks – jalur saraf terpendek
 Disekresi oleh pleksus
khoroid ke ventrikel2 di
otak
 Cairan bening/seperti air
 Sebagai penahan
goncangan
 Tempat pertukaran nutrien
antara darah dan sistem
saraf
 Digunakan untuk deteksi
penyakit meningitis
Menghubungkan otak dengan sumsum
tulang belakang
Terdiri dari 2 daerah :
 Medulla Oblongata – bag bawah batang
otak, menghubungkan pons dg sumsum
tlg blkg, mengendalikan denyut jantung ,
kecepatan bernafas dan aliran darah
dalam pembuluh
 Pons – menyampaikan sinyal dari
serebrum ke serebelum
 Saraf kranial I: olfaktorius
 Saraf kranial II: optikus
 Saraf kranial III: okulomotorius
 Saraf kranial IV : trokhlearis
 Saraf kranial V: trigeminalis
 Saraf kranial VI: abdusens
 Saraf kranial VII: fasialis
 Saraf kranial VIII: vestibulokohlear
 Saraf kranial IX: glosofaringeal
 Saraf kranial X : vagus
 Saraf kranial XI : asesorius
 Saraf kranial XII: hipoglosus
• I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima &
menghantar impuls pada sensasi penciuman
• II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina
mata
• III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens)
= serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
• III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot
siliaris intrinsik & otot sfingter iris
• V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut
campuran
• VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik
mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal
• VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di
telinga dalam dan mempersarafi pendengaran &
keseimbangan
• IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi
lidah & farings
• X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling
luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di
rongga leher, dada & abdomen
• XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan
serabut vagus
• XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot
intrinsil dan ekstrinsik lidah
 Tiap pasang saraf terletak pada segmen
tertentu (serviks, toraks, lumbar, dll.)
 Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai
tulang belakang di atasnya :
◦ 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
◦ 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
◦ 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
◦ 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
◦ 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
• Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan
konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam
tubuh yang sesuai
• Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik)
• Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk
menstimulasi efektor.
– Neuron preganglionik  muncul dari CNS ke ganglion
tubuh, bersinapsis dengan
– Neuron pascaganglionik  menuju organ efektor
(otot jantung, otot polos, atau kelenjar).
 Mengendalikan fungsi motorik viseral
 Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak
 Terdiri dari sistem saraf simpatis &
parasimpatis  berbeda anatomi maupun
fungsinya
 Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral
dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb.
 Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan
efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.
 Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem
lain justru menstimulasinya
 Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja
jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel,
dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental
 Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi
& pada pembaruan suplai energi
 Sistem simpatis = sistem adrenergik
Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang
meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif &
perlu energi)
 Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin
Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan
menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan
energi
 Ada keseimbangan antara keduanya
SISTEM SARAF OTONOM

CNS  jalur efferen  SS otonom  pleksus otonom 


organ efektor
Berperan 2 neuron :
 Neuron preganglionik : pada CNS
 Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion
otonom)
 Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut saraf
 Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
◦ 3 psg ganglion servikal
◦ 11 psg ganglion torakal
◦ 4 psg ganglion lumbal
◦ 4 psg ganglion sakral
◦ 1 psg ganglion koksigen
 Sering disebut sistem saraf torakolumbar
 Fungsi :
◦ Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh
darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut
motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik
otot tak sadar pada kulit
◦ Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
 Disebut sistem saraf kraniosakral
 Terbagi menjadi 2 bagian
◦ Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7
(fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
◦ Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk
urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2
SS simpatis membentuk pleksus yang
mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis Simpatis

• Sistem asetilkolin  Sistem adrenergik


• Rest, digest or repose  Fight, Flight or Fright
• Saat tubuh tidak aktif  Saat tubuh aktif
• Mis. Digesti, ekskresi,  Mis. Berkeringat nafas
urinasi dalam , peningkatan
• Menyimpan energi denyut jantung
• Segmen spinal  Menggunakan energi
kraniosakral (CN III, VII, IX,  Segmen spinal
X & S2-4) torakolumbal (T1-L2)
Parasimpatis Simpatis

• Serabut preganglionik • Serabut praganglionik


panjang/pascaganglioni pendek/ pasca
k pendek ganglionik panjang
• “D” division : Digestion, • “E” division : Exercise,
defecation & diuresis excitement, emergency
& embarrassment
• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik :
asetilkolin (Ach)  menstimulasi potensial aksi
neuron pascaganglionik
• Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik
pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin
• Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik
dan sebagian besar neuron pascaganglionik
parasimpatik  asetilkolin (ACh)
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Mata (Iris) Stimulates constrictor Stimulates dilator


muscles. Konstriksi Pupil muscles. Pupil dilates.

Mata (Otot Ciliaris) Stimulates. Lens No innervation.


accommodates – allows
for close vision
Kelenjar Salivary Watery secretion Mucous secretion
Kelenjar Keringat No innervation Stimulates sweating in
large amounts
(Cholinergic)
Gallbladder/ Perkemihan Stimulates smooth Inhibits gallbladder
muscle to contract smooth muscle
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Otot Jantung Decreases HR Increases HR and force of


contraction

Pembuluh darah Coronary Constricts Dilates

Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder Relaxes bladder smooth


smooth muscle; relaxes muscle; contracts
urethral sphincter urethral sphincter
Lungs/ Paru Contracts bronchiole Dilates bronchioles
(small air passage)
smooth muscle
Digestive Organs/Saluran Increases peristalsis and Decreases glandular and
erna enzyme/mucus secretion muscular activity

Liver No innervation No innervation (indirect


effect)
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Ginjal/Kidney No innervation Releases the enzyme


renin which acts to
increase BP
Penis Vasodilates penile Smooth muscle
arteries. Erection contraction. Ejaculation.

Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis

Blood Coagulation No effect Increases coagulation


rate

Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate

Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown


Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Mental Activity No innervation Increases alertness

Blood Vessels Little effect Constricts most blood


vessels and increases BP.
Exception – dilates blood
vessels serving skeletal
muscle fibers
(cholinergic)
Uterus Depends on stage of the Depends on stage of the
cycle cycle

Endocrine Pancreas Stimulates insulin Inhibits insulin secretion


secretion
1. Carlson, N. R. (2007). Physiology of behavior (9th
ed.). Boston: Pearson.
2. Pinel, J. P. J. (2006). Biopsychology (6th ed.).
Boston: Pearson.
3. Sherwood, L. (2007). Human physiology: From
cells to systems. Belmont, CA: Thomson.

You might also like